Anda di halaman 1dari 10

Rauzatil Aula Kasturi

1907101030022

Summary, Vignette dan Brain Mapping

Ny. Z, 25 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu datang dengan suaminya


ke Puskesmas Ulee Kareng dengan keluhan perut mulas-mulas, 12 jam yang lalu
ibu mengaku keluar lendir darah. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan KU sakit
sedang, Vital sign TD 120/80 mmHg, HR 86 X/menit, RR 20x/menit, T 36,6ᵒC
dengan His 4 x dalam 10 menit, DJJ 154x/menit, TFU 37 cm, presentasi kepala.
Pada pemeriksaan dalam didapatakan pembukaan serviks 8 cm, ketuban intak, tali
pusat teraba pada jalan lahir yang masih berdenyut disamping kepala dari janin.

Apa yang terjadi pada Ny. Z dan janinnya?

Bagaimana tatalaksana yang tepat untuk kasus Ny. Z?


PROLAPS TALI PUSAT

DEFINISI

Prolaps tali pusat adalah suatu kondisi dimana tali pusat keluar melalui uterus
menuju serviks sebelum janin keluar. Prolaps tali pusat dapat terjadi pada selaput
ketuban yang telah pecah maupun masih intak. Kondisi ini merupakan
kegawatdaruratan obstetrik yang berpotensi menimbulkan morbiditas dan
mortalitas janin yang tinggi. 1,2

EPIDEMIOLOGI

Prolaps tali pusat merupakan komplikasi yang jarang terjadi, kurang dari
1:200 kelahiran, tetapi dapat mengakibatkan tingginya kematian janin. Perkiraan
kejadian prolaps tali pusat berkisar antara 1,4 hingga 6,2 per 1000. Mayoritas kasus
prolaps tali pusat terjadi pada kehamilan gestasi tunggal, pada kehamilan kembar,
kejadian prolaps tali pusat akan meningkat pada kehamilan kembar kedua.
Kebanyakan prolaps terjadi segera setelah pecahnya ketuban. 2,3

FAKTOR RISIKO

Faktor dasar yang merupakan faktor predisposisi prolaps tali pusat adalah
tidak terisinya secara penuh pintu atas panggul dan serviks oleh bagian terendah
janin. 2
 Kehamilan ganda
 Tumor di panggul yang mengganggu masuknya bagian terendah janin
 Tali pusat abnormal panjang (> 75 cm)
 Plasenta letak rendah
 Solusio plasenta
 Ketuban pecah dini
Tabel. Faktor Resiko dari Prolaps Tali Pusat. 1

KLASIFIKASI

Prolaps tali pusat dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 2

 Tali pusat terkemuka, bila tali pusat berada di bawah bagian terendah janin
dan ketuban masih intak.
 Tali pusat menumbung, bila tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah
pecah, ke serviks, dan turun ke vagina.
 Occub prolapse, tali pusat berada di samping bagian terendah janin turun ke
vagina. Tali pusat dapat teraba atau tidak, ketuban dapat pecah atau tidak.

PATOFISIOLOGI

Tekanan pada tali pusat oleh bagian terendah janin dan jalan lahir akan
mengurangi atau menghilangkan sirkulasi plasenta. Bila tidak dikoreksi,
komplikasi ini dapat mengakibatkan kematian janin. Obstruksi yang lengkap dari
tali pusat menyebabkan dengan segera berkurangnya detak jantung janin (deselerasi
variabel). Bila obstruksinya hilang dengan cepat, detak jantung Janin akan kembali
normal. Akan tetapi, bila obstruksinya menetap terjadilah deselerasi yang
dilanjutkan dengan hipoksia langsung terhadap miokard sehingga mengakibatkan
deselerasi yang lama. Bila dibiarkan, terjadi kematian janin. Jika obstruksinya
sebagian, akan menyebabkan akselerasi detak jantung. Penutupan vena umbilikalis
mendahului penutupan arteri yang menghasilkan hipovolemi janin dan
mengakibatkan akselerasi jantung janin. Gangguan aliran darah yang lama melalui
tali pusat menghasilkan asidosis respiratoir dan metabolik yang berat, berkurangnya
oksigenisasi janin, bradikardia yang menetap, dan akhirnya kematian janin. Prolaps
tali pusat tidak berpengaruh langsung pada kehamilan atau jalannya persalinan. 2,4

DIAGNOSIS

Beberapa cara untuk mendiagnosis prolaps tali pusat yaitu: 1,2

1. Terdapat tali pusat yang keluar dari introitus vagina (tali pusat menumbung,
saat ketuban sudah pecah)
2. Pada saat dilakukan pemeriksaan dalam, tali pusat tidak sengaja terlihat atau
teraba pada jalan lahir lebih rendah dari bagian terendah janin (tali pusat
terkemuka, saat ketuban masih utuh)
3. Pada saat auskultasi, terdengar jantung janin yang ireguler, biasanya dengan
bradikardi yang jelas terutama berhubungan dengan kontraksi uterus.
4. Monitoring denyut jantung janin yang berkesinambungan memperlihatkan
adanya deselerasi variabel.
5. Tekanan bagian terendah janin oleh manipulasi eksterna terhadap pintu atas
panggul mengakibatkan menurunnya detak jantung secara mendadak
menandakan kompresi tali pusat.
6. Setelah ketuban pecah, lakukan lagi pemeriksaan tali pusat bila ibu memiliki
faktor risiko, bila ibu tidak memiliki faktor risiko dan ketuban jernih,
pemeriksaan tali pusat tidak perlu dilakukan.
7. Jika pecah ketuban terjadi spontan, denyut jantung janin normal, dan tidak
ada faktor risiko prolaps tali pusat, pemeriksaan vagina tidak perlu dilakukan
bila ketuban jernih.
8. Setelah ketuban pecah, periksa pula denyut jantung janin. Curigai adanya
prolaps tali pusat bila ada perubahan pola denyut jantung janin yang abnormal
setelah ketuban pecah atau amniotomi.

TATALAKSANA

Diperlukan tindakan yang cepat, terapi definitif adalah melahirkan janin


dengan segera. Bahaya terhadap ibu dan janin akan berkurang bila dilakukan seksio
sesarea dari pada persalinan pervaginam yang dipaksakan pada pembukaan yang
belum lengkap. Sambil menunggu persiapan seksio sesarea, tekanan pada tali pusat
oleh bagian terendah janin dapat diminimalisasi dengan posisi knee chest,
Trendelenburg, atau posisi Sim.2,4
Bila sebelumnya diberi oksitosin, obat ini harus dihentikan. Sebaiknya jenis
apa pun dari prolaps tali pusat, bila syarat-syarat untuk melakukan persalinan
pervaginam belum terpenuhi, sebaiknya dilakukan seksio sesarea untuk
menyelamatkan janin. Persalinan pervaginam segera hanya mungkin bila
pembukaan lengkap, bagian terendah janin telah masuk panggul, dan tidak ada
CPD.2

Gambar Algoritma Penanganan Prolaps Tali Pusat 1


KOMPLIKASI 2,4

Komplikasi ibu seperti

 Laserasi jalan lahir,


 Ruptur uteri,
 Atonia uteri akibat anestesia,
 Anemia dan infeksi dapat terjadi sebagai akibat dari usaha menyelamatkan
bayi

PROGNOSIS 2,4

Kematian perinatal dapat terjadi sekitar 20-30%. Prognosis janin membaik


dengan seksio sesarea. Prognosis janin bergantung pada beberapa faktor berikut:

 Angka kematian untuk bayi prematur dengan prolaps tali pusat hampir 4 kali
lebih tinggi daripada bayi aterm.
 Bila gawat janin dibuktikan oleh detak jantungyang abnormal, adaoya cairan
amnion yang terwarnai oleh mekonium, atau tali pusat pulsasinya lemah,
maka prognosis janin buruk.
 Jarak antara terjadinya prolaps dan persalinan merupakan faktor yang paling
kritis untuk janin hidup.
 Dikenalnya segera prolaps memperbaiki kemungkinan janin hidup.
 Angka kematian janin pada prolaps tali pusat yang letaknya sungsang atau
lintang sama tingginya dengan presentasi kepala. Hal ini menghapuskan
perkiraan bahwa pada kedua letak janin yang abnormal tekanan pada tali
pusatnya tidak kuat.
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Buku Saku Pelayanan Kesahatan Ibu di Fasilitas


Kesehatan dan Rujukan. Edisi Pert. Jakarta: World Health Organization,;
2013.
2. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2014.
3. Bousra M, Stone A, Rathbun K. Umbilical Cord Prolapse. In: Statpearls
(Internet). Treasure Island (FL): Statpearls Publishing; 2020.
4. Cunningham F, Leveno K, Bloom S. Williams Obstetrics. 23th ed. United
States: McGraw Hill Education; 2015.
BRAIN MAPPING
VIGNETTE

Skenario 1

Ny. Z, 25 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu datang dengan suaminya


ke Puskesmas Ulee Kareng dengan keluhan perut mulas-mulas, 12 jam yang lalu
ibu mengaku keluar lendir darah. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan KU sakit
sedang, Vital sign TD 120/80 mmHg, HR 86 X/menit, RR 20x/menit, T 36,6ᵒC
dengan His 4 x dalam 10 menit, DJJ 154x/menit, TFU 37 cm, presentasi kepala.
Pada pemeriksaan dalam didapatakan pembukaan serviks 8 cm, ketuban intak, tali
pusat teraba pada jalan lahir yang masih berdenyut disamping kepala dari janin.

Apakah diagnosis yang tepat pada kasus Ny. Z?

A. Prolaps tali pusat tertutup


B. Prolaps tali pusat terkemuka
C. Prolaps tali pusat menumbung
D. Occub prolaps
E. Solusio plasenta
Skenario 2

Ny. Y, 36 tahun, G1P2A0 usia kehamilan 38 minggu datang dengan suaminya


ke Puskesmas Kuta Alam dengan keluhan perut mulas-mulas dan keluarnya cairan
jernih tidak berbau amis, 10 jam yang lalu ibu mengaku keluar lendir darah dari
vaginanya. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan KU sakit sedang, Vital sign
TD120/80 mmHg, HR 88 X/menit, RR 20x/menit, T 36,7ᵒC dengan,
DJJ150X/menit, TFU 38 cm, letak bayi sungsang. Pada pemeriksaan dalam
didapatkan cairan jernih keluar dari serviks pada introitus vagina, pembukaan
serviks 8 cm, tali pusat teraba keluar di bagian vagina pada jalan lahir, berdenyut.

Bagaimana Tatalaksana yang tepat untuk kasus Ny. Y?

A. Rujuk segera
B. Induksi persalinan
C. Masukka kembali tali pusat letakkan disamping janin
D. Pemberian oksitosin, lahirkan pervaginan segera
E. Berikan O2, tidak memindah tali pusat manual, Ibu knee chest, tokolitis,
rujuk

Anda mungkin juga menyukai