TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Singkat dari Tali Pusat
Tali pusat terbentuk dari body stalk sebagai penghubung antara janin dengan
plasenta. Tali pusat berasal dari yolk sack dan allantoins. Pada umur 5 minggu
yolk sack mulai terbentuk untuk memberikan nutrisi bagi janin.
Anatomi tali pusat :
1. Panjangnya sekitar 35-70 cm, diameter 1,5 cm.
2. Terpanjang yang pernah dilaporkan sekitar 200 cm, sedangkan terpendek
sepanjang 2 cm.
3. Terdiri dari dua arteri umbilikalis yang merupakan cabang dari arteri
hipogastrika interna. Fungsinya : mencegah oksigen dan nutrisi dari janin
kembali ke ibu.
5. Terbungkus oleh jelly Wharton sehingga terlindung dari kemungkinan kompresi yang akan mengganggu aliran darah dari dan menuju janin melalui
retroplasenta sirkulasi. Tali pusat lebih panjang sehingga tampak berlikuliku dalam jelly Wharton.
Keberadaan tali pusat mempunyai kepentingan khusus diantaranya :
1. Tali pusat merupakan penyalur nutrisi dan O2 sehingga janin mendapat
kalori yang cukup untuk tumbuh kembang di dalam rahim.
2. Tali pusat yang cukup panjang akan memberikan kesempatan janin untuk
bergerak sehingga aktivitas otot dan lainnya terlatih sebelum persalinan
berlangsung.
3. Saat persalinan terjadi, ada kemungkinan sirkulasi retroplasenta terganggu,
tetapi tali pusat yang dilindungi oleh jelly Wharton, tidak akan terganggu.
B. Pengertian dari Prolapsus Tali Pusat
-
Prolaps corda umbilical atau prolapsus tali pusat atau prolaps tali pusat
adalah tali pusat berada di samping atau melewati bagian terendah janin
dalam jalan lahir sebelum ketuban pecah.
Prolaps tali pusat adalah tali pusat berada disamping atau melewati bagian
terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketubah pecah (Saifuddin, 2008).
Prolaps tali pusat adalah keadaan darurat yang mana keadaan tali pusat
dipindahkan diantara bagian yang disiapkan untuk janin dan tulang pelvis
ibu (Maternal Invant Health, hal. 68).
Faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi gangguan adaptasi, frekuensi presentasi abnormal yang lebih besar.
d. Polihidramnion
Ketika ketuban pecah, sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan tali
pusat hanyut ke bawah.
2. Etiologi Maternal
a. Disproporsi kepala panggul
Disproporsi antara panggul dan bayi menyebabkan kepala tidak dapat
turun dan pecahnya ketuban dapat diikuti tali pusat menumbung.
b. Bagian terendah yang tinggi
Tertundanya penurunan kepala untuk sementara dapat terjadi meskipun panggul normal.
3. Etiologi dari Tali Pusat dan Plasenta
a. Tali pusat yang panjang
Semakin panjang tali pusat, maka semakin mudah menumbung.
b. Plasenta letak rendah
Jika plasenta dekat serviks maka akan menghalangi penurunan bagian
terendah. Disamping itu insersi tali pusat lebih dekat serviks.
D. Klasifikasi dari Prolapsus Tali Pusat
Prolapsus tali pusat dibedakan atas tiga, yaitu :
1. Tali pusat menumbung disebut juga prolapsus funikuli adalah jika tali pusat
teraba keluar atau berada di samping dan melewati bagian terendah janin di
dalam jalan lahir. Tali pusat dapat prolaps ke dalam vagina atau bahkan di
luar vagina setelah ketuban pecah.
Tali pusat lebih mungkin mengalami prolapsus jika ada sesuatu yang mencegah bagian presentasi janin di segmen bawah uterus atau penurunannya ke
dalam panggul ibu.
Presentasi tali pusat dan tali pusat tersembunyi jarang terdiagnosis, sehingga memerlukan pemeriksaan yang teliti. Pemeriksaan ini harus dilakukan pada
semua kasus persalinan, seperti pada persalinan preterm atau jika terdapat
malpresentasi atau malposisi janin.
10
Tali pusat menumbung (prolapsus funikuli) secara langsung tidak mempengaruhi keadaan ibu, sebaliknya sangat membahayakan janin karena tali pusat
dapat tertekan antara bagian depan janin dan dinding panggul yang akhirnya
menimbulkan asfiksia pada janin. Bahaya terbesar pada presentasi kepala, karena
setiap saat tali pusat dapat terjepit antara bagian terendah janin denganjalan lahir
dapat mengakibatkan gangguan oksigenasi janin. Pada tali pusat terdepan atau tali
pusat terkemuka, sebelum terdepan ketuban pecah, ancaman terhadap janin tidak
seberapa besar, tetapi setelah ketuban pecah, bahaya kematian janin sangat besar.
E. Insiden dari Kasus Prolapsus Tali Pusat
Mortalitas terjadinya prolaps tali pusat pada janin sekitar 11-17%. Insiden
terjadinya prolaps tali pusat adalah 1 : 3000 kelahiran, tali pusat menumbung kirakira 1 : 200 kelahiran, tetapi insiden dari occult prolapse 50% tidak diketahui,
0,5% pada presentasi kepala, 5% letak sungsang, 15% pada presentasi kaki, 20%
letak lintang.
Beberapa kejadian occult prolapse menyebabkan satu atau lebih kejadian
dengan diagnosa kompresi tali pusat. Prolaps tali pusat lebih sering terjadi jika tali
pusat panjang dan jika plasenta letak rendah. Myles melaporkan hasil
penelitiannya dalam kepustakaan dunia bahwa angka kejadian prolap tali pusat
berkisar antara 0,3 % sampai 0,6 % persalinan (Widjanarko, 2009).
F. Manifestasi Klinis dari Prolapsus Tali Pusat
Ada dua masalah utama yang terjadi pada tali pusat dalam kejadian
prolapsus tali pusat yang menyebabkan terhentinya aliran darah pada tali pusat
dan kematian pada janin, yaitu :
-
Tali pusat terjepit antara bagian terendah janin dengan panggul ibu.
Spasme pembuluh darah tali pusat akibat suhu dingin di luar tubuh ibu.
Kompresi tali pusat dapat mengakibatkan hipoksia pada janin yang akan
11
akibat dari tekanan pada tali pusat atau prolaps tali pusat. Hal ini dapat
menyebabkan kematian bayi sewaktu lahir.
Bradikardi atau penurunan frekuensi bunyi jantung dapat terjadi akibat dari
prolapsus tali pusat dengan frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 100 x/ menit
dengan durasi tidak teratur, dan takikardi atau peningkatan frekuensi bunyi
jantung yaitu lebih dari 100 x/menit dengan durasi tidak teratur.
Pada pemeriksaan vagina dapat teraba tali pusat menumbung (prolapsus
funikuli) atau bahkan tidak teraba tali pusat (occult prolapse/tali pusat tersembunyi).
Deselerasi variabel akan menunjukkan adanya kompresi tali pusat. Untuk
mendiagnosanya lakukan analisa gas darah atau pemeriksaan darah untuk
mengetahui terjadi tidaknya asidosis metabolik.
G. Patofisiologi dari Prolapsus Tali Pusat
Beberapa etiologi yang dapat menyebabkan prolapsus tali pusat diantaranya
adalah kehamilan kembar, hidramnion, kehamilan prematur, janin terlalu kecil,
kelainan presentasi dan plasenta previa. Pada kehamilan kembar akan mengalami
hidramnion, dimana cairan ketuban banyak dan inilah yang menyebabkan janin
dapat bergerak lebih leluasa dalam rahim. Dan keadaan ini dapat mengakibatkan
kelainan presentasi (letak sungsang, lintang, presentasi kepala). Sedangkan pada
kehamilan prematur selain terjadi hidramnion juga terjadi ukuran janin yang kecil
karena usia gestasi yang masih muda sehingga janinnya memiliki ukuran kepala
yang kecil. Pada plasenta previa, plasenta akan mendekati atau menutup jalan
lahir. Semua keadaan tersebut akan menyebabkan janin sulit beradaptasi terhadap
panggul ibu, sehingga PAP (pintu atas panggul) tidak tertutupi oleh bagian bawah
janin, dan inilah yang mengakibatkan tali pusat bergeser atau turun dari tempatnya sehingga terjadilah prolaps tali pusat.
Prolaps tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit antara bagian terendah janin dan jalan lahir sehingga sirkulasi janin akan terganggu dan ini
mengakibatkan terjadi hipoksia fetal dan bila berlanjut dapat mengakibatkan fetal
distress yang ditandai dengan melemahnya DJJ. Bila keadaan ini terus berlangsung dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada janin. Akan tetapi, bila dapat
12
ditangani maka janin tetap hidup, ini ditandai dengan adanya teraba denyutan
pada tali pusat.
Letak lintang, letak sungsang terutama presentase bokong, hidramnion,
KPD, dan plasenta previa dapat menyebabkan prolaps tali pusat. Dimana tali
pusat berada di bagian terendah janin di dalam jalan lahir atau berada diantara
bagian yang disiapkan untuk janin dan tulang pelvis ibu, sehingga tali pusat keluar
dari uterus mendahului bagian persentase pada setiap kontraksi. Dengan demikian
tali pusat akan kelihatan menonjol keluar dari vagina (WOC terlampir).
H. Diagnosis dari Prolapsus Tali Pusat
Jika tali pusat dapat diraba pada pemeriksaan vagina, harus dicari pulsasinya dan bunyi jantung janin diperiksa untuk menentukan apakah masih rentang
normal atau menunjukkan takikardia atau bradikardia. Bunyi jantung normalnya
120-140 x/menit.
13
14
15
16
17
5. Pada presentasi belakang kepala dilakukan tekanan yang cukup kuat pada
fundus uteri pada waktu his, agar supaya kepala janin masuk ke dalam
rongga panggul dan segera dapat dilahirkan, bilamana perlu, tindakan ini
dapat dibantu dengan melakukan ekstraksi cunam.
Tali pusat terdepan atau terkemuka
1. Usahakan ketuban jangan pecah.
2. Ibu dalam posisi Trendelenburg berbaring miring dengan arah bertentangan
dengan tempat tali pusat.
3. Lakukan reposisi dan dorong kepala ke dalam pintu atas panggul.
Selama janin hidup dan dapat bertahan hidup, oksigen diberikan ke ibu dan
bagian presentasi janin ditinggikan dengan tangan di dalam vagina untuk mencegah kompresi tali pusat. Pasien segera ditempatkan pada posisi T'rendelenburg
atau posisi knee-chest. Tidak dilakukan, usaha untuk mereposisi tali pusat. Kecuali jika serviks dilatasi sempurna, hasil yang terbaik akan diperoleh dengan sectio
caesarea segera, selama bunyi jantung janin baik.
Jika dilatasi serviks lengkap dan kepala janin atan bokong sudah jauh di
dalam panggul, persalinan mungkin dapat dilakukan dengan forseps atau ekstraksi
sungsang jika ada ahli kebidanan yang berpengalaman.
Apabila diambil keputusan untuk melakukan sectio caesarea, maka sementara menunggu persiapan perlu dijaga agar tali pusat tidak mengalami tekanan dan
terjepit oleh bagian terendah janin. Untuk hal itu, selain meletakkan wanita dalam
posisi Trendelenburg, satu tangan dimasukkan ke dalam vagina untuk mencegah
turunnya bagian terendah di dalam rongga panggul. Juga bisa dilakukan mengisi
vesika urinaria dengan 300 ml NaCl dan bisa diberi tokolitik berupa terbutaline
0,25 mg subkutis. Sementara persiapan opera dilakukan, bisa juga diberi ridotrin
intravena dapat mencegah kontraksi uterus. Menjaga presentasi tetap meningkat
sampai operasi dimulai. Bila serviks menipis dan dilatasi sempurna persalinan
pervaginam mugkin lebih cepat terjadi. Bila janin meninggal tidak diperlukan
tindakan operasi.
Pada tali pusat terdepan/tali pusat terkemuka penderita ditidurkan dalam
posisi Trendelenburg dengan harapan bahwa ketuban tidak pecah terlalu dini dan
tali pusat masuk kembali ke dalam kavum uteri. Selama tnenunggu, bunyi jantung
18
b. Cerebral palsy
Adalah gangguan yang mempengaruhi otot, gerakan, dan keterampilan motorik (kemampuan untuk bergerak dalam cara yang terkoordinasi dan terarah) akibat dari rusaknya otak karena trauma lahir atau
patologi intrauterin (Chuningham dkk, 2005).
19
20