Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEMINAR

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

Role Play Komunikasi Dalam Promosi Keperawatan

“Role Play Penyuluhan Kesehatan Terhadap Siswa/I SMP Tentang HIV/AIDS”

DOSEN FASILITATOR : Dr. Ennimay S.Kp. M.Kes

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. WIDYA WULANDARI 20031055


2. SHOFIA REZTIKA PUTRI 20031064
3. MILATUL QIFTIYAH 20031072
4. JULIANA 20031081
5. MARTA TRYANINGSIH 20031083
6. DWI WULANDARI 20031085
7. YUDHA PRATAMA 20031090

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES HANG TUAH PEKANBARU

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Pendidikan
dan Promosi Kesehatan dengan judul “Role Play Penyuluhan Kesehatan Terhadap Siswa/I
SMP Tentang HIV/AIDS.”

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ennimay S.Kp. M.Kes yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, dan motivasi sampai selesainya makalah ini. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami ucapkan terimakasih dan kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 06 Mei 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………...

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….

1.1 Latar belakang …………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………

1.3 Tujuan …………………………………………………………………………..

BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………………..

2.1 Pengertian HIV/AIDS …………………………………………………………...

2.2 Penularan HIV/AIDS ……………………………………………………………

2.3 Hal-hal yang Tidak Menularkan HIV/AIDS ………………………………….....

2.4 Tanda-tanda Terinfeksi HIV/AIDS ……………………………………………...

2.5 Diagnosis HIV …………………………………………………………………...

2.6 Kelompok Berisiko Tinggi Tertular HIV/AIDS …………………………………

2.7 Pencegahan Penularan HIV/AIDS …………………………………………….…

2.8 Pengobatan untuk Penderita HIV/AIDS …………………………………………

BAB III SKENARIO……………………………………………………………………..

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………

3.2 saran …………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di Dunia. Penyebabnya
munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan munculnya kembali penyakit menular
yang lama (re-emerging disease) membuat Indonesia menanggung beban berlebih dalam
penanggulangan penyakit (triple burden disease) (Kemenkes, 2013). Kondisi ini semakin buruk
dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat menyebabkan beberapa penyakit infeksi akut yang
berbahaya menyerang manusia seperti penyakit yang bersumber pada binatang seperti
leptospirosis (Widarso dan Wilfried, 2008).

Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal
ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian
penderitanya. Salah satu fokus perhatian pemerintah di bidang kesehatanmasyarakat adalah
upaya untuk memutusrantai penyebaran Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan AIDS
(Hutapea, Sarumpaet, & Rasmaliah, 2013). Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
merupakan suatu sindrom yang disebabkan oleh Human Immunodeficieny Virus (HIV). Virus
tersebut melumpuhkan sel- sel darah putih yang berfungsi dalam kekebalan tubuh (McCance,
2010). Asia merupakan wilayah dengan penduduk terinfeksi HIV terbanyak kedua di dunia
setelah Sub Sahara Afrika. Berdasarkan data UNAIDS tahun 2014, di Asia terdapat 5 juta orang
terinfeksi HIV. Jumlah kasus baru 340.000 orang terinfeksi HIV (UNAIDS, 2014). Kasus
HIV/AIDS di Indonesia harus ditanggapi dengan serius karena jumlah penderita
terusmeningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, dari 1 Januari sampai 30 September 2013
tercatat orang yang terinfeksi HIV sejumlah 20.413 dan penderita AIDS sejumlah 2.763,
jumlah kematiannya adalah 318. Sementara itu, jumlah penderita dari 1 Januari sampai 30
September 2014 tercatat kasus HIV sejumlah 22.689 dan AIDS 1.876, jumlah kematiannya
adalah 211.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari HIV/AIDS ?

2. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS !

3. Hal-hal apa saja yang tidak menularkan HIV/AIDS ?

4. Sebutkan apa saja tanda-tanda terinfeksi HIV/AIDS ?

1.3 Tujuan

1. Agar mengetahui apa pengertian dari HIV/AIDS

2. Agar mengetahui bagaimana cara penularan HIV/AIDS

3. Agar mengetahui Hal-hal apa saja yang tidak menularkan HIV/AIDS

4. Agar mengetahui apa saja tanda-tanda terinfeksi HIV/AIDS


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian HIV/AIDS


Human Immunodeficiency Virus (HIV), yaitu virus jenis retrovirus yang hidup dan
berkembang dalam tubuh manusia dan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul akibat
melemahnya sistem kekebalan tubuh yang didapat. AIDS disebabkan oleh HIV (BKKBN,
2013:1). Virus HIV merupakan retrovirus RNA utama dari famili lentivirus. Defisiensi imun
merupakan akibat replikasi HIV kadar tinggi yang terus berlanjut yang menyebabkan destruksi
limfosit T helper CD4+ yang diperantarai oleh virus atau imun. Setelah infeksi oleh HIV,
terjadi penurunan sel CD4 secara bertahap yang menyebabkan peningkatan gangguan imunitas
yang diperantarai sel dan berkakibat terjadinya infeksi oportunistik dan tumor terkait HIV.
Akibatnya, penderita mudah terkena berbagai jenis infeksi, bakteri, jamur, parasit, dan virus
tertentu. Keadaan ini disebut infeksi oportunistik (Mandel, dkk, 2008: 199).

2.2 Penularan HIV/AIDS

HIV terdapat dalam darah, cairan sperma, vagina, dan ASI. HIV tidak dilaporkan
terdapat pada air mata dan keringat (Widoyono, 2011: 110). Setelah terpajar cairan yang
terinfeksi, maka risiko infeksi yang bertambah berat bergantung pada viral load (jumlah virus
di dalam darah), integrasi lokal pajanan, tipe, serta volume cairan tubuh (Mendel, dkk, 2008:
199). Cara penularan HIV menurut Komisi Penanggulangan AIDS (2010: 25) yaitu:

1) Melalui Pertukaran Alat Suntik


Menggunakan kembali atau memakai alat suntik yang tidak steril secara bergantian
merupakan cara penularan HIV yang efisien. Hal ini dapat terjadi dikalangan pengguna
narkotika suntik. Selain itu, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik,
tattoo, alat facial wajah, pemakaian alatcukur bersama, kontak darah, melalui luka, serta
melalui transfusi darah atau produk darah yang terinfeksi HIV.

2) Lewat Cairan Sperma dan Cairan Vagina

Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk ke dalam vagina atau anus), tanpa
menggunakan kondom sehingga memungkinkan kontak cairan mani atau cairan vagina (untuk
hubungan seks lewat vagina) atau kontak cairan mani yang terjadi dalam hubungan seks lewat
anus.

3) Lewat Persalinan dan Air Susu Ibu (ASI)

Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil dengan HIV positif (melalui
plasenta, saat melahirkan, dan waktu menyusui). Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi
berkisar hingga 30%, artinya dari 10 kehamilan ibu yang positif HIV kemungkinan ada 3 bayi
dengan HIV positif.

2.3 Hal-hal yang Tidak Menularkan HIV/AIDS

Menurut BKKBN (2013: 4), HIV tidak menular melalui:

1) Berdekatan dengan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS), termasuk tinggal serumah atau
bekerja dalam satu ruangan.
2) Berpelukan dan berjabat tangan dengan ODHA.
3) Makan atau minum di tempat sama dengan ODHA.
4) Pemakaian WC, wastafel, atau kamar mandi bersama.
5) Berenang di kolam renang yang sama.
6) Membuang ingus, bersin, batuk, atau meludah.
7) Gigitan nyamuk atau serangga lainnya.

2.4 Tanda-tanda Terinfeksi HIV/AIDS

Tidak ada tanda-tanda khusus bagi orang yang tertular atau terinfeksi HIV. Jadi secara
fisik terlihat sehat, tapi yang bersangkutan berpotensi menularkan virus kepada orang lain.
Menurut BKKBN (2013: 3), tanda-tanda orang tertular HIV adalah:

1) Stadium 1

a. Tidak bergejala
b. Pembesaran kelenjar getah bening menyeluruh
2) Stadium II

a. Berat badan menurun < 10%


b. Kelainan kulit ringan seperti ketombe, gatal-gatal, dan infeksi jamur
c. Herpes zoster (cacar air) dalam lima tahun terakhir
d. Infeksi saluran nafas atas
3) Stadium III

a. Berat badan menurun > 10%


b. Diare > 1 bulan
c. Demam > 1 bulan
d. Jamur mulut
e. TB paru (Tuberculosis atau infeksi paru)
f. Infeksi lainnya
4) Stadium IV

a. Berat badan menurun > 10%, diare > 1 bulan, dan demam > 1 bulan yang sulit sembuh
b. Kanker, khususnya kanker kulit yang disebut Sarcoma Kaposi
c. Jamur di kerongkongan, tenggorokan, dan saluran nafas
d. Gangguan otak
2.5 Diagnosis HIV

Menurut Widoyono (2011: 111-112), metode yang umum untuk menegakkan diagnosis
HIV meliputi:

1) ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay)

Sensitivitasnya tinggi, yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini diberikan hasil positif
2-3 bulan setelah infeksi.

2) Western blot

Spesivitasnya tinggi, sebesar 99,6-100%. Pemeriksaannya cukup sulit, mahal, dan


membutuhkan waktu sekitar 24 jam.

3) PCR (Polymerase Chain Reaction)

Tes ini digunakan untuk:

• Tes HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang
dapatmenghambat pemeriksaan secara serologis.
• Menetapkan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok berisiko tinggi.
• Tes pada kelompok berisiko tinggi sebelum terjadi serokonversi.
• Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunya sensitivitas rendah untuk HIV-
2.
Ditemukannya antibodi HIV dengan pemeriksaan ELISA perlu dikonfirmasidengan
western blot. Tes HIV ELISA (+) sebanyak tiga kali dengan reagen yang berlainan merk
menunjukkan pasien positif mengidap HIV (Widoyono, 2011: 112).

Pemeriksaan laboratorium ada tiga jenis, yaitu:

1) Pencegahan donor darah, dilakukan satu kali oleh PMI, bila positif disebut reakif.
2) Serosurvei, untuk mengetahui prevalensi pada kelompok berisiko, dilaksanakan dua
kali pengujian dengan reagen yang berbeda.
3) Diagnosis, untuk menegakkan diagnosis dilakukan tiga kali pengujian.

2.6 Kelompok Berisiko Tinggi Tertular HIV/AIDS

Menurut BKKBN (2013: 5), kelompok yang dikategorikan mempunyai risikotinggi


terinfeksi HIV yaitu:

1) Pria atau wanita pekerja seks

2) Klien atau pelanggan pekerja seks

3) Pasangan tetap pekerja seks

4) Waria

5) Gay

6) Laki-laki Seks dengan Laki-laki (LSL)

7) Penyalahguna narkoba suntik atau penasun

8) Bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV

9) Warga binaan atau penghuni LAPAS dan rutan

2.7 Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Menurut Pusat Promkes Kemenkes RI (2012: 66), pencegahan penularan HIV


(termasuk ABCD) ada 3 cara, yaitu:

1) Pencegahan penularan melalui hubungan seksual (ABC)

a. A = abstinence = puasa, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

b. B = be faithful = setia pada pasangan, yaitu jika telah menikah melakukan hubungan

seksual hanya dengan pasangannya saja.


c. C = using condom = menggunakan kondom, untuk salah satu pasangan suami istri yang

telah terinfeksi HIV agar tidak menular pada pasangan.

2) Pencegahan penularan melalui darah (DE)

a. D = drugs = tidak menggunakan narkoba, terlebih lagi pemakaian narkoba dengan

jarum suntik, karena dikhawatirkan jarum suntiknya tidak steril.

b. E = equipment = mewaspadai semua alat-alat tajam yang ditusukkan ke dalam tubuh

atau yang dapat melukai kulit, seperti akupuntur dan jarum suntik.

c. Waspadai darah yang digunakan untuk transfusi, pastikan telah dicek HIV.

3) Pencegahan penularan dari ibu ke anak

a. Intervensi berupa pemberian obat Antiretroviral (ARV) kepada ibu selama masa

kehamilan (biasanya mulai usia kehamilan 36 minggu).

b. Ibu melakukan persalinan cecar.

c. Ibu memberikan susu formula sebagai pengganti ASI, karena ASI ibu penderita HIV

mengandung virus (HIV).

2.8 Pengobatan untuk Penderita HIV/AIDS


Saat ini, belum ditemukan obat yang dapat menghilangkan HIV/AIDS dari tubuh
manusia. Obat yang ada hanya menghambat virus (HIV), tetapi tidak dapat menghilangkan
HIV di dalam tubuh. Obat tersebut adalah antiretroviral (ARV). Ada beberapa macam obat
ARV secara kombinasi (triple drugs) yang dijalankan dengan dosis dan cara yang benar
mampu membuat jumlah HIV menjadi sangat sedikit, bahkan sampai tidak terdeteksi.
Menurut data Pokdisus AIDS FKUI/RSCM, lebih dari 250 ODHA yang minum ARV
secara rutin setiap hari, setelah enam bulan jumlah viral load-nya (banyaknya jumlah virus
dalam darah) tidak terdeteksi. Meski sudah tidak terdeteksi, pemakaian ARV tidak boleh
dihentikan, karena dalam waktu dua bulan akan kembali ke kondisi sebelum diberi ARV.
Ketidaktaatan dan ketidakteraturan dalam menerapkan terapi ARV adalah alasan utama
mengapa penderita gagal memperoleh manfaat dari penerapan ARV (Pusat Promkes Kemenkes
RI, 2012: 64).
BAB III

SKENARIO

Naskah Role Play Tentang Penyuluhan HIV/AIDS Kepada Siswa/I SMP

8. WIDYA WULANDARI : Perawat 1


9. SHOFIA REZTIKA PUTRI : Siswa 1
10. MILATUL QIFTIYAH : Guru BK
11. JULIANA : Kepala Sekolah
12. MARTA TRYANINGSIH : Perawat 2
13. DWI WULANDARI : Perawat 3
14. YUDHA PRATAMA : Siswa 2

Suatu hari disebuah Sekolah Menegah Pertama Harapan Bangsa di datangi 3 Orang Mahasiswa
Profesi Ners dari STIKes Hang Tuah Pekanbaru yang akan melakukan penyelulahan tentang
HIV/AIDS terhadap siswa/I SMP Harapan Bangsa. Ketiga Perawat tersebut mendatangi ruang
Kepala Sekolah untuk meminta persetujuan Penyuluhan.
Perawat 1 : “Assalamualaikum permisi bu” (mengetuk pintu)
Kepala Sekolah : “Waalaikumussalam, iya masuk”
Perawat 2 : ‘Permisi bu, maaf mengganggu waktu ibu. boleh minta waktunya
sebentar bu?’
Kepala Sekolah : “Boleh mari silahkan duduk”
Perawat 3 : “Begini bu, Kami dari Mahasiswa Profesi Ners dari STIKes Hang Tuah
Pekanbaru. Kami ada tugas Promosi Kesehatan dari kampus bu untuk
melakukan yaitu Penyuluhan, dan jika diizinkan kami ingin melakukan
penyuluhan tersebut di SMP Harapan Bangsa ini bu”
Kepala Sekolah : “Kalau boleh tau penyuluhan tentang apa dek?”
Perawat 3 : “Penyuluhan Tentang HIV/AIDS bu karena kita harus memberi tahu
mereka sejak usia remaja untuk pencegahan HIV/AIDS tersebut bu.
Nanti kami akan menjelaskan mulai dari pengertian sampai cara
pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS”
Kepala Sekolah : “ohh baik bagus sekali.. saya izinkan, untuk waktu agar tidak
menganggu pelajaran siswa/I saya izin kan setelah pulang sekolah ya
sekitar pukul 16.00”
Perawat 3 : “ Baik bu.. kami akan menunggu sembari mempersipkan diri untuk
penyuluhan tersebut”
Kepala Sekolah : “ ohhh iya… nanti acara nya di aula SMP Harapan Bnagsa di lantai 4,
kalian akan didampingi dengan Guru BK nanti saya sampaikan kepada
guru BK tersebut”
Perawat : “Baik bu terimakasih banyak bu, kami izin keluar ya bu.
Assalamualaikum bu” (Salaman Kepada Kepala Sekolah)
Kepala Sekolah : “iya sama sama. Waalaikumussalam”
Perawat Keluar dari ruang Kepala Sekolah, Kepala Sekolah pun Menelpon Guru BK
Kepala Sekolah : “Assalammualikum bu Mila”
Guru BK : “Waalaikumussalam bu”
Kepala Sekolah : “Bu mila nanti sepulang sekolah akan ada penyuluhan dari Mahasiswa
Keperawatan Profesi Ners tentang HIV/AIDS. Saya minta tolong agar
beri tahu kepada siswa/I untuk wajib mengikuti penyuluhan tersebut
sewaktu pulang sekolah. dan saya harap ibu mendampingi mahasiswa
keperawatan tersebut selama acara penyuluhan.”
Guru BK : “Baik bu, saya akan sampaikan kepada siswa/I dan saya akan
mendampingi penyuluhan tersebut bu”
Kepala Sekolah : “Baik bu mila terimakasih. Assalamualikum”
Guru BK : “Waalaikumussalam bu”
Guru BK pun Mengumumkan menggunakan Toa sekolah
Guru BK : “Assalamualaikum wr wb. Diberitahukan kepada siswa/I setelah pulah
sekolah diharapkan agar berkumpul di aula untuk melakukan kegiatan
penyuluhan tentang HIV/AIDS”
2 jam kemudian Bel Pulang sekolah pun berbunyi para siswa/I pun berkumpul diaula.
Perawat dan guru Bk pun Tiba di aula SMP Harapan Bangsa.
Perawat : “ Assalamualaikum ibu perkenalkan kami dari Mahasiswa Profesi Ners
dari STIKes Hang Tuah Pekanbaru yang akan melakukan penyuluhan
pada hari ini bu”
Guru BK : “Waalaikumussalam baik dek. biar ibu buka dulu ya acara ini”
Perawat : “Baik bu”
Guru BK : “ Assalamualaikum anak anak bagaimana kabar nya masih semangat
?”
Siswa : “Waalaikumussalam baik bu.. masih semangat”
Guru Bk : “Disini kita kedatangan Mahasiswa Profesi Ners nah kakak kakak ini
akan melakukan penyuluhan tentang HIV/AIDS untuk menambah
pengetahuan kalian semua agar mencegah terjangkitnya HIV/AIDS
tersebut. Ibu harapkan kalian tenang dan mendengarkan nya dengan
baik, jika ada yang mau ditanyakan bisa langsung kalian tanyakan
kepada mereka”
Siswa : “ Baik bu”
Guru BK : “Baik kepada Mahasiswa Profesi Ners kami persilahkan”
Perawat : “Assalamualaikum wr wb selamat sore adik adik semua”
Siswa : “Waalaikumussalam sore kak”
Perawat : “Sebelumnya kami ucapkan terimakasih kepada ibu mila yang telah
mempersilakan kami untuk melakukan penyuluhan kepada adik adik
semua. Perkenalkan Kami bertiga dari Mahasiswa Profesi Ners STIKes
Hang Tuah Pekanbaru. Perkenalkan nama kakak Marta Tryaningsih”
Perawat : “ Perkenalkan Nama kakak Widya Wulandari”
Perawat : “Perkenalkan Nama kakak Dwi Wulandari”
Perawat : “Kami bertiga disini akan menjelaskan tentang HIV/AIDS mulai dari
pengertiannya sampai pencegahannya. Baik langsung saya kita mulai
ya”
Pearawat : “Adik – adik kakak mau tanya dulu ni ada yang udah tau belum apa itu
HIV/AIDS ?”
Siswa : “HIV/AIDS adalah Penyakit menular kak”
Perawat : “Nah betul sekali HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang dapat
melemahkan kekebalan tubuh seseorang.”
Perawat : “Apa sih pengertian HIV/AID itu sendiri? ada yang tau? (HIV)
kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus jenis
retrovirus yang hidup dan berkembang dalam tubuh manusia dan dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh. sedangkan (AIDS) kepanjangan
dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome yaitu sekumpulan gejala
penyakit yang timbul akibat melemahnya sistem kekebalan tubuh yang
didapat. Jadi AIDS disebabkan oleh HIV”
Perawat : “Selanjutnya cara penularan HIV/AIDS itu melalui jarum suntik yang
tidak steril yang menggunakan bergantian, melalui hubungan intim yang
tidak aman, tranfusi darah dan melalui proses persalinan/ibu menyusui”.
Siswa : “Kak apakah saat berbicara terkena droplet orang yang mengindap
HIV/AIDS kita bisa tertular juga ?”
Perawat : “Pertanyaan bagus sekali, jadi apa saja sih hal hal yang tidak
menularkan HIV/AIDS yaitu Berdekatan dengan ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS), termasuk tinggal serumah atau bekerjadalam satu
ruangan, Berpelukan dan berjabat tangan dengan ODHA, Makan atau
minum di tempat sama dengan ODHA, Pemakaian WC, wastafel, atau
kamar mandi Bersama, Berenang di kolam renang yang sama,
Membuang ingus, bersin, batuk, atau meludah, Gigitan nyamuk atau
serangga lainnya. apakah bisa dipahami dek ?”

Siswa : “Bisa kak”

Perawat : “Gejala gejala seseorang mengindap HIV/AIDS yaitu Demam hingga


menggigil, Muncul ruam di kulit, Muntah, Nyeri pada sendi dan otot,
Pembengkakan kelenjar getah bening, Sakit kepala, Sakit perut, Sakit
tenggorokan dan sariawan.
Siswa : “Berarti jika teman kita ada yang demam mereka mengindap
HIV/AIDS Kak?”
Perawat : “Kecil kemungkinan karena ia hanya memiliki salah satu dari gejala
gejala dari pengindap HIV/AIDS”
Siswa : “Baik kak”
Perawat : “Selanjutnya Pencegahan tertularnya HIV/AIDS yaitu dengan cara
Melakukan Hubungan Seksual yang Aman, Hindari Obat-obatan
Terlarang, Bicarakan dengan Dokter, Jujur dengan Pasangan, dan
prilaku hidup bersih dan sehat.”

Siswa : “Jika kita terkena HIV/AIDS apakah bisa disembuhkan kak?”

Perawat : “HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan karena belum ada obatnya.


Namun, gejala penyakit bisa dikendalikan dan peningkatan sistem imun
yang dilakukan lewat terapi antiretoviral (ARV). Obat ARV tidak dapat
menyembuhkan, tetapi bisa membantu orang dengan HIV hidup lebih
lama dan lebih sehat. Jenis obat ARV memiliki berbagai varian, antara
lain Etravirine, Efavirenz, Lamivudin, Zidovudin, dan juga Nevirapine.
Apakah bisa dipahami adik adik?”

Siswa : “Bisa kak”

Perawat : “Baiklah itu saja yang dapat kami sampaikan pesan kami mari sama
sama kita selamatkan generasi muda dan hindungi dirimu sekarang dari
HIV/AIDS. Terimakasih atas perhatian adik adik semua, akhir kata
Assalammualaikum wr.wb.”
Siswa : “Waalaikumussalam wr.wb”
Guru BK : “Baik Anak – anak semua udah tau kan cara penularan nya maka dari
itu kita jauhilah agar kita tidak terkena penyakit HIV/AIDS karena
penyakit tersebut tidak bisa disembuhkan dan hanya ada obat untuk
pencegahan. baik anak anak boleh pulang kerumah masing masing dan
tetap melakukan budaya hidup sehat dan bersih agar terhindar dari
segala penyakit.”
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pemahaman kita tentang HIV /AIDS masih sangat minim, padahal kita termasuk usia
termasuk kelompok usia yang rentan dengan prilaku beresiko. Pemahaman yang salah
membuat kita tidak mewaspadai bahwa penyakit ini dapat merusak hidupnya dimasa yang akan
datang. Bahkan tidak jarang dari mereka baru menyesalinya setelah mereka mengidap penyakit
mematikan yang belum ada obatnya.

Terjadinya peningkatan pengetahuan responden disebabkan karena responden telah


mendapatkan cukup banyak informasi melalui pendidikan kesehatan yang diberikan.
Peningkatan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada reseponden setelah dilakukan pendidikan
kesehatan. Hal ini dikarenakan remaja atau responden telah cukup banyak mendapat informasi
kesehatan tentang HIV/AIDS dan responden telah memahami sisi positif dalam perlaku
pencegahan HIV/AIDS tersebut. Dengan adanya pendidikan kesehatan seseorang yang
sebelumnya tidak tahu mengenai HIV/AIDS dapat mengalami peningkatan pengetahuan dan
perilaku pencegahan HIV/AIDS yang semula dari kurang menjadi baik.

3.2 Saran

Kita harus tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat
agar terhindar dari penyakit HIV/AIDS. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bisa menambah pengetahuan dan dapat menjadikan referensi bagi kita semua. Diharapkan
para pembaca bisa memberikan kami kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik
lagi dalam penulisan makalah-makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Kesehatan. Vol. 12. No. 1. Juni 2019. ISSN 1979-7621 (Print). ISSN 2620-7761

Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

Journal of Community Health Development Vol. 1 No.1 Tahun 2020

Anda mungkin juga menyukai