1814201222 DEFENISI Tulang – tulang panggul terdiri
dari os koksa, os sakrum, dan os Cephalopelvic Disproportion (CPD) adalah koksigis. Os koksa dapat dibagi diagnosa medis digunakan ketika kepala bayi menjadi os ilium, os iskium, dan dinyatakan terlalu besar untuk muat melewati os pubis. Tulang – tulang ini satu panggul ibu. Sering kali, diagnosis ini dibuat dengan lainnya berhubungan. Di setelah wanita telah bekerja keras selama beberapa depan terdapat hubungan antara waktu, tetapi lain kali, itu dimasukkan ke dalam kedua os pubis kanan dan kiri, ETIOLOGI catatan medis wanita sebelum ia bahkan buruh. disebut simfisis. Dibelakang 1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan terdapat artikulasio sakro- iliaka a. Panggul sempit seluruh yang menghubungkan os sakrum b. Panggul picak dengan os ilium. Dibawah c. Panggul sempit picak terdapat artikulasio sakro- d. Panggul corong koksigea yang menghubungkan e. Panggul belah os sakrum (tl panggul) dan os 2. Kelainan karena penyakit tulang panggul atau koksigis (tl.tungging). sendi-sendinya a. Panggul rachitis b. Panggul osteomalacci CPD c. Radang articulatio sacroilliaca 3. Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang a. Kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong b. Sciliose didaerah tulang panggung menyebabkan panggul sempit miring. 4. Kelainan panggul disebabkan kelainan aggota bawah Coxitis, luxatio, atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit miring. PATOFISIOLOGI PENATALAKSANAAN
1. Bahaya pada ibu 1. Persalinan Percobaan
a. Partus lama yang sering disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil dapat menimbulkan Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan dehidrasi serta asidosis dan infeksi intrapartum antara kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa b. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dapat timbul regangan persalinan dapat berlangsung per vaginan dengan selamat dapat segmen bawah uerus dan pembentukan dilakukan persalinan percobaan. lingkaranretrasi patologik c. Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi 2. Seksio Sesarea sefalo pelvik jalan lahir pada suatu tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dan tulang panggul. 2. Bahaya pada janin dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang a. Patus lama dapat meningkatkan kematian Perinatal, apabila jika ditambah dengan infeksi nyata. intrapartum 3. Simfisiotomi PEMERIKSAAN b.Prolasus Funikuli, apabila terjadi, mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin dan Tindakan ini dilakukan dengan PENUNJANG memerlukan kelahiranya dengan apabila ia masih hidup. memisahkan panggul kiri dan kanan 1. Pemeriksaan Radrologi c. Dengan adanya disproporsi sefalopelvik kepala pada simfisis. Tindakan ini sudah Untuk Pelvimetri janin dapat melewati rintangan pada panggul dengan mengadakan moulage dapat dialami oleh tidak dilakukan lagi. dibuat 2 buah foto kepala janin tampa akibat yang jelek sampai batas – batas tertentu. a. Foto pintu atas panggul d.Selanjutnya tekanan oleh promontorium atau 4. Kraniotomi dan Kleidotomi b. foto lateral kadang – kadang oleh simfiksi pada panggul picak Pada janin yang telah mati dapat menyababkan perlukaan pada jaringan diatas tulang kepala janin. dilakukan kraniotomi atau kleidotomi. Apabila panggul sangat sempit sehingga janin tetap tidak INTERVENSI KEPERAWATAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d Kekhawatiran Mengalami 1) Ansietas b.d Kekhawatiran Mengalami Kegagalan
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan Edukasi Terapeutik - Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi - Ciptakan suasana terapeutik untuk membunuhkan kepercayaan 3. Resiko infeksi b.d prosedur pembedahan Edukasi Menajemen Imunisasi / Vaksinasi - Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami Observasi Kolaborasi
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d Nyeri - Monitor intake dan out put cairan Dukungan Ambulasi Terapeutik Observasi - Hitung kebutuhan cairan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya Edukasi Terapeutik - Anjurkan menghindari perubahan posisi - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu mendadak