1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dengan Masalah Keperawatan systemic
lupus erythematosus” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Eliza Zihni z, S.Kep.Ns.,M.Kep. pada mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
systemic lupus erythematosus bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eliza Zihni Z,
S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................... ..................................................3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat .................................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 7
2.1 Definisi ..................................................................................................................... 7
2.2 Etiologi ..................................................................................................................... 7
2.3 Patofisiologi ............................................................................................................. 8
2.5 Manifestasi Klinis.................................................................................................. 10
2.6 Komplikasi............................................................................................................. 11
2.7 Penatalaksanaan ................................................................................................... 11
BAB III............................................................................................................................. 13
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................................... 13
3.1 Pengkajian ............................................................................................................. 13
3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................................ 21
3.3 Intervensi Keperawatan ....................................................................................... 23
3.4 Implementasi Keperawatan ................................................................................. 25
3.5 Evaluasi Keperawatan .......................................................................................... 26
ASUHAN KEPERAWATAN SLE ................................................................................ 27
BAB IV ............................................................................................................................. 48
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 48
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 48
4.2 Saran ...................................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 50
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
sembuh. Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ
yang berbeda. SLE merupakan penyakit autoimun menahun yang diderita
penderita seumur hidup, oleh karena itu pentingnya penatalaksanaan medis
dengan tujuan mengontrol manifestasi penyakit, sehingga anak dapat
memiliki kualitas hidup yang baik tanpa eksaserbasi berat, sekaligus
mencegah kerusakan organ serius yang dapat menyebabkan kematian.
Perawatan serta pemahaman keluarga mengenai penyakit harus dioptimalkan
sehingga dapat ikut serta mencegah terjadinya eksaserbasi dan komplikasi
akibat penyakit.
Berdasarkan uraian di atas, Penulis tertarik untuk mengetahui secara lebih
mendalam mengenai Tinjauan Teoritis Systemic Lupus Erithematosus (SLE).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit SLE?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit SLE?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit SLE?
4. Bagaimana pathway dari penyakit SLE?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit SLE?
6. Bagaimana komplikasi dari penyakit SLE?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit SLE?
8. Bagaimana konsep dan asuhan keperawatan pada penyakit SLE?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit SLE
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit SLE
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit SLE
4. Untuk mengetahui gambaran pathway dari penyakit SLE
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit SLE
6. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit SLE
7. Untuk mengetahui cara penatalaksanaan dari penyakit SLE
8. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan asuhan keperawata pada
pasien SLE.
5
1.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan
mengenai penyakit SLE bagi masyarakat luas.
2. Diharapkan dapat menjadi referensi mahasiswa STIKES HUSADA
JOMBANG dalam menyelesaikan tugas.
3. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya agar
semakin baik kedepannya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang
ditandai dengan adanya inflamasi tersebar luas, mempengaruhi setiap organ
atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi
autoantibodi dan kompleks imun, sehingga mengakibatan kerusakan jaringan
(Pemula, 2017).
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun
kronis. Pada penyakit autoimun tubuh melakukan reaksi yang berlebihan
terhadap stimulus asing dan memproduksi banyak antibodi ataupun
protein-protein yang melawan jaringan tubuh. Sistem imun ini tidak dapat
membedakan antara senyawa asing dan jaringan tubuhnya sendiri
sehingga menyebabkan antibodi bereaksi menyerang jaringan dan sel
tubuhnya sendiri. Antibodi ini disebut autoantibodi yang menyebabkan
terjadinya inflamasi dan kerusakan pada sebagian besar jaringan tubuh
(Buaya, 1875).
2.2 Etiologi
Etiologi utama SLE sampai saat ini belum diketahui, namun beberapa
faktor predisposisi dapat berperan dalam patogenesis terjadinya penyakit ini.
Diantara beberapa faktor predisposisi tersebut, sampai saat ini belum
diketahui faktor yangpaling dominan berperan dalam timbulnya penyakit ini.
Berikut ini beberapa faktor predisposisi yang berperan dalam timbulnya
penyakit SLE:
1. Faktor Genetik
Berbagai gen dapat berperan dalam respon imun abnormal sehingga
timbul produk autoantibodi yang berlebihan. Kecenderungan genetik
untuk menderita SLE telah ditunjukkan oleh studi yang dilakukan pada
anak kembar. Sekitar 2-5% anak kembar dizigot berisiko menderita
SLE, sementara pada kembar monozigot, risiko terjadinya SLE adalah
58%. Risiko terjadinya SLE pada individu yang memiliki saudara
7
dengan penyakit ini adalah 20 kali lebih tinggi dibandingkan pada
populasi umum.
2. Faktor Imunologi
Pada SLE terdapat beberapa kelainan pada unsur-unsur sistem imun,
yaitu Antigen, Kelainan intrinsik sel T dan sel B, Kelainan antibodi
3. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan dapat bertindak sebagai antigen yang
bereaksi dalam tubuh dan berperan dalam timbulnya SLE. Faktor
lingkungan tersebut terdiri dari:
a. Infeksi virus dan bakteri
b. Paparan sinar ultra violet
4. Obat – Obatan tertentu
2.3 Patofisiologi
Sistem regulasi kekebalan
terganggu
8
2.4 Pathway
Faktor Obat-obatan
Faktor Faktor Faktor (hidralazin, prokainamid,
genetik Imunologi Lingkungan isoniazid, klorporazin)
Defisit Pengetahuan
(D.0111)
9
2.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari SLE sangat bervariasi, penyakit ini bisa
timbul mendadak disertai tanda-tandanya terkena berbagai sistem organ
dalam tubuh seperti kulit, persendian, ginjal, jantung, paru-paru, dan
sistem saraf. Bila terjadi menahun, maka gejala pada satu sistem akan
diikuti oleh gejala terkenanya sistem lain dan dapat terjadi eksaserbasi
atau remisi. Serangan SLE biasanya didahului oleh gejala yang terus
menerus seperti :
Demam
Lelah
Merasa tidak enak badan
Penurunan berat badan
Ruam kulit
Ruam kupu-kupu
Ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari
Sensitif terhadap sinar matahari
Pembengkakan dan nyeri persendian
Pembengkakan kelenjar
Nyeri otot
Mual dan muntah
Nyeri dada pleuritik
Kejang
Psikosa.
Hematuria (air kemih mengandung darah)
Batuk darah
Mimisan
Gangguan menelan
Bercak kulit
Bintik merah di kulit
Perubahan warna jari tangan bila ditekan
Mati rasa dan kesemutan
Luka di mulut
10
Kerontokan rambut
Nyeri perut
Gangguan penglihatan.
2.6 Komplikasi
SLE dapat menyerang semua organ di tubuh sehingga dapat menimbulkan
berbagai komplikasi, di antaranya:
Urologi : lupus nefritis, gagal ginjal
Neurologi : gangguan memori, gangguan bahasa, gangguan kognitif
Kardiovaskuler : anemia, vaskulitis, perikarditis, infark miokard akut
Respirasi : pleuritis, efusi pleura, pneumonia
Muskuloskeletal : osteoporosis, fraktur, avaskular nekrosis tulang
Gangguan pada darah, seperti peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
Rentan mengalami penyakit infeksi
2.7 Penatalaksanaan
Tidak ada obat untuk SLE. Tujuan pengobatan adalah untuk
mengendalikan gejala, berikut ini adalah beberapa penatalaksanaan pada
penyakit SLE :
1. Penatalaksanaan untuk SLE dengan gejala ringan
NSAID : untuk mengatasi gejala reumatik, radang selaput
dada dan radang lainnya
Krim kortikosteroid : untuk mengatasi gejala ruam pada
kulit
Obat anti malaria (hydroxychloroquine) : untuk mengatasi
gejala di kulit danartritis
Pembatasan diet
a. Rendah garam
b. Tinggi asam folat : Alpukat, daging, kuning telur
c. Omega 3 : minyak ikan, ikan tuna, salmon
d. Cukup kalsium : susu, keju, bayam, brokoli
e. Rendah lemak : hindari gorengan, jeroan, daging
berlemak tinggi, santan
11
2. Penatalaksanaan untuk SLE dengan gejala berat
Glukokortikoid sistemik
Sitotoksik imunosupresif
Contoh obat: Cyclophosphamide, Mychophenolate Mofetil,
Azathioprine
3. Pendidikan Kesehatan untuk keluarga dan pasien
Pasien dianjurkan untuk cukup istirahat dan menghindari
kelelahan. Namun tidakterlalu membatasi aktifitas.
Pasien dianjurkan memakai baju tertutup, topi, payung dan
anti UV spf 30 bilapergi ke luar ruangan.
Pasien dianjurkan untuk menghangatkan sendi yang sakit
dengan cara kompreslembab.
Pasien dianjurkan untuk berolahraga namun juga
memperhatikan tingkatkelelahan.
Pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan menghindari
paparan asap rokok.
12
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1) Biodata Klien dan Penanggungjawab
(Nama, Usia, Jenis kelamin, Agama, Alamat)
2) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Pasien
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan klien masih sedikit pucat
dan malas beraktivitas karena nyeri di
persendian.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
10 hari SMRS anak batuk pilek demam tidak
tinggi. 7 hari SMRS terdapat nyeri pada kedua
tungkai dan menolak berjalan, anak belum terlalu
pucat, tidak mau makan minum demam dan
batuk pilek menetap. 4 hari SMRS anak demam
tinggi, suhu tidak diukur, tidak dapat berjalan,
muncul bercak merah dari perut hingga tungkai,
anak pucat. HMRS anak pucat, demam, batuk
pilek. Hasil pemeriksaan darah AL 33.500/uL,
Hb 4,6 gr/dL.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Antenatal
Selama kehamilan ibu klien memeriksakan
diri rutin di bidan. Usia 6-7 bulan plasenta
menutup jalan lahir,ibu klien minum
penambah darah dan vitamin selama hamil,
tidak ada riwayat penyakit selama
kehamilan.
13
b. Intranatal
Anak lahir spontan dengan VE, UK 36
minggu, BBL 2800 gram, PB 49 cm di
PKU Bantul. Anak tidak langsung
menangis, diberikan resusitasi tahap awal.
c. Postnatal
Tidak ada trauma lahir, imunisasi lengkap
di bidan
d. Penyakit yang pernah diderita
Klien menderita kekurangan zat kapur di
usia 6 bulan, ISK diusia 8 bulan, flek/ TB
paru di usia < 1 tahun.
e. Riwayat Hospitalisasi
Klien sebelumnya pernah dirawat di PKU
Bantul dengan ISK
f. Riwayat Injury
Klien tidak mempunyai riwayat injury atau
kecelakaan
g. Riwayat Alergi
Ibu klien mengatakan anak hanya alergi
dingin, tidak ada alergi obat danmakanan
h. Riwayat ImunisasiImunisasi dasar :
Hepatitis : 3 kali (lahir, 1 bulan, 3
bulan)
BCG : 1 kali (2 minggu)
DPT : 3 kali
Polio : 3 kali
Campak : 1 kali
i. Riwayat pengobatan
Riwayat pengobatan ISK usia 8 bulan,
terapi pijat dan ekstra zat kapur usia 6
bulan, TB paru usia <1 tahun.
14
4. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Personal sosial
Anak mudah berkenalan dan bergaul
dengan orang lain, tidak suka ditinggal
sendiri
b. Motorik halus
Anak dapat memegang mainan pada
usia 6 bulan, dan mencoret-coret pada
usia 1,5 tahun. Saat ini klien senang
bermain boneka dan menyusun lego
c. Motorik kasar
Anak malas beraktivitas terutama berjalan
karena riwayat nyeri sendi
d. Bahasa
Anak dapat mengucapkan 1-3 kata namun
tidak membentuk kalimat.
5. Riwayat Keluarga
a. Status ekonomi
Status ekonomi keluarga anak menengah
kebawah, penghasilan Rp 700.000,00.
Pembiayaan pengobatan dengan
jamkesmas.
b. Lingkungan rumah
Ibu klien mangatakan rumah klien 9x6
meter lantai ubin, tembok, atap
genteng,ventilasi baik, septic tank 6 m
dari sumber air. Letak rumah berdekatan
dengan tetangga, terdapat sungai didekat
rumah.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada anggota
keluarga klien yang mengalami penyakit
15
kelainan kekebalan tubuh. Tidak ada
riwayat hipertensi, penyakit jantung,
DM,dan penyakit menular lain.
16
b. Aspek Persepsi dan Psikososial orang tua
1. Persepsi Orang tua
Ibu klien mengatakan sudah
mengetahui tentang penyakit SLE
yang diderita anaknya, namun belum
mengetahui cara perawatannya
2. Psikososial Orang tua
Kecemasan orang tua sudah mulai
berkurang karena kondisi anaknya
mulai membaik
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
KU : Sedang, composmentis
TTV :
Suhu : 37oC
Nadi : 130x/menit
Resp : 32x/menit
b. Antropometri :
BB : 12 kg
TB : 88 cm
LK : 45 cm
LLA :15 cm
SG : Baik
17
Integumen
Sisa bintik- bintik kemerahan di kulit
daerah perut sampai tungkai, turgor
baik,CRT 2 detik, tidak ada lesi dan
ruam
Thorax
a. Paru-paru
Inspeksi : ekspansi
simetris, nafas pendek,
tidak ada nyeri dan batuk,
tidak ada retraksi
Perkusi : Suara
resonan pada intercosta 1-
3 dada kiri. Suara resonan
pada intercosta 1-5 dada
kanan
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan, tidak terdapat
massa abnormal, taktil
fremitus simetris
Auskultasi : Bunyi nafas
vesikuler, tidak ada ronkhi,
stridor
b. Jantung
Inspeksi : Tidak ada
retraksi, warna kulit
merata, iktus cordis normal
Perkusi : Suara
dullness di intercosta 1-4
kiri
Palpasi : tidak ada
nyeri tekan, tidak teraba
18
masa abnormal
Auskultasi : S1tunggal, S2
split tidak konstan, tidak
ada bising jantung.
c. Abdomen
Inspeksi : supel,
simetris, tidak ada
spidernevi, tidak ada
asites.
Auskultasi : Terdapat
bising usus normal
Perkusi :Suara timpani
kuadran kiri atas, resonan
di kuadran lain
Palpasi :Tidak ada
nyeri tekan, tidak ada
pembesaran limfe
d. Genitalia
Genitalia bersih, tidak ada lesi,
belum menarche
e. Ekstermitas
Atas : terpasang threeway,
kekuatan otot (+), akral
kadang teraba dingin,
palmar kadang pucat
Bawah : simetris, kekuatan
otot (+), udem (-), sendi
bengkak (-)
19
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kimia darah
No Pemeriksaan Hasil satuan
1 SGOT/AST 39 u/L
2 SGPT/ALT 33 u/L
3 BUN 7,8 Mg/dL
4 Creatine 0,30 Mg/dL
20
Pemeriksaan urine
Sel Silinder
Leukosit pucat 1-2 Hialin 0
Gliter cell 0 Granuler 0
Leukosit gelap 0-1 Epitel 0
Eritrosit 0 Eritrosit 0
Ep tubuli 0 Leukosit 0
Ep. Vesika urine 3-4 Kristal 0
Ep vagina 0 Ca-oksalat 0
Ep uretra 0 Tn fosfat 0
Asam urat 0
Pemeriksaan imunologi
Komponen Hasil Nilai normal Metode
ANA test 44,85 UI/ml <23 IU/ml ELISA
9. Program terapi
a. Protokol SLE fase akut:
Obat Dosis Waktu Rute
Metil prednisolone 360 mg/hari 5 hari IV
30mg/kg BB/ hari
Prednison 12 mg/hari 7 hari Oral
0,5-2mg/kg BB/hari 1-1-0,5 tablet
21
2. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
3. Defisit pengetahuan (D.0111)
3. Diagnosa keperawatan yang disebutkan dalam teori dan
ditemukan dalam kasus nyata adalah sebagai berikut :
1. Perfusi Perifer Tidak efektif (D.0009)
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan kadar hemoglobin dibuktikan dengan akral
teraba dingin, warna kulit pucat. (Tim PokjaSDKI DPP
PPNI, 2017 : 37)
2. Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
dibuktikan dengan mengeluh lelah, merasa lemah dan
tidak nyaman saat beraktivitas (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017 : 128)
3. Defisit Pengetahuan (D.0111)
Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi dibuktikan dengan menanyakan
masalah yang dihadapi, menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017 : 246)
22
3.3 Intervensi Keperawatan
3.1.1 Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
Intervensi : Perawatan Sirkulasi (1.02079)
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
f. Lakukan hidrasi.
Edukasi
23
Melembabkan kulit kering pada kaki)
24
h. Anjurkan program rehabilitasi vaskular.
26
kebutuhan oksigen dibuktikan dengan mengeluh lelah, merasa lemah dan
tidak nyaman saat beraktivitas. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan
penulis sesuai dengan rencanakeperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya
yaitu mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan, memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas, melakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif, menganjurkan
tirah baring, menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap,
mengajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan.
3. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
dibuktikan dengan menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan
persepsi yang keliru terhadap masalah. Tindakan keperawatan yang telah
dilakukan penulis sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan
sebelumnya yaitu mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi, menyediakan materidan media pendidikan kesehatan, memberikan
kesempatan untuk bertanya, menjelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
A. Identitas Klien
Nama : An.Nia
No. RM : 000125..................................
Usia : 5 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
28
B. Status kesehatan Saat Ini
1. Keluhan utama : kulit pucat, lemas, malas, nyeri persendian saat melakukan aktivitas
2. Lama keluhan : 1 tahun
3. Kualitas keluhan : Cukup berat
4. Faktor pencetus : Tidak Terkaji
5. Faktor pemberat : Klien menderita kekurangan zat kapur di usia 6 bulan, ISK diusia 8
bulan, flek/ TB paru di usia < 1 tahun.
6. Upaya yg. telah dilakukan : Dibawa Ke RS
7. Diagnosa medis :
3. Imunisasi:
(√) BCG (√) Hepatitis
Kopi - - -
5. Obat-obatan yg digunakan:
Jenis Lamanya Dosis
E. Riwayat Keluarga :
Tidak ada keturunan
kelainan system imun
GENOGRAM
Tidak Terkaji
F. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Bersih -
Bahaya kecelakaan Tidak Bahaya -
Polusi Cukup Berpolusi -
Ventilasi Bagus -
Pencahayaan Cukup Terang -
................................... ...................................................... ...............................................
.... .....
G. Pola Aktifitas-Latihan
Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 0 2
Mandi 2 2
Berpakaian/berdandan 2 2
Toileting 2 2
Mobilitas di tempat tidur 2 1
Berpindah 2 2
Berjalan 0 2
Naik tangga 0 2
30
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu
31
H. Pola Nutrisi Metabolik
Rumah Rumah Sakit
I. Pola Eliminasi
Rumah Rumah Sakit
BAB:
- Frekuensi/pola 3 hari sekali Setiap hari
- Konsistensi Padat Lunak
- Warna & bau Agak coklat Kuning
- Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada
- Upaya mengatasi Tidak Terkaji .................................... Tidak Terkaji ................
BAK:
- Frekuensi/pola 3x sehari 6x sehari
- Konsistensi Cair Cair
- Warna & bau Kuning bening
- Kesulitan Tidak Ada Tidak Ada
- Upaya mengatasi Tidak terkaji Tidak Terkaji
J. Pola Tidur-Istirahat
Rumah Rumah Sakit
32
Tidur malam: Lamanya 5 jam 8 jam
- Jam …s/d… 00.00 s.d 05.00 22.00 s.d. 05.00
- Kenyamanan stlh. tidur Kurang Nyaman Nyaman
- Kebiasaan sblm. tidur Bermain Gadget, menangis Berdoa
- Kesulitan Jam tidur tak optimal Jam Tidur Optimal
- Upaya mengatasi Tidur Lebih Awal Tidur Lebih Awal
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: Tidak Terkaji .........................................................................................................
2. Ideal diri: Tidak Terkaji..................................................................................................................
3. Harga diri: Tidak Terkaji................................................................................................................
4. Peran: Tidak Terkaji .......................................................................................................................
5. Identitas diri Tidak Terkaji .............................................................................................................
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: Tidak Terkaji.........
5. Upaya yg dilakukan untuk mengatasi: Tidak Terkaji .....................................................................
O. Pola Komunikasi
1. Bicara: (√ ) Normal ( )Bahasa utama:........................
( ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah: ......................
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut : Tidak Terkaji....................................................................................
b. Pantangan & agama yg dianut : Perbuatan Tercela & Agama Islam
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti, Tidak Terkaji............................
34
Kesadaran: Compos Mentis
Tanda-tanda vital: - Tekanan darah :124/90…… mmHg - Suhu :37,0 oC
- Nadi : 130 x/menit - RR :32x/menit
b. Mata:
Mata kanan dan kiri simetris, tidak juling, sklera putih,pupil normal, reflek pupil terhadap cahaya
mengecil.
c. Hidung:
Keberadaan septum hidung tepat di tengah, tidak terdapat sekret.
e. Telinga:
Telinga kanan dan kiri simetris, tidak menggunakan alat pendengaran, warna
telinga dengan daerah merata, tidak ada lesi, tidak ada pendarahan, terdapat serumen.
f. Leher:
Tidak ada luka.
Thorak & Dada:
Jantung
- Inspeksi : Tidak ada retraksi, warna kulit merata, iktus cordis normal
- Perkusi : Suara dullness di intercosta 1-4 kiri
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa abnormal
- Auskultasi: S1tunggal, S2 split tidak konstan, tidak ada bising jantung.
Paru
- Inspeksi : ekspansi simetris, nafas pendek, tidak ada nyeri dan batuk,tidak ada retraksi
- Perkusi : Suara resonan pada intercosta 1-3 dada kiri. Suara resonanpada intercosta 1-5
dada kanan
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa abnormal, taktilfremitus simetris
- Auskultasi: Bunyi nafas vesikuler, tidak ada ronkhi, stridor
35
Payudara & Ketiak
Payudara kanan kiri simetris, ketiak tidak bersih, tidakterdapat luka.
Abdomen
Kulit: Pucat
Kuku: Tidak Terkaji
36
Hasil Pemeriksaan Penunjang
37
Sel Silinder
Leukosit pucat 1-2 Hialin 0
Gliter cell 0 Granuler 0
Leukosit gelap 0-1 Epitel 0
Eritrosit 0 Eritrosit 0
Ep tubuli 0 Leukosit 0
Ep. Vesika urine 3-4 Kristal 0
Ep vagina 0 Ca-oksalat 0
Ep uretra 0 Tn fosfat 0
Asam urat 0
Pemeriksaan urine
Pemeriksaan imunologi
Komponen Hasil Nilai normal Metode
ANA test 44,85 UI/ml <23 IU/ml ELISA
S. Terapi
Protokol SLE fase akut:
Obat Dosis Waktu Rute
Metil prednisolone 360 mg/hari 5 hari IV
30mg/kg BB/ hari
Prednison 12 mg/hari 7 hari Oral
0,5-2mg/kg BB/hari 1-1-0,5 tablet
U. Kesimpulan
An.Nia, 5 tahun beragama islam. Klien diantar keluarga ke IGD dengan keluhan pucat, malas
beraktivitas karena nyeri di persendian, terdapat ruam merah seperti kupu-kupu di kulitnya dan
sehingga nia merasa tidak nyaman saat beraktivitas. Klien mengatakan sering merasa lelah dan lemah.
V. Perencanaan Pulang
38
Tujuan pulang: rumah
Transportasi pulang: ambulan desa
Dukungan keluarga:ibu, ayah, saudara.
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: BPJS
Antisipasi masalah perawatan diri setalah pulang:dibantu oleh ibu dan ayah.
Pengobatan:dilanjutkan pada faskes terdekat
Rawat jalan ke:puskesmas setempat
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah: terapi dilaksanakan secara rutin dan tepat
Keterangan lain:Tidak ada
39
ANALISA DATA
- Wajah dan ↓
konjungtiva agak
anemis Mempengaruhi Sistem Hemato
- Akral kadang ↓
teraba dingin
Sumtul gagal membentuk sel
darah merah
DS:
↓
- Ibu klien
mengatakan anaknya Tubuh kekurangan sel darah
sering tampak pucat merah (pansitopenia)
40
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN
- WBC : 17,3x10₃/uL ↓
Intoleransi Aktivitas
41
DATA ETIOLOGI DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Defisit Pengetahuan
42
KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI
43
(D.0056) L.05047 1.05178
Intoleransi Aktivitas
Terapeutik :
v. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
44
(D.0111) L.12111 1.12383
Defisit Pengetahuan
Observasi :
Setelah dilakukan i. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
perawatanselama 2x24 jam,
informasi
pasiendiharapakan dapat:
Terapeutik :
1. Perilaku sesuai anjuran
meningkat ii. Sediakan materidan
45
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
2. Memeriksa mengatakan
sirkulasi edema
edema, mengatakan
ankle membaik
brachial O:
index) - Panas,
kemerahan
3. Memonitor
serta nyeri
panas,
pada
kemerahan,
ekstremitas
nyeri, atau
sudah mulai
bengkak
berkurang
pada
A:
ekstremitas.
Masalah Teratasi
Sebagian
P:
Melanjutkan
intervensi
(D.0056) 1. Melakukan S:
Intoleransi Aktivitas identifikasi
pada gangguan - Ibu klien
fungsi tubuh mengatakan
yang
mengakibatkan keluhan
kelelahan.
46
2. Melakukan Lelah dari
latihan rentang klien sudah
gerak pasif
dan/atau aktif mulai
3. Menganjurkan berkurang
melakukan
aktivitas secara O:
bertahap - Klien sudah
4. Mengajarkan
mulai bisa
strategi koping
untuk melakukan
mengurangi aktivitas
kelelahan
secara
bertahap dan
tingkat
kelelahan
yang dialami
sudah mulai
berkurang
A:
Masalah Teratasi
Sebagian
P:
Melanjutkan
intervensi
(D.0111) S:
Defisit Pengetahuan 1. Mengidentifik
asi kesiapan - Ibu klien
dan mengatakan
kemampuan sudah mulai
menerima mengerti
informasi mengenai
2. Menyediakan penyakit
media O:
47
dengan
3. Memberikan
penyakit
kesempatan
anaknya
untuk
setelah
bertanya
diberikan
4. Menjelaskan
edukasi
faktor resiko
oA:
yang dapat
Masalah Teratasi
mempengaru
Sebagian
hi kesehatan
P:
Melanjutkan
intervensi
48
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun yang
ditandai dengan adanya inflamasi tersebar luas, mempengaruhi setiap organ
atau sistem dalam tubuh. Penyakit ini berhubungan dengan deposisi
autoantibodi dan kompleks imun, sehingga mengakibatan kerusakan jaringan.
Berikut ini beberapa faktor predisposisi yang berperan dalam timbulnya
penyakit SLE adalah Faktor Genetik, Faktor Imunologi, Faktor Lingkungan,
Obat – Obatan tertentu.
Manifestasi klinis dari SLE sangat bervariasi, penyakit ini bisa timbul
mendadak disertai tanda-tandanya terkena berbagai sistem organ dalam
tubuh seperti kulit, persendian, ginjal, jantung, paru-paru, dan sistem
saraf. Bila terjadi menahun, maka gejala pada satu sistem akan diikuti
oleh gejala terkenanya sistem lain dan dapat terjadi eksaserbasi atau remisi.
Serangan SLE biasanya didahului oleh gejala yang terus menerus seperti :
Demam, lelah, merasa tidak enak badan, ruam kupu-kupu, nyeri persendian dan lain-
lain.
SLE dapat menyerang semua organ di tubuh sehingga dapat menimbulkan
berbagai komplikasi, di antaranya:
Urologi : lupus nefritis, gagal ginjal
Neurologi : gangguan memori, gangguan bahasa, gangguan kognitif
Kardiovaskuler : anemia, vaskulitis, perikarditis, infark miokard akut
Respirasi : pleuritis, efusi pleura, pneumonia
Muskuloskeletal : osteoporosis, fraktur, avaskular nekrosis tulang
Gangguan pada darah, seperti peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
Rentan mengalami penyakit infeksi
49
4.2 Saran
50
DAFTAR PUSTAKA
51