Anda di halaman 1dari 23

DEFINISI

Trauma kelahiran adalah kelahiran pada bayi, yang terjadi


karena trauma kelainan akibat tindakan, cara persalinan /
gangguan yang diakibatkan oleh kelainan fisiologik
persalinan. ( Sarwono Prawirohardjo,2001 ).
ETIOLOGI
Menurut A.H. Markum dkk (1991) Etiologi pada trauma persalinan
adalah karena :
 Makrosomia
 Mal presentasi ( bagian terendah janin yang tidak sesuai )
 Presentasi ganda ( bagian terendah janin lebih dari 1 bagian)
 Disproporsi sephalo pelvik (ketidak sesuaian panggul dan kepala
janin)
 Kelahiran dan tindakan (proses persalinan yang tidak spontan tapi
dengan menggunakan alat)
 Persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam)
 Persalinan presipitatus (persalinan dimana gejala Kala I tidak
dirasakan sakit dan berakhir dengan lahirnya bayi)
 Bayi kurang bulan (bayi lahir dengan usia kehamilan 22 – 26
minggu)
 Distosia bahu (kemacetan bahu)
MACAM-MACAM TRAUMA

1. Trauma pada jaringan lunak


a. Sephal hematoma
b. Kaput Suksedaneum
c. Perlukaan Kulit
d. Trauma Muskulus Sternokleidomastoideus
2. Trauma pada susunan saraf
a. Paralisis Pleksus Brakialis 
b. Paralisis Nervus Frenikus 
3. Perdarahan Intrakranial
Next...

4. Patah tulang
a. Fraktura Klavikula (Patah tulang selangka)
b. Fraktura Humeri (Patah tulang lengan atas)
c. Fraktura Femoris/femur (Patah tulang paha)
1. Trauma pada jaringan lunak

a. Sephal hematoma
Pengertian : Pembengkakan pada kepala karena adanya
penumpukan darah yang disebabkan oleh perdarahan
subperiostium.
Etiologi
Tekanan jalan lahir terlalu lama pada
kepala waktu persalinan lama, selaput
tengkorak robek. Serta persalinan dengan
vakum atau forsep.
Tanda / gejala :
Kepala bengkak dan merah
Batas jelas
Pada perabaan mula-mula lunak, lambat laun keras.
Menghilang pada waktu beberapa minggu.
Tindakan :
Kelainan ini tidak memerlukan tindakan khusus, karena
akan menghilang dengan sendirinya setelah 3-4 bulan.
b. Kaput Suksedaneum
Pengertian : Pembengkakan pada suatu
tempat dan kepala / adanya timbunan
getah bening bawah lapisan apenorose
di luar periostium.
Etiologi
Karena adanya tekanan pada kepala
oleh janin, baik pada : Partus lama,
Persalinan dengan vacum ekstraksi
Tanda / gejala :
Adanya odem di kepala berwarna kemerahan, Pada
perabaan terasa lembut dan lunak, Odema melampaui
sela-sela tengkorak. Batas tidak jelas, Menghilang 2-3
hari tanpa pengobatan.
Tindakan : Kelainan ini tidak memerlukan pengobatan
khusus, biasanya menghilang dalam beberapa hari setelah
lahir.
2. Trauma pada susunan saraf

a. Paralisis Pleksus Brakialis


Kelainan ini dibedakan atas :
- Paralisis Duchenne – Erb (kelumpuhan lengan atas)
- Paralisis Klumpke (kelumpuhan tangan bawah)
Etiologi : Akibat tarikan kuat di daerah leher saat bayi
lahir sehingga terjadi kerusakan pada pleksus brakialis.
Diagnosis :
 Paralisis Duchene – Erb (kelumpuhan lengan atas)
Terjadi kelemahan pada lengan untuk fleksi, abduksi serta
memutar keluar disertai hilangnya refleks biseps dan moro.
 Paralisis Klumpke (kelumpuhan tangan bawah)
Timbulnya kelemahan pada otot fleksor pergelangan sehingga
bayi kehilangan refleks meraih.  Paralisis ini jarang terjadi.
Tindakan : Rujuk ke rumah sakit untuk fisioterapi Paralisis Nervus
Fasialis
b. Paralisis Nervus Frenikus 
Regangan pada pleksus brakialis yang menyebabkan
regangan pada Nervus Frenikus karena jalannya
bersamaan.
Etiologi: Kelahiran sungsang  terjadi paralisis diafragma.
Harus diperhatikan pernafasan bayi.
3. Perdarahan Intrakranial

Diagnosis :
- Terdapat gejala asfiksia yang sukar diatasi 
- Setengah sadar
- Sesak napas
- Pucat
- Muntah
- Ada kalanya dengan kejang
- Gejala neurologi yang timbul akan bervariasi, tergantung
pada tempat dan luasnya kerusakan jaringan otak yang
diakibatkan oleh perdarahan tersebut. 
Tindakan :
- Vitamin K injeksi 12 mg/im untuk bayi aterm dan 1 mg
untuk bayi pretem.
- Hindari manipulasi.
- Rujuk ke rumah sakit.
4. Patah tulang

a. Fraktura Klavikula (Patah tulang selangka)


Etiologi :
- Bayi besar
-Persalinan letak sungsang dengan
lengan menumbuk ke atas
-Sering timbul kesulitan dalam
Melahirkan bahu
Diagnosis :
- Timbul kelemahan pada lengan sisi yang terkena disertai
menghilangnya refleks moro pada sisi tersebut.
- Bisa dengan palpasi dan jika perlu dengan potret rontgen. 
Tindakan :
Imobilisasi dengan menggunakan atau memasang “Ransel
Verband”, biasanya dalam waktu 6-8 minggu akan
menyambung kembali.
b. Fraktura Humeri (Patah tulang lengan atas)
Etiologi :
-Kesalahan teknis dalam melahirkan lengan
pada persalinan kepala.
-Letak sungsang dengan lengan menumbung
ke atas .
Diagnosis :
-Lengan pada sisi terkena tidak dapat
digerakkan disertai menghilangnya reflek
moro. 
Tindakan :
Beri bantalan atau kasa antara lengan yang terkena dan
dada dari ketiak sampai siku
Balut lengan atas sampai ke dada dengan kasa pembalut
Fleksikan siku 90o dan balut dengan kasa pembalut lain,
balut lengan atas menyilang dinding perut. Yakinkan
bahwa tali pusat tidak tertutup kasa pembalut
Nasihati ibu agar kembali 10 hari kemudian untuk
mengganti pembalut.
c. Fraktura Femoris/femur
(Patah tulang paha)

Etiologi :
- Kesalahan teknis dalam persalinan letak sungsang 
- Kelainan ini jarang terjadi  
Tindakan :
 Letakkan bayi terlentang dan letakkan bantalan bidai dibawah pinggang
sampai dengan lutut bayi pada tungkai yang terkena.
 Balut bidai ke tubuh bayi dengan pembalut elastis pada
 pinggangnya dan dari paha sampai dibawah lutut pada kaki yang terkena.
 Tali pusat jangan sampai tertutup pembalut
 Amati tungkai bawah 4 kali sehari selama 2 hari apakah:
 Bila kaki menjadi biru atau bengkak, lepas pembalut dan bungkus ulang
dengan balutan lebih longgar
 bila pembalut dipasang ulang, amati 2 hari lagi, apakah kaki tampak
kebiruan atau bengkak.
 Nasehati ibu agar kembali dalam 14 hari untuk membuka bidai
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA
PERSALINAN (KAPUT SUKSEDANEUM)

PENGKAJIAN :
a. Biodata
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit Sekarang 
d. Riwayat Penyakit Dahulu 
e. Pola Nutrisi
f. Pola Aktivitas. 
g. Pola Istirahat. 
h. Pola Eliminasi
i. Pola Personal hygiene
j. Pemeriksaan umum ( TTV, pmr Fisik )
DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Kerusakan Integritas jaringan openorose berhubungan dengan


trauma jalan lahir yang ditandai dengan :
-Adanya timbunan getah bening di bawah lapisan oponorose di
luar periotium (benjolan).
- Batas tidak jelas. 
- Pada perabaan lunak.
b. Orang tua cemas berhubungan dengan adanya benjolan di
kepala bayi.
c. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat.
d. Resiko injuri berhubungan dengan kerusakan jaringan sub
periostal. 
INTERVENSI 

Kerusakan Integritas jaringan openorose berhubungan


dengan trauma jalan lahir 
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas jaringan 
Kriteria Hasil : Benjolan mengecil atau hilang dalam
beberapa jam /hari 
Intervensi Rasional
1) Jelaskan penyebab terjadinya kaput 1)Pengetahuan ibu yang adekuat akan
suksedoneum. menambah kooperatif dalam tindakan.
2) Jelaskan pada ibu agar tidak sering 2) Dengan bayi istirahat akan
mengangkat/menggendong bayi. mempermudah jaringan untuk menutup
3) Jelaskan pada ibu agar tidak memijit-mijit 3) Agar odema tidak meluas.
benjolan di kepala.
4) Jelaskan pada ibu untuk tetetap memberi 4) Mencukupi hidrasi untuk mempercepat
ASI sesering mungkin. penyembuhan.
BB > 2.500 gram 8x / 24 jam
BB > 2.000 gram 12 x/24 jam
5) Observasi TTV tiap 4 jam 5) Deteksi dini terhadap penyimpangan.
6)Memberikan pesan pada ibu untuk 6)Peningkatan pengetahuan ibu dapat
perawatan bayi sehari-hari diutamakan di menunjang keberhasilan perawatan
tempat tidur

Anda mungkin juga menyukai