Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS II

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PREMATURE

Dosen Pengampu : Dwi Uswatun S., S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
KELOMPOK 5

1. Ayu Oktafiana (2020030039)


2. Elsa Agustin (2020030050)
3. Rian (2020030046)
4. Abdul Azis (2020030058)
5. Moh. Farizan (2020030031)
6. M. Rifki Ramadani (2020030035)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan yang berjudul “Konsep dan Asuhan
Keperawatan Pada Premature” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Dwi
Uswatun S, S.Kep.,Ns.,M.Kep. pada mata kuliah Keperawatan Maternitas. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang prematuritas bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Uswatun S, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Keperawatan Maternitas yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 03 Juni 2022

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... 3
BAB 1 ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 4
BAB 2 ............................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 6
2.1 Definisi........................................................................................................................................ 6
2.2 Etiologi.................................................................................................................................... 6
2.3 Patofisiologi ............................................................................................................................ 7
2.4 Manifestasi Klinis .................................................................................................................... 7
2.5 Pathway ................................................................................................................................... 9
2.6 Penatalaksanaan..................................................................................................................... 10
2.7 Komplikasi ............................................................................................................................ 11
BAB 3 ............................................................................................................................................. 12
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................... 12
3.1 Pengkajian ............................................................................................................................. 12
3.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................................... 14
3.3 Analisa Data .................................................................................................................... 15
3.4 Kriteria Hasil Dan Intervensi.................................................................................................. 16
3.5 Implementasi Dan Evaluasi .................................................................................................... 17
BAB 5 ............................................................................................................................................. 27
PENUTUP ...................................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 28

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau
bayi pretem adalah bayi yang berumur 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan,
sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Selain faktor
ibu dan janin ada faktor lain yaitu faktor plasenta, seperti plasenta previa dan solusio
plasenta, faktor lingkungan, radiasi, atau zat-zat beracun, keadaan sosial ekonomi yang
rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan merokok. (Mauve, 2018)
Berbicara sesuai umum, bayi paterm dan mereka dengan BBLR memiliki tingkat
mortalitas yang tinggi dibandingkan dengan bayi lahir fulterm dengan berat badan yang
sesuai. Namun belakangan ini teknologi kedokteran sangat maju. Jaman dulu bayi
prematur yang lahir usia 6 bulan ke bawah (25 minggu atau kurang) hampir tidak ada
harapan hidup sama seklai. Karena kemajuan kedokteran sekarang, bayi lahir prematur
sekitar 6 bulan bisa dipertahankan hidupnya.
Sampai saat ini mortalitas dan mordibitas neonatus pada bayi paterm/prematur
masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti paru,
otak, dan gastroinstestinal. (Dr. Vladimir, 2018)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari bayi prematur ?
2. Apa etiologi bayi prematur ?
3. Bagaimana patofisiologoi bayi prematur ?
4. Bagaimana manifestasi klinis bayi prematur ?
5. Bagaimana pathway bayi prematur ?
6. Bagaimana penatalaksanaan bayi prematur ?
7. Apa saja komplikasi bayi prematur ?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan prematuritas ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi bayi prematur.
2. Untuk mengetahui etiologi bayi prematur.
3. Untuk mengetahui patofisiologi bayi prematur.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis bayi prematur.
5. Untuk mengetahui bagaimana pathway bayi prematur.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan bayi prematur.
7. Untuk mengetahui apa saja komplikasi dari bayi prematur.
8. Untuk mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan prematuritas.
1.1 Manfaat
1. Diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan mengenai penyakit kanker tiroid bagi
masyarakat luas.
2. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa STIKES HUSADA JOMBANG
dalam menyelesaikan tugas.

4
3. Diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya agar lebih baik
kedepannya.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Menurut definisi WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur atau bayi
pretem adalah bayi yang berumur 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian
besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang 2500 gram. Bayi prematur merupakan
manusia yang rentan gagal beradaptasi karena faktor imaturitas. (Herlina, 2017)

Dalam hal ini dibedakan menjadi :

1) Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan <37 minggu dengan berat badan
sesuai.
2) Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR) yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan. (Engel, 2018)

2.2 Etiologi
Faktor terbesar kedua yang memengaruhi kelahiran yang prematur adalah adanya
komplikasi kehamilan. (Sulistiarini & Berliana, 2019) Faktor yang dapat mendorong
terjadinya prematuritas ,antara lain :

1. Faktor ibu
a) Usia dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun.
b) Penyakit yang diderita ibu, misalnya pendarahan anterpartum, trauma psikis,
toksimia gravidarum.
c) Hipotensi tiba-tiba.
d) Preeklamsi dan eklamsi
e) Multigravida yang jarak kehamilannya terlalu dekat.
f) Keadaan sosial ekonomi rendah.
g) Ibu perokok, peminum alkohol.
2. Faktor janin
a) Kehamilan ganda
b) Kelainan kromosom
c) Infeksi dalam kandungan

6
d) Gawat janin
3. Faktor lingkungan
a) Tempat tinggal
b) Radiasi
c) Zat-zat racun.

2.3 Patofisiologi

Respon menggigil bayi tidak Stres Suhu lingkungan rendah


ada/kurang

Menghambat metabolisme glukosa dan


menimbulkan glikolisis anaerob yg Kegiatan metabolisme anaerob
menyebabkan peningkatan asam laktat menghilangkan glikogen lebih banyak
dan bersamaan dengan metabolisme daripada metabolisme aerob
lemak coklat yang menghasilkan asam

Hipoksia, metabolisme asidosis, dan


hipoglikemia

Volume paru menurun akibat


berkurangnya oksigen darah dan kelainan
paru (paru yg imatur)

Bayi lahir prematur (dengan kondisi


imatur)

2.4 Manifestasi Klinis


1) Umur kehamilan ssama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2) Berat badan dengan atau kurang dari 2500 gram.
3) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46cm.
4) Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33cm.
5) Lingkar dada sama dengan atau kurangdari 30 cm.
6) Rambut lanugo masih banyak.

7
7) Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
8) Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.
9) Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
10) Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora danklitoris
menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum menurun ke dalam skrotum,
pigmentasi dan rugue pada skrotum kurang (pada bayi laki-laki).
11) Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
12) Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif tangisnya lemah.
13) Jaringan kelenjar limfe mama masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
lemak masih kurang.

8
2.5 Pathway
Prematuritas

Faktor ibu Faktor plasenta Faktor janin

Dinding otot rahim bagian bawah lemah

Bayi lahir prematur (BBLR / berat badan <2500


gram)

Permukaan tubuh relatif Imaturitas integumen Penurunan daya tahan Imaturitas organ-organ
lebih luas tubuh

Kulit tipis, halus, mudah Resiko gangguan


Pemaparan dengan suhu
lecet integritas
luar
kulit/jaringan
Kekurangan cadangan
Kehilangan panas energi Resiko infeksi

Hipotermia Malnutrisi

Risiko ikterik neonatus Hiperbirilubin Konjugasi bilirubin belum Hati


baik
Pertumbuhan dinding dada
Pola napas tidak efektif Insuf pernafasan dan vaskuler paru belum Paru
sempurna

Menyusui tidak efektif Reflek menelan belum


sempurna Otak

Usus

Peristaltik belum Dinding lambung lunak


sempurna

Pengosongan lambung Mudah kembung


belum baik

Risiko disfungsi motilitas


gastrointestinal 9
2.6 Penatalaksanaan
Menurut Hariati, bayi yanglahir prematur memerlukan perawatan yang lebih intensif
karena bayi prematur masih membutuhkan lingkungan yang tidak jauh berbeda dari
lingkungannya selama dalam kandungan. Oleh karena itu, bayi prematur akan
mendapatkan perawatan sebagai berikut :
1. Pengaturan suhu
Bayi prematur sangat cepat kehilangan panas badan atau suhu tubuh bahkan dapat
juga terjadi hipotermi, karena pusat pengaturan suhu belum berfungsi dengan baik.
Oleh karena itu bayi dirawat dalam inkubator yang dilengkapi dengan alat pengatur
suhu dan kelembaban agar bayi dapat mempertahankan suhu normal. Suhu inkubator
untuk bayi kurang dari 2000 gram adalah 35 derajat celsius dan untuk berat 2000-
2500 gram suhunya 34 derajat celsius agar bayi dapat mempertahankan suhunya
sampai 37 derajat celsius.
2. Pencegahan infeksi
Bayi prematur sangat rentan terhadap infeksi karena kadar imunoglobulin yang masih
rendah, aktifitas bakterisidial neutrofil, efek sitotoksik limfosit juga masih rendah,
fungsi imun belum dapat mengidentifikasi infeksi secara aktual. Bayi akan mudah
menghadapi infeksi terutama infeksi nosokomial. Perawatan umum yang biasa
dilakukan adalahtindakan aseptik, mempertahankan suhu tubuh, membersihkan jalan
nafas perawatan tali pusat dan memberikan cairan melalui infus.
3. Pengaturan dan Pengawasan Intake Nutrisi Bayi Prematur
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi diantaranya menentukan pemilihan susu,
cara pemberian dan jadwal pemberian sesuai dengan kebutuhan pada bayi
prematur.Reflek hisap pada bayi prematur belum sempurna, kapasitas lambung masih
sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu
kebutuhan protein 3-5 g/hari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari) agar berat badan
bertambah.
4. Pemberian ASI
ASI adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh ibu pada bayinya. Agar
ibu melahirkan prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu dukungan dari
keluarga dan petugas, diajarkan cara memeras ASI dan emnyimpan ASI perah dan
cara memberikan ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok,pipet, ataupun pipa
lambung.
a) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (>34 minggu gestasi) dapat
langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari-hari pertama kalau ASI
belum mencukupi dapat diberikan ASI donor dengan sendok/cangkir 8-10 kali
sehari.
b) Bayi prematur dengan berat lahir 1500-1800 gram (32-34 minggu), refleks
menghisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan ASI perah
dengan sendok/cangkir, 10-12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250-
1500 gram (30-31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan
ASI perah melalui pipa orogastrik 12x sehari.
5. Penimbangan Berat Badan
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi yang berhubungan
dengan daya tahan tubuh.
6. Membantu Beradaptasi
Perawatan di rumah sakit pada bayi yang tidak mengalami komplikasi bertujuan
membantu bayi beradaptasi dengan lingkungan barunya. Setelah suhunya stabil dan
memenuhi kriteria pemulangan biasanya sudah dibolehkan dibawa pulang jika berat
minimal 2 kg.

10
7. Pemberian Oksigen
Ekspansi paru yang memburuk merupakan masalah serius bagi bayi prematur
yangdikarenakan tidak adanya surfaktan. Kadar oksigen yang tinggi akan
menyebabkan kerusakan jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan.
8. Bantuan Pernapasan
Segera setelah lahir jalan napas orofaring dan nasofaring dibersihkan dengan isapan
yanglembut. Pemberian terapi oksigen harus hati-hati dan diikuti dengan pemantauan
terus menerus tekanan oksigen darah arteri dapat digunakan elektroda oksigen melalui
kulit.

2.7 Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatrum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin.
2. Dismatur pretem terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.
3. Hiperbirilubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak.
4. Hipoternia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemia,gangguan pembekuan darah.
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis(NEC)

11
BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 Pengkajian
Pengkajian pada bayi prematur dilakukan dari ujung rambut hingga ujung kaki,
meliputi semua sistem pada bayi. Pengkajian diawali dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti. Pengkajian bayi prematur
meliputi :
1. Pengkajian umum pada bayi
a. Penimbangan berat badan.
b. Pengukuran panjang badan dan lingkar kepala.
c. Mendiskripsikan bentukbadan secraa umum, postur saat istirahat, kelancaran
pernapasan, edema dan lokasinya.
d. Mendeskripsikan setiap kelainan yang tampak.
e. Mendiskripsikan tanda adanya penyuli seperti warna pucat, mulut yang
terbuka, menyeringai, dll.
2. Masalah yang berkaitan dengan ibu
Masalah-masalah tersebut antara lain adalah hipertensi, toksemia,plasenta previa,
abrupsio plasenta,inkompeten servikal, kehamilan kembar, malnutrisi, diabetes
melitus, status sosial ekonomi yang rendah, tiadanya perawatan sebelum kelahiran
(prenatal care), riwayat kelahiran prematur atau aborsi, penggunaan obat-obatan
,alkohol, rokok, kafein, umur ibu dibawah 16 tahun atau di atas 35 tahun, latar
pendidikan rendah, kelahiran prematur sebelumnya dan jarak kehamilan yang
berdekatan, infeksi seperti TORCH atau penyakit hubungan sosial lain, golongan
darah danfaktor Rh.
3. Pengkajian bayi pada saat kelahiran
Umur kehamilan biasanya antara 24-37 minggu, rendahnya berat badan saat
kelahiran (kurang dari 2500 gram),lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada,
bayi terlihat kurus, kepala relatif lebih besar daripada badan dan3 cm lebih lebar
dibanding lebar dada, nilai Apgar 1 sampai 5.
4. Kardiovaskular
Pada bayi prematur denyut jantung rata-rata 120-160/menit pada bagian apikal
dengan ritme teratur, pada saat kelahiran kebisingan jantung terdengar pada
seperempat bagian interkostal,yang menunjukkan aliran darah dari kanak ke kiri
karena hipertensi atau atelektasis paru. Pengkajian sistem kardiovaskular dapat
dilakukan dengan cara berikut :
a. Menentukan frekuensi dan irama denyut jantung.
b. Mendengarkan suara jantung.
c. Menentukan letak jantung tempat denyut dapat didengarkan, dengan palpasi
akan diketahui perubahan intensitas suara jantung.
d. Mndiskripsikan warna kulit bayi, apakah sianosis, pucat pletora, atau ikterus.
e. Mengkaji warna kuku, mukosa, dan bibir.
f. Mengukur tekanan darah dan mendeskripsikan masa pengisian kapiler perifer
(2-3 detik) dan perfusi perifer.
5. Gastrointestinal
Pada bayi prematur terdapat penonjolan abdomen, pengeluaran mekonium
biasanya terjadi dalam waktu 12 jam, reflek menelan dan menghisap yang lemah,

12
tidak ada anus dan ketidaknormalan kongenital lain. Pengkajian sistem
gastrointestinal pada bayi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan adanya distensi abdomen, pembesaran lingkaran abdomen,
kulit yang mengkilap, eritema pada dinding abdomen, terlihat gerakan
peristaltik dan kondisi umbilikus.
b. Mendeskripsikan tanda regurgitasi dan waktu yang berhubungan dengan
pemberian makan, karakter dan jumlah sisa cairan lambung.
c. Jika bayi menggunakan selang nasogastrik deskripsikan tipe selang penghisap
dan cairan yang keluar (jumlah,warna, dan pH)
d. Mendeskripsikan warna, kepekatan, dan jumlah muntahan.
e. Palpasi batas hati.
f. Mendeskripsikan warna dan kepekatan feses dan periksa adanya darah sesuai
dengan permintaan dokter atau ada indikasi perubahan feses.
g. Mendiskripsikan suara peristaltik usus pada bayi yangsudah mendapatkan
makanan.
6. Integumen
Pada bayi prematur kulit berwarna merah muda atau merah, kekuning-kuningan,
sianosis, atau campuran bermacam warna, sedikit vernix caseosa dengan rambut
lanugo di sekujur tubuh, kulit tampak transparan, halus dan mengkilap, edema
yang menyeluruh atau pada bagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku
pendek belum melewati ujung jari, rambut jarang atau bahkan tidak ada sama
sekali, terdapat petekie atau ekimosis. Pengkajian sistem integumen pada bayi
dapat dilakukan dengancara berikut:
a. Menentukan setiap penyimpangan warna kulit, area kemerahan, iritasi, abrasi.
b. Menentukan tekstur dan turgor kulit apakah kering, halus, atau bernoda.
c. Mendeskripsikan setiap kelainan bawaan pada kulit, seperti tanda lahir, ruam,
dll.
d. Mengukur suhu kulitdan aksila.
7. Muskuloskeletas
Pada bayi prematur tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna yang
masih lembut dan lunak, tulang tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah
dan tidak aktif atau letargik. Pengkajian muskuloskeletal pada bayi dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan pergerakan bayi apakah gemetar, spontan, menghentak,
tingka aktivitas bayi dengan rangsangan berdasarkan usia kehamilan.
b. Mendeskripsikan posisi bayi apakah fleksi atau ekstensi.
c. Mendeskripsikan perubahan lingkaran kepala (kalau ada indikasi) ukuran
tegangan fontanel dan garis sutura.
8. Neurologis
Pada bayi prematur reflek dan gerakan pada tes neurologis tampak resisten dan
gerak reflek hanya berkembang sebagian. Reflek menelan, menghisap, dan batuk
masih lemah atau tidak efektif, tidak adanya atau menurunnya tanda neurologis,
mata biasanya tertutup atau mengatup apabila umur kehamilan belum mencapai
25-26 minggu, suhu tubuh tidak stabil atau biasanya hipotermi, gemetar, kejang
dan mata berputar-putar yang bersifat sementara tapi bisa mengindikasikan
adanya kelainan neurologis. Pengkajian neurologis pada bayi dapat dilakukan
dengancara sebagi berikut :
a. Mengamati atau memeriksa reflek moro, menghisap, rooting, babinski, platar,
dan reflek lainnya.
b. Menentukan respon pupil bayi.

13
9. Pernapasan
Pada bayi prematur jumlah pernapasan rata-rata antara 40-60 kali/menit dan
diselingi dengan periode apnea, pernapasan tidak teratur, flaring nasal melebar
(nasal melebar), terdengar dengkuran, retraksi, terdengar suara gemerisik saat
bernapas. Pengkajian sistem pernapasan pada bayi dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan bentuk dada simetris atau tidak, adanya luka dan
penyimpangan yang lain.
b. Mendeskripsikan apakah pada saat bayi bernapas menggunakan otot-otot
bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung, atau subternal, retraksi
interkostal atau subklavikular.
c. Mengjitung frekuensi pernapasan dan perhatikan teratur atau tidak.
d. Auskultasi suara napas, perhatikan adanya stridor, crakels, mengi, ronki basah,
pernapasan mendengkur dan keseimbangan suara pernapasan.
e. Mendeskripsikan suaratangis bayiapakah keras atau merintih.
f. Mendeskripsikan pemakaian oksigen meliputi dosis, metode, tipe ventilator,
dan ukuran tabung bayi yang digunakan.
g. Tentukan asturasi (kejenuhan) oksigen dengan menggunakna oksimetri nadi
dan sebagian tekanan oksigen dan karbondioksida melalui oksigen transkutan
dan karbondioksida transkutan
10. Perkemihan
Pengkajian sistem perkemihan pada bayi dapat dilakukan dengan cara mengkaji
jumlah, warna,pH, beratjenis urin dan hasil laboraturium yang ditemukan. Pada
bayi prematur, bayi berkemih 8 jam setelah kelahiran dan belum mampu untuk
melarutkan ekskrei ke dalam urin.
11. Reproduksi
Pada bayi perempuan klitoris menonjol dengan labia mayora belum berkembang
ataubelum menutupi labia minora. Pada bayi laki-laki skrotum belum berkembang
sempurna dengan ruga yang kecil dan testis belum turun ke dalam skrotum.
12. Temuan sikap
Tangis bayi yang lemah, bayi tidak aktif dan terdapat tremor.

3.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosis keperawatan telah diterapkan diberbagai rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya, namun diperlukan terminologi dan indikator diagnosis
keperawatan yang terstandarisasi agar penegakan diagnosis keperawatan menjadi
seragam,akurat,dan tidak ambiguuntuk menghindari ketidaktepatan pengambilan
keputusan dan ketidaksesuaian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
1. Kemungkinan diagnosa yang muncul :
a) Menyusui Tidak Efektif (D.0029)
b) Pola napas tidak efektif (D0005)
2. Diagnosa keperawatan yang disebutkan dalam teori dan ditemukan
dalam kasus nyata adalah sebagai berikut :
a) Menyusui Tidak Efektif (D0029)
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan refleks
menghisap bayi dibuktikan dengan bayi menghisap tidak terus
menerus. Menyusui tidak efektif merupakan kondisi dimana ibu dan
bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran pada proses menyusui.
b) Pola napas tidak efektif (D0005)

14
Pola napas tidak efektif nerhubungan dengan hambatan upaya napas
dibuktikan dengan penggunaan otot bantu napas dan dispnea. Pola
napas tidak efektif merupakan inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat.
.

3.3 Analisa Data

DATA ETIOLOGI DIAGNOSA


KEPERAWATAN
DS : Penyebab : D.0029
- Ibu bayi Ketidakadekuatan reflek Menyusui Tidak Efektif
mengatakan daya menghisap bayi
hisap bayi kurang Bayi lahir prematur
DO : ↓
- BB bayi menurun Imaturitas organ
- ASI keluar sedikit ↓
Otak

Reflek menelan belum
sempurna

Menyusui tidak efektif
DS : Penyebab : D.0005
- Ibu pasien Hambatan upaya napas Pola Napas Tidak Efektif
mengatakan b.d dispnea, penggunaan
bayinya bernafas otot bantu pernapasan
cepat dan dalam
- Ibu pasien Imaturitas organ paru
mengatakan ↓
bayinya tidak Pertumbuhan dinding dada
menangis kuat saat dan vaskuler paru belum
lahir sempurna

DO : Insuf pernapasan
- Terdapat suara ↓
napas tambahan Pola napas tidak efektif
- Ada pergerakan
otot dada saat
bernafas
- Nafas cepat dan
dalam

15
3.4 Kriteria Hasil Dan Intervensi
(PPNI, 2019)
DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
D.0029 L.03029 I.12393
Menyusui Tidak Efektif Status menyusui Edukasi Menyusui

Setelah dilakukan perawatan Observasi


selama 1x24 jam, pasien 1. Identifikasi tujuan
diharapkan status menyusui dan keinginan
membaik dengan kriteria menyusui
hasil :
1. Suplai ASI adekuat Terapeutik
meningkat 2. Dukung ibu
2. Tetesan/pancaran meningkatkan
ASI meningkat kepercayaan diri
3. Berat badan bayi dalam menyusui
meningkat 3. Libatkan sistem
4. Hisapan bayi pendukung :
meningkat suami, keluarga,
tenaga kesehatan
dan masyarakat.
Edukasi
4. Berikan konseling
menyusui
5. Jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu
dan bayi
6. Ajarkan 4 posisi
menyusui dan
perlekatan dengan
benar
7. Ajarkan perawtaan
payudara
postpartum (mis.
Memerah ASI,
pijat payudara,pijat
oksitosin)
D.0005 L.01004 I.01011
Pola Napas Tidak Efektif Pola napas Manajemen jalan napas

Setelah dilakukan intervensi Observasi


selama 2x24 jam, pasien 1. Monitor pola napas
diharapkan dapat : (frekuensi,
1. Pola napas membaik kedalaman, usaha
2. Dispnea menurun napas)
3. Penggunaan otot 2. Monitor bunyi
bantu napas menurun napas tambahan
4. frekuensi napas
membaik Terapeutik

16
5. Kedalaman napas 3. Pertahankan
membaik kepatenan jalan
napas dengan
head-tilt dan chin-
tilt
4. Berikan oksigen,
jika perlu

Edukasi
5. Anjurkan asupan
cairan

Kolaborasi
6. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
eksektoran,
mukolitik, jika
perlu

3.5 Implementasi Dan Evaluasi


(PPNI, 2018)
HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
D.0029 1. Mendukung ibu S:
Menyusui Tidak untuk - Ibu klien
Efektif meningkatkan mengataka
kepercayaan diri n daya
2. Memberikan hisap bayi
informasi untuk mulai
melibatkan membaik
suami/keluarga - Ibu klien
lain untuk mengataka
pendukung n ASI nya
3. Memberi sudah bisa
penjelasan keluar
menyusui lebih
4. Mengajarkan banyak
posisi menyusui O:
dan perlekatan - BB
yang benar naik(kemb
5. Mengajarkan ali normal)
perawatan
payudara A:
postpartum (mis. Masalah teratasi

17
Memerah
ASI,pijat P:
payudara, pijat Mempertahankan
oksitosin) intervensi
Pola napas tidak 1. Memeriksa pola S:
efektif (D.0005) napas dan bunyi - Ibu klien
napas tambahan mengataka
2. Memberikan n bayinya
kecukupan sudah bisa
oksigen bernafas
3. Memberikan dengan
alat bantu napas normalnya
O:
- Suara
napas
tambahan
tidak ada
- TTV
normal

A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi
dihentikan

18
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI PREMATUR
.4.1 Pengkajian

A. Identitas Klien
1. Nama : By. L
2. Tempat, Tgl lahir : Jombang, 26 Juni 2022
3. Jenis kelamin : perempuan
4. Agama : islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Denanyar, Jombang
7. Tgl masuk : 01 Mei 2022
8. Tgl pengkajian : 02 Mei 2022
9. Diagnosa medik : BBLR rendah
B. Identitas Orangtua
1. Ayah
a. Nama : Tn. S
b. Usia : 28 tahun
c. Pendidikan : SMK
d. Pekerjaan : karyawan swasta
e. Agama : islam
f. Alamat : Denanyar,Jombang
2. Ibu
a. Nama : Ny. J
b. Usia : 23 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. Agama : islam
f. Alamat : Denanyar, Jombang
C. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama/alasan MRS : Ibu klien mengatakan bayinya masuk MRS
karena kurang asupan ASI di sertai daya hisap lemah dan BB menurun dari 2.100
gram – 1800 gram dari 3 hari yang lalu (terpasang OGT).
2. Riwayat penyakit saat ini : Ny. J mengatakan melahirkan di rumah sakit RSUD
Jombang di ruang OK pada pukul 12.30 WIB di tolong oleh dokter. Ny. J
melahirkan bayi premature dengan SC selama kurang lebih 2 jam beserta dengan
pemulihan, dengan jenis kelamin perempuan, dengan berat badan : 2100 gram,
panjang badan : 47 cm, dengan APGAR SCORE : 6-7, ketuban jernih, letak
kepala keluar terlebih dahulu, Saat mengkaji di Ruang Perinatologi ibu klien :
mengatakan bayinya datang ke ruang alamanda pada tanggal 14-12-2019 jam :
12:00 dengan mengeluh kurangnya asupan ASI, BB menurun dari 2.100 gram –
1800 gram sejak 3 hari yang lalu (terpasang OGT), gerak tangis (+), klien tampak
lemah, kesadaran Composmentis, tidak menggunakan alat bantu nafas, tidak ada
retraksi otot bantu nafas, sesak (-), reflex menghisap lemah (+). (MEITA YUSTI
ANUGRA SARI, 2020)
3. Riwayat persalinan :
a) Pre natal care
Ibu klien mengatakan bahwa selama hamil rutin control ke dokter kandungan
untuk memeriksakan kehamilannya kurang lebih 5 kali dan mendapat

19
imunisasi TT 1 kali, dan selama hamil Ny. J mengalami kenaikan berat badan
5 kg. Ny. J saat selama hamil mengeluh mual dan muntah.
b) Natal
Ny. J mengatakan melahirkan di rumah sakit dengan usia kehamilan 7 bulan 2
minggu dengan lama persalinan kurang lebih 2 jam dengan SC, dengan
bantuan penolong persalinan dokter dan tidak ada komplikasi eklamsi selama
persalinan.
c) Post Natal
Kondisi klien lahir BBLR 2.100 gram, BB sekarang 1.800 dengan panjang
bayi (PB) 47 cm, APGAR SCORE 6-7. Klien dilakukan perawatan di
incubator.
4. Riwayat Nutrisi
a) Pemberian ASI
Bayi Ny. J diberikan dengan pemberian ASI pada tanggal 10-12-2019, cara
pemberian setiap kali bayi menangis, lama pemberian 2 hari dan ASI keluar
sedikitsedikit lalu bayi terpasang OGT dan cara pemberian OGT dengan
jumlah pemberian 8x10cc/hari.Pengetahuan ibu tentang ASI Ny. J mengatakan
ASI sangatlah penting bagi anaknya dari pada harus diberikan susu formula.
b) Pemberian susu formula
Klien tidak di berikan susu formula dengan alasan Ibu klien masih mampu
mengeluarkan ASI walaupun sedikit-sedikit, dan reflek menghisap klien
lemah (+), dengan jumlah pemberian ASI ibu sebanyak 8x10cc/hari dan cara
pemberian dengan OGT.
5. Riwayat Psikososial
Ny. J mengatakan hubungan antar anggota keluarganya baik, dan bayi Ny. J akan
tinggal satu rumah dengan Aya, ibu dan akan di asuh oleh Ayah dan Ibunya
sendiri. Ny. J mengatakan tidak mengetahui kalo anaknya mengalami berat bayi
lahir rendah (BBLR)
6. Observasi dan Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum klien: Bayi lemah di inkubator & reflek menghisap lemah
b. Tanda-tanda vital : suhu : 35°C tempat pengukuran di aksila, frekuensi nadi
130x/menit, dan frekuensi pernafasan respirasi : 44x/menit, Bayi di letakkan di
inkubator.
c. Antropometri : panjang badan 47 cm, berat badan lahir 2.100 gram, berat
badan sekarang 1.800 gram, lingkar lengan atas 10 cm, lingkar dada 27 cm,
lingkar kepala 28 cm, lingkar perut 30 cm SOB 30 cm, FO 31 cm, MO 30 cm.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
d. Sistem Pernafasan
Inpeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada sama kanan dan kiri, klien
tidak menggunakan alat bantu nafas, frekuensi pernafasan : 44x/menit tidak
ada batuk dan tidak ada sputum dan tidak ada retraksi otot bantu nafas.
Palpasi : vocal premitusnya tidak terkaji, dengan perkusi thorak sonor,
Auskultasi : suara nafas vesikuler.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
e. Sistem Kardiovaskuler
Inpeksi : Pulsasi kuat, tidak ada clubbing finger tidak juga sianosis.
Palpasi :CRT < 3 detik, tidak ada nyeri dada
perkusi : tidak terkaji
Auskultasi : dengan bunyi jantung S1 dan S2 tunggal.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

20
f. Sistem Persyarafan
Bentuk kepala simetris kanan/kiri, ubun-ubun datar, kesadaran klien
composmentis gerak tangis (+), dengan reflex suckling tapi lemah (+), reflek
menggenggam ada tapi lemah, reflek babinsky ada tapi lemah, reflek moro ada
tapi lemah, dan reflek rooting ada tapi lemah, reflek patella ada tapi lemah,
dan tidak ada kejang, nyeri kepala tidak ada, istirahat tidur klien tampak selalu
tidur dan sesekali membuka mata dantidak ada kelainan nervus kranialis
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
g. Sistem Genitourinaria
Labia minor menutupi labia mayor, klitoris menonjol, alat kelamin normal,
kebersihan kelamin bersih, bau urine khas, produksi urin 20cc/kg/BB ml/hr,
tempat yang di gunakan pempers.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
h. Sistem Pencernaan
Mulut : Mukosa bibir kering, kondisi bibir simetris, lidah tampak putih,
jaringan lemak subkutan tipis, aerola payudara datar tidak ada tonjolan, pada
abdomen tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan peristaltic usus 25x/mnt,
dengan buang air besar (BAB) 3x/hari 30 cc/KgBB/jam dengan konsistensi
encer, warna kuning pucat, dengan bau yang khas, tempat yang digunakan
pempes, lain-lan terpasang OGT (ASI 8x10cc/24jam)
Masalah Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
i. Sistem Muskuloskeletal dan integument
Klien tampak lemah dalam incubator, tidak ada fraktur dan dislokasi, akral
dingin, dan turgor baik, kelembapan lembab, tidak ada oedema, kulit bersih,
warna kulit merah muda, licin/ halus tampak tipis,terdapat lanugo.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
j. Sistem Pengindraan
Mata : pupil isokor kanan/kiri, reflek cahaya positif kanan/kiri, konjungtiva
merah muda kanan/kiri, skelera putih kanan/kiri, pergerakan bola mata baik
kanan/kiri, ketajaman penglihatan normal kanan/kiri
Telinga : simetris kanan dan kiri (daun telinga masih menempel) ketajaman
pendengaran normal (jika kita tepukan tangan diantara telingan kanan & kiri
bayi akan menoleh), tidak menggunakan alat bantu pendengaran
Hidung : mukosa lembab, tidak ada secret dan tidak ada kelaianan.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
k. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, dan juga tidak ada pembesaran
kelenjar parotis, tidak hiperglikemi, juga hipoglikemia.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Tanggal : 02-06-2022
Nama : By.Ny.J
Umur : 5 hari
No.RM : 00411653
Ruang Perawatan : Perinatologi
Diagnosa Medis : BBLR
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Darah Lengkap
Leukosit (WBC) 4,54 10’3/uL 5,5-15,5

21
Neutrofil 3,0 10’3/uL 1,5-8,5
Limfosit 0,84 10’3/uL 2-10
Monosit 0,6 10’3/uL 0,17-0,93
Eosinofil 0478 10’3/uL 0-0,47
Basofil 0,09 10’3/uL 0-0,16
Eritrosit (RBC) 3,721 3,9-5,3
Hemoglobin 8,87 g/dL 11,5-15,5
Hematokrit 26,6 % 34-40
MCV 71,41 fL 75-87
MCH 23,83 Pg 24-30
MCHC 33,37 % 32-36
RDW 16,72 % 11,5-15
PLT 548 10’3/uL 150-450
MPV 5,073 fL 6,90-10,6

8. Terapi
(tanggal 05 Juni 2022)
a. Infus otsu D10 220cc/24 jam : berfungsi sebagai pengganti cairan untuk
mengurangi dehidrasi
b. Injeksi vitamin K 1 mg : berfungsi untuk mencegah perdarahan BBL
c. Injeksi Vicilin 2x125 mg : berfungsi untuk mencegah ISPA
d. Genta 1x10 mg : berfungsi mengobati infeksi pada kulit yang di sebabkan oleh
bakteri
e. ASI 8x10cc/24jam : berfunsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi
dalam masa pertumbuhan & perkembangan
9. Analisa Data

DATA ETIOLOGI DIAGNOSA


KEPERAWATAN
DS : Penyebab : D.0029
- Ibu bayi Ketidakadekuatan reflek Menyusui Tidak Efektif
mengatakan daya menghisap bayi
hisap bayi kurang Bayi lahir prematur
DO : ↓
- BB bayi menurun Imaturitas organ
- ASI keluar sedikit ↓
Otak

Reflek menelan belum
sempurna

Menyusui tidak efektif
DS : Penyebab : D.0005
- Ibu pasien Hambatan upaya napas Pola Napas Tidak Efektif
mengatakan b.d dispnea, penggunaan
bayinya bernafas otot bantu pernapasan
cepat dan dalam
- Ibu pasien Imaturitas organ paru
mengatakan ↓

22
bayinya tidak Pertumbuhan dinding dada
menangis kuat saat dan vaskuler paru belum
lahir sempurna

DO : Insuf pernapasan
- Terdapat suara ↓
napas tambahan Pola napas tidak efektif
- Ada pergerakan
otot dada saat
bernafas
- Nafas cepat dan
dalam

23
10. Kriteria Hasil Dan Intervensi
(PPNI, 2019)

DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI


KEPERAWATAN
D.0029 L.03029 I.12393
Menyusui Tidak Efektif Status menyusui Edukasi Menyusui

Setelah dilakukan perawatan Observasi


selama 1x24 jam, pasien 1. Identifikasi tujuan
diharapkan status menyusui dan keinginan
membaik dengan kriteria menyusui
hasil :
1. Suplai ASI adekuat Terapeutik
meningkat 2. Dukung ibu
2. Tetesan/pancaran meningkatkan
ASI meningkat kepercayaan diri
3. Berat badan bayi dalam menyusui
meningkat 3. Libatkan sistem
4. Hisapan bayi pendukung :
menigkat suami, keluarga,
tenaga kesehatan
dan masyarakat.
Edukasi
4. Berikan konseling
menyusui
5. Jelaskan manfaat
menyusui bagi ibu
dan bayi
6. Ajarkan 4 posisi
menyusui dan
perlekatan dengan
benar
7. Ajarkan perawtaan
payudara
postpartum (mis.
Memerah ASI,
pijat payudara,pijat
oksitosin)
D.0005 L.01004 I.01011
Pola Napas Tidak Efektif Pola napas Manajemen jalan napas

Setelah dilakukan intervensi Observasi


selama 2x24 jam, pasien 1. Monitor pola napas
diharapkan dapat : (frekuensi,
1. Pola napas membaik kedalaman, usaha
2. Dispnea menurun napas)
3. Penggunaan otot 2. Monitor bunyi
bantu napas menurun napas tambahan
4. frekuensi napas

24
membaik Terapeutik
5. Kedalaman napas 3. Pertahankan
membaik kepatenan jalan
napas dengan
head-tilt dan chin-
tilt
4. Berikan oksigen,
jika perlu

Edukasi
5. Anjurkan asupan
cairan

Kolaborasi
6. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
eksektoran,
mukolitik, jika
perlu

1. Implementasi Dan Evaluasi


(PPNI, 2018)
HARI/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
TANGGAL KEPERAWATAN
D.0029 1. Mendukung ibu S:
Menyusui Tidak untuk - Ibu klien
Efektif meningkatkan mengataka
kepercayaan diri n daya
2. Memberikan hisap bayi
informasi untuk mulai
melibatkan membaik
suami/keluarga - Ibu klien
lain untuk mengataka
pendukung n ASI nya
3. Memberi sudah bisa
penjelasan keluar
menyusui lebih
4. Mengajarkan banyak
posisi menyusui O:
dan perlekatan - BB
yang benar naik(kemb
5. Mengajarkan ali normal)
perawatan
payudara A:
postpartum (mis. Masalah teratasi

25
Memerah
ASI,pijat P:
payudara, pijat Mempertahankan
oksitosin) intervensi
Pola napas tidak 1. Memeriksa pola S:
efektif (D.0005) napas dan bunyi - Ibu klien
napas tambahan mengataka
2. Memberikan n bayinya
kecukupan sudah bisa
oksigen bernafas
3. Memberikan dengan
alat bantu napas normalnya
O:
- Suara
napas
tambahan
tidak ada
- TTV
normal

A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi
dihentikan

26
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bayi prematur atau bayi pretem adalah bayi yang berumur 37 minggu tanpa
memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan
kurang 2500 gram. Bayi prematur merupakan manusia yang rentan gagal beradaptasi
karena faktor imaturitas. Faktor terbesar kedua yang memengaruhi kelahiran yang
prematur adalah adanya komplikasi kehamilan. Menurut Hariati, bayi yanglahir
prematur memerlukan perawatan yang lebih intensif karena bayi prematur masih
membutuhkan lingkungan yang tidak jauh berbeda dari lingkungannya selama dalam
kandungan.

27
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Vladimir, V. F. (2018). Asuhan Keperawatan Pada BayiPrematur. Gastronomía Ecuatoriana y
Turismo Local., 1(69), 5–24.

Engel. (2018). Asuhan Keperawatan Bayi Dengan Prematur. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents.

Herlina. (2017). MENGUNAKAN MODEL KEPERAWATAN KONSERVASI ENERGY MYRA LEVINE :


SEBUAH STUDY KASUS Pendahuluan Bayi prematur memperoleh energi bayi mendapatkan
energi yang. Jurnal Keperawatan Widya Gantari, 2(1), 49–59.

Mauve. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PREMATURITAS.

MEITA YUSTI ANUGRA SARI. (2020). KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG ANGGREK DI RSUD BANGIL
PASURUAN. http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/199/1/KTI HIJRAH .pdf

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). DPP PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Sulistiarini, D., & Berliana, M. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KELAHIRAN


PREMATUR DI INDONESIA : ANALISIS DATA RISKESDAS 2013. 1.

28

Anda mungkin juga menyukai