Anda di halaman 1dari 31

Menganalisis Kebijakan Peme

rintah Tentang Pelayanan Kes


ehatan Reproduksi pada Situa
si Darurat Bencana
KELOMPOK 3 KELAS 3B

Fajriah Anwar P3.73.24.2.18.052


Fierly Andiny P3.73.24.2.18.054
Mutiah Elfiana Rahmi P3.73.24.2.18.063
Nadya Putri Nurwiwa P3.73.24.2.18.065
Rizky Amelia P3.73.24.2.18.070
Shahnaiz Qirana P3.73.24.2.18.072
Sisca Pandan Sari P3.73.24.2.18.075
Definisi Kesehatan Reprod
uksi
Menurut UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 71 Ayat 1,
Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik,
mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi,
dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan.
Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat
mental, fisik, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari
penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual
dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, spiritual yang memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1996).
Hak-hak Reproduksi
1 Berhak mendapatkan pelayanan Kespro yang berkualitas baik dalam situasi normal ataupun
darurat.
2 Kespro merupakan bagian dari HAM yang harus dijamin sekalipun dalam situasi darurat

3 Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.

4 Setiap orang, perempuan, dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu) berhak memperoleh
informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat serta efek samping obat-
obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan dan/atau mengatasi masalah
kesehatan reproduksi.

5 Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang efektif, terjangkau, dapat diterima,
sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tidak melawan hukum.

6 Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang


memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta memperoleh
bayi yang sehat.
7 Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memilki hubungan yang didasari penghargaan.

8 Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama
tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.

9 Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang
reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan seksual yang bertanggung
jawab.
Hak-hak Reproduksi
10 Tiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap,
dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus mengambil langkah yang tepat
11 untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan pelayanan
kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya terpenuhi.

Hukum dan kebijakann harus dibuat dan dijalankan untuk mencegah diskriminasi,
12 pemaksaan dan kekerasan yang berhubungan dengan sekualitas dan masalah
reproduksi
Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk mengetahui haknya,
13 mendorong agar pemerintah dapat melindungi hak-hak ini serta membangun
dukungan atas hak tersebut melalui pendidikan dan advokasi.

*Konsep-konsep kesehatan reproduksi dan uraian


hak-hak perempuan ini diambil dari hasil kerja
International Women’s Health Advocates Worldwide*
Hak-hak Reproduksi
10 Tiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap,
dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

Pemerintah, lembaga donor dan masyarakat harus mengambil langkah yang tepat
11 untuk menjamin semua pasangan dan individu yang menginginkan pelayanan
kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya terpenuhi.

Hukum dan kebijakann harus dibuat dan dijalankan untuk mencegah diskriminasi,
12 pemaksaan dan kekerasan yang berhubungan dengan sekualitas dan masalah
reproduksi
Perempuan dan laki-laki harus bekerja sama untuk mengetahui haknya,
13 mendorong agar pemerintah dapat melindungi hak-hak ini serta membangun
dukungan atas hak tersebut melalui pendidikan dan advokasi.

*Konsep-konsep kesehatan reproduksi dan uraian


hak-hak perempuan ini diambil dari hasil kerja
International Women’s Health Advocates Worldwide*
Mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir
sampai mati (life cycle approach) yang di dalamnya
termasuk
• isu kesetaraan gender, martabat dan pemberdayaan
perempuan
• serta peran dan tanggung jawab laki-laki

Upaya pelayanan dilakukan melalui kegiatan promotif,


preventif, kuratif dan rehabilitatif agar di peroleh sasaran
yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas serta
dilaksanakan secara terpadu dan berkualitas dengan
memperhatikan hak reproduksi perorangan dan bertumpu
pada program pelayanan yang tersedia.
RUANG LINGKUP
KESEHATAN REPRODUKSI
Remaja
Konsepsi • Pemberian Gizi seimbang &
Informasi kesehatan reproduksi
Pelayanan ANC, persalinan, • Pencegahan kekerasan sosial,
nifas dan BBL yang aman • Pendidikan dan peningkatan
keterampilan maupun
pertahanan terhadap godaan
dan ancaman.
Bayi dan Anak
Usia Subur
Pemberian ASI eksklusif, pemberian • Pemeliharaan Kehamilan dan
makanan dengan gizi seimbang,
pertolongan persalinan yang
Imunisasi, Pencegahan dan
aman,
penanggulangan kekerasan pada
anak. Usia Lanjut • Pencegahan AKI dan AKB,
Perhatian terhadap kemungkinan penyakit utama • Menggunakan kontrasepsi untuk
degeneratif termasuk rabun, gangguan mengatur jarak kelahiran dan
metabolisme tubuh, gangguan morbilitas dan jumlah kehamilan,
osteoporosis, Deteksi dini kanker rahim dan • Pencegahan terhadap PMS atau
kanker prostat HIV/AIDS
Prinsip-prinsip Pelayanan Kesehatan
Reproduksi

Dalamkesehatan
Dalam kesehatanreproduksi
reproduksi 1. Mengutamakan klien: hak
mengimplikasikanseseorang
mengimplikasikan seseorangberhak
berhakatas
atas Kespro, keadilan dan
kehidupanseksual
kehidupan seksualyang
yangmemuaskan
memuaskandan dan kesetaraan gender
aman.Seseorang
aman. Seseorangberhak
berhakterbebas
terbebasdari
dari 2. Pendekatan siklus
kemungkinantertular
kemungkinan tertularpenyakit
penyakitinfeksi
infeksimenular
menular kehidupan manusia
seksualyang
seksual yangbisa
bisaberpengaruh
berpengaruhpadapadafungsi
fungsi 3. Memperluas jangkauan
organreproduksi,
organ reproduksi,dan
danterbebas
terbebasdari
daripaksaan.
paksaan. pelayanan secara proaktif
4. Meningkatkan kualitas hidup
melalui pelayanan yang
berkualitas
Masalah Kesehatan
Reprodukasi Pada
Situsi Darurat dan
Situsai Pandemic
COVID-19
01
Masalah yang
mungkin
dihadapi pada
situasi darurat
bencana:
1.
Dalam kondisi darurat akan terjadi hilangnya kekuasaan
dari status laki-laki dan hilangnya pendapatan bagi
perempuan yang menemukan dirinya sendiri sebagai
penanggungjawab tunggal rumah tangga, mudah
mengalami kekerasan seksual, perkosaan, penyiksaan
seksual, dan paksaan prostitusi.
Berdasarkan laporan The United Nations
Population Fund (UNFPA) tempat terjadinya
kekerasan seksual pada remaja perempuan
adalah tempat mandi/wc, tenda dan hutan.
Hasil survey pada saat bencana palu, kamar
mandi perempuan dan laki-laki digabung
disetiap pengungsian, bahkan disalah satu
pengungsian terdapat kamar mandi yang hanya
ditutup pinggirnya saja
2.

Resiko untuk meningkatnya penularan HIV

Contoh kasus pasca gempa di Jogjakarta: ada


bidan desa yang mendadak setelah gempa
menerima sekitar 20 pasien dengan luka dan
cedera yang banyak mengeluarkan darah dan
membutuhkan pertolongan segera. Karena
bidan itu sendiri dan dia tidak memiliki
peralatan yang cukup, maka bidan tsb memakai
alat menjahit yang sama untuk semua
pasien tanpa memalui standard sterilisasi alat.
Jika salah satu saja dari pasien itu HIV positif,
maka resiko penularan akan sangat besar.
Malnutrisi akan
mengakibatkan anemia,
yang akan meningkatkan
resiko perdarahan post
partum.
Ketidaktersedianya
layanan kegawatdaruratan
kebidanan akan menyebabkan
resiko meningkatnya kematian
ibu.
Perempuan yang menyusui menghadapi
problem kesehatan, yaitu tubuh yang
semakin melemah. Kondisi ini
memengaruhi produksi ASI bagi
bayinya.
Perempuan yang sedang mengalami
menstruasi. Lima hari setelah bencana,
perempuan pengungsi mengalami kesulitan
mendapatkan pembalut karena kebutuhan ini
tidak terpikirkan secara dini.
Ketiadaan pembalut memaksa mereka
menggunakan kain seadanya untuk mencegah
merembesnya darah ke pakaian yang mereka
kenakan. Tetapi, karena kain yang digunakan
tidak higienis, pada akhirnya mengakibatkan
iritasi di daerah vagina.
Pandemi Covid-19 mempunyai Dampak yaitu :

1. Terjadinya pengurangan kunjungan masyarakat ke


fasilitas Kesehatan
2. Meningkatnya risiko kehamilan tidak diinginkan
(KTD)
3. Kekerasan berbasis gender. Para remaja memperoleh
dampak yang lebih besar dari kelompok yang lain
terutama kekerasan berbasis gender termasuk
perkawinan usia anak yang kini terjadi
4. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada peningkatan
Angka Kemarian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan
Stunting. Permasalahan ini perlu mendapatkan
perhatian sebagai upaya dan melihat pola-pola
kehidupan penduduk dalam upaya adaptasi kehidupan
baru (New Normal Life) pasca pandemic Covid-19.
Pada situasi Pandemi Covid dapat mempengaruhi
Kesehatan reproduksi, antara lain :

1. Pendidikan formal bagi kaum muda sangat


terpengaruh.
2. Penutupan Pendidikan non-formal, yang
menghalangi mereka dari keterlibatan social
dengan teman sebaya dan pendidik.
3. Gangguan pengiriman normal dari layanan dan
informasi Kesehatan seksual dan reproduksi.
4. Beberapa gadis remaja dan wanita muda
mungkin mengalami tingkat kekerasan dalam
rumah tangga dan kekerasan pasangan yang
lebih tinggi yang didorong oleh karantina dan
isolasi.
5. Masalah perlindungan dan psikososial dari
mereka yang pengasuhnya yang terinfeksi,
dikarantina, atau meninggal dunia.
Kebijakan Dan Strategi Program
Kesehatan Reproduksi Dalam Situ
asi Darurat
Kebijakan
Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam upaya
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
perempuan sesuai dengan siklus hidupnya yang dilakukan
dengan pendekatan Continum of Care, yaitu penyediaan
pelayanan mulai dari proses kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir, anak-anak, remaja, dewasa dan sampai lanjut usia.
Landasan Hukum
1 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 64 tahun 2013

Undang-undang (UU) RI No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan


2
bencana

Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2013 tentang Penanggulangan


3
Krisis Kesehatan

4 Kebijakan Pelayanan Kespro dalam Situasi Darurat Bencana


Strategi Kespro dalam Situasi Darurat
Bencana
PPAM Kespro merupakan bagian dari pelaksanaan penanggulangan krisis
1
kesehatan akibat bencana

2 Penentuan focal point Kespro dalam situasi darurat bencana di setiap tingkatan

3 Penyusunan Rencana Kesiapsiagaan bidang Kespro di setiap tingkatan

4 Advokasi dan sosialisasi di semua tingkatan

5 Peningkatan kapasitas SDM

6 Penyediaan logistik (kit kespro, kit individual dan kit bidan)


KEBIJAKAN DAN
STRATEGI PEMERINTAH

PADA SITUASI
PANDEMI COVID 19
Ibu dengan status
terkonfirmasi
covid 19, bersalin
di RS rujukan
khusus covid 19

Anda mungkin juga menyukai