Anda di halaman 1dari 14

GAGAL JANTUNG KONGESIF: KRONIS (CKD)

Gagal serambi kiri dan/atau kanan dari jantung mengakibatkan ketidakmampuan untuk
memberikan keluaran yang cukup untuk memenuhi kebutuhanjaringan dan menyebabkan terjadinya
konesti pulmonal dan sistemik. Karenanya diagnostik dan terapeutik berlanjut. GJK selanjutnya
dihubungkan dengan mordibitas dan mortalitas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : CURAH JANTUNG, MENURUN

b/d : Perubahan kontraksi miokardial/perubahan inotropik

Perubahan frekuensi, irama, konduksi listrik.

Perubahan struktural (mis. Kelainan katup, aneurisme ventrikular)

Ditandai dengan : Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) ; disritmia; perubahan

gambaran pola EKG.

Perubahan tekanan darah (TD) (hipotensi/hipertensi)

Bunyi jantung ekstra (s3, s4)

Penurunan haluaran urine.

Nadi perifer tidak teraba

Kulit dingin kusam; diaforesis

Ortopnea, krakles, JVD, pembesaran hepar, edema

Nyeri dada

KRITERIA HASIL: Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterim (disritnia

terkontrol atau hilang ) dan bebas gagal jantung (mis. Parameter

hemodinamik dalam batas normal, haluaran urine adekuat)

Melapoorkan penurunan episode dispnea, angina.

Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.


INTERVENSI

Mandiri:

 Auskultasi nadi aplikal; kaji frekuensi, membantu pasien menghindari


irama jantung; (dokumentasikan situasi stres, mendengar/ berespons
distrimia bila tersedia telemetri) terhadap ekspresi perasaan/takut..
 Catat bunyi jantung  Berikan pispot di samping tempat
 Palpasi nadi perifer tidur. Hindari aktivitas respons
 Pantau TD valsalva, contoh mengejan selama
 Kaji klit terhadap pucat dan sianosis defekasi, menahan nafas selama
 Pantau halauan urine, catat perubahan posisi.
penurunan haluaran dan  Tinggikan kaki, hindari tekanan pada
kepekatan/konsentrasi urine bawah luut. Dorong olahraga
 Kaji prubahan pada sendori, contoh aktif/pasif. Tingkattkan
letarggi, bingung, disorientasi, cemas ambulasi/aktivitas sesuai toleransi
dan depresi  Periksa nyeri tekan betis,
 Berikan isttirahat semi rekumben menurunnya nadi pedal,
pada tempat tidur atau kursi. Kaji pembengkakan, kemerahan lokal
dengan pemeriksaan fisik sesuai atau pucat pada ekstremitas.
dengan indikasi.  Jangan beri preparat digitalis dan
 Berikan istirahat psikologi dengan laporkan dokter bila perubahan nyata
lingkungan tenang; menjelaskan terjadi pada frekuensi jantung atau
manajemen medik/keperawwatan; irama atau tanda toksisitas digitalis.

RASIONAL

 Biasanya terjadi takikardi Murmur dapat menunjukkan


(meskipun pada saat istirahat) inkompetensi/stenosis katup
untuk mengkompensasi  Penurunan curah jantung dapat
penurunan koksilitas ventrikuler. menjunjukkan menurunnya nadi
KAP, PAT, MAT, PVC dan AF radial, popliteal, dorsalis pedis,
istrimia umum berkenaan dengan postibial. Nadi dan pulpus
GJK meskipun lainnya juga alternan (denyyutt kuat lain
terjadi. Catatan: distrimia dengan denyut lemah) mungkin
ventrikuler yeng tidak responsif ada
terhadap obat diduga aneurisme  Pada GJK dini, sedang atau kronis
ventrikuler TD dapat meningkat sehubungan
 S1 dan S2 mungkin lemah karena dengan SVR. Pada CHF lanjut
menurunnya kerja pompa. Irama tubuh tidak mampu lagi
gallop umum (S3 dan S4) mengkompensasi dan hiptensi
dihasilkan sebagai aliran darah tak dapat normal lagi.
kedalam serambi yang distensi.
 Pucat menunjukkan menurunnya  Menurunnya curah jantung,
perfusi perifer sekunder terdapat bendungan/statis vena dan tirah
tidak adekuatnya curah jantung, baring lama meningkatkan
vasokkontruksi, dan anemia. resikotromboflebitis
Sianosis dapat terjadi sebagai  Insiden toksisitas tinggi (20%)
refraktori GJK. Area yang sakit karena sempitnya batas antara
sering berwarna biru atau belang rentang terapeutik dan toksik.
karena peningkatan kongesti Digostin harus dihentikan pada
vena. adanya kadar obat toksik.
 Ginjal berespon untuk Frekuensi jantung lambat atau
menurunkan curah jantung kadar kalium rendah
dengan menahan cairan dan  Meningkatkan sediaan oksigen
natrium. Haluaran urine biasanya untuk kebutuhan miokard untuk
menurun selama sehari karena melawan efek hipoksia/iskemia
perpindahan cairan jaringan  Banyaknyya obat dapat
tetapi dapat meningkat pada digunakan untuk meniingkatkan
malam hari sehingga cairan volume sekuncup, memperbaiki
berpindah kembali ke sirkulasi kontrakstilitas, dan menurunkan
bila pasien tidur kongesti.
 Dapat menunjukkan tidak  Tipe dan dosis diuretik
adekuatnya perfusi tergantung pada derajat gagal
serebra/sekunder terhadap jantung dan status fungsi ginjal.
penurunan curah jantung Prnurunanpreload paling banyak
 Istirahat fisik harus digunakkan dalam mengobati
dipertahankan selama GJK aku pasien dengan curah jantung
atau refraktori untuk relatif normal ditambah dengan
mempengaruhi efisiensi kontrak gejala kongesti. Diuretik blok
jantung jantung dan menurunkan rearbsorpsi diuretik, sehingga
kebutuhan/konsumsi oksigen mempengaruhi reabsorpsi
miokard dan kerja berlebihan natrium dan air.
 Stres emosi menghasilkan  Vasodilator digunakan untuk
vasokontriksi, yang meningkatkan meningkatkan curah jantung,
TD dan meningkatkan menurunkan volume sirkulasi
frekuensi/kerja jantung (vasodilator) dan tahanan
 Pispt digunakan untuk vaskuler sistemik (arteridilator),
menurunkan kerja ke kamar juga kerja ventrikel
mandi atau kerja keras  Mrningkatkan kekuatan kontraksi
menggunakan bedpen. Manuver miokard dan memperlambat
valsalva menyebabkan rangsang frekuensi jantung dengan
vagal diikuti dengan takirkardi, menurunkan konduksi dan
yang selanjutnya berpengaruh memperlama periode refraktori
pada fungsi jantung/curah pada hubunganAV untuk
jantung meningkatkan efisiensi/curah
 Menurunkan statis vena dan jantung
dapat menurunkan insiden  Inhibitor AC dapat digunakan
trombus/pembentukan embolus. untuk mengontrol gagal jantung
dengan menurunkan konversi
angiotensin dalam paru dam (khususnya kalium dan klorida)
menurunkan vasokontriksi, SVR yangg mempengarusi irama
dan TD jantung dan kontraktilitas
 Penurunan tahanan vaskuler dan  Depresi segmen ST dan datarnya
aliran balik vena menurunkan gelombang T dapat terjadi karena
kerja miokard.menghilangkan peningkatan kebutuhan oksigen
cemas dan mengistirahatkan miokard, meskipun tak ada
siklus umpan balik penyakit arteri koroner. Foto
cemas/pengeluaran dada dapat menunjukkan
katekolamin/cemas pembesaran jantung dan
 Meningkatkan istirahat/relaksasi perubahan kongesti pulmonal
dan menurunkan kebutuhan  Peningkatan BUN/kreatinin
oksigen dan kerja miokard. menunjukkan hipoperfusi/gagal
Catatan: Ada ‘ ontrial’ oral yang ginjal
analog dengan amrinon (inocor)  AST/LDH dapat meningkat
agen inotropik posiitif, disebut sehubungan dengan kongesi hati
milrinon, yang dapat cocok untuk dan menunjukkan kebutuhan
penggunaan jangka panjang untuk obat dengan dosis lebih
 Dapat digunakan secara kecil yan didetoksikasi oleh hati
profilaksisuntuk mencegah  Mengukur perubahan pada
pembentukan trombus/emboli proses koagulasii atau
pada adanya faktor risiko seperti keefektifan terapi antikoagulan
statis vena, tirah baring, distrimia  Mungkin perlu untuk
jantung, dan riwayat episode memperbaiki bradistimia tak
trombolik sebelumnya responsig terdapat intervensi
 Karena adanya peningkatan obat yang dapat berlanjut
tekanan ventrikel kiri, pasien menjadi gagal
tidak dapat mentoleransi kongesti/menimbulkan edema
peninngkatan volume cairan paru
(preload). Pasien GJK juga  Gagal kongesti sehubungan
mengeluarkan sedikit natrium, dengan aneurisma ventrikuler
yang menyebabkan retensi cairan atau disfungsi kattup dapat
dan meningkatkan kerja miokard membutuhkan aneurisektomi
 Perpindahan cairan dan atau penggantian katup untuk
penggunaan diuretik dapat mrmperbaiki kontraksi/fungsi
mempengaruhi elektrolit miokard.

Kolaborasi

Berikan okksigen tambahhan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi.

Bberikan obat sesuai indikasi:

Diuretik, contoh furosemid (lasix) asam etakrinik (edecrin); bumetanid(bumex); spironolaktot


(aldakton)

Vasodilator, contoh nitrat (nitro-dur, isodril); arteriodilator, contoh hidralazin (apresoline);


kombinasi obat, contoh prazosin (minippres); digoksin (lanoxin);
Catropil (capoten); lisinopril (prinivil); enalapril (vasotec)

Morfin sulfat;

Tranquilizer/sedatif;

Antikoagulan, comtoh heparindosis rendah, warfarin (coumadin)

Pemberian cairan IV, pembatasan jumlah total sesuai indikasi. Hindari cairan garam

Pantau/ganti elektrolit

Pantau seri EKG dan perubahan foto dada

Pantau pemeriiksaan labolatorium, contohh BUN, kreatinin

Pemeriksaan fungsi hati (AST, LDH)

PT/APTT/pemeriksaan koagulasi

Siapkan untuk insersi/mempertahankan alat pacu jantung, bila diindikasikan

Siapkan pembedahan sesuai indikasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN: INTOLERAN AKTIVITAS

b/d : ketidakseimbangan antara supplai oksigen atau kebutuhan

Kelemahan umum

Tirah baring lama/imobilisasi

Ditandai dengan: kelemahan,kelelahan

Perubahan tanda vital, adanya disritmia

Dipsnea

Pucat

Berkeringat

KRITERIA HASIL: berpartisipasi kepada hasil yang diinginkan, memenuhii kebutuhan


perawatan diri sendiri

Pecapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur,


dibutuhkan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan dan tanda
vital dbm selama aktivitas.
INTERVENSI

Mandiri

 Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila pasien
menggunakan vasodilator, diuretik, penyakit beta
 Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia, dispnea,
berkeringat, pucat
 Kaji presipitator/penyebab kelemahan contoh pengobatan, nyeri obat
 Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas
 Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan diri sesuai indikasi. Selingi periode aktivitas
dengan periode istirahat

RASIONAL

 Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi),
perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh fungsi jantung
 Penurunan/ketidakmampuan kiokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama
aktivitas, dapa menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan
oksigen, juga peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga
peningkatan kelelahan dan kelemahan.
 Kelemahan adalah efek samping beberapa obat (beta bloker) traquilizer, dan sedatif. Nyeri
dan program penuh stres juga memerlukan energi dan menyebabkan kelemahan
 Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantunf daripada kelebihan aktivitas
 Pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien tanpa mempengaruhi stres
miokard/kebutuhan oksigen berlebihan
 Prningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung/konsumsi oksigen
berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung dibawah stres, bila disfungsi jantung
tidak dapat membaik kembali

Kolaborasi

Implementasikan program rehabilitasi jantung/aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN: KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

b/d: menurunnya laju filtrasi glomelurus (menurunnya curah jantung)


atau meningkatnya produksi adh dan retensi natrium atau air

ditandai oleh orthopnea, bunyi jantung s3

oliguria, edema,dvj,reflek hepatojugular positif

meningkatkan berat badan

hipertensi

distress pernafasan, bunyi jantung abnormal


KRITERIA HASIL: mendemonstrasikan volum cairab stabil dengan keseimbangan
masukan dan pengeluaran, bunyi nafas bersih atau jelas, tanda vital
dalam rentang yang dapat diterima, bb stabil dan tak ada edema

menyatakan pemahaman tentang atau pembatasan cairan


individual.

INTERVENSI.

Mandiri

 Pantau haluaran urine, catat jumlah  Auskultasi bunyi nafas, catat


dann warna saat hari dimana diuresis. penurunan dan atau bunyi
terjadi. tambhahan, contoh krekels, mengi.
 Pantau/hitung keseimbangan Catat adanya peningkatan dispenea,
pemasukan dan pengeluaran selama takipnea, orthopnea, dispnea,
24 jam nokturnal, proksimal batuk persistem
 Pertahankan duduk atau tirah baring  Selidiki keluhan dispnea ektrem tiba
dengan posisi semi fowler selama fase tiba, kebutuhan untuk bangun dari
akut duduk. Sensasi kulit bernafas, rasa
 Buat jadwal pemasukan cairan panik atau ruangan sempit
digabung keinginan minum bila  Pantau TD dan CVP (bila ada)
mungkin. Berikan perawatan mulut/es  Kaji bising usus catat keluhan
batu sebagai bagian darikebutuhan anoreksia, mual, distensi abdomen,
cairan. Timbang berat baddann tiap konstipasi
hari  Berikan makanan yang muddahh
 Kaji distensi leher dan pembuluh dicerna, porsi kecil dan sering
perifer. Lihat are tubuh dependen  Ukur lingkar abdomen sesuai indikasii
untuk edema dengan/tenpa pitting;  Dorong untuk menyatakan perasaaan
catat adanya edema tubuh umum sehubungan dengan pembatasan
(anarsaka)  Palpasi hepatomegali. Catat kreluhan
 Ubah posisi dengan sering. Tinggikan nyeri abdomen kuadran kanan atas
kaki bila duduk. Lihat permukaan kulit atau nyeri tekan
pertahankan tetap kering dan berikan  Catat peningkatan letargi, hipertensi,
bantalan sesuai indikasi.(Rujuk DK: kram otot
integritas kulit, kerusakan psiko tinggi,
hal. 62)
RASIONAL  Kelebihaan volume cairan sering
menimbulkan kongesti paru. Gejala
 Hakuaran urine mungkin sedikit dan
edema paru dapat menunjukkan gagal
pekat (khususnya selama sehari)
jantung kiri akut. Gejala perbnafasan
karena penurunan perfusi ginjal.
pada gagal jantung kanan (dispnea,
Posisi terlentang membantu diuresis
batuk, orthopnea) dapat timbul
sehingga haluaran urine dapt
lambat tetapi lebih sulit membaik
ditingkatkan pada malam atau selama
 Dapat menunjukkan terjadinya
tirah baring
komplikasi (edema paru atau emboli)
 Terapi diuretik dapat disebabkan oleh
dan berbeda dari orthopnea dan
krhilangan cairan tiba tiba atau
dispnea nokturnal paroksimal yang
berlebihan(hipofolemia) meskipun
terjadi lebih cepat dan memerlukan
edema atau asitas masih ada
intervensi segera.
 Posisi terlentang meningkatkan filtrsi
 Hipertensi dan peningkatan CVP
ginjal dan menurunkan produksi ADH
menunjukkan elebihan volume cairan
sehingga meningkatkan diuresis
dan dapat menunjukkan terjadinya
 Melibatkan pasien dalam program
atau peningkatan kongesti paru, gagal
terapi dapat meningkatkan perasaan
jantung
menontrol dan kerjasama dalam
 Kongesti viseral (terjadinya pada GJK
pembatasan
lanjut) dapat mengganggu fungsi
 Catat perubahan ada atau hilangnya
gaster atau intestinal
edema sebagai respoon terhadap
 Penurunan motilitas gaster dapat
terapi. Peningkatan 2,5 kg
berefek merugikan pada digestif dan
menunjukkan kurang lebih 2 L cairan.
absorpsi. Makan sedikit dan sering
Sebaliknya diuretik dapat
meningkkatkan digesti/mencegah
mengakibatkan cepatnya kehilangan
ketidaknyamanan abdomen
atau perpindahan cairan dan
 Pada gagal jantung kanan lanjut,
kehilangan berat badan
cairan dapat berpindah kedalam area
 Retensi cairan berlebihan dapar
poritoneal, menyebabkan
dimanifestasikan oleh pembendungan
meningkatnya lingkar abdomen
vena dan pembetukan edema. Edema
(asites)
perifer mulai pada kaki atau mata kaki
 Ekpresi perasaan/masalah dapat
(atau area dependen) dan
menurunkan stres/cemas, yang
meningkatkan sebagai kegagalan
mengeluarkan energi dan dapat
paling buruk. Edema pitting adalah
menimbulkan perasaan lemah
gambaran secara umum hanya
 Perluasan gagal jantung menimbulkan
setelah retensi sedikitnya 5 kg cairan.
kongesti vena, menyebabkan distensii
Peningkatan kongesti vaskuler
abdomen, pembesaran hati, dan
sehubungan dengan gagal jantung
nyeri. Ini akan mengganggu fungsi
tkanan secara nyata mengakibatkan
hati dan
edema jarigan sistemik
menggangu/memperpanjangg
 Pembentukan edema sirkulasi
metabolisme obat
melambat gangguan pemasukan
 Tanda defisit kalium dan natrium yang
nutrisi dan imobilisasi/ tirah baring
dapat terjadi sehubungan dengan
llama merupakan kumpulan stresor
perpindahan cairan dan terapi
yang mempengaruhi integritas kulit
diuretik
dan menemukan intervensi
pengawasan ketat atau pencegahan
 Maningkatkan laju aliran urine dan kebutuhan kalori dalam pembatasan
dapat menghambat reabsorpsi natrium
natrium/klorida pada tubulus ginjal  Menunjukkan perubahan indikasif
 Meningkatkan diuresis tanpa peningkatan/perbaikan kongesti paru
kehilangan kalium berlebihan  Meskipun tidak sering digunakan,
 Mengganti kehilangan kalium sebagai penggantian cairran mekanis
efek samping terapi diuretik, yang dilakukan untuk mempercepat
dapat mempengaruhi fungsi penurunan volume sirkulasi,
 Perlu memberikan diet yang dapat khususnya pada edema paru
diterima pasien yang memenuhi refraktori pada terapi lain

KOLABORASI

Pemberian obat sesuai indikasi

Diuretik, contoh furosemid, lasik; bumetanida(bumex)

Tiasid dengan agen pelawan kalium, contoh spironolakton(aldakton)

Tambahan kalium contoh K Dur

Mempertahankan cairan atau pembatasan natrium sesuai indikasi

Konsul dengan ahli diet

Pantau foto tharax

Kaji dengan torniket rotasi atau flebotomi, dialisis atau ultrafiltrasi sesuai indikasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : PERTUKARAN GAS, KERUSAKAN, RISIKO TINGGI

Faktor risiko meliputi: Perubahan membran kapiler-alveolus, contoh


pengumpulan/perpindahan cairan kedalam area interstisial/alveoli

Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala
membuat diagnosa aktual

KRITERIA HASIL: Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasiadekua pada jaringan

ditunjukkan oleh GDA/oksimetri dalam rentang normal dan bebas

gejala distres pernafasan.

Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas


kemampuan/situasi
INTERVENSI

Mandiri

 Auskultasi buunyi napas, catat krekels, mengi


 Anjurkan pasien batuk efektif, napas dalam
 Dorong perubahan posisi sering
 Pertahankan duduk dikursi/tirah baring dengan kepala tempat tidur tinggi 20-30 derajat,,
posisi semi fowler. Sokong tangan dengan bantal

RASIONAL

 Menyatakan adanyan kongesti  Hipoksemia dapat menjadi berat


paru/pengumpulan sekret selama edema paru. Perubahan
menunjukkan kebutuhan untuk kompensasi biasanya ada pada GJK
intervensi lanjut kronis
 Membersihkan jalan napas dan  Meningkatkan konsentrasi oksigen
memudahkan aliran oksigen alveola, dapat memperbaiki atau
 Membantu mencegah atelektasis dan menurunkan hipoksemia jaringan
pneumonia  Menurunkan kongesti alveola,
 Menurunkan konsumsi meningkatkan pertukaran gas
oksigen/kebutuhan dan  Meningkatkan aliran oksigen dengan
meningkatkan inflamasi paru mendelatasi jalan napas kecil dan
maksimal mengeluarkan efek diuretik ringan
untuk menurunkan kongesti paru

Kolaborasi

Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri

Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

Berikan obat sesuai indikasi:

Diuretik contoh furosemid (lasix);

Bronkodilator contoh aminofilin


DIAGNOSA KEPERAWATAN : INTEGRITAS KULIT, KERUSAKAN, RISIKO TINGGI TERHADAP

Faktor risiko meliputi : tirah baring lama

Edema, penurunan perfusi jaringan.

Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala

membuat diagnosa aktual)

KRITERIA HASIL: Mempertahankan integritas kulit

Mendemonstrasikan perilaku/tehnik mencegah kerusakan kulit

INTERVENSI

Mandiri:

 Lihat kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema, area sirkulasinya


terganggu/pigmentasi,atau kegemukan/kurus.
 Pijat area kemerahan atau yang memutih.
 Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi. bantu latihan rentang gerak pasif/aktif.
 Berikan perawatan kulit sering, meminimalkan dengan kelembaban/ekskresi.
 Periksa sepatu kesempitan/sandal dan ubah sesuai kebutuhan.
 Hindari obat intramuskuler..

RASIONAL:

 Kulit berisiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilitas fisik, dan gangguan status nutrisi.
 Meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan.
 Memperbaiki sirkulasi/menurunkan waktu satu area yang menganggu aliran darah.
 Terlalu kering atau lembab merusak kulit atau mempercepat kerusakan.
 Edema dependen dapat menyebabkan sepatu terlalu sempit, meningkatkan risiko tertekan
dan kerusakan kulit pada kaki.
 Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorpsi obat dan predisposisi
untuk kerusakan kulit/terjadinya insfeksi.
 Menurunkan tekanan pada kulit, dapat memperbaiki sirkulasi.

KOLABORASI:

Berikan tekanan alternatif/kasur, kulit domba, perlindungan siku/tumit


DIAGNOSA KEPERAWATAN : KURANG PENGETAHUAN [KEBUTUHAN BELAJAR], MENGENAI

KONDISI, PROGRAM PENGOBATAN

Dapat dihubungkan dengan : Kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi


jantung/penyakit/gagal

Kemungkinan dibuktikan oleh : Pertanyaan

Pertanyaan masalah/kesalahan persepsi

Terulangnya episode GJJK yang dapat dicegah

membuat diagnosa aktual)

KRITERIA HASIL: Mengidentifikasi hubungan terapi (program pengobatan) untuk

Menurunkan episode berulang dan mencegah komplikasi

Menyatakan tanda/gejala yang memerlukan intervensi cepat

Mengidentifikasi stres pribadi/ faktor risiko dan beberapa teknik

Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu

INTERVENSI

Mandiri:

 Diskusikan fungsi jantung normal. memberi tahu pemberi perawatan,


Meliuti informasi sehubungan dengan contoh nadi diatas/dibawah frekuensi
perbedaan pasien dati fungsi normal. yang telah ditentukan sebelumnya,
Jelaskan perbedaan antara serangan perubahan pada irama/regularitas.
jantung dan GJK.  Jelaskan dan diskusikan peran pasien
 Kuatkan rasional pengobatan. dalam mengontrol faktor risiko
 Diskusikan pentingnya menjadi seaktif (contoh, merokok) dan faktor
mungkin tanpa menjadi kelelahan, pencetus atau pemberat (contoh, diet
dan istirahat diantara aktivitas. tinggi garam, tidak aktif/terlalu aktif,
 Diskusikan pentingnya pembatasan terpajan pada suhu ekstrem).
natriu. Berikan daftar kandungan  Bahs ulang tanda/gejala yang
natrium pada makanan umum yang memerlukan perhatian medik cepat,
harus dihindari/batasi. Dorong untuk contoh peningkatan berat badan
mencoba label makanan dan bungkus cepat,edema,napas
obat. pendek,peningkatan
 Diskusikan obat, tujuan dan efek kelelahan,batuk,hemoptisis,demam.
samping. Berikan instruksi secara  Berikan kesempatan pasien/orang
verbal dan tertulis. terdekat untuk menanyakan,
 Anjurkan makan diet pada pagi hari. mendiskusikan masalah dan membuat
 Anjurkan dan lakukan demonstrasi perubahan pola hidup yang perlu.
ulang kemampuan mengambil dan  Tekankan pentingnya melaporkan
mencatat nadi harian dan kapan tanda/gejala toksisitas digitalis,
contoh terjadinya gangguan GI dan nadi/irama, memburuknya gagal
pengelihatan, perubahan frekuensi jantung.

RASIONAL

 Pengetahuan proses penyakit dan tepat waktu dan mencegah


harapan dapat memudahkan ketaatan komplikasi seperti toksisitas digitalis.
pada program pengobatan.  Menambahkan pada kerangka
 Pasien percaya bahwa pengubahan pengetahuan dan memungkinkan
program pascapulang dibolehkan bila pasien untuk membuat keputusan
merasa baik dan bebas gejala atau berdasarkan informasi sehubungan
merasa lebih sehat yang dapat dengan kontrol kondisi dan mencegah
meningkatkan risiko eksaserbasi berulang/komplikasi. Merokok
gejala. Pemahaman program,obat,dan potensial untuk vasokontriksi;
pembatasan dapat meningkatkan pemasukan natrium meningkatkan
kerjasama untuk mengontrol gejala. pembentukan retensi/edema air;
 Aktivitas fisik berlebihan dapat keseimbangan tidak tepat antara
berlanjut menjadi melemahkan aktivitas/istirahat fan pemajanan
jantung, eksaserbasi kegagalan. pada suhu ekstrem dapat
 Pemasukan diet natrium diatas 3 mengakibatkan
g/hari akan menghasilkan efek kelelahan/meningkatnya kerja
diuretik. Sumber umum natrium miokard dan meningkatkan risiko
adalah garam meja dan makanan infeksi paru.
dengan garam, meskipun sup/sayur  Pemantauan sendiri meningkatkan
kaleng, dhing kiloan, dan produk tanggung jawab pasien dalam
harian juga dapat mengandung kadar pemeliharaan kesehatan dan alat
tinggi natrium. mencegah komplikasi, contoh edema
 Pemahaman kebutuhan terapeutik paru, pneumonia.
dan pentingnya upaya pelaporan efek  Kondisi kronis dan
samping dapat mencegah terjadinya berulang/menguatnya kondisi GJK
komplikasi obat. Cemas dapat sering melemahkan kemampuan
menghambat pemasukan keseluruhan koping dan kapasitas dukungan pasien
atau detil dan pasien/orang dekat dan orang terdekat, menimbulkan
merujuk ke materi tulisan pada kertas depresi.
untuk menyegarkan ingatan.  Pengenalan dini terjadinya komplikasi
 Memberikan waktu adekuat untuk dan ketelibatan pemberi perawatan
efek obat sebelum waktu tidur untuk dapat mencegah toksisitas/perawatan
mencegah/membatasi menghentikan di rumah sakit.
tidur.  Dapat menambahkan bantuan dengan
 Meningkatkan pemantauan sendiri pemantauan sendiri/penatalaksanaan
pada kondisi/efek obat. Deteksi dini di rumah.
perubahan memungkinkan intervensi

KOLABORASI

Rujuk pada sumber di masyarakat/kelompok pendukung sesuai indikasi.

Anda mungkin juga menyukai