Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN SYSTEMIC LUPUS


ERYTHEMATOSUS (SLE)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1

Dosen Pengampu : Eliza Zihni Z, S.Kep.Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh : KELOMPOK 3


1. Bety Rahmah Ardiyanti (2020030066)
2. Elsa Agustin (2020030050)
3. Djihan Ibura (2020030055)
4. Syifa Hayati (2020030057)
5. Rigo Chandra (2020030043)
6. Ahmad Samsuri (2020030044)
7. Rian (2020030046)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMUKESEHATAN HUSADA JOMBANG
TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dengan Masalah Keperawatan systemic
lupus erythematosus” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Eliza Zihni z, S.Kep.Ns.,M.Kep. pada mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
systemic lupus erythematosus bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eliza Zihni Z,
S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 29 Maret 2022

Penyusun,

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................... ..................................................3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 7
2.1 Definisi ..................................................................................................................... 7
2.2 Etiologi ..................................................................................................................... 7
2.3 Patofisiologi ............................................................................................................. 8
2.5 Manifestasi Klinis.................................................................................................. 10
2.6 Komplikasi............................................................................................................. 11
2.7 Penatalaksanaan ................................................................................................... 11
BAB III............................................................................................................................. 13
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................................... 13
3.1 Pengkajian ............................................................................................................. 13
3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................................ 21
3.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................................... 23
3.4 Implementasi Keperawatan ................................................................................. 25
3.5 Evaluasi Keperawatan .......................................................................................... 26
ASUHAN KEPERAWATAN SLE ................................................................................ 27
BAB IV ............................................................................................................................. 48
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 48
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 48
4.2 Saran ...................................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 50

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit lupus berasal dari bahasa Latin yang berarti “Anjing hutan,” atau
“Serigala,” merupakan penyakit kelainan pada kulit, dimana disekitar pipi
dan hidung akan terlihat kemerah-merahan. Tanda awalnya panas dan rasa
lelah berkepanjangan, kemudian dibagian bawah wajah dan lengan terlihat
bercak-bercak merah.
Sistem imun normal akan melindungi kita dari serangan penyakit yang
diakibatkan kuman, virus, dan lain-lain dari luar tubuh kita. Tetapi pada
penderita lupus, sistem imun menjadi berlebihan, sehingga justru menyerang
tubuh sendiri, oleh karena itu disebut penyakit autoimun. Penyakit ini akan
menyebabkan keradangan di berbagai organ tubuh kita, misalnya: kulit yang
akan berwarna kemerahan atau erythema, lalu juga sendi, paru, ginjal, otak,
darah, dan lain-lain. Oleh karena itu penyakit ini dinamakan “Sistemik,”
karena mengenai hampir seluruh bagian tubuh kita. Jika Lupus hanya
mengenai kulit saja, sedangkan organ lain tidak terkena, maka disebut
LUPUS KULIT (lupus kutaneus) yang tidak terlalu berbahaya dibandingkan
lupus yang sistemik (Sistemik Lupus /SLE).
SLE adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya
autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan
disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh.
Sistem imun normal akan melindungi kita dari serangan penyakit yang
diakibatkan kuman, virus, dan lain-lain dari luar tubuh kita. Tetapi pada
penderita lupus, sistem imun menjadi berlebihan, sehingga justru menyerang
tubuh sendiri, oleh karena itu disebut penyakit autoimun. Penyakit ini akan
menyebabkan keradangan di berbagai organ tubuh kita, misalnya: kulit yang
akan berwarna kemerahan atau erythema, lalu juga sendi, paru, ginjal, otak,
darah, dan lain-lain. Oleh karena itu penyakit ini dinamakan “Sistemik,”
karena mengenai hampir seluruh bagian tubuh kita.
Perjalanan penyakitnya bersifat episodik (berulang) yang diselingi periode

4
sembuh. Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ
yang berbeda. SLE merupakan penyakit autoimun menahun yang diderita
penderita seumur hidup, oleh karena itu pentingnya penatalaksanaan medis
dengan tujuan mengontrol manifestasi penyakit, sehingga anak dapat
memiliki kualitas hidup yang baik tanpa eksaserbasi berat, sekaligus
mencegah kerusakan organ serius yang dapat menyebabkan kematian.
Perawatan serta pemahaman keluarga mengenai penyakit harus dioptimalkan
sehingga dapat ikut serta mencegah terjadinya eksaserbasi dan komplikasi
akibat penyakit.
Berdasarkan uraian di atas, Penulis tertarik untuk mengetahui secara lebih
mendalam mengenai Tinjauan Teoritis Systemic Lupus Erithematosus (SLE).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit SLE?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit SLE?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit SLE?
4. Bagaimana pathway dari penyakit SLE?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit SLE?
6. Bagaimana komplikasi dari penyakit SLE?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit SLE?
8. Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan pada penyakit SLE?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit SLE
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit SLE
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit SLE
4. Untuk mengetahui gambaran pathway dari penyakit SLE
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit SLE
6. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit SLE
7. Untuk mengetahui cara penatalaksanaan dari penyakit SLE
8. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan asuhan keperawata pada
pasien SLE.

5
1.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan
mengenai penyakit SLE bagi masyarakat luas.
2. Diharapkan dapat menjadi referensi mahasiswa STIKES HUSADA
JOMBANG dalam menyelesaikan tugas.
3. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya agar
semakin baik kedepannya.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang
ditandai dengan adanya inflamasi tersebar luas, mempengaruhi setiap organ
atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi
autoantibodi dan kompleks imun, sehingga mengakibatan kerusakan jaringan
(Pemula, 2017).
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun
kronis. Pada penyakit autoimun tubuh melakukan reaksi yang berlebihan
terhadap stimulus asing dan memproduksi banyak antibodi ataupun
protein-protein yang melawan jaringan tubuh. Sistem imun ini tidak dapat
membedakan antara senyawa asing dan jaringan tubuhnya sendiri
sehingga menyebabkan antibodi bereaksi menyerang jaringan dan sel
tubuhnya sendiri. Antibodi ini disebut autoantibodi yang menyebabkan
terjadinya inflamasi dan kerusakan pada sebagian besar jaringan tubuh
(Buaya, 1875).
2.2 Etiologi
Etiologi utama SLE sampai saat ini belum diketahui, namun beberapa
faktor predisposisi dapat berperan dalam patogenesis terjadinya penyakit ini.
Diantara beberapa faktor predisposisi tersebut, sampai saat ini belum
diketahui faktor yangpaling dominan berperan dalam timbulnya penyakit ini.
Berikut ini beberapa faktor predisposisi yang berperan dalam timbulnya
penyakit SLE:
1. Faktor Genetik
Berbagai gen dapat berperan dalam respon imun abnormal sehingga
timbul produk autoantibodi yang berlebihan. Kecenderungan genetik
untuk menderita SLE telah ditunjukkan oleh studi yang dilakukan pada
anak kembar. Sekitar 2-5% anak kembar dizigot berisiko menderita
SLE, sementara pada kembar monozigot, risiko terjadinya SLE adalah
58%. Risiko terjadinya SLE pada individu yang memiliki saudara

7
dengan penyakit ini adalah 20 kali lebih tinggi dibandingkan pada
populasi umum.
2. Faktor Imunologi
Pada SLE terdapat beberapa kelainan pada unsur-unsur sistem imun,
yaitu Antigen, Kelainan intrinsik sel T dan sel B, Kelainan antibodi
3. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan dapat bertindak sebagai antigen yang
bereaksi dalam tubuh dan berperan dalam timbulnya SLE. Faktor
lingkungan tersebut terdiri dari:
a. Infeksi virus dan bakteri
b. Paparan sinar ultra violet
4. Obat – Obatan tertentu

2.3 Patofisiologi
Sistem regulasi kekebalan
terganggu

Mengaktivasi sel T dan B

Fungsi sel T suppressor


abnormal

Peningkatan produksi auto


antibodi

sehingga terjadi penumpukan kompleks imun


dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan
menstimulasi antigen yang selanjutnya
serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut
berulang kembali.

8
2.4 Pathway
Faktor Obat-obatan
Faktor Faktor Faktor (hidralazin, prokainamid,
genetik Imunologi Lingkungan isoniazid, klorporazin)

Sistem Regulasi Kekebalan Terganggu

Mengaktivasi sel T dan B

Fungsi sel T-supressor abnormal

Peningkatan produksi auto antibodi

Terjadi penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan

Muskuloskeletal Sist. Integumen Vaskuler Cardiac Respirasi Hemato

Pembengkakan Adanya lesi Inflamasi Perikarditis Penumpukan Sumtul gagal


sendi akut pada kulit pada cairan pada membentuk sel
arteriola pleura darah merah
terminalis
Penumpukan
Nyeri tekan dan cairan efusi
nyeri saat Pasien merasa pada Tubuh kekurangan
Efusi Pleura
bergerak malu dengan Lesi perikardium sel darah merah
kondisinya papuler di (pansitopenia)
ujung kaki,
tumit dan Ekspansi
Nyeri Akut Penebalan
siku dada tidak
(D.0077) Gangguan Citra perikardium
adekuat Anemia
Tubuh
(D.0083)
Gangguan
Integritas Konraksi
Kulit jantung Pola Nafas Intoleransi
Klien tidak mengetahui tanda dan (D.0129) menurun Tidak Aktivitas
gejala dari penyakit SLE karena Efektif (D.0056)
kurang informasi (D.0005)
Penurunan
Curah
Jantung Perfusi Perifer
Klien bertanya-tanya tentang penyakit SLE dan Tidak Efektif
(D.0008)
cara pengobatannya (D.0009)

Defisit Pengetahuan
(D.0111)

9
2.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari SLE sangat bervariasi, penyakit ini bisa
timbul mendadak disertai tanda-tandanya terkena berbagai sistem organ
dalam tubuh seperti kulit, persendian, ginjal, jantung, paru-paru, dan
sistem saraf. Bila terjadi menahun, maka gejala pada satu sistem akan
diikuti oleh gejala terkenanya sistem lain dan dapat terjadi eksaserbasi
atau remisi. Serangan SLE biasanya didahului oleh gejala yang terus
menerus seperti :
 Demam
 Lelah
 Merasa tidak enak badan
 Penurunan berat badan
 Ruam kulit
 Ruam kupu-kupu
 Ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari
 Sensitif terhadap sinar matahari
 Pembengkakan dan nyeri persendian
 Pembengkakan kelenjar
 Nyeri otot
 Mual dan muntah
 Nyeri dada pleuritik
 Kejang
 Psikosa.
 Hematuria (air kemih mengandung darah)
 Batuk darah
 Mimisan
 Gangguan menelan
 Bercak kulit
 Bintik merah di kulit
 Perubahan warna jari tangan bila ditekan
 Mati rasa dan kesemutan
 Luka di mulut

10
 Kerontokan rambut
 Nyeri perut
 Gangguan penglihatan.

2.6 Komplikasi
SLE dapat menyerang semua organ di tubuh sehingga dapat menimbulkan
berbagai komplikasi, di antaranya:
 Urologi : lupus nefritis, gagal ginjal
 Neurologi : gangguan memori, gangguan bahasa, gangguan kognitif
 Kardiovaskuler : anemia, vaskulitis, perikarditis, infark miokard akut
 Respirasi : pleuritis, efusi pleura, pneumonia
 Muskuloskeletal : osteoporosis, fraktur, avaskular nekrosis tulang
 Gangguan pada darah, seperti peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
 Rentan mengalami penyakit infeksi

2.7 Penatalaksanaan
Tidak ada obat untuk SLE. Tujuan pengobatan adalah untuk
mengendalikan gejala, berikut ini adalah beberapa penatalaksanaan pada
penyakit SLE :
1. Penatalaksanaan untuk SLE dengan gejala ringan
 NSAID : untuk mengatasi gejala reumatik, radang selaput
dada dan radang lainnya
 Krim kortikosteroid : untuk mengatasi gejala ruam pada
kulit
 Obat anti malaria (hydroxychloroquine) : untuk mengatasi
gejala di kulit danartritis
 Pembatasan diet
a. Rendah garam
b. Tinggi asam folat : Alpukat, daging, kuning telur
c. Omega 3 : minyak ikan, ikan tuna, salmon
d. Cukup kalsium : susu, keju, bayam, brokoli
e. Rendah lemak : hindari gorengan, jeroan, daging
berlemak tinggi, santan

11
2. Penatalaksanaan untuk SLE dengan gejala berat
 Glukokortikoid sistemik
 Sitotoksik imunosupresif
Contoh obat: Cyclophosphamide, Mychophenolate Mofetil,
Azathioprine
3. Pendidikan Kesehatan untuk keluarga dan pasien
 Pasien dianjurkan untuk cukup istirahat dan menghindari
kelelahan. Namun tidakterlalu membatasi aktifitas.
 Pasien dianjurkan memakai baju tertutup, topi, payung dan
anti UV spf 30 bilapergi ke luar ruangan.
 Pasien dianjurkan untuk menghangatkan sendi yang sakit
dengan cara kompreslembab.
 Pasien dianjurkan untuk berolahraga namun juga
memperhatikan tingkatkelelahan.
 Pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan menghindari
paparan asap rokok.

12
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1) Biodata Klien dan Penanggungjawab
(Nama, Usia, Jenis kelamin, Agama, Alamat)
2) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Pasien
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan klien masih sedikit pucat
dan malas beraktivitas karena nyeri di
persendian.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
10 hari SMRS anak batuk pilek demam tidak
tinggi. 7 hari SMRS terdapat nyeri pada kedua
tungkai dan menolak berjalan, anak belum terlalu
pucat, tidak mau makan minum demam dan
batuk pilek menetap. 4 hari SMRS anak demam
tinggi, suhu tidak diukur, tidak dapat berjalan,
muncul bercak merah dari perut hingga tungkai,
anak pucat. HMRS anak pucat, demam, batuk
pilek. Hasil pemeriksaan darah AL 33.500/uL,
Hb 4,6 gr/dL.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Antenatal
Selama kehamilan ibu klien memeriksakan
diri rutin di bidan. Usia 6-7 bulan plasenta
menutup jalan lahir,ibu klien minum
penambah darah dan vitamin selama hamil,
tidak ada riwayat penyakit selama
kehamilan.

13
b. Intranatal
Anak lahir spontan dengan VE, UK 36
minggu, BBL 2800 gram, PB 49 cm di
PKU Bantul. Anak tidak langsung
menangis, diberikan resusitasi tahap awal.
c. Postnatal
Tidak ada trauma lahir, imunisasi lengkap
di bidan
d. Penyakit yang pernah diderita
Klien menderita kekurangan zat kapur di
usia 6 bulan, ISK diusia 8 bulan, flek/ TB
paru di usia < 1 tahun.
e. Riwayat Hospitalisasi
Klien sebelumnya pernah dirawat di PKU
Bantul dengan ISK
f. Riwayat Injury
Klien tidak mempunyai riwayat injury atau
kecelakaan
g. Riwayat Alergi
Ibu klien mengatakan anak hanya alergi
dingin, tidak ada alergi obat danmakanan
h. Riwayat ImunisasiImunisasi dasar :
Hepatitis : 3 kali (lahir, 1 bulan, 3
bulan)
BCG : 1 kali (2 minggu)
DPT : 3 kali
Polio : 3 kali
Campak : 1 kali
i. Riwayat pengobatan
Riwayat pengobatan ISK usia 8 bulan,
terapi pijat dan ekstra zat kapur usia 6
bulan, TB paru usia <1 tahun.

14
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Personal sosial
Anak mudah berkenalan dan bergaul
dengan orang lain, tidak suka ditinggal
sendiri
b. Motorik halus
Anak dapat memegang mainan pada
usia 6 bulan, dan mencoret-coret pada
usia 1,5 tahun. Saat ini klien senang
bermain boneka dan menyusun lego
c. Motorik kasar
Anak malas beraktivitas terutama berjalan
karena riwayat nyeri sendi
d. Bahasa
Anak dapat mengucapkan 1-3 kata namun
tidak membentuk kalimat.
5. Riwayat Keluarga
a. Status ekonomi
Status ekonomi keluarga anak menengah
kebawah, penghasilan Rp 700.000,00.
Pembiayaan pengobatan dengan
jamkesmas.
b. Lingkungan rumah
Ibu klien mangatakan rumah klien 9x6
meter lantai ubin, tembok, atap
genteng,ventilasi baik, septic tank 6 m
dari sumber air. Letak rumah berdekatan
dengan tetangga, terdapat sungai didekat
rumah.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada anggota
keluarga klien yang mengalami penyakit

15
kelainan kekebalan tubuh. Tidak ada
riwayat hipertensi, penyakit jantung,
DM,dan penyakit menular lain.

6. Pola Kesehatan Fungsional


a. Aspek Fisik-biologis
 Pola Nutrisi
Selama sakit anak makan nasi 3x
sehari, klien menghabiskan diet
yang diberikan. Nafsu makan anak
meningkat selama dirawat. Klien
minum susu dan air putih sampai
1,5 liter dan mulai dibatasi
minumnya.
 Pola Eliminasi
Selama dirawat anak tidak
mengalami gangguan BAK,
frekuensi 6x sehari warna dan bau
khas. Klien BAB setiap hari sekali
konsistensi lunak warna kuning.
Sebelum dirawat anak BAB 3 hari
sekali.
 Pola Aktivitas
Selama sakit anak sempat malas
beraktivitas terutama berjalan
karena nyerisendi, aktivitas sudah
mulai meningkat.
 Kebutuhan Istirahat
Klien tidur malam dengan
nyenyak 8 jam dan tidur siang 1-2
jam.

16
b. Aspek Persepsi dan Psikososial orang tua
1. Persepsi Orang tua
Ibu klien mengatakan sudah
mengetahui tentang penyakit SLE
yang diderita anaknya, namun belum
mengetahui cara perawatannya
2. Psikososial Orang tua
Kecemasan orang tua sudah mulai
berkurang karena kondisi anaknya
mulai membaik
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
KU : Sedang, composmentis
TTV :
 Suhu : 37oC
 Nadi : 130x/menit
 Resp : 32x/menit

b. Antropometri :
 BB : 12 kg
 TB : 88 cm
 LK : 45 cm
 LLA :15 cm
 SG : Baik

c. Pemeriksaan Sistemik Cepalo-Caudal


 Kepala
Bentuk kepala simetris, kesan wajah
tenang, muka agak pucat, tidak
tampak kemerahan/ butterfly rash,
tidak ada alopesia, konjungtiva agak
anemis, mulut bersih, mukosa lembab.

17
 Integumen
Sisa bintik- bintik kemerahan di kulit
daerah perut sampai tungkai, turgor
baik,CRT 2 detik, tidak ada lesi dan
ruam
 Thorax
a. Paru-paru
 Inspeksi : ekspansi
simetris, nafas pendek,
tidak ada nyeri dan batuk,
tidak ada retraksi
 Perkusi : Suara
resonan pada intercosta 1-
3 dada kiri. Suara resonan
pada intercosta 1-5 dada
kanan
 Palpasi : tidak ada
nyeri tekan, tidak terdapat
massa abnormal, taktil
fremitus simetris
 Auskultasi : Bunyi nafas
vesikuler, tidak ada ronkhi,
stridor
b. Jantung
 Inspeksi : Tidak ada
retraksi, warna kulit
merata, iktus cordis normal
 Perkusi : Suara
dullness di intercosta 1-4
kiri
 Palpasi : tidak ada
nyeri tekan, tidak teraba

18
masa abnormal
 Auskultasi : S1tunggal, S2
split tidak konstan, tidak
ada bising jantung.
c. Abdomen
 Inspeksi : supel,
simetris, tidak ada
spidernevi, tidak ada
asites.
 Auskultasi : Terdapat
bising usus normal
 Perkusi :Suara timpani
kuadran kiri atas, resonan
di kuadran lain
 Palpasi :Tidak ada
nyeri tekan, tidak ada
pembesaran limfe
d. Genitalia
Genitalia bersih, tidak ada lesi,
belum menarche
e. Ekstermitas
 Atas : terpasang threeway,
kekuatan otot (+), akral
kadang teraba dingin,
palmar kadang pucat
 Bawah : simetris, kekuatan
otot (+), udem (-), sendi
bengkak (-)

19
8. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan kimia darah
No Pemeriksaan Hasil satuan
1 SGOT/AST 39 u/L
2 SGPT/ALT 33 u/L
3 BUN 7,8 Mg/dL
4 Creatine 0,30 Mg/dL

 Pemeriksaan darah lengkap

No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


3
1 WBC 17,37 3,6-11 10 /uL
6
2 RBC 2,90 3,6-5,2 10 /uL

3 HGB 8,5 11,7-15,5 g/dL


4 HCT 28,0 32-47 %
5 MCHC 30,4 32-36 fL
6 RDW 23,1 11,5-14,5 g/dL

7 HDW 3,05 2,2-3,2 %


8 EOS% 4,6 1-3 g/dL
9 LUC% 5,2 0-4 %
3
10 Neutrofil # 11,11 1,9-8 10 /uL
3
11 Leukosit # 0,9 0-0,4 10 /uL

20
 Pemeriksaan urine

Sel Silinder
Leukosit pucat 1-2 Hialin 0
Gliter cell 0 Granuler 0
Leukosit gelap 0-1 Epitel 0
Eritrosit 0 Eritrosit 0
Ep tubuli 0 Leukosit 0
Ep. Vesika urine 3-4 Kristal 0
Ep vagina 0 Ca-oksalat 0
Ep uretra 0 Tn fosfat 0
Asam urat 0

 Pemeriksaan imunologi
Komponen Hasil Nilai normal Metode
ANA test 44,85 UI/ml <23 IU/ml ELISA
9. Program terapi
a. Protokol SLE fase akut:
Obat Dosis Waktu Rute
Metil prednisolone 360 mg/hari 5 hari IV
30mg/kg BB/ hari
Prednison 12 mg/hari 7 hari Oral
0,5-2mg/kg BB/hari 1-1-0,5 tablet

b. Transfusi WBC Gol AB 150 cc (Hb 4,6


gr/dL)

3.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosis keperawatan telah diterapkan diberbagai rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya, namun diperlukan terminologi dan
indikator diagnosis keperawatan yang terstandarisasi agar
penegakan diagnosis keperawatan menjadi seragam,akurat,dan
tidak ambiguuntuk menghindari ketidaktepatan pengambilan
keputusan dan ketidaksesuaian asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 : 2)
2. Kemungkinan diagnosa yang muncul
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)

21
2. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
3. Defisit pengetahuan (D.0111)
3. Diagnosa keperawatan yang disebutkan dalam teori dan
ditemukan dalam kasus nyata adalah sebagai berikut :
1. Perfusi Perifer Tidak efektif (D.0009)
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan kadar hemoglobin dibuktikan dengan akral
teraba dingin, warna kulit pucat. (Tim PokjaSDKI DPP
PPNI, 2017 : 37)
2. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
dibuktikan dengan mengeluh lelah, merasa lemah dan
tidak nyaman saat beraktivitas (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017 : 128)
3. Defisit Pengetahuan (D.0111)
Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi dibuktikan dengan menanyakan
masalah yang dihadapi, menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017 : 246)

22
3.3 Intervensi Keperawatan
3.1.1 Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
Intervensi : Perawatan Sirkulasi (1.02079)
Tindakan :
Observasi

a. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian


kapiler, warna, suhu, ankle branchial index)
b. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes,
perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
c. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas.

Terapeutik

a. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area


keterbatasan perfusi.
b. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi.
c. Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang
cedera.
d. Lakukan pencegahan infeksi.

e. Lakukan perawatan kaki dan kuku.

f. Lakukan hidrasi.

Edukasi

a. Anjurkan berhenti merokok.

b. Anjurkan berolahraga rutin.

c. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar.

d. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan,


dan penurun kolesterol, jika perlu.
e. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur.

f. Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta.

g. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepay (mis.

23
Melembabkan kulit kering pada kaki)

24
h. Anjurkan program rehabilitasi vaskular.

i. Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis.rendah


lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
j. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (mis.
Rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)

3.1.2 Intoleransi Aktivitas (D.0056)


Intervensi : Manajemen Energi (1.05178)
Tindakan :
Observasi :
a) Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
b) Memonitor kelelahan fisik dan emosional
c) Monitor pola dan jam tidur
d) Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik :
a) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.cahaya, suara,
kunjungan)
b) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
c) Berikan aktivitas distraksi yang menegangkan
d) Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan.
Edukasi :
a) Anjurkan tirah baring
b) Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
c) Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
d) Anjurkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

3.1.3 Defisit Pengetahuan (D.0111)


Intervensi : Edukasi Kesehatan (1.12383)
25
Tindakan :
Observasi :
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
Terapeutik :
a) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
c) Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
a) Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
b) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

3.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan merupakan pelaksanaan atau perwujudan dari intervensi
yang sudah ditetapkan dengan tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan meningkatkan status kesehatannya (Rohmani et al., 2019). Pembahasan
pada tahap ini meliputi pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan sesuai dengan intervensi pada masing-
masing diagnosa.

1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan kadar


hemoglobin dibuktikan dengan akral teraba dingin, warna kulit pucat.
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan penulis sesuai dengan rencana
keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu memeriksa sirkulasi
perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle
brachial index), memonitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas, menghindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi, menganjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
(mis. Melembabkan kulit kering pada kaki), mengajarkan program diet
untuk memperbaiki sirkulasi (mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega 3).
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan

26
kebutuhan oksigen dibuktikan dengan mengeluh lelah, merasa lemah dan
tidak nyaman saat beraktivitas. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
penulis sesuai dengan rencanakeperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya
yaitu mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan, memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas, melakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif, menganjurkan
tirah baring, menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap,
mengajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan.
3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
dibuktikan dengan menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan
persepsi yang keliru terhadap masalah. Tindakan keperawatan yang telah
dilakukan penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi, menyediakan materidan media pendidikan kesehatan, memberikan
kesempatan untuk bertanya, menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.

3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan/kegagalan rencana keperawatandalam
memenuhi kebutuhan pasien/memecahkan masalah kesehatan yang dihadapipasien.
Evaluasi ini digunakan sebagai tahapan akhir dari proses keperawatan,
untukmenentukan seberapa baik rencana keperawatan yang telah penulis
susun,apakah tujuan dapat tercapai,tercapai sebagian, atau belum tercapai dengan
meninjau respon pasien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah
pembahsan evaluasi berdasarkan evaluasi hasil dari masing-masing diagnosa :
1. Evaluasi keperawatan untuk masalah perfusi perifer tidak efektif yaitu
diantaranya : Denyut nadi perifer meningkat, warna kulit pucat menurun,
nyeri ekstremitas menurun, akral membaik, turgor kulit membaik
2. Evaluasi keperawatan untuk masalah intoleransi aktivitas yaitu diantaranya :
Frekuensi nadi membaik, kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
meningkat, keluhan lelah menurun, warna kulit membaik
3. Evaluasi keperawatan untuk masalah defisit pengetahuan yaitu diantaranya :
Perilaku sesuai anjuran meningkat, perilaku sesuai dengan pengetahuan
meningkat, pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun, perilaku
membaik.
27
ASUHAN KEPERAWATAN SLE
PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Tempat Praktik :

NIM : Tgl. Praktik :

A. Identitas Klien
Nama : An.Nia

No. RM : 000125..................................

Usia : 5 tahun

Tgl. Masuk : 17 Maret 2022

Jenis kelamin : Perempuan

Tgl. Pengkajian : 17 Maret 2022

Alamat : Sekarbagus, Lamongan

Sumber informasi : Keluarga klien

No. telepon : 081 xxx xxx xxx

Nama klg. dekat yg bisa dihubungi: Siti Fatimah

Agama : Islam

Status : Ibu klien

Suku : Jawa

Alamat : Sekaran, Lamongan

Pendidikan : SMP

No. telepon : 081 XXX XXX XXX

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Lama berkerja : 15 tahun

28
B. Status kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama : kulit pucat, lemas, malas, nyeri persendian saat melakukan aktivitas
2. Lama keluhan : 1 tahun
3. Kualitas keluhan : Cukup berat
4. Faktor pencetus : Tidak Terkaji
5. Faktor pemberat : Klien menderita kekurangan zat kapur di usia 6 bulan, ISK diusia 8
bulan, flek/ TB paru di usia < 1 tahun.
6. Upaya yg. telah dilakukan : Dibawa Ke RS
7. Diagnosa medis :

a. SLE (systemic lupus erythematosus) Tanggal Saat MRS : 17 Maret 2022

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini


10 hari SMRS anak batuk pilek demam tidak tinggi. 7 hari SMRS terdapat nyeri pada kedua
tungkai dan menolak berjalan, anak belum terlalu pucat, tidak mau makan minum demam
dan batuk pilek menetap. 4 hari SMRS anak demam tinggi, suhu tidak diukur, tidak dapat
berjalan, muncul bercak merah dari perut hingga tungkai, anak pucat. HMRS anak pucat,
demam nglemeng, batuk pilek. Hasil pemeriksaan darah AL 33.500/uL, Hb 4,6 gr/dL.

D. Riwayat Kesehatan Terdahulu


1. Penyakit yg pernah dialami:
a. Kecelakaan (jenis & waktu) : Tidak Terkaji..........................................................
b. Operasi (jenis & waktu) : Tidak Terkaji..........................................................
c. Penyakit:
 Kronis : Tidak Terkaji…………
 Akut : ISK, Rakitis, TB paru
d. Terakhir masuki RS : Tidak Terkaji………
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Tipe Reaksi Tindakan

Tidak Terkaji .................................... Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............

.......................................................... ................................................... .....................................

3. Imunisasi:
(√) BCG (√) Hepatitis

(√) Polio (√) Campak

(√) DPT (√) Tidak Terkaji


29
4. Kebiasaan:
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok - - -

Kopi - - -

Alkohol Tidak Terkaji................. ............................................. ...........................

5. Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis

Metil prednisolone 5 hari lalu 360mg/hari

E. Riwayat Keluarga :
Tidak ada keturunan
kelainan system imun
GENOGRAM

Tidak Terkaji

F. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan

 Kebersihan Bersih -
 Bahaya kecelakaan Tidak Bahaya -
 Polusi Cukup Berpolusi -
 Ventilasi Bagus -
 Pencahayaan Cukup Terang -
................................... ...................................................... ...............................................
.... .....

G. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit

 Makan/minum 0 2
 Mandi 2 2
 Berpakaian/berdandan 2 2
 Toileting 2 2
 Mobilitas di tempat tidur 2 1
 Berpindah 2 2
 Berjalan 0 2
 Naik tangga 0 2
30
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu

31
H. Pola Nutrisi Metabolik
Rumah Rumah Sakit

 Jenis diit/makanan Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............


 Frekuensi/pola Kurang Nafsu Makan Membaik
 Porsi yg dihabiskan Sedikit Cukup banyak
 Komposisi menu Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............
 Pantangan Tidak terkaji………………. berlemak, bawang putih
 Napsu makan kurang baik Sudah mulai membaik
 Fluktuasi BB 6 bln. terakhir Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............
 Jenis minuman Kopi Air Putih
 Frekuensi/pola minum Sering merasa haus ....................... Sering Merasa Haus
 Gelas yg dihabiskan 3 gelas >4 gelas
 Sukar menelan (padat/cair) Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............
 Pemakaian gigi palsu (area) Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji ...............
 Riw. masalah penyembuhan luka Tidak Terkaji ............................. Tidak Terkaji...............

I. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit

 BAB:
- Frekuensi/pola 3 hari sekali Setiap hari
- Konsistensi Padat Lunak
- Warna & bau Agak coklat Kuning
- Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada
- Upaya mengatasi Tidak Terkaji .................................... Tidak Terkaji ................
 BAK:
- Frekuensi/pola 3x sehari 6x sehari
- Konsistensi Cair Cair
- Warna & bau Kuning bening
- Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada
- Upaya mengatasi Tidak terkaji Tidak Terkaji

J. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit

 Tidur siang:Lamanya 1 jam 2 jam


- Jam …s/d… 12.00 s.d. 13.00 12.30 s.d.
14.30
- Kenyamanan stlh. tidur Kurang Nyaman Nyaman

32
 Tidur malam: Lamanya 5 jam 8 jam
- Jam …s/d… 00.00 s.d 05.00 22.00 s.d. 05.00
- Kenyamanan stlh. tidur Kurang Nyaman Nyaman
- Kebiasaan sblm. tidur Bermain Gadget, menangis Berdoa
- Kesulitan Jam tidur tak optimal Jam Tidur Optimal
- Upaya mengatasi Tidur Lebih Awal Tidur Lebih Awal

K. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah Sakit

 Mandi:Frekuensi 3x sehari 2x sehari


- Penggunaan sabun Tidak Terkaji ............................... Tidak Terkaji ..............
 Keramas: Frekuensi 3x seminggu 1x sehari
- Penggunaan shampoo Tidak Terkaji ............................... Tidak Terkaji ..............
 Gososok gigi: Frekuensi 3x sehari 2x sehari
- Penggunaan odol Tidak Terkaji ............................... Tidak Terkaji ..............
 Ganti baju:Frekuensi 2x sehari 2 x sehari
 Memotong kuku: Frekuensi 1x seminggu 1 x seminggu
 Kesulitan Tidak Terkaji................................. Tidak Terkaji...............
 Upaya yg dilakukan Tidak Terkaji................................. Tidak Terkaji ...............

L. Pola Toleransi-Koping Stres


1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( ) dibantu orang lain, sebutkan, Tidak Terkaji .........
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri, dll): Tidak
Terkaji.............................................................................................................................................
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah: Dibantu menenangkan diri oleh ibu klien
4. Harapan setelah menjalani perawatan: Kondisi Kesehatan Membaik
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: Merasa cepat Lelah, terdapat bitnik kupu-kupu di kulit dan
persendian terasa sering nyeri

M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: Tidak Terkaji .........................................................................................................
2. Ideal diri: Tidak Terkaji..................................................................................................................
3. Harga diri: Tidak Terkaji................................................................................................................
4. Peran: Tidak Terkaji .......................................................................................................................
5. Identitas diri Tidak Terkaji .............................................................................................................

N. Pola Peran & Hubungan


1. Peran dalam keluarga : Anak
2. Sistem pendukung:suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain, sebutkan:
ibu, ayah, saudara, tetangga, teman
33
3. Kesulitan dalam keluarga: ( ) Hub. dengan orang tua ( ) Hub.dengan
pasangan
( ) Hub. dengan sanak ( ) Hub.dengan
saudara anak

( ) Lain-lain sebutkan, Tidak Terkaji..............................

4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Tidak Terkaji.........
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi: Tidak Terkaji .....................................................................
O. Pola Komunikasi
1. Bicara: (√ ) Normal ( )Bahasa utama:........................
( ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah: ......................

( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian: ................

( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain( ) Afek:.........................................

2. Tempat tinggal: ( ) Sendiri


( ) Kos/asrama

( ) Bersama orang lain, yaitu: Bersama orang tua

3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Tidak Terkaji....................................................................................
b. Pantangan & agama yg dianut : Perbuatan Tercela & Agama Islam
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta

( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta

P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, Tidak Terkaji............................

Q. Pola Nilai & Kepercayaan


1. Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak : Ya
2. Kegiatan agama/kepercayaan yg dilakukan dirumah (jenis & frekuensi): Beribadah
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS: Ngaji
4. Harapan klien terhadap perawat untuk melaksanakan ibadahnya: Membantu dalam
melaksanakan ibadah
R. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : Cukup

34
 Kesadaran: Compos Mentis
 Tanda-tanda vital: - Tekanan darah :124/90…… mmHg - Suhu :37,0 oC
- Nadi : 130 x/menit - RR :32x/menit

 Tinggi badan: 88 cm Berat Badan : 14kg


 Kepala & Leher
a. Kepala:
Bentuk kepala simetris, kesan wajah tenang, muka agak pucat, tidak tampak
kemerahan/ butterfly rash, tidak ada alopesia, konjungtiva agak anemis, mulut bersih,
mukosa lembab.

b. Mata:
Mata kanan dan kiri simetris, tidak juling, sklera putih,pupil normal, reflek pupil terhadap cahaya
mengecil.

c. Hidung:
Keberadaan septum hidung tepat di tengah, tidak terdapat sekret.

d. Mulut & tenggorokan:


Tidak ada kelainan kogenital (bibir sumbing), warna bibir pucat, mukosa bibir kering, tidak
terdapat sianosis, tidak ada lesi, tidak terdapat stomatitis.

e. Telinga:
Telinga kanan dan kiri simetris, tidak menggunakan alat pendengaran, warna
telinga dengan daerah merata, tidak ada lesi, tidak ada pendarahan, terdapat serumen.

f. Leher:
Tidak ada luka.
 Thorak & Dada:
 Jantung
- Inspeksi : Tidak ada retraksi, warna kulit merata, iktus cordis normal
- Perkusi : Suara dullness di intercosta 1-4 kiri
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa abnormal
- Auskultasi: S1tunggal, S2 split tidak konstan, tidak ada bising jantung.

 Paru
- Inspeksi : ekspansi simetris, nafas pendek, tidak ada nyeri dan batuk,tidak ada retraksi
- Perkusi : Suara resonan pada intercosta 1-3 dada kiri. Suara resonanpada intercosta 1-5
dada kanan
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa abnormal, taktilfremitus simetris
- Auskultasi: Bunyi nafas vesikuler, tidak ada ronkhi, stridor

35
 Payudara & Ketiak
Payudara kanan kiri simetris, ketiak tidak bersih, tidakterdapat luka.

 Punggung & Tulang Belakang


Tidak Terkaji

 Abdomen

- Inspeksi : supel, simetris, tidak ada spidernevi, tidak ada asites.

- Auskultasi: Terdapat bising usus normal

- Perkusi :Suara timpani kuadran kiri atas, resonan di kuadran lain

- Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran limfe


 Genetalia & Anus
Genitalia bersih, tidak ada lesi, belum menarche
 Ekstermitas
- Atas : terpasang threeway, kekuatan otot (+), akral kadang teraba dingin,palmar kadang
pucat
- Bawah : simetris, kekuatan otot (+), udem (-), sendi bengkak (-)
 Sistem Neorologi
Tidak Terkaji

 Kulit & Kuku

 Kulit: Pucat
 Kuku: Tidak Terkaji

36
 Hasil Pemeriksaan Penunjang

No Pemeriksaan Hasil satuan


1 SGOT/AST 39 u/L
2 SGPT/ALT 33 u/L
3 BUN 7,8 Mg/dL
4 Creatine 0,30 Mg/dL

 Pemeriksaan kimia darah

No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


3
1 WBC 17,37 3,6-11 10 /uL
6
2 RBC 2,90 3,6-5,2 10 /uL

3 HGB 8,5 11,7-15,5 g/dL


4 HCT 28,0 32-47 %
5 MCHC 30,4 32-36 fL
6 RDW 23,1 11,5-14,5 g/dL

7 HDW 3,05 2,2-3,2 %


8 EOS% 4,6 1-3 g/dL
9 LUC% 5,2 0-4 %
3
10 Neutrofil # 11,11 1,9-8 10 /uL
3
11 Leukosit # 0,9 0-0,4 10 /uL

 Pemeriksaan darah lengkap

37
Sel Silinder
Leukosit pucat 1-2 Hialin 0
Gliter cell 0 Granuler 0
Leukosit gelap 0-1 Epitel 0
Eritrosit 0 Eritrosit 0
Ep tubuli 0 Leukosit 0
Ep. Vesika urine 3-4 Kristal 0
Ep vagina 0 Ca-oksalat 0
Ep uretra 0 Tn fosfat 0
Asam urat 0

 Pemeriksaan urine

 Pemeriksaan imunologi
Komponen Hasil Nilai normal Metode
ANA test 44,85 UI/ml <23 IU/ml ELISA

S. Terapi
 Protokol SLE fase akut:
Obat Dosis Waktu Rute
Metil prednisolone 360 mg/hari 5 hari IV
30mg/kg BB/ hari
Prednison 12 mg/hari 7 hari Oral
0,5-2mg/kg BB/hari 1-1-0,5 tablet

 Transfusi WBC Gol AB 150 cc (Hb 4,6 gr/dL)

T. Persepsi Klien dan Keluarga Klien Terhadap Penyakitnya


Keluarga klien kurang pengetahuan terhadap penyakit yang diderita sehingga menganggap
penyakit yang dideritanya tidak terlalu serius. Keluarga klien beranggapan dengan hanya minum
obat saja penyakitnya akan sembuh.

U. Kesimpulan
An.Nia, 5 tahun beragama islam. Klien diantar keluarga ke IGD dengan keluhan pucat, malas
beraktivitas karena nyeri di persendian, terdapat ruam merah seperti kupu-kupu di kulitnya dan
sehingga nia merasa tidak nyaman saat beraktivitas. Klien mengatakan sering merasa lelah dan lemah.

V. Perencanaan Pulang
38
 Tujuan pulang: rumah
 Transportasi pulang: ambulan desa
 Dukungan keluarga:ibu, ayah, saudara.
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: BPJS
 Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang:dibantu oleh ibu dan ayah.
 Pengobatan:dilanjutkan pada faskes terdekat
 Rawat jalan ke:puskesmas setempat
 Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah: terapi dilaksanakan secara rutin dan tepat
 Keterangan lain:Tidak ada

39
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI DIAGNOSA


KEPERAWATAN

DO: Penyebab: sirkulasi D.0009


Perifer terganggu
- Hb 8,5 gr/dL Perfusi Perifer Tidak Efektif
- Riwayat Hb 4,6
gr/dL dengan
transfuse WBC Klien terdiagnosa penyakit
- N : 130x/menit autoimun SLE

- Wajah dan ↓
konjungtiva agak
anemis Mempengaruhi Sistem Hemato
- Akral kadang ↓
teraba dingin
Sumtul gagal membentuk sel
darah merah
DS:

- Ibu klien
mengatakan anaknya Tubuh kekurangan sel darah
sering tampak pucat merah (pansitopenia)

Anemia dan suplai oksigen ke


seluruh tubuh akan menurun

Perfusi Perifer Tidak Efektif

40
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN

DO: Penyebab: sirkulasi D.0056


Perifer terganggu
- Anak tampak Intoleransi Aktivitas
sering tiduran
digendong atau
hanya di tempat Klien terdiagnosa penyakit
tidur saja autoimun SLE

- WBC : 17,3x10₃/uL ↓

Mempengaruhi Sistem Hemato


DS: ↓

- Ibu klien Sumtul gagal membentuk sel


mengatakan bahwa darah merah
anak tidak mau
berjalan karena nyeri
sendi pada tungkai ↓

Tubuh kekurangan sel darah


merah (pansitopenia)

Anemia dan suplai oksigen ke


seluruh tubuh akan menurun

Intoleransi Aktivitas

41
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN

DO: Penyebab: kurang D.0111


terpapar informasi
- Ibu klien tampak Defisit pengetahuan
tidak paham
tentang perawatan
SLE pada anaknya
Klien terdiagnosa SLE
- Pendidikan terakhir
SMP ↓

DS: Tidak mengetahui tanda dan


gejala dari penyakit SLE karena
kurang informasi
- Ibu klien ↓
mengatakan hanya
mengetahui anak
menderita penyakit Klien dan keluarga bertanya-
kelainan imun dan tanya tentang penyakit SLE dan
belum mengetahui cara pengobatannya
perawatan anak SLE. ↓

Defisit Pengetahuan

42
KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI

DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI


HASIL
KEPERAWATAN

(D.0009) L.02011 1.02079


Perfusi Perifer Tidak Efektif

Setelah dilakukan perawatan Observasi :


selama 2x24 jam, pasien i. Periksa sirkulasi perifer
diharapakan dapat: (mis. Nadi perifer, edema,
- Denyut nadi perifer pengisian kapiler, warna,
meningkat suhu, ankle brachial index)
- Warna kulit pucat ii. Monitor panas, kemerahan,
menurun nyeri, atau bengkak pada
- Nyeri ekstremitas ekstremitas.
menurun Terapeutik :
- Akral membaik iii. Hindari pemasangan infus
- Turgor kulit membaik atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
Edukasi :
iv. Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
(mis. Melembabkan kulit
kering pada kaki)
v. Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis.
Rendah lemak jenuh,
minyak ikan omega 3)

43
(D.0056) L.05047 1.05178
Intoleransi Aktivitas

Setelah dilakukan Observasi :


perawatanselama 2x24 jam, i. Identifikasi gangguan
pasiendiharapakan dapat: fungsi tubuh yang
1. Frekuensi nadi membaik mengakibatkan
2. Kemudahan dalam kelelahan.
melakukan aktivitas
ii. Monitor lokasi dan
sehari-hari meningkat
ketidaknyamanan
3. Keluhan lelah menurun
selama melakukan
4. Warna kulit membaik
aktivitas

Terapeutik :

iii. Lakukan latihan rentang


gerak pasif dan/atau aktif
Edukasi :
iv. Anjurkan tirah baring

v. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap

vi. Ajarkan strategi


koping untuk
mengurangi
kelelahan

44
(D.0111) L.12111 1.12383
Defisit Pengetahuan
Observasi :
Setelah dilakukan i. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
perawatanselama 2x24 jam,
informasi
pasiendiharapakan dapat:
Terapeutik :
1. Perilaku sesuai anjuran
meningkat ii. Sediakan materidan

2. Perilaku sesuai dengan media pendidikan

pengetahuan meningkat kesehatan

3. Pertanyaan tentang iii. Berikan kesempatan


masalah yang dihadapi untuk bertanya
menurun Edukasi :
4. Perilaku membaik iv. Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi
kesehatan

45
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TANGGAL KEPERAWATAN
(D.0009) S:
Perfusi Perifer Tidak 1. Memonitor
Efektif TTV - Ibu klien

2. Memeriksa mengatakan

sirkulasi edema

perifer (mis. menurun

Nadi perifer, - Ibu klien

edema, mengatakan

pengisian warna kulit

kapiler, dan suhu

warna, suhu, tubuh

ankle membaik

brachial O:

index) - Panas,
kemerahan
3. Memonitor
serta nyeri
panas,
pada
kemerahan,
ekstremitas
nyeri, atau
sudah mulai
bengkak
berkurang
pada
A:
ekstremitas.
Masalah Teratasi
Sebagian

P:

Melanjutkan
intervensi
(D.0056) 1. Melakukan S:
Intoleransi Aktivitas identifikasi
pada gangguan - Ibu klien
fungsi tubuh mengatakan
yang
mengakibatkan keluhan
kelelahan.

46
2. Melakukan Lelah dari
latihan rentang klien sudah
gerak pasif
dan/atau aktif mulai
3. Menganjurkan berkurang
melakukan
aktivitas secara O:
bertahap - Klien sudah
4. Mengajarkan
mulai bisa
strategi koping
untuk melakukan
mengurangi aktivitas
kelelahan
secara
bertahap dan
tingkat
kelelahan
yang dialami
sudah mulai
berkurang
A:

Masalah Teratasi
Sebagian

P:
Melanjutkan
intervensi
(D.0111) S:
Defisit Pengetahuan 1. Mengidentifik
asi kesiapan - Ibu klien
dan mengatakan
kemampuan sudah mulai
menerima mengerti
informasi mengenai

2. Menyediakan penyakit

materi dan SLE

media O:

pendidikan - Ibu klien


kesehatan terlihat sudah
mulai paham

47
dengan
3. Memberikan
penyakit
kesempatan
anaknya
untuk
setelah
bertanya
diberikan
4. Menjelaskan
edukasi
faktor resiko
oA:
yang dapat
Masalah Teratasi
mempengaru
Sebagian
hi kesehatan
P:
Melanjutkan
intervensi

48
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang
ditandai dengan adanya inflamasi tersebar luas, mempengaruhi setiap organ
atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi
autoantibodi dan kompleks imun, sehingga mengakibatan kerusakan jaringan.
Berikut ini beberapa faktor predisposisi yang berperan dalam timbulnya
penyakit SLE adalah Faktor Genetik, Faktor Imunologi, Faktor Lingkungan,
Obat – Obatan tertentu.
Manifestasi klinis dari SLE sangat bervariasi, penyakit ini bisa timbul
mendadak disertai tanda-tandanya terkena berbagai sistem organ dalam
tubuh seperti kulit, persendian, ginjal, jantung, paru-paru, dan sistem
saraf. Bila terjadi menahun, maka gejala pada satu sistem akan diikuti
oleh gejala terkenanya sistem lain dan dapat terjadi eksaserbasi atau remisi.
Serangan SLE biasanya didahului oleh gejala yang terus menerus seperti :
Demam, lelah, merasa tidak enak badan, ruam kupu-kupu, nyeri persendian dan lain-
lain.
SLE dapat menyerang semua organ di tubuh sehingga dapat menimbulkan
berbagai komplikasi, di antaranya:
 Urologi : lupus nefritis, gagal ginjal
 Neurologi : gangguan memori, gangguan bahasa, gangguan kognitif
 Kardiovaskuler : anemia, vaskulitis, perikarditis, infark miokard akut
 Respirasi : pleuritis, efusi pleura, pneumonia
 Muskuloskeletal : osteoporosis, fraktur, avaskular nekrosis tulang
 Gangguan pada darah, seperti peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
 Rentan mengalami penyakit infeksi

49
4.2 Saran

1. Bagi Masyarakat : Diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan


mengenai penyakit hiperbilirubin bagi masyarakat luas.
2. Bagi STIKES HUSADA JOMBANG : Diharapkan dapat menjadi
referensi bagi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya : Diharapkan dapat menjadi referensi
penelitian selanjutnya agar l eb i h baik kedepannya.

50
DAFTAR PUSTAKA

Buaya, L. (1875). Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 4, 5–28.
Pemula, P. D. (2017). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者におけ
る健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. 110265, 110493.
PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Jakarta : DDP PPNI
PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Jakarta : DDP PPNI
PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Edisi 1.Jakarta : DDP PPNI

51

Anda mungkin juga menyukai