Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

INTRA UTERINE FETAL DEATH ET CAUSA


TALI PUSAT MENUMBUNG

Disusun Oleh :

Nuzly Qhadri Akmal

060111221

Pembimbing : Dr. Jefferson Rompas, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK MADYA SMF OBSTAETRI GINEKOLOGI

RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

2011
PENDAHULUAN

Prolaps tali pusat merupakan salah satu kasus kegawatdaruratan dalam bidang obstetri.
Prolaps tali pusat terdiri dari tali pusat terkemuka, tali pusat menumbung dan tali pusat
tersembunyi. Insiden terjadinya prolaps tali pusat adalah 1 : 3000 kelahiran, tali pusat
menumbung kira-kira 1 : 200 kelahiran, sedangkan tali pusat tersembunyi 50 % tidak diketahui.
Myles melaporkan hasil penelitiannya dalam kepustakaan dunia bahwa angka kejadian prolaps
tali pusat berkisar antara 0,3 % sampai 0,6 % persalinan. Keadaan prolaps tali lebih mungkin
terjadi pada malpresentasi atau malposisi janin, antara lain : presentasi kepala (0,5 %), letak
sungsang (5 %), presentasi kaki (15 %), dan letak lintang (20 %). Prolaps tali pusat juga sering
terjadi jika tali pusat panjang dan jika plasenta letak rendah. Mortalitas terjadinya tali pusat
menumbung pada janin sekitar 11-17 % (Mochtar,1998; Yusuf, 2010).

Prolaps tali pusat secara langsung tidak mempengaruhi keadaan ibu, sebaliknya sangat
membahayakan janin. Tali pusat menumbung, di mana ketuban sudah pecah dan tali pusat
berada di bawah bagian terendah janin, keadaan tersebut membuat tali pusat dapat tertekan
antara bagian terendah janin dan dinding panggul yang akhirnya menimbulkan asfiksia pada
janin. Bahaya terbesar adalah pada presentasi kepala, karena setiap saat tali pusat dapat terjepit
antara bagian terendah janin dengan jalan lahir sehingga mengakibatkan gangguan oksigenasi
janin. Pada tali pusat terkemuka, sebelum ketuban pecah, ancaman terhadap janin tidak seberapa
besar, tetapi setelah ketuban pecah, bahaya kematian janin sangat besar (Wiknjosastro, 2007;
Yusuf, 2010).
Prolaps tali pusat di jalan lahir terdiri dari : tali pusat menumbung, tali pusat terkemuka,
dan tali pusat tersembunyi. Tali pusat menumbung adalah suatu keadaan di mana tali pusat
berada di samping atau melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban
pecah. Tali pusat yang mendahului bagian terbawah janin dan terdapat lebih rendah dari bagian
terbawah janin pada ketuban yang masih utuh disebut tali pusat terkemuka. Tali pusat yang
berada di samping bagian terbawah janin pada ketuban yang masih utuh disebut tali pusat
tersembunyi (Wiknjosastro, 2007).
A B C

Gambar 1. Tiga jenis tampilan tali pusat di jalan lahir. A) Tali pusat tersembunyi, B) Tali
pusat terkemuka, C) Tali pusat menumbung (Hughey, 2009).

Penjepitan dan tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin terutama kepala
menyebabkan gangguan fungsi sirkulasi uteroplasenta yang membuat janin kekurangan oksigen
(hipoksia) dan menimbulkan kematian. (Mochtar,1998; Wiknjosastro, 2007; Yusuf, 2010).

A. Etiologi
Setiap faktor yang mengganggu adaptasi bagian terendah janin dengan pintu atas panggul
akan memberi kecendrungan (predisposisi) terjadinya prolaps tali pusat. Beberapa predisposisi
tersebut (HON, 2002; Mochtar, 1998; Wiknjosastro, 2007), sebagai berikut :
1. Presentasi atau letak janin yang tidak normal seperti letak lintang terutama pada punggung
janin di fundus, letak sungsang, presentasi muka atau dahi, dan presentasi ganda. Keadaan-
keadaan tersebut biasanya dapat membuat jalan lahir tidak terisi penuh, sehingga
memudahkan timbulnya prolaps tali pusat.
2. Keadaan di mana presentasi janin masih tinggi atau belum masuk pintu atas panggul, seperti
pada multiparitas, prematuritas dan panggul sempit.
3. Polihidramnion, di mana air ketuban lebih banyak dari normal sehingga sewaktu ketuban
pecah, air ketuban keluar sering disertai prolaps tali pusat.
4. Kehamilan ganda. Prolaps tali pusat sering terjadi saat melahirkan bayi yang ke-dua
5. Hidrosefalus dan anensefalus
6. Plasenta previa dan plasenta letak rendah
B. Diagnosis
Ibu tidak dapat merasakan adanya prolaps tali pusat pada dirinya. Masalah tampak ketika
memonitor denyut jantung bayi yang menujukkan penurunan denyut jantung (bradikardi), dan
penemuan saat melakukan vaginal toucher. Alat bantu yang dapat digunakan antara lain :
Doppler, kardiotokograf dan ultrasonografi. Gawat janin yang tampak dengan alat tersebut
menunjukkan pola deselerasi variable sebagai konsekuensi dari kompresi tali pusat. Diagnostik
tali pusat menumbung lebih mudah ditegakkan ketika terlihat atau terabanya jerat tali pusat di
dalam vagina yang terkadang sudah menjulur sampai di luar vulva. Pemeriksaan dalam
dilakukan untuk menegakkan diagnosa kemungkinan adanya tali pusat tersembunyi, letak
terkemuka atau tali pusat menumbung. Janin yang masih hidup teraba tali pusat berdenyut,
sebaliknya pada janin yang sudah mati tali pusat tidak berdenyut lagi (HON, 2002; Wiknjosastro,
2007).

Gambar 2. Kardiotokografi pasien dengan prolaps tali pusat (Hughey, 2009).

C. Penatalaksanaan
Upaya-upaya sebelum tindakan pengakhiran kehamilan segera (Wiknjosastro, 2007),
sebagai berikut :
1. Memposisikan ibu untuk menungging (knee-chest position) atau posisi trendelenburg
untuk mengurangi tekanan pada tali pusat
2. Mendorong bagian terendah janin ke kranial untuk mengurangi tekanan pada tali
pusat
3. Memantau terus denyut jantung janin dan pulsasi tali pusat
4. Resusitasi intrauterine melalui oksigenasi pada ibu

Gambar 3. Knee Chest Position dan Tredelenburg Position (Hughey, 2009)

Tindakan pengakhiran kehamilan tergantung pada kondisi servik dan kondisi janin
(Mochtar, 1998; Wiknjosastro, 2007), sebagai berikut :
1. Kondisi servik, tergantung dari pembukaannya belum lengkap atau sudah lengkap.
2. Kondisi janin, tergantung dari letak, presentasi, turunnya bagian terendah serta maturitas, dan
hidup atau matinya.
a) Pada pembukaan yang belum lengkap ;
1) Janin yang masih hidup (denyut jantung janin jelas dan teratur) pilihan utama
pengakhiran kehamilan adalah seksio sesaria
2) Janin yang sudah mati dibiarkan partus spontan
b) Pada pembukaan yang telah lengkap, perlu dipertimbangkan hal berikut :
1) Pada janin yang masih hidup sedapat mungkin lahir pervaginam dalam waktu kurang
dari setengah jam, sebaliknya pada janin yang sudah mati dengan presentasi kepala
dibiarkan partus spontan.
2) Pada presentasi kepala, dengan janin masih hidup dan ukuran kepala dalam batas
normal serta posisi kepala masih tinggi di atas pintu atas panggul, maka pilihan utama
pengakhiran kehamilan segera adalah versi dan ekstraksi.
3) Pada presentasi kepala, dengan janin masih hidup dan taksiran janin besar serta
kepala masih tinggi, maka pilihan utama pengakhiran kehamilan segera adalah seksio
sesaria
4) Pada presentasi kepala dengan kepala dan tali pusat yang masih berdenyut telah jauh
turun dalam panggul, maka segera dilakukan ekstraksi cunam.
5) Pada letak sungsang, pada janin hidup atau mati, persalinan diakhiri secara ekstraksi
kaki atau bokong
6) Pada letak lintang dengan janin yang masih hidup segera dilakukan seksio sesaria.
Pada janin yang sudah mati, diupayakan lahir pervaginam dapat dengan embriotomi,
seperti spondilotomi, dekapitasi atau eviserasi.

D. Prognosis
Tali pusat menumbung merupakan suatu keadaan darurat yang terutama mengancam
nyawa janin. Prognosis prolaps tali pusat pada ibu dan janin, sebagai berikut :
1. Prognosis bagi ibu umumnya baik. Anemia dan infeksi yang dapat terjadi oleh karena
perdarahan dan manipulasi atau tindakan dalam persalinan. Keadaan tersebut dapat
dicegah dan diatasi dengan transfusi darah dan antibiotika.
2. Prognosis bagi janin adalah tidak baik dan berisiko besar untuk meninggal terutama pada
letak kepala. Tekanan parsial pada tali pusat yang berlangsung kurang dari 7 menit tidak
membahayakan. Tekanan sempurna pada tali pusat yang berlangsung kurang dari 7 menit
atau tekanan parsial yang berlangsung lebih dari 7 menit akan mengakibatkan kematian
janin atau kerusakan susunan saraf pusat (cerebral palsy).
LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : Ny. TA

Umur : 17 Tahun

Alamat : paal 4

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Bangsa : Indonesia

Agama : Kr. Protestan

Pendidikan : SMP

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan

Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan teratur sejak jam 07.00 (10-10-2011)

Riwayat Penyakit Sekarang :

 Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan teratur sejak jam 07.00 (10-10-
2011)
 Pelepasan lendir campur darah (+)
 Pelepasan air dari jalan lahir (+) sejak jam 08.00 (10-10-2011) diikuti dengan keluarnya
tali pusat
 Pergerakan janin (-) dirasakan sebelum MRS

Riwayat Penyakit Dahulu :

 Riwayat penyakit jantung, hati, ginjal, kencing manis,darah tinggi disangkal

Buang Air Besar/Buang Air Kecil : Biasa

ANAMNESIS KEBIDANAN

Riwayat Kehamilan Sekarang :


 Muntah (-)
 Oedema (-)
 Penglihatan terganggu (-)
 Sakit kepala (-)
 Kencing terlalu sering (-)
 Defekasi tidak teratur (-)
 Perdarahan (-)
 Keputihan (-)
 Kejang (-)

Pemeriksaan Antenatal :

PAN 4X di Bidan

Riwayat Haid :

Haid (menarche) 11 tahun siklus teratur lamanya 7 hari

HPHT : 30-12-2010 TTP : 7-10-2011

Riwayat Keluarga :

Perkawinan I selama 1 bulan

Riwayat Kehamilan :

Baru pertama kali hamil

Keluarga Berencana :

Pasien belum pernah ikut KB, sesudah melahirkan akan ikut KB suntik

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Umum

Status Praesens

 Keadaan Umum : Cukup


 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 80 x/m
 Pernapasan : 24 x/m
 Suhu : 36,7o C
 Kepala : Kepala Bentuk Simetris, kedua konjungtiva tidak anemis, kedua sklera tidak
ikterik, telinga normal, tidak ada sekret yang keluar dari liang telinga, hidung bentuk
normal dan tidak ada sekret, tenggorokan tidak hiperemis dan caries dentis (-).
 Leher : tidak ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening
 Dada: bentuk simetris Normal
 Jantung : Bunyi Jantung I-II Normal, Tidak ada bising jantung
 Paru-paru : tidak ditemukan Ronkhi dan wheezing dikedua lapangan paru
 Abdomen : Hepar dan Lien sukar dievaluasi
 Alat kelamin : Alat kelamin wanita Normal
 Anggota Gerak : Oedem (-), Varices (-)
 Refleks-refleks Fisiologis Normal, refleks patologis negatif

Status Obstetri

 Tinggi fundus uteri (TFU) : 26cm


 Letak anak : Letak kepala U punggung kiri
 BJA : (-)
 His : 7’- 8’ // 15”- 20”
 Gerakan janin : (-)
 Pemeriksaan Dalam : Eff . 90% Pembukaan 2-3, ketuban (-), presenting part (PP) Kepala
H-II

Pemeriksaan Laboratorium

 Hb : 12,6 g/dl
 Leukosit : 10500 /mm3
 Trombosit : 313000 /mm3

Resume Masuk

G1P0A0 17 tahun masuk rumah sakit tanggal 10-10-2—11 jam 10.00 dengan keluhan Nyeri perut
bagian bawah ingin melahirkan, nyeri perut dirasakan teratur sejak jam 07.00 (10-10-2011),
pelepasan lendir campur darah (+), pelepasan air dari jalan lahir (+) sejak jam 08.00 (10-10-
2011) diikuti dengan keluarnya tali pusat, pergerakan janin (-) dirasakan sebelum masuk rumah
sakit, riwayat penyakit dahulu disangkal. PAN 4X di Bidan, HPHT 30-12-2010, TTP 7-10-2011.

Status Praesens : KU: Cukup, Kes: CM, T: 120/80mmHg N: 80x/m, R: 24x/m, Sb: 36,70C

Status obstetri : TFU:26cm, BJJ:(-), Letak anak:Letak kepala U punggung kiri, His7’-8’//15”-20”

Pemeriksaan Dalam : Eff . 90% Pembukaan 2-3, ketuban (-), presenting part Kepala H-II
Diagnosis Sementara

G1P0A0 17 tahun, hamil 40-41 minggu, inpartu kala I, janin intra uterine tunggal Fetal Death +
Tali pusat menumbung.

Sikap/Terapi/Rencana

- Lab, USG
- Observasi T, N, R, S, His
- Lapor konsulen
o Advis : Konseling, rencana partus pervaginam

OBSERVASI PERSALINAN

10-10-2011

Jam 11.00

St. Praesens : Kes: CM, T: 120/80 mmHg, N: 80x/m, R: 24x/m

St. Obstetri : His (+) : 6’-7’//20”-25” BJJ: (-)

PD: Eff. 90% pembukaan 3-4 cm, ketuban (-) PP Kepala H II-III

Diagnosis: G1P0A0 17 tahun, hamil 40-41 minggu, inpartu kala I, janin intra uterine tunggal Fetal
Death + Tali pusat menumbung.

Sikap :

- Rencana partus pervaginam


- Lab, USG
- Observasi T, N, R, S, His
- Lapor konsulen
o Advis : Konseling, rencana partus pervaginam

Jam 11.00-11.30 His : 6’-7’//20”-25” BJJ (-)

Jam 11.30-12.00 His : 6’-7’//20”-25” BJJ (-)

Jam 12.00-12.30 His : 5’-6’//25”-30” BJJ (-)

Jam 12.30-13.00 His : 5’-6’//25”-30” BJJ (-)


Jam 13.00-13.30 His : 4’-5’//30”-35” BJJ (-)

Jam 13.30-14.00 His : 4’-5’//30”-35” BJJ (-)

Jam 14.00

St. Praesens : Kes: CM, T: 120/80 mmHg, N: 80x/m, R: 24x/m

Diagnosis: G1P0A0 17 tahun, hamil 40-41 minggu, inpartu kala I, janin intra uterine tunggal Fetal
Death + Tali pusat menumbung.

Sikap :

- Rencana partus pervaginam


- Lab, USG
- Observasi T, N, R, S, His

Jam 14.00-14.30 His : 3’-4’//35”-40” BJJ (-)

Jam 14.30-15.00 His : 3’-4’//35”-40” BJJ (-)

Jam 15.00

PD: Eff. 90% pembukaan 7-8 cm, ketuban (-) PP Kepala H III

Diagnosis: G1P0A0 17 tahun, hamil 40-41 minggu, inpartu kala I, janin intra uterine tunggal Fetal
Death + Tali pusat menumbung.

Sikap :

- Rencana partus pervaginam


- Lab, USG
- Observasi T, N, R, S, His

Jam 15.30-16.00 His : 3’-4’//40”-45” BJJ (-)

Jam 16.00-16.30 His : 3’-4’//40”-45” BJJ (-)

Jam 16.30-17.00 His : 2’-3’//45”-50” BJJ (-)


Jam 17.00-17.30 His : 2’-3’//50”-55” BJJ (-)

Jam 17.30

Ibu ingin mengedan

PD: Pembukaan lengkap, ketuban (-) PP Kepala H III-IV

Diagnosis: G1P0A0 17 tahun, hamil 40-41 minggu, inpartu kala I, janin intra uterine tunggal Fetal
Death + Tali pusat menumbung.

Sikap : Pimpin mengedan

Jam 18.05

Lahir bayi Perempuan, spontan letak belakang kepala, Berat Badan lahir 2600gr, Panjang Badan
Lahir 51 cm. Mati (†)

Jam 18.10

Lahir plasenta lengkap dengan selaputnya, Berat plasenta 400gr.


DISKUSI

Diagnosis dan penatalaksanaan pada kasus ini ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik
dan anamnesis. Anamnesis yang didapatkan adalah pasien datang ke RSU Prof R.D. Kandou
Manado jam 10.00 (10-102011) karena mengeluh nyeri perut bagian bawah Nyeri perut bagian
bawah ingin melahirkan dirasakan teratur sejak jam 07.00 (10-10-2011) Pelepasan lendir campur
darah (+), Pelepasan air dari jalan lahir (+) sejak jam 08.00 (10-10-2011) diikuti dengan
keluarnya tali pusat, Pergerakan janin (-) dirasakan sebelum MRS. Dari hasil pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vial dalam batas Normal, TFU: 26cm, Letak anak : Letak kepala U punggung
kiri, BJA (-), His : 7’- 8’ // 15”- 20”, Gerakan janin (-), PD: Eff . 90% Pembukaan 2-3, ketuban (-
), presenting part (PP) Kepala H-II dengan tali pusat menjulur sampai ke luar vulva. Dari hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik di RSU Prof R. D. Kandou Manado ditegakkan diagnosa
bahwa pasien adalah G1P0A0 17 tahun, hamil 40-41 minggu, inpartu kala I, janin intra uterine
tunggal Fetal Death + Tali pusat menumbung. Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan lab, USG
serta diobservasi tanda vital, dan HIS, lalu dilaporkan konsulen advis : konseling dan rencana
partus pervaginam.

Pada pasien ini direncanakan dan dilakukan partus pervaginam bukan sectio secaria
karena dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan janin didalam cavum uteri sudah
meninggal akibat tali pusat menumbung yang menjulur sampai keluar vulva, berdasarkan teori
pengakhiran kehamilan pada prolaps uteri (tali pusat menumbung) itu tergantung pada kondisi
servik serta kondisi janinnya pada janin yang sudah mati maka dibiarkan partus spontan.
Ditambah lagi pada pasien ini sudah didapatkan His yang teratur sehingga tinggal mengobservasi
his dan pembukaannya saja untuk pengeluaran janin yang mati secara spontan. Sedangkan
apabila didapatkan keadaan dimana janin masih hidup dengan tali pusat menumbung maka
pasien sebaiknya terlebih dahulu diposisikan trendelenberg atau knee chest position agar bagian
terendah janin tidak menekan tali pusat yang terbawah. Lalu bisa dilakukan sectio secaria Cito.

Tali pusat menumbung merupakan suatu keadaan darurat yang terutama mengancam
nyawa janin. Prognosis bagi ibu umumnya baik. Anemia dan infeksi yang dapat terjadi oleh
karena perdarahan dan manipulasi atau tindakan dalam persalinan. Keadaan tersebut dapat
dicegah dan diatasi dengan transfusi darah dan antibiotika. Sedangkan Prognosis bagi janin
adalah tidak baik dan berisiko besar untuk meninggal terutama pada letak kepala. Tekanan
parsial pada tali pusat yang berlangsung kurang dari 7 menit tidak membahayakan. Tekanan
sempurna pada tali pusat yang berlangsung kurang dari 7 menit atau tekanan parsial yang
berlangsung lebih dari 7 menit akan mengakibatkan kematian janin atau kerusakan susunan
saraf pusat (cerebral palsy).
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Pada kasus prolaps uteri dimana tali pusat menumbung merupakan suatu keadaan darurat
yang butuh penanganan segera.
Diperlukan upaya-upaya segera saat didapatkan keadaan tersebut seperti memposisikan ibu
dalam posisi knee chest position atau posisi trendelenberg agar bagian terendah janin tidak
menekan tali pusat yang menumbung.
Pada keadaan tali pusat menumbung harus dilakukan terminasi sesegera mungkin apabila
janin masih hidup sedangkan apabila janin sudah mati maka dibiarkan partus spontan.
Keadaan janin pada kasus ini dikarenakan karena ibu kurang mengetahui dan paham tentang
tanda-tanda inpartu yang harus mendapatkan pertolongan segera.
2. Saran
Pada pasien disarankan agar sesegera mungkin memeriksakan dirinya saat masa kehamilan
apalagi saat kehamilannya sudah cukup bulan dan apabila telah dirasakan tanda-tanda ingin
melahirkan tanpa menunda-nunda segera datang ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
DAFTAR PUSTAKA

HON, 2002. Prolapsed Umbilical Cord. Available from : http://www.hon.ch.html. Accesed on


May 10th, 2011

Hughey MJ., 2009. Prolapsed Umbilical Cord. Available from : http://www.brooksidepress.org.


Accesed on May 10th, 2011

Mochtar R., 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi Edisi 2. Jakarta :
EGC

Wiknjosastro H., 2007. Ilmu Bedah Kebidanan Edisi Pertama Cetakan Ketujuh. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Yusuf I., 2010. Prolaps Tali Pusat. Available from : http://www.infokedokteran.com. Accesed on
May 10th, 2011

Anda mungkin juga menyukai