Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SISTEMIK LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Mata Kuliah : Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : : Ellen R .V. Purba, S.Kep., Ns., M.Kep

Oleh :
Kelompok 3:
1. Anastasya Kuddi
2. Andini N. Istanti
3. Amsal Danggu (-)
4. Ida Lidia Imbiri (-)
5. Insoraki Mofu (-)
6. Lili S. Warorowai (-)
7. Niko R. Simanjuntak (-)
8. Vander A. Waipon (-)
9. Yudit M. Nanggewa
10. Sriyanti Lambe (-)
11. Sola G. Soindemi
12. Ferderika (-)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN JAYAPURA
TAHUN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Sistemik Lupus Erythematosus (Sle)”
yang di berikan oleh : Ellen R .V. Purba, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Anak tepat pada waktunya.
Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari media internet
yang membahas tentang materi yang berkaitan. Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat
berterima kasih kepada penyedia sumber walau kami tidak dapat secara langsung untuk
mengucapkannya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena faktor Batasan pengetahuan penyusun, maka kami dengan senang hati akan
menerima kritik serta saran-saran yang membangun demi kesempurnaan makalh ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan
nantinya.
Akhir kata, melalui kesempatan ini kami penyusun makalah mengucapkan terima kasih.

Jayapura, 19 Maret 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .....................................................................................................


KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................................
C. Tujuan Makalah ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................
A. KONSEP MEDIS ..................................................................................................
1. Definisi Sistemik Lupus Erythematosus (Sle)...............................................
2. Etiologi Sistemik Lupus Erythematosus (Sle)...............................................
3. Klasifikasi Sistemik Lupus Erythematosus (Sle)..........................................
4. Tanda Dan Gejala Sistemik Lupus Erythematosus (Sle).............................
5. Penatalaksanaan Medis Sistemik Lupus Erythematosus (Sle)....................
B. KONSEP PERAWATAN .....................................................................................
1. Pengkajian........................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan...................................................................................
3. Intervensi Keperawatan..................................................................................
4. Implementasi Keperawatan............................................................................
5. Evaluasi Keperawatan....................................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Penyakit Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus merupakan salah satu penyakit
autoimun reumatik, yang bersifat sistemik. Penyakit autoimun merupakan penyakit yang
disebabkan oleh gangguan sistem pertahanan tubuh akibat sistem imun seseorang tidak berfungsi
dengan normal sehingga menyerang sel-sel tubuhnya sendiri dan menyebabkan kerusakan organ
tubuh.  Berikut ini penjelasan singkat mengenai penyakit Lupus yang merupakan salah satu
penyakit autoimun reumatik.
Lupus Eritematosus Sistemik (Systemic lupus erythematosus/SLE) atau yang lebih
dikenal sebagai penyakit Lupus, merupakan penyakit autoimun reumatik kronis, dapat mengenai
banyak organ tubuh dengan tampilan klinis yang sangat beragam.  Dikenal juga sebagai penyakit
seribu wajah, karena antara satu pasien dengan pasien lainnya memiliki manifestasi klinis yang
berbeda-beda, dan sering menyerupai penyakit lain.
Secara umum, penyakit autoimun merupakan penyakit akibat gangguan sistem
imun, tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antara “self ” dan “nonself ”. Penyakit
autoimun ditandai adanya produksi antibodi terhadap jaringan tubuh sendiri (autoantibodi) secara
berlebihan, sehingga menyebabkan proses peradangan dan kerusakan jaringan.
Insidensi dan prevalensi penyakit Lupus telah berubah secara dramatis menjadi semakin
meningkat sejak tahun 1970. Hal ini disebabkan karena tersedianya sarana diagnostik yang lebih
baik yaitu kriteria ACR 1997 untuk diagnosis penyakit Lupus dan pemeriksaan laboratorium
penunjang yang lebih lengkap.
Penyakit Lupus ini dapat menyerang semua usia, dari mulai bayi yang baru lahir
(Neonatal Lupus) sampai pernah dilaporkan pada seorang wanita usia 89 tahun.
Sebaran usia dan jenis kelamin dengan insidensi penyakit Lupus ini diantaranya :
 80% mengenai usia 15- 45 tahun
 80 – 92% berupa SLE :  terutama mengenai  wanita
 70  - 80% berupa Lupus Diskoid :  terutama mengenai wanita
 50 – 50% berupa Lupus terinduksi Obat/Drug induced lupus :  pria = wanita: Merupakan
jenis penyakit Lupus yang dicetuskan oleh beberapa jenis obat tertentu.

II. Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ?
2. Apa Saja Etiologi Dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ?
3. Bagaimana Patofisiologi Dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ?
4. Bagaimana Klasifikasi Dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ?
5. Apa Saja Tanda dan Gejala Dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Medis Dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)?

III. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui definisi dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)
2. Mengetahui etiologi dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)
3. Mengetahui patofisiologi dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)
4. Mengetahui klasfikasi dari penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)
5. Mengetahui tanda dan gejala dari Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)
6. Mengetahui penatalaksanaan medis dari Sistemik Lupus Erythematosus (SLE )
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)

Sistem imun atau kekebalan tubuh manusia berfungsi untuk menjaga tubuh dengan cara
melawan infeksi yang menyerang tubuh. Namun, pada kondisi tertentu, sistem imun tersebut
malah menyerang sel jaringan dalam tubuh sendiri sehingga timbul berbagai macam gejala
penyakit yang disebut penyakit autoimun. Penyakit autoimun yang sering ditemui adalah SLE
(systemic lupus eryhematous) atau, biasamya kita mengenal dengan “Lupus”.
Lupus merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan tubuh yang memproduksi
antibodi secara berlebihan yang dapat menyerang sel jaringan tubuh itu sendiri diberbagai organ.
Kerusakan organ akan menyebabkan berbagai keluhan dan gejala. Penyakit ini lebih banyak
menyerang anak perempuan, dan angka kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya
usia penderita.

2. Etiologi Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)


Lupus bukanlah penyakit yang menular maupun penyakit keturunan. Bahkan, anak yang
lahir dari orangtua yang menderita lupus hanya memiliki risiko sekitar 5 persen untuk terkena
penyakit tersebut.
Para peneliti menilai bahwa faktor genetik berperan penting dalam memicu penyakit
autoimun pada anak ini. Meski demikian, hal tersebut bukanlah satu-satunya faktor risiko.
Setidaknya ada dua alur penyebab lupus pada anak, yaitu riwayat keluarga dan faktor lingkungan.
a. Riwayat keluarga
Seorang anak dapat lahir dengan memiliki gen tertentu yang membuatnya menjadi lebih
berisiko untuk terkena lupus. Namun lagi-lagi, hanya sebagian kecil anak dari penderita lupus
juga menderita penyakit serupa.
b. Faktor lingkungan
Beberapa faktor lingkungan dapat memicu terjadinya lupus, di antaranya infeksi, sinar
ultraviolet, dan stres yang ekstrem.
Selain itu, melihat sebagian besar penderita lupus adalah perempuan, hormon juga dinilai
berperan penting dalam memicu timbulnya lupus. Hormon tersebut adalah hormon estrogen, yang
kadarnya lebih tinggi pada perempuan dalam usia reproduksi (15-44 tahun).
Meski begitu, hingga saat ini, faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus
masih belum diketahui secara pasti. Sebab, faktor pemicu yang dapat berefek pada seorang anak,
belum tentu memberikan efek serupa ke anak lain.
Dilansir dari Mayo Clinic, faktor eksternal lainnya seperti infeksi tertentu dan obat-
obatan juga dianggap berpotensi memicu penyakit lupus.Khusus untuk obat-obatan, sebagian
jenis obat tekanan darah, antikejang, dan antibiotik dinlai dapat memicu penyakit ini. Penderita
lupus yang disebabkan hal ini umumnya membaik ketika mereka berhenti minum obat yang jadi
pemicunya. Pada kasus yang jarang terjadi, gejala lupus tetap muncul bahkan ketika konsumsi
obat dihentikan.

3. Patofisiologi Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)


Pada SLE, autoantibodi bereaksi dengan antigen anak sendiri untuk membentuk
kompleks imun. Kompleks imun berakumulasi dalam jaringan dan organ, menyebabkan
respon inflamasi yang mengakibatkan vaskulitis. Cedera terhadap jaringan dan nyeri
terjadi. Penyakit SLE dapat menyerang banyak sistem organ sehingga gangguan atau
kerusakan hebat pada jaringan di manapun dalam tubuh dapat terjadi. Pada beberapa
kasus, respons autoimun dapat didahului oleh reaksi obat, infeksi atau pajanan sinar
matahari berlebihan. Pada kutaneus dan muskuloskeletal. Penyakit bersifat kronik dengan
periode remisi (sembuh) dan eksaserbasi
4. Klasifikasi Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)
Secara umum LES dan kelainan terkait Lupus (lupus- related disorder) dapat bermanifestasi
dalam beberapa bentuk yaitu:
a. Lupus Eritematosus Sistemik.
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan
adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi
sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. LES dapat menyerang satu
atau lebih sistem organ. Pada sebagian orang hanya kulit dan sendinya saja yang terkena,
akan tetapi pada sebagian pasien, lupus lainnya menyerang organ vital seperti jantung, paru-
paru, ginjal, susunan saraf pusat atau perifer. Umumnya tidak ditemukan adanya dua orang
pasien lupus terkena sistemik lupus dengan gejala yang persis sama.

b. Lupus Kutaneus
Dapat dikenali dari ruam yang muncul di kulit dengan berbagai tampilan klinis. Pada Lupus
jenis ini dapat didiagnosa dengan menguji biopsi dari ruam dengan gambaran khas berupa
infiltrate sel inflamasi pada batas dermoepidermal.

c. Lupus Imbas Obat


Lupus imbas obat (Drug-induced lupus) adalah suatu subset lupus yang didefinisikan sebagai
suatu sindroma mirip lupus yang timbul setelah paparan obat dan menghilang setelah obat
dihentikan. Pada lupus jenis ini baru muncul setelah pasien lupus menggunakan jenis obat
tertentu dalam jangka waktu tertentu (lebih dari 1 bulan). Ada lebih dari 80 jenis obat yang
dapat menyebabkan Lupus imbas obat. Salah satu contoh obat yang paling dikenal
menimbulkan Lupus imbas obat adalah akibat penggunaan obat-obatan hydralazine (untuk
mengobati darah tinggi) dan procainamide (untuk mengobati aritmia). Akan tetapi tidak
semua penderita yang menggunakan obat-obatan ini akan berkembang menjadi Lupus imbas
obat, hanya sekitar 4% orang-orang yang menggunakan obat-obatan tersebut yang akan
berkembang menjadi Lupus imbas obat dan gejala akan mereda apabila obat-obatan tersebut
dihentikan. Gejala dari Lupus imbas obat dapat serupa dengan sistemik lupus namun
memiliki profil autoantibody tersendiri dan gejala umumnya akan membaik setelah obat
dihentikan.

5. Tanda Dan Gejala Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)


Gejala penyakit lupus pun cukup bervariasi. Anak-anak dengan penyakit mungkin mengalami
gejala seperti:
a. Ruam merah di pipi dan pangkal hidung. Ini terjadi pada sekitar sepertiga dari kasus lupus
pada anak.
b. Ruam berbentuk cakram (discoid lupus) dengan bercak menonjol. Mungkin juga ada jaringan
parut dari gejala sebelumnya pada kulit.
c. Ruam kulit akibat paparan sinar matahari.
d. Peradangan dan nyeri pada dua atau lebih sendi, umumnya pada jari tangan dan kaki.
e. Penumpukan cairan di sekitar jantung atau paru-paru.
f. Masalah ginjal.
g. Kejang.
h. Sel darah merah rendah ( anemia ), ditandai dengan jumlah trombosit atau sel darah putih.
Hal ini baru bisa diketahui pasti dari pemeriksaan.

6. Penatalaksanaaan Medis Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)


Penatalaksanaan lupus eritematosus sistemik atau systemic lupus eritematosus (SLE)
menggunakan medikamentosa antara lain:
a. Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
 Ibuprofen : 30-40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis, maksimal 2,4 gram per hari
pada anak atau 3,2 g/hari pada dewasa
 Natrium diklofenak : 100 mg per oral satu kali per hari

b. Kortikosteroid
 Prednison :  0.5 mg/kg/hari
 Metil prednisolon : 2-60 mg dalam 1-4 dosis terpisah
 Peningkatan dosis harus melihat respon terapi dan penurunan dosis harus tappering off

c. Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD) non-biologis :


 Azthioprin (AZA) : 1-3 mg/kg/hari  per oral, dihentikan bila tidak ada respon dalam 6
bulan
 Siklofosfamid (CYC) : dosis rendah 500 mg IV setiap 2 minggu sebanyak 6 kali, atau
dosis tinggi 500-1000 mg/m2 luas permukaan tubuh setiap bulan sebanyak 6 kali
 Mikofenolat mofetil (MMF) : 2-3 gram/hari selama 6 bulan dilanjutkan 1-2 gram/hari

d. Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARD) biologis:


 Rituximab : 1 gram IV dibagi menjadi dua dosis dengan jarak 2 minggu

B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai