Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN

PUSTAKA

A. Definisi
Prolaps tali pusat di jalan lahir terdiri dari : tali pusat menumbung, tali pusat terkemuka,
dan tali pusat tersembunyi. Tali pusat menumbung adalah suatu keadaan di mana tali pusat
berada di samping atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban
pecah. Tali pusat yang mendahului bagian terbawah janin dan terdapat lebih rendah dari bagian
terbawah janin pada ketuban yang masih utuh disebut tali pusat terkemuka. Tali pusat yang
berada di samping bagian terbawah janin pada ketuban yang masih utuh disebut tali pusat
tersembunyi (Wiknjosastro, 2007).

A B C

Gambar 1. Tiga jenis tampilan tali pusat di jalan lahir. A) Tali pusat tersembunyi, B) Tali
pusat terkemuka, C) Tali pusat menumbung (Hughey, 2009).

B. Insiden
Insiden terjadinya prolaps tali pusat adalah 1 : 3000 kelahiran, tali pusat menumbung
kira-kira 1 : 200 kelahiran, tetapi insiden dari tali pusat tersembunyi 50 % tidak diketahui. Myles
melaporkan hasil penelitiannya dalam kepustakaan dunia bahwa angka kejadian prolaps tali
pusat berkisar antara 0,3 % sampai 0,6 % persalinan. Keadaan prolaps tali lebih mungkin terjadi
pada malpresentasi atau malposisi janin, antara lain : presentasi kepala (0,5 %), letak sungsang (5
%), presentasi kaki (15 %), dan letak lintang (20 %). Prolaps tali pusat juga sering terjadi jika tali
pusat panjang dan jika plasenta letak rendah. Mortalitas terjadinya tali pusat menumbung pada
janin sekitar 11-17 %. Penjepitan dan tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin terutama

1
kepala menyebabkan gangguan fungsi sirkulasi uteroplasenta yang membuat janin kekurangan
oksigen (hipoksia) dan menimbulkan kematian. (Mochtar,1998; Wiknjosastro, 2007; Yusuf,
2010).

C. Etiologi
Setiap faktor yang mengganggu adaptasi bagian terendah janin dengan pintu atas panggul
akan memberi kecendrungan (predisposisi) terjadinya prolaps tali pusat. Beberapa predisposisi
tersebut (HON, 2002; Mochtar, 1998; Wiknjosastro, 2007), sebagai berikut :
1. Presentasi atau letak janin yang tidak normal seperti letak lintang terutama pada punggung
janin di fundus, letak sungsang, presentasi muka atau dahi, dan presentasi ganda. Keadaan-
keadaan tersebut biasanya dapat membuat jalan lahir tidak terisi penuh, sehingga
memudahkan timbulnya prolaps tali pusat.
2. Keadaan di mana presentasi janin masih tinggi atau belum masuk pintu atas panggul, seperti
pada multiparitas, prematuritas dan panggul sempit.
3. Polihidramnion, di mana air ketuban lebih banyak dari normal sehingga sewaktu ketuban
pecah, air ketuban keluar sering disertai prolaps tali pusat.
4. Kehamilan ganda. Prolaps tali pusat sering terjadi saat melahirkan bayi yang ke-dua
5. Hidrosefalus dan anensefalus
6. Plasenta previa dan plasenta letak rendah

D. Diagnosis
Ibu tidak dapat merasakan adanya prolaps tali pusat pada dirinya. Masalah tampak ketika
memonitor denyut jantung bayi yang menujukkan penurunan denyut jantung (bradikardi), dan
penemuan saat melakukan vaginal toucher. Alat bantu yang dapat digunakan antara lain :
Doppler, kardiotokograf dan ultrasonografi. Gawat janin yang tampak dengan alat tersebut
menunjukkan pola deselerasi variable sebagai konsekuensi dari kompresi tali pusat. Diagnostik
tali pusat menumbung lebih mudah ditegakkan ketika terlihat atau terabanya jerat tali pusat di
dalam vagina yang terkadang sudah menjulur sampai di luar vulva. Pemeriksaan dalam
dilakukan untuk menegakkan diagnosa kemungkinan adanya tali pusat tersembunyi, letak
terkemuka atau tali pusat menumbung. Janin yang masih hidup teraba tali pusat berdenyut,

2
sebaliknya pada janin yang sudah mati tali pusat tidak berdenyut lagi (HON, 2002; Wiknjosastro,
2007).

Gambar 2. Kardiotokografi pasien dengan prolaps tali pusat (Hughey, 2009).

E. Penatalaksanaan
Upaya-upaya sebelum tindakan pengakhiran kehamilan segera (Wiknjosastro, 2007),
sebagai berikut :
1. Memposisikan ibu untuk menungging (knee-chest position) atau posisi trendelenburg
untuk mengurangi tekanan pada tali pusat
2. Mendorong bagian terendah janin ke kranial untuk mengurangi tekanan pada tali
pusat
3. Memantau terus denyut jantung janin dan pulsasi tali pusat
4. Resusitasi intrauterine melalui oksigenasi pada ibu

3
Gambar 3. Knee Chest Position dan Tredelenburg Position (Hughey, 2009)

Tindakan pengakhiran kehamilan tergantung pada kondisi servik dan kondisi janin
(Mochtar, 1998; Wiknjosastro, 2007), sebagai berikut :
1. Kondisi servik, tergantung dari pembukaannya belum lengkap atau sudah lengkap.
2. Kondisi janin, tergantung dari letak, presentasi, turunnya bagian terendah serta maturitas,
dan hidup atau matinya.
a) Pada pembukaan yang belum lengkap ;
1) Janin yang masih hidup (denyut jantung janin jelas dan teratur) pilihan utama
pengakhiran kehamilan adalah seksio sesaria
2) Janin yang sudah mati dibiarkan partus spontan
b) Pada pembukaan yang telah lengkap, perlu dipertimbangkan hal berikut :
1) Pada janin yang masih hidup sedapat mungkin lahir pervaginam dalam waktu
kurang dari setengah jam, sebaliknya pada janin yang sudah mati dengan presentasi
kepala dibiarkan partus spontan.
2) Pada presentasi kepala, dengan janin masih hidup dan ukuran kepala dalam batas
normal serta posisi kepala masih tinggi di atas pintu atas panggul, maka pilihan utama
pengakhiran kehamilan segera adalah versi dan ekstraksi.

4
3) Pada presentasi kepala, dengan janin masih hidup dan taksiran janin besar
serta kepala masih tinggi, maka pilihan utama pengakhiran kehamilan segera
adalah seksio sesaria
4) Pada presentasi kepala dengan kepala dan tali pusat yang masih berdenyut
telah jauh turun dalam panggul, maka segera dilakukan ekstraksi cunam.
5) Pada letak sungsang, pada janin hidup atau mati, persalinan diakhiri secara
ekstraksi kaki atau bokong
6) Pada letak lintang dengan janin yang masih hidup segera dilakukan seksio
sesaria. Pada janin yang sudah mati, diupayakan lahir pervaginam dapat dengan
embriotomi, seperti spondilotomi, dekapitasi atau eviserasi.

F. Prognosis
Tali pusat menumbung merupakan suatu keadaan darurat yang terutama
mengancam nyawa janin. Prognosis prolaps tali pusat pada ibu dan janin, sebagai berikut :
1. Prognosis bagi ibu umumnya baik. Anemia dan infeksi yang dapat terjadi oleh
karena perdarahan dan manipulasi atau tindakan dalam persalinan. Keadaan tersebut
dapat dicegah dan diatasi dengan transfusi darah dan antibiotika.
2. Prognosis bagi janin adalah tidak baik dan berisiko besar untuk meninggal terutama
pada
letak kepala. Tekanan parsial pada tali pusat yang berlangsung kurang dari 7 menit
tidak membahayakan. Tekanan sempurna pada tali pusat yang berlangsung kurang
dari 7 menit atau tekanan parsial yang berlangsung lebih dari 7 menit akan
mengakibatkan kematian janin atau kerusakan susunan saraf pusat (cerebral palsy).

Anda mungkin juga menyukai