Anda di halaman 1dari 56

1

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA AN. R DENGAN DIAGNOSA MALARIA
PUKESMAS MELATI
PALANGKARAYA

Oleh :
IGO GUNAWAN
2018.C.10a.0969

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
2

TAHUN AJARAN 2020/20201

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama : Igo Gunawan
NIM : 2018.C.10a.0969
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada An.R
dengan Diagnosa malaria “

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menempuh Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK III) Pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Pembimbing Akademik

Ika Paskaria.S Kep,Ners

i
3
4

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan
“Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada An.Rdengan Diagnosa
malaria.”.Saya berharap laporan pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penyakit malaria
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempur oleh sebab itu berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

Palangka Raya, 6 April 2021

Penulis

ii
5

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan......................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan penulisan.................................................................................2
1.3.1 Tujuan umum........................................................................................3
1.3.2 Tujuan khusus.......................................................................................3
1.4 Manfaat ...............................................................................................4
1.4.1 Untuk mahasiswa..................................................................................4
1.4.2 Untuk klien dan keluarga......................................................................4
1.4.3 Untuk institusi (pendidikan dan rumah sakit).......................................4
1.4.4 Untuk IPTEK.........................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................5
2.1 Konsep Penyakit.....................................................................................5
2.1.1 Definisi..................................................................................................5
2.1.2 Anatomi Fisiologi..................................................................................6
2.1.3 Etiologi..................................................................................................6
2.1.4 Klasifikasi..............................................................................................7
2.1.5 Patofisiologi (Pathway..........................................................................7
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala).................................................8
2.1.7 Komplikas...........................................................................................10
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................11
2.1.9 Penatalaksanaan Medis.......................................................................11
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan..................................................13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN........................................................24
3.1 Pengkajian.............................................................................................37
3.2 Diagnosa................................................................................................50
3.3 Intervensi...............................................................................................52
3.4 Implementasi.........................................................................................53
3.5 Evaluasi.................................................................................................53
BAB 4 PENUTUP.......................................................................................55
4.1 Kesimpulan...........................................................................................55
4.2 Saran......................................................................................................55
Daftar Pustaka

iii
6

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan parasit kelompok
Plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati yang ditularkan
oleh nyamuk anopheles. Sampai saat ini telah teridentifikasi sebanyak  80 spesies
anopheles dan 18 spesies diantaranya telah dikonfirmasi sebagai vektor  malaria.
Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa dari
genus plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati. Sampai
saat ini dikenal cukup banyak spesies dari plasmodia yang terdapat pada  burung,
monyet, kerbau, sapi, binatang melata. Malaria adalah penyakit yang bersifat akut
maupun kronik disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang ditandai
dengan dem anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406). Malaria adalah
penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh Parasit
Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay & Raharja,
2000).

Malaria adalah penyakit infeksi disebabkan oleh parasit dari genus


Plasmodium yang menyerang sel eritrosit ditandai dengan gejala berupa demam,
menggigil, anemia, dan splenomegali dalam kondisi akut ataupun kronis yang
ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang
terinfeksi.1,2 Ada lima spesies Plasmodium yang dapat menyebabkan malaria
pada manusia diantaranya P. falciparum dan P. vivax yang umumnya dijumpai
pada semua negara dengan malaria. Dua spesies ini paling sering dijumpai di
Indonesia. Spesies lainnya yaitu P. ovale dan P. malariae banyak dijumpai di
Indonesia Timur.3 Perkembangan terbaru ditemukan satu spesies lain yang dapat
menyebabkan malaria yaitu P. knowlesi di Malaysia yang sebelumnya hanya
menyerang primata. 4,5 P. knowlesi juga ditemukan menyebabkan malaria di
Indonesia tepatnya di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.3,6 Malaria
masih menjadi masalah kesehatan global terutama di kawasan tropis dan subtropis
negara berkembang sampai saat ini. World Malaria Report 2015 menyatakan
bahwa penyakit malaria telah menyerang 106 negara di dunia.7 Tahun 2016
7

ditemukan 216 juta kasus baru malaria dan 445.000 kematian. Wilayah Afrika
menyumbang sebagian besar kasus malaria global (90%), diikuti oleh wilayah
Asia Tenggara (7%), dan Mediterania Timur (2%). Angka kematian akibat
malaria tahun 2015 di wilayah Asia paling tinggi berada di India dengan jumlah
384 jiwa, sedangkan Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah 157
jiwa.8 Menurut WHO, angka morbiditas dan mortalitas akibat malaria cenderung
menurun pada periode 2005 2015. Meskipun demikian, masih ada lebih kurang
3,2 milyar jiwa atau hampir separuh penduduk dunia berisiko tertular penyakit
malaria.9 Permasalahan malaria masih menjadi salah satu masalah yang serius di
Indonesia karena sering menimbulkan kematian apabila tidak diobati secara benar.
Walaupun telah terjadi penurunan yang cukup signifikan dari 465.764 kasus
positif malaria pada tahun 2010 menjadi 209.413 kasus pada tahun 2015, tetapi
dari data Kemenkes tahun 2011 2015 didapatkan hasil persentase kabupaten/kota
endemis tinggi mengalami sedikit penurunan kasus malaria, sedangkan
kabupaten/kota endemis sedang dan rendah mengalami peningkatan.7,9 Provinsi
Sumatera Barat merupakan wilayah endemis tingkat rendah, kecuali Mentawai
yang masih menjadi wilayah endemis tingkat tinggi.7 Tahun 2013 terjadi
peningkatan prevalensi malaria di Provinsi Sumatera Barat sebesar 4,3%. Khusus
untuk kota Padang, prevalensi malaria mengalami peningkatan menjadi 1,8%. 10
Hasil dari data DKK Padang ditemukan 155 kasus malaria positif pada tahun
2015. Puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Belimbing
dengan 37 kasus, sedangkan yang paling rendah adalah puskesmas Seberang
Padang dengan tidak ada kasus malaria baik klinis maupun dari pemeriksaan
sediaan darah.11

Malaria masih menjadi masalah kesehatan di dunia terutama di negara-


negara yang beriklim tropis dan secara ekonomis masih tertinggal atau belum
berkembang. Angka Kesakitan Malaria di Indonesia pada tahun 2014 - 2015
cenderung menurun yaitu 11,4 per 1000 penduduk berisiko pada tahun 2014
menjadi 8,8 per 1000 penduduk berisiko pada tahun 2015. Tetapi Malaria masih
cukup tinggi terutama di daerah Indonesia bagian timur. Ada lima provinsi dengan
Annual Parasit Incidence (API) per 1.000 penduduk tertinggi yaitu Papua (31,93),
Papua Barat (31,29), Nusa Tenggara Timur ( NTT) (7,04), Maluku (5,81), dan
8

Maluku Utara (2,77) sedangkan provinsi dengan API terendah yaitu Jawa Barat,
Banten, DKI Jakarta, Bali, dan Jawa Timur masing- masing sebesar 0,00
sebanyak 82% kasus berasal dari daerah Indonesia bagian timur.2 Provinsi NTT
menempati urutan prevalensi Malaria klinis tertinggi ketiga di Indonesia. Hampir
90% desa di Provinsi NTT endemis Malaria. Wilayah endemis Malaria pada
umumnya adalah desa- desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang kurang
baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan
kurang.3 Distribusi kasus Malaria terbesar di Provinsi NTT yaitu di kabupaten
lembata, Sikka, Nagokeo, Ende, Sumba Barat Daya, dan Timor Tengah Selatan
(TTS).3,4 Kabupaten Lembata ada 9 kecamatan dengan 8 endemisitas tinggi
( API > 5%) yaitu http://repository.unimus.ac.id 2 pada kecamatan Ileape, Ileape
Timur, Nubatukan, Nagawutun, Wulandoni, Atadei, Lebatukan, dan Omesuri
sedangkan ada 1 kecamatan yaitu Kecamatan Buyasuri endemisitasnya rendah
( API < 1%).4

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada An.R dengan diagnosa medis Diagnosa
malaria
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan dan memberikan Asuhan Keperawatan pada
An.R dengan diagnosa medis Diagnosa malaria
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar penyakit malaria
1.3.2.3 Mahasiswa mampu menjelaskan Manajemen Asuhan Keperawatan Pada
pasien Diagnosa malaria
1.3.2.4 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.R
1.3.2.5 Mahasiswa mampu menentukan dan menyusun intervensi p keperawatan
padan An.R
1.3.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada An.R
1.3.2.7 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada An.R
1.3.2.8 Mahasiswa mampu menyususun dokumentasi keperawatan pada An.R
9

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada penyakit dengan Diagnosa
malaria secara benar dan bisa melakukan keperawatan di rumah dengan mandiri.
1.4.3 Bagi Institusi
1.4.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan tentang malaria dan Asuhan Keperawatannya.
1.4.3.2 Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan
Meningkatkan mutu pelayanan perawatan di Rumah Sakit kepada pasien dengan
Diagnosa medis malaria melalui Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan secara
komprehensif.
1.4.4 Bagi IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status
kesembuhan klien.
10

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit malaria


2.1.1 Definisi malaria
Penyakit malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan parasit kelompok
Plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati yang ditularkan
oleh nyamuk anopheles. Sampai saat ini telah teridentifikasi sebanyak  80 spesies
anopheles dan 18 spesies diantaranya telah dikonfirmasi sebagai vektor  malaria.

Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa


dari genus plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati.
Sampai saat ini dikenal cukup banyak spesies dari plasmodia yang terdapat pada
burung, monyet, kerbau, sapi, binatang melata. Malaria adalah penyakit yang
bersifat akut maupun kronik disebabkan oleh protozoa genus plasmodium yang
ditandai dengan dem anemia dan splenomegali (Mansjoer, 2001, hal 406). Malaria
adalah penyakit infeksi dengan demam berkala, yang disebabkan oleh Parasit
Plasmodium dan ditularkan oleh sejenis nyamuk Anopeles (Tjay & Raharja,
2000).

2.1.2 Anatomi Fisiologi


1. Jantung Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam
thorax, diantara paru-paru, agak lebih kearah kiri.
2. Pembuluh Darah Pembuluh darah ada 3 yaitu :
A. Arteri (Pembuluh Nadi) Arteri meninggalkan jantung pada ventikel kiri
dan kanan. Beberapa pembuluh darah arteri yang penting :
1) Arteri koronaria Arteri koronaria adalah arteri yang mendarahi dinding
jantung
2) Arteri subklavikula Arteri subklafikula adalah bawah selangka yang
bercabang kanan kiri leher dan melewati aksila.
11

3) Arteri Brachialis Arteri brachialis adalah arteri yang terdapat pada lengan
atas 4) Arteri radialis Arteri radialis adalah arteri yang teraba pada pangkal ibu jari
5) Arteri karotis Arteri karotis adalah arteri yang mendarahi kepala dan
otak
6) Arteri temporalis Arteri temporalis adalah arteri yang teraba denyutnya di
depan telinga
7) Arteri facialis Teraba facialis adalah arteri yang denyutan disudut kanan
bawah.
8) Arteri femoralis Arteri femorais adalah arteri yang berjalan kebawah
menyusuri paha menuju ke belakang lutut
9) Arteri Tibia Arteri tibia adalah arteri yang terdapat pada kaki
10) Arteri Pulmonalis Arteri pulmonalis adalah arteri yang menuju ke paru-
paru.
B. Kapiler Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba
dari cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah
mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh, kapiler
selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang lebih besar yang
disebut vena. c. Vena (pembuluh darah balik) Vena membawa darah kotor
kembali ke jantung. Beberapa vena yang penting :
1) Vena Cava Superior Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa
darah kotor dari daerah kepala, thorax, dan ekstremitas atas.
2) Vena Cava Inferior Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung
dari semua organ tubuh bagian bawah
3) Vena jugularis Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke
jantung
4) Vena pulmonalis Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari
paru-paru. 15
3. Darah Beberapa pengertian darah menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut : Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian: bagian cair yang
disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah. Darah adalah suatu
jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh darah yang berwarna merah.
Darah adalah suatu cairan kental yang terdiri dari sel-sel dan plasma. Jadi darah
12

adalah jaringan cair yang terdapat dalam pembuluh darah yang berwarna merah
yang cair disebut plasma dan yang padat di sebut sel darah yang befungsi sabagai
transfer makanan bagi sel. Volume darah pada tubuh yang sehat / organ dewasa
terdapat darah kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan
jumlah tersebut pada tiap orang tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan,
keadaan jantung atau pembuluh darah. Tekanan viskositas atau kekentalan dari
pada darah lebih kental dari pada air yaitu mempunyai berat jenis 1.041 – 1.067
dengan temperatur 380C dan PH 7.37 – 1.45.
Fungsi darah secara umum terdiri dari :
a. Sebagai Alat Pengangkut
1) Mengambil O2 atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
2) Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paruparu. 16
3) Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan ke seluruh jaringan/alat tubuh.
4) Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun
yang akan membinasakan tubuh dengan perantara leukosit, antibody atau
zat-zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh. Adapun proses pembentukan sel
darah (hemopoesis) terdapat tiga tempat, yaitu : sumsum tulang, hepar dan
limpa.
a. Sumsum Tulang Susunan tulang yang aktif dalam proses hemopoesis
adalah :
1) Tulang Vertebrae Vertebrae merupakan serangkaian tulang kecil yang
tidak teratur bentuknya dan saling berhubungan, sehingga tulang belakang mampu
melaksanakan fungsinya sebagai pendukung dan penopang tubuh. Tubuh manusia
mempunyai 33 vertebrae, tiap vertebrae mempunyai korpus (badan ruas tulang
belakang) terbentuk kotak dan terletak di depan dan menyangga. Bagian yang
menjorok dari korpus di belakang disebut arkus neoralis (Lengkung Neoral) yang
dilewati medulla spinalis, yang membawa serabut dari otak ke semua bagian
13

tubuh. Pada arkus terdapat bagian yang menonjol pada vertebrae dan dilekati oleh
17 otot-otot yang menggerakkan tulang belakang yang dinamakan prosesus
spinosus.
2) Sternum (tulang dada) Sternum adalah tulang dada. Tulang dada sebagai
pelekat tulang kosta dan klavikula. Sternum terdiri dari manubrium sterni, corpus
sterni, dan processus xipoideus.
3) Costa (Tulang Iga) Costa terdapat 12 pasang, 7 pasang Costa vertebio
sterno, 3 pasang costa vertebio condralis dan 2 pasang costa fluktuantes. Costa
dibagian posterior tubuh melekat pada tulang vertebrae dan di bagian anterior
melekat pada tulang sternum, baik secara langsung maupun tidak langsung,
bahkan ada yang sama sekali tidak melekat.
b. Hepar Hepar merupakan kelenjar terbesar dari beberapa kelenjar pada
tubuh manusia. Organ ini terletak di bagian kanan atas abdomen di bawah
diafragma, kelenjar ini terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan ductus hepatikus
sinestra, keduanya bertemu membentuk ductus hepatikus comunis. Ductus
hepaticus comunis menyatu dengan ductus sistikus membentuk ductus coledakus.
c. Limpa Limpa terletak dibagian kiri atas abdomen, limpa terbentuk
setengah bulan berwarna kemerahan, limpa adalah organ berkapsula dengan 18
berat normal 100 – 150 gram. Limpa mempunyai 2 fungsi sebagai organ limfaed
dan memfagosit material tertentu dalam sirkulasi darah. Limpa juga berfungsi
menghancurkan sel darah merah yang rusak.

2.1.3 Etiologi
Agen penyebab malaria dari genus Plasmodium, Familia Plasmodiidae,
dari ordo Coccidiidae. Penyebab malaria pada manusia di Indonesia sampai saat
ini empat spesies plasmodium yaitu Plasmodium falciparum sebagai penyebab
malaria tropika yakni nyamuk anopheles, Plasmodium vivax sebagai penyebab
malaria tertiana, Plasmodium malarie sebagai penyebab malaria kuartana
Plasmodium ovale, jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika.
14

(Pampana E.J. 1969; Gunawan S. 2000). Jenis Plasmodium yang se menyebabkan


kekambuhan adalah P. vivax dan P. ovale (Departemen Kesehatan RI, 2000)
2.1.4 Klasifikasi
1. Klasifkasi jenis
2. Fase parasite
3. Parasit malaria
4. Plasmodium
5. falciparum

2.1.5 Patofisiologi

Patofisiologi pada malaria masih belum diketahui dengan pasti. Berbagai


macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi pada
malaria terutama mungkin berhubungan dengan gangguan aliran dar setempat
sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada endothelium
kapiler. Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup. Peran
beberapa mediator humoral masih belum pasti, tet mungkin terlibat dalam
patogenesis demam dan peradangan. Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat
menyebabkan reaksi leukosit dan fago sedangkan sprozoit dan gametosit tidak
menimbulkan peruba  patofisiologik.

Patofisiologi malaria adalah multifaktoral dan mungkin  berhubungan


dengan hal-hal sebagai berikut: Penghancuran eritrosit. Eritrosit dihancurkan tidak
saja oleh pecahnya eritrosit yang mengandung parasit, tetapi juga oleh fagositosis
eritrosis yang mengandung parasit dan yang tidak mengandung parasit, sehi
menyebabkan anemia dan anoksia jaringan. Dengan hemolisis intravaskular 
Mediator endotoksin makrofag. Pada saat skizogoni, eritrosit mengandung parasit
memicu makrofag yang sensitif endotoksin unt melepaskan berbagai mediator
yang rupanya menyebabkan perub  patofisiologi yang berhubungan dengan
malaria.

Endotoksin tidak terdapat pada parasit malaria, mungkin asalnya dari


rongga saluran pencernaan dan parasit malaria sendiri dapat melepa faktor
nekrosis tumor (TNF). TNF adalah suatu monokin, ditemukan dalam  peredaran
darah manusia dan hewan yang terinfeksi parasit malaria. TNF dan sitokin lain
15

yang berhubungan, menimbulkan demam, hipoglikemia sindrom penyakit


pernafasan pada orang dewasa (ARDS = Adult Respirat Disease Sindrom) dengan
sekuestrasi sel neutrofil dalam pembuluh darah  paru. TNF dapat juga
menghancurkan P. falciparum in vitro dan dapat meningkatkan perlekatan eritrosit
yang dihinggapi parasit pada endothelium kapiler. Konsentrasi TNF dalam serum
pada anak dengan malaria falciparu akut berhubungan langsung dengan
mortalitas, hipoglike hiperparasitemia dan beratnya penyakit. Sekuestrasi eritrosit
yang terinfeksi. Eritrosit yang terinfeksi deng stadium lanjut P. falciparum dapat
membentuk tonjolan-tonjolan (kno  pada permukaannya. Tonjolan tersebut
mengandung antigen malaria  bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan
dengan afinitas eritrosit yang mengandung P. falciparum terhadap endotelium
kapiler darah dalam organ tubuh, sehingga skizogoni berlangsung di sirkulasi
organ tubuh, bukan di sirkulasi perifer. Eritrosit yang terinfeksi menempel pada
endotel kapiler darah dan membentuk gumpalan (sludge) yang membendung
kapiler  dalam organ tubuh

.
16
Rangsang mekanik dan biokimia
karena gangguan Gigitan nyamuk Peningkatan
keseimbangan cairan & suhu tubuh
Woc malaria
elektrolit

Menginfeksi entosit

10
malaria

B1 B2 B3 B4 B5 B6
(Breathing) (Bleeding) (Brain) (Bladder) (Bowel) (Bone)

komplek absens mioklonik Penekanan Tonik klonik


aktiivitas nervus abdomen
vagus meningkat
Gangguan peredaran
MualMuntah Lebih dari 15 Konstipasi,
Hipoksia darah ke otak mual, muntah Aktiivitas
menit
otot
hipoksi
meningkat
Kurang dari 15 Nafsu makan
menit Kesadaran
Resiko Gangguan menurun Demam
kebutuhan Nutrisi Permeabilitas
k Tidak Refleks menelan
kapiler
PERFUSI PERIFER meningkat Defisit
Perfusi jaringan serebral Nutrisi Hipertermi
TIDAK
Resiko tidak efektif
EFEKTIF
aspirasi
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
Gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan demam dengan
interval tertentu (parokisme), yang diselingi oleh suatu periode (periode laten)
dimana penderita bebas sama sekali dari demam. Jadi gejala klinis utama dari
penyakit malaria adalah demam, menggigil secara berkala dan sakit kepala disebut
“Trias Malaria” ( Malaria paroxysm). Secara berurutan. Kadang-kadang
menunjukkan gejala klinis lain seperti : badan tera lemas dan pucat karena
kekurangan sel darah merah dan berkeringat, naps makan menurun, mual-mual,
kadang-kadang diikuti muntah, sakit kepala dengan rasa berat yang terus menerus,
khususnya pada infeksi dengan falsiparum. Dalam keadaan menahun (kronis)
gejala tersebut diatas disertai dengan pembesa limpa. Pada malaria berat, gejala-
gejala tersebut diatas disertai kejang-kejang  penurunan kesadaran sampai koma.
Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya, tetapi yang
menonjol adalah diare dan anemia serta adan riwayat kunjungan atau berasal dari
daerah malaria.
a. Stadium menggigil Dimulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin,
nadi lemah, bibir dan jari pucat/kebiruan. Penderita mungkin muntah dan
pada Laporan Pendahuluan Malaria Uploaded by Syamsiah Anwar Full
description Save Embed Print
b.  b. Stadium demam Setelah merasa kedinginan penderita merasa kepanasan,
muka merah, kulit kering, dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit
kepala, nadi lebih kuat. Penderita merasa sangat haus dan suhu tubuh bisa
mencapai 41 ºC. Stadium ini berlangsungantara 2-4 jam.
c. c. Stadium berkeringat Penderita berkeringat banyak, suhu badan menurun
dengan cep kadang-kadang samapai di bawah suhu normal, dapat tidur
nyenyak dan setelah bangun tidur badan terasa lelah tetapi tidak ada gejala
lain. Stadium ini berlangsung antara 2-4 jam. Beberapa keadaan klinik dalam
perjalanan infeksi malaria adalah : (Departemen Kesehatan RI, 2000).
2.1.7 Komplikasi
Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria
berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai :
1. iinfeksi plasmodium falciparum dengan satu atau lebih komplikasi yang
terdiri dari
2. malaria serebral (coma),
3. acidemia/ asidosis,
4. anemia berat,
5. gagal ginjal akut,
6. dan hipoglikemia.

2.1.8. Pemeriksaan Penunjang


a. Secara laboratorium (Dengan Pemeriksaan Sediaan Darah) Darah Lengkap
dilakukan guna mengetahui kadar eritrosit, leukosit, dan trombosit. Biasanya
pada kasus-kasus malaria, dijumpai kadar eritrosit dan hemoglobin yang
menurun. Hal ini disebabkan karena pengrusa eritrosit oleh parasit,
penekanan eritropoesis dan mungkin sangat penting adalah hemolisis oleh
proses imunologis. Pada malaria akut juga terjadi  penghambatan eritropoesis
pada sumsum tulang, dapat dijumpai trombositopenia yang dapat
mengganggu proses koagulasi. Pada malaria tropika yang berat maka plasma
fibrinogen dapat menurun yang disebabkan  peningkatan konsumsi
fibrinogen karena terjadinya koagulasi intravskuler.
b. Tes Antigen : p-f test Yaitu mendeteksi antigen dari P.falciparum (Histidine
Rich Protein II). Deteksi sangat cepat hanya 3-5 menit, tidak memerlukan
latihan khusus, sensitivitasnya baik, tidak memerlukan alat khusus. Deteksi
untuk antigen vivaks sudah beredar dipasaran yaitu dengan metode ICT. Tes
sej dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium (pLDH)
dengan cara immunochromatographic telah dipasarkan dengan nama tes
OPTIMAL. Optimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit/ul darah dan da
membedakan apakah infeksi P.falciparum atau P.vivax. Sensitivitas sampai
95 % dan hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2. Tes ini
sekarang dikenal sebagai tes cepat (Rapid test).
c. Tes Serologi Laporan Pendahuluan Malaria adanya antibody specific
terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini
kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru terjadi setelah
beberapa hari parasitemia. Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian
epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer > 1:200 dianggap sebagai
infeksi baru ; dan test > 1:20 dinyatakan  positif . Metode-metode tes
serologi antara lain indirect haemagglutination test, immunoprecipitation
techniques, ELISA test, radio-immunoassay.
d. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) --->pemeriksaan infeksi
Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi amplifikasi DNA,
waktu dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun spesifitasn tinggi.
Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat
memberikan hasil positif. Tes ini baru dipakai sebagai sarana penelitian dan
belum untuk pemeriksaan rutin
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian obat anti malaria

a. Skizontisid jaringan primer yang membasmi parasit pra-eritrosit, yai


proguanil, pirimetamin
b.  b. Skizontisid jaringan sekunder yang membasmi parasit ekso-eritroit,
yaitu primakuin
c. Skizontisid darah yang membasmi parasit fase eritrosit, yaitu klorokuin,
dan amodiakuin
d. Gametosid yang menghancurkan bentuk seksual. Primakuin ada gametosid
yang ampuh bagi keempat spesies. Gametosid unt P.vivax, P.malaria,
P.ovale, adalah kina, klorokuin, dan amidokuin
e. Sporontosid mencegah gametosid dalam darah untuk memben ookista dan
sporozoid dalam nyamuk anopheles, yaitu primakuin dan  proguanil.
2. Pemberian obat anti malaria berat
Artesunat parenteral direkomendasikan untuk digunakan di Rum Sakit
atau Puskesmas perawatan, sedangkan artemeter intramusku
direkomendasikan untuk di lapangan atau Puskesmas tanpa fas  perawatan.
Obat ini tidak boleh diberikan pada ibu hamil trimester 1 yan menderita
malaria berat.
Kemasan dan cara pemberian artesunatArtesunat parenteral tersedia dalam
vial yang berisi 60 mg serbuk kering asam artesunik dan pelarut dalam ampul
yang berisi 0,6 ml natrium bikarbonat 5%. Untuk membuat larutan artesunat
dengan mencampur 60 mg serbuk kering artesun dengan larutan 0,6 ml
natrium bikarbonat 5%. Kemudian ditambah larutan Dextrose 5% sebanyak 3-
5 ml. Artesunat diberikan dengan loading dose secara bolus: 2,4 mg/kgbb per-
iv selama ± 2 menit, dan diulang setelah 12  jam dengan dosis yang sama.
Selanjutnya artesunat diberikan 2,4 mg/k artesunat ini juga bisa diberikan
secara intramuskular (i.m.) dengan dosis yang sama. Bila penderitasudah
dapat minum obat, maka pengobatan dilanjutkan dengan regimen artesunat +
amodiakuin + primakuin (Lihat  pengobatan lini pertama malaria falsiparum
tanpa komplikasi). Kemasan dan cara pemberian artemeter. Artemeter
intramuskul tersedia dalam ampul yang berisi 80 mg artemeter dalam larutan
minyak  Artemeter diberikan dengan loading dose: 3,2mg/kgbb intramusku
Selanjutnya artemeter diberikan 1,6 mg/kgbb intramuskular satu sehari sampai
penderita mampu minum obat. Bila penderita sudah dapat minum obat, maka
pengobatan dilanjutkan dengan regimen artesunat + amodiakuin + primakuin.
3. Kemoprofilaksis

Kemoprofilaksis bertujuan untuk. mengurangi resiko terin malaria sehingga


bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada
orang yang bepergian ke daer endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu
lama, seperti  peneliti, pegawai kehutanan dan lain-lain Untuk kelompok atau
individu yang akan bepergian/tugas dalam jangka waktu yang lama, sebaikny
menggunakan personaI protection seperti pemakaian kelambu, repellent, kawat
kassa dan Iain-lain
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
a. Identitas
 Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomer register, diagnosis
medis
b. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk
memi  pertolongan kesehatan adalah Pasien biasanya mengeluh suhu
tubuhnya  panas, pusing, mual, muntah, lemah, sesak nafas, pucat yang
menunjukkan anemia.  
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh suhu tubuhnya panas, pusing, Kulit kuning dan perut
kelihatan membesar bila sudah dalam kondisi parah, hilangnya nafsu
makan dan kadang mual. Anak cenderung mudah terkena infeksi saluran
napas bagian atas infeksi lainnya. Hal ini mudah dimengerti karena
rendahnya Hb yang berfungsi sebagai alat transport.
d. Riwayat penyakit dahulu
adanya Riwayat transfuse darah/ komponen darah, penyakit ginjal kronis,
hepar, kank infeksi kronis, pernah mengalami pendarahan, dan alergi
multiple.
e. Riwayat penyakit keluarga
apakah kedua orang tua menderita malaria, maka anaknya  berisiko
menderita malaria. Oleh karena itu, konseling pranikah sebenarnya  perlu
dilakukan karena berfungsi untuk mengetahui adanya penyakit mungkin
disebabkan karena keturunan.
f. Activity Daily Living
1. Aktivitas/ istirahat Gejala
Keletihan, kelemahan, malaise umum Tanda
Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
Sirkulasi Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut
perifer kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis )
kar vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penuruna
aliran darah.
2. Eliminasi Gejela :
Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine Tanda :
Distensi abdomen 2. Makanan dan cairan Gejala : Anoreksia mual dan
muntah Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan
Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.
3. Neuro sensori
Sakit kepala, pusing dan pingsan. Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau
mental, disorientas deliriu atau koma.
4. Pernapasan.
Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan . Gejala :
Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
5. Penyuluhan/ pembelajaran Gejala :
Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol,
riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur invasif,
traumatik .
g. Pemeriksaan Fisik 
a. Keadaan umum
Klien biasanya terlihat lemah dan tampak pucat, perut membunc
akibat hepatomegali, bentuk muka mongoloid, ditemukan ikterus.
b. TTV  TD
: Hipotensi   Nadi: Takikardi (>100x/menit)  RR: Takipneu (>24
x/menit)  Suhu: Bisa naik (> 40˚C)
c. Review of system
BI (Breath) Pasien dengan Malaria Bila gejala telah lanjut klien
mengeluh sesak  nafas, pernafasan dangkal, cepat, melaui hidung
disertai penggunaan otot  bantu pernafasan.
B2 (Blood) Hasil pemeriksaan kardiovaskuler klien Malaria dapat
ditemuk tekanan darah hipotensi, nadi bradikardi, takikardi. Frekuensi
nadi cepat dan lemah berhubungan dengan homeostatis tubuh dalam
up menyeimbangkan kebutuhan oksigen perifer. Biasanya ketika
dilakukan pemeriksaan hapusan darah tepi didapatkan gambaran
Anisositosis (sel darah tidak terbentuk secara sempurn Hipokrom
(jumlah sel berkurang), Poikilositosis (adanya bentuk sel darah yang
tidak normal), Pada sel target terdapat fragmentosit dan bany terdapat
sel normablast, Kadar haemoglobin rendah dijumpai pada malaria
berat disertai syndroma anemia, yaitu kurang dari 6 mg/dl
B3 (Brain) Status mental pada pasien malaria kondisi lanjut bisa te
penurunan kesadaran, gelisah, kejang.
B4 (Bladder) Pada klien dengan malaria biasanya ditemukan BAK
lebih sering, bisa terjadi urine berwarna gelap, Palpasi adanya distesi
bladder (kan kemih).
B5 (Bowel)
limpa, pembesaran hati, abdomen tegang, terdapat pembesaran limpa
dan hati (hepato dan splemagali).
B6 (Bone) Kulit kelihatan pucat karena adanya penurunan kadar
hemoglo dalam darah, selain itu warna kulit kekuning- kuningan.
Nyeri otot / sendi, kelemahan, penurunan aktifitas.

1.3.5       Diagnosa Keperawatan


1. hipertermia b.d peningkatan ting metabolisme, dehidrasi, perubahan pada
regulasi temperatur
2. Risiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan
mencerna makanan (D.003,hal 81)
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
hipertermia b.d Manajemen Hipertemia Manajemen Hipertemia ( L
peningkatan ting SLKI ( L 15506 ) 15506 )
metabolisme, dehidrasi, Setelah dilakukan tindakan Observasi :
perubahan pada regulasi
keperawatan selama 1x7 jam -Identifikasi penyebab Hipertemia
temperatur
diharapkan suhu tubuh tetap (misal,dehidrasi,terpapar
berada pada rentang normal lingkungan yang
Dengan kriteria hasil : panas,penggunaan inkubator)
1.Suhu tubuh cukup membaik -Monitor suhu tubuh
(Skor 4) -Monitor kadar elektrolit
2.Suhu kulit membaik (Skor 5) -Monitor haluaran urine
a. -Monitor komplikasi akibat
Hipertermia
Terapeutik :
-Sediakan lingkungan yang dingin
-Longgarkan atau lepaskan
pakaian
-Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
-Berikan cairan oral
-Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
-Berikan oksigen,Jika perlu
Edukasi :
-Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian cairan dan
dan elektrolit intravena,Jika perlu

Risiko Defisit Nutrisi Manajemen Nutrisi SLKI Manajemen Nutrisi SLKI


berhubungan (I.03119, hal: 200) (I.03119,hal 200)
dengan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Ketidakmampua keperawatan selama 1x7 jam -Identifikasi status nutrisi
n mencerna diharapkan keseimbangan -Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan cairan dan elektrolit meningkat makanan
(D.003,hal 81) Dengan kriteria hasil : -Identifikasi makanan yang di
1. Porsi makanan yang di sukai
habiskan cukup meningkat -Identifikasi kebutuhan kalori dan
(Skor 4) jenis nutrien
2. Berat badan atau IMT -Identifikasi perlunya penggunaan
sedang (Skor 3) selang nasogastrik
3. Frekuensi makan meningkat -Monitor asupan makanan
(Skor 5) -Monitor berat badan
4. Nafsu makan meningkat -Monitor hasil pemeriksaan
(Skor 5) laboratorium
5. Perasaan cepat kenyang Terapeutik :
cukup menurun (Skor 2) -Lakukan oral hygine sebelum
makan,jika perlu
-Fasilitasi menentukan pedoman
diet (misal,piramida makanan)
-Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
-Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah kontisipasi
-Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
-Berikan suplemen makanan,jika
perlu
-Hentikan pemberian makanan
melalui nasogastrik jika asupan
oral dapat di toleransi
Edukasi :
-Anjurkan posisi duduk jika
mampu
-Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (misal,pereda
nyeri antiemetik)jika perlu.
-kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang di
butuhkan,jika perlu.

perfusi perifer tidak Setelah diberikan asuhan Perawatan Sirkulasi SIKI,


keperawatan selama 3x7 jam I.02079, Hal.345 )
efektif berhubungan
diharapkan perfusi perifer Observasi
dengan penurunan meningkat 1. Periksa sirkulasi perifer ( mis,
Kriteria hasil : SLKI, L.02011 nadi perifer, edema, pengisian
sirkulasi darah
1. Kram otot (5) kapiler, warna, suhu, ankle
2. Kelemahan otot ( 5) barachial index)
3. Edema perifer (5) 2. Identifikasi faktor risiko
4. Pengisian kapiler (5) gangguan sirkulasi ( mis,
diabetes, perokok,orangtua,
hipertensi)
Terapeutik
1. Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan
darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
3. Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada
area cedera
4. Lakukan pencegahan infeksi
5. Lakukan perawatan kaki dan
kuku
6. Lakukan hidrasi
Edukasi
1. Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit
terbakar
Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan
atau intervensi keperawatan ditetapkan.
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3227707
E-Mail : stikesekaharap110@yahoo.com

FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK


I. Anamnesa
Pengkajian Tanggal 6 Pukul 08:00
1. Identitas pasien
Nama Klien : An.R
TTL : 1 febuari 2016
Jenis kelamin : Laki -laki
Agama : Kristen Protestan
Suku : Dayak/Indonesia
Pendidikan : Pelajar
Alamat : Jl.bintang
Diagnosa medis : Malaria
2. Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Ny.H
TTL : 28 April 1988
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Suku : Dayak/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl.bintang
Hubungan keluarga : Ibu Kandung
3. Keluhan utama

Klien mengeluh pusing

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang

Pada tanggal 6 April 2021 keluarga mengatakan klien mengalami panas


badan yang naik turun selama 3 hari,mual dan muntah,dan tidak nafsu
makan dan sakit kepala,akral dingn,warga kulit pucat ,tugor kulit
menurun serta di seluruh tubuh badannya lemah,tampak pucat,badan
kurus,Pada tanggal 6 April 2021 dilarikan ke puskesmas , saat di tanya
ibu klien tidak mengatahui sakit anaknya.
b. Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal :-
2) Riwayat natal :-
3) Riwayat postnatal :-
4) Penyakit sebelumnya :-
5) Imunisasi

Jenis BCG DPT Polio campak Hepatitis TT


Usia √ √ √ √ √

c. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang sama dengan klien.

d. Susunan genogram 3 (tiga) generasi

KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Hubungan keluarga
= Pasien
= Tinggal serumah
= Meninggal

II. Pemeriksaan fisik


Keadaan umum : Pasien tampak lemah,pasien tampak lemas,pucat berbaring
dengan posisi terlentang kesadaran compos menthis dan terpasang infus RL infus
di pasang di lengan kiri 15 tpm serta pasien di temani keluarga.
1.
Tanda vital
Tekanan darah : 100/90 mmhg
Nadi : 104 x/mnt
Suhu : 38,5 ˚C
Respirasi : 22 x/mnt

2. Kepala dan wajah


a. Ubun-ubun
Ubun-ubun klien menutup,keadaan ubun-ubun cekung,tidak ada
kelainan,klien tidak ada kelaianan hidrocefalus,klien tidak kelainan
microphalus, tidak ada kelainan lainnya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
b. Rambut
Warna : Hitam
Keadaan : Tidak mengalami kerontokan,tidak mudah di
cabut,tidak mudah kusam,tidak ada keluhan
lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
c. Kepala
Keadaan kulit kepala : Normal
Peradangan/benjolan : Tidak ada peradangan/benjolan ,tidak ada
masalah lainnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
d. Mata
Bentuk : Simetris
Conjungtiva : Anemis
Skelera : Normal
Reflek pupil : Anemis
Oedem Palpebra : Tidak Ada
Ketajaman penglihatan : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
e. Telinga
Bentuk : Simetris
Serumen/secret : Bersih tidak ada serumen
Peradangan : Tidak ada peradangan
Ketajaman pendengaran : Normal
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
f. Hidung
Bentuk : Simetris
Serumen/secret : Tidak ada serumen/secret
Pasase udara : Tidak terpasang oksigen
Fungsi penciuman : Normal
Lain : Ada perdarahan di hidung/epitaksis
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masala Keperawatan
g. Mulut : Mukosa mulut kering
Bibir : Bibir kering,Dehidrasi,pucat
Palatum : Lunak
Masalah Keperawatan :resiko defisit nutrisi
h. Gigi
Carries : Tidak
Jumlah gigi : 20 Buah
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
3. Leher dan tengorokan
Bentuk : Normal
Reflek menelan : Normal
Pembesaran tonsil : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis: : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Peradangan : Tidak ada
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
4. Dada
Bentuk : Simetri
Retraksi dada : Tidak ada
Bunyi nafas : Tidak ada bunyi nafas tambahan
Tipe pernafasan : Dada dan perut
Bunyi jantung : Normal
Iktus cordis :
Bunyi tambahan : Tidak ada bunyi tambahan
Nyeri dada : Tidak ada
Keadaan payudara : Normal
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
5. Punggung
Bentuk : Simetris
Peradangan : Tidak Ada
Benjolan : Tidak Ada
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
6. Abdomen
Bentuk : Simetris
Bising usus : Normal
Asites : Tidak ada
Massa : Tidak ada
Hepatomegali : Ada
Spenomegali : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
7. Ektremitas
Pergerakan/ tonus otot normal
Oedem : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Clubbing finger : Tidak ada
Keadaan kulit/turgor : Kulit kering,bibir dan mulut kering/turgor kulit
menurun
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : resiko defisit nurisi
8. Genetalia
a. Laki-laki
Kebersihan :
………………………………………………………
Keadaan testis : ( ) lengkap ( ) tidak
Hipospadia : ( ) ada ( ) tidak
Epispadia : ( ) ada ( ) tidak
Lain-lain : ………………………………….
b. Perempuan
Kebersihan : Bersih
Keadaan labia : Lengkap
Peradangan/ benjolan : Tidak ada
Menorhage : Tidak ada
Lain-lain :
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
III. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1. Gizi : Mengalami penurunan berat badan sehingga status gizi
menjadi kurang
2. Kemandirian dalam bergaul : -
3. Motorik halus : Menggambar,menulis,menyusun puzzle
4. Motorik kasar : Berjalan,melompat dan berlari
5. Kognitif dan bahasa : Tidak ada masalah /Indonesia
6. Psikososial : Tidak Ada Masalah
IV. Pola Aktifitas sehari-hari
No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit
1 Nutrisi
a. Frekuensi 3x Sehari 1x Sehari
b. Nafsu Baik Kurang baik
makan/selera Nasi,sayur,ikan dll Nasi,telur,buah
c. Jenis makanan
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 2x Seminggu 3-5x Perhari
Konsistensi Lunak berampas Cair
b. BAK
Frekuensi 5x sehari 3-4x Sehari
Konsistensi Kuning muda bau
amoniak
3 Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 30 Menit 5 Menit
b. Malam/ jam 7-8 Jam 4 Jam

4 Personal hygiene
a. Mandi 2x Sehari 1x Sehari
b. Oral hygiene 3x Sehari 2x Sehari

V. Data penunjang

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


HGB 10,5 gr% 10.500 – 11.000
Leukosit 9.000/mm3 4.500 – 11.000
Trombosit 100.000/mm3 150.000 - 450.000
Ht 47vol% 38,8 - 50%

Palangka Raya,6 April 2020

Mahasiswa

(Igo Gunawan)

ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN MASALAH
DAN DATA PENYEBAB
OBYEKTIF
1. DS : Suhu tubuh meningkat
Hipertemia
-Klien mengatakan
demam sejak 3 hari Pelepasan arakidonat
yang lalu pada hipotalamus
- klien mengeluh badan
nya panas Demam
DO :
- S : 38,5 C Hipertemia
-Klien tampak Lelah
- Klien tampak lemah
- muka klien tampak
memerah
- Klien tampak pucat

-TTV
TD : 100/90
N : 104 x/menit
P : 22 x/menit
S : 38,5C

1. Ds :
- Klien mengatakan Penekanan pada daerah
tidak nafsu makan gaster
- Klien mengatakan
ada muntah
Do : Mual,muntah anoreksia
A:
- BB : 20 Kg
Risiko Defisit Nutrisi
- TB : 117 Cm
- IMT klien 14,6
(Berat badan Resiko defisit nutris
kurang baik)
- IMT normal 18
B:
- Kadar Albumin
2,7 mg/dl
C:
- Klien tampak
kurus
- Klien tampak
tidak semangat
- Klien telihat
lemah
- Kulit kering pucat
D:
- Tidak nafsu
makan

PRIORITAS MASALAH
1. Hipertemia dengan virus dengue di tandai dengan klien mengatakan
demam sejak 4 hari yang lalu serta sakit kepala S : 38,5 C, Klien tampak
memegang kepala yang sakit, Klien tampak lemah, Klien tampak pucat,
2. Risiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan mencerna
makanan, ditandai dengan klien tidak nafsu makan, klien tampak kurus,
klien tidak bersemangat, berat badan 20 kg, klien telihat lemah, IMT klien
17,30 (Berat badan kurang baik).
RENCANA KEPERAWATAN

153
Nama Pasien : An.R
Ruang Rawat : Ruang Anak
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Hipertemia dengan virus Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1.Identifikasi penyebab Hipertemia
dengue di tandai dengan klien selama 1x7 jam diharapkan suhu tubuh (mis,dehidrasi,terpapar lingkungan panas,penggunaan
mengatakan demam sejak 4 hari tetap berada di rentang normal dengan inkubator).
yang lalu serta sakit kepala S : kriteria hasil : 2. Monitor suhu tubuh
38,5 C, Klien tampak 1. Suhu tubuh membaik 3. Monitor kadar elektrolit
memegang kepala yang sakit, 2. Suhu kulit membaik 4. Monitor haluaran urine
Klien tampak lemah, Klien 3. Nadi dan RR dalam rentang normal 4. Monitor komplikasi akibat hipertemia
tampak pucat, 4.Tidak ada perubahan warna kulit dan 5. Anjurkan tirah baring
tidak ada pusing,merasa nyaman 6.Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena,jika perlu
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
2..Risiko Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1.Identifikasi status nutrisi
berhubungan dengan selama 1x7 jam diharapkan keseimbangan 2.Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Ketidakmampuan mencerna cairan dan elektrolit meningkat Dengan 3.Identifikasi makanan yang di sukai
makanan kriteria hasil : 4.Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
1. Porsi makanan yang di habiskan cukup 5.Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
meningkat 6.Monitor asupan makanan
2. Berat badan atau IMT sedang 7.Monitor berat badan
3. Frekuensi makan meningkat 8.Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
4. Nafsu makan meningkat -Lakukan oral hygine sebelum makan,jika perlu
5. Perasaan cepat kenyang cukup menurun 9.Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal,piramida
makanan)
10.Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
11.Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
kontisipasi
12.Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
13.Berikan suplemen makanan,jika perlu
14.Hentikan pemberian makanan melalui nasogastrik
jika asupan oral dapat di toleransi
15.Anjurkan posisi duduk jika mampu
16.Ajarkan diet yang diprogramkan
17.Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(misal,pereda nyeri antiemetik)jika perlu.
18.kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang di butuhkan,jika
perlu.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan


Jam Nama Perawat
Kamis 6 April 1. mengdentifikasi penyebab Hipertemia S : Pasien mengatakan panas badan
2021 sudah berkurang
(mis,dehidrasi,terpapar lingkungan O :
08:00 WIB panas,penggunaan inkubator). - Klien tampak rileks
- Tampak bintik merah di
2. Memonitor suhu tubuh badan pasien berkurang
3. Memonitor kadar elektrolit - Suhu tubuh pasien
membaik
4. Monitor haluaran urine - S : 36C
A : Masalah teratasi sebagian
5. Monitor komplikasi akibat hipertemia P : Lanjutkan Intervensi 3,4,5,
6. Anjurkan tirah baring Igo Gunawan
Kamis 6 April mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
2021 S:
3.mengidentifikasi makanan yang di sukai
-Klien mengatakan nafsu
08:00 WIB 4.Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien makan sudah mulai membaik
O:
6.Memonitor asupan makanan
- Nafsu makan mulai membaik
7. Memonitor r berat badan - Klien terlihat mulai Igo Gunawan
bersemangat
8. Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Berat badan klien mulai
9 Berkolaborasi pemberian medikasi sebelum mengalami peningkatan
- Makanan terlihat habis 1
makan (misal,pereda nyeri antiemetik)jika
porsi
perlu. - Perasaan cepat kenyang klien
menurun
- Frekuensi makan klien
tampak meningkat

A: Masalah teratasi sebagian


P: Lanjutkan Intervensi
2,4,5,7,8,
BAB 4

PENUTUP

.1 Kesimpulan

Malaria adalahPenyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium,


ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.Tingkat keparahan malaria
bervariasi berdasarkan spesies plasmodium.Gejala berupa menggigil, demam, dan
berkeringat, biasanya terjadi beberapa minggu setelah digigit.Orang yang
bepergian ke daerah rawan malaria biasanya mengonsumsi obat pelindung
sebelum, selama, dan setelah perjalanan. Penanganan termasuk mengonsumsi obat
antimalaria.

4.2 Saran

Dalam melakukan perawatan hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti


serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat proses
penyembuhan.Perawat perlu mengetahui tanda gejala, perawat harus mampu
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan sehingga intervensi yang diberikan
bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien, perawat harus mampu
berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya
proses keperawatan serta dalam pemberian asuhan eperawatan diperlukan
pemberian pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit, penyebab,
pencegahan, dan penanganan.
Pengobatan Malaria.......(Revi Rosavika Kinansi, dkk)

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG IMUNISASI PADA An. S

Di susun oleh:

Nama : Igo Gunawan


NIM : 2018.C.10a.0969

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRORAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
TA 2020/2021

21
Pengobatan Malaria.......(Revi Rosavika Kinansi, dkk)

LAMPIRAN
SATUAN
RENCANA KEGIATAN

SAP VULNUS PUNCTUM


Topik
Malaria
Sasaran :
Orang Tua An.R
Tujuan
Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti penyuluhan,peserta diharapkan dapat memahami tentang malaria at
memahami tentang malaria sehingga sehingga masyarakat dapat masyarakat dapat
mengantisipasinya mengantisipasinya.
Tujuan Instruksi Khusus:
Setelah mengikuti penyuluhan,Setelah mengikuti penyuluhan,peserta mam dengan
benar :
a. Menyebutka Menyebutkan pengertian pengertian Malaria.
b. Pembagian Pembagian jenis Malaria
c. Menyebutka Menyebutkan sebab terjadinya terjadinya malaria.
d. Sebutkan Sebutkan dan tanda gejala Malaria
e. Menyebutka Menyebutkan komplikasi komplikasi malaria.
f. Menyebutka Menyebutkan cara pencegah pencegahan malaria.
g. Pengobatan
Metode
a. Ceramah dan Tanya Jawab
Media
1. Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi Imunisasi.
.3.1 Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Kamis, 11 Maret 2021

22
Pengobatan Malaria.......(Revi Rosavika Kinansi, dkk)

2. Pukul : 09:30 s/d


3. Alokasi : 30 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pendahuluan :  Menjawab salam
 Memberi salam dan 5 Menit  Mendengarkan
memperkenalkan diri  Menjawab
 Menjelaskan maksud dan pertanyaan
tujuan penyuluhan
 Melakukan evaluasi
vadilasi

2 Penyajian :  Mendengarkan
1. Pembagian jenis Malaria 15 Menit dengan seksama
Malaria  Mengajukan
2. Penyebab Penyebab pertanyaan
terjadinya terjadinya
Malaria Malaria
3. Tanda-tanda Tanda-tanda
gejala Malaria Malaria
4. Komplikasi Komplikasi
Malaria Malaria
5. Pencegahan Pencegahan
Malaria Malaria
6. Pengoba Pengobatan
Malaria Malaria
3 Evaluasi :  Menjawab
 Memberikan pertanyaan 5 Menit  mendemontrasi
akhir dan evaluasi

4 Terminasi :  mendengarkan
 menyimpulkan bersama- 5 Menit  menjawab salam
sama hasil kegiatan
penyuluhan

23
Pengobatan Malaria.......(Revi Rosavika Kinansi, dkk)

 menutup penyuluhan dan


mengucapkan salam

.3.2 Tugas Pengorganisasian


1) Moderator : Igo Gunawan
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat,diskusi) yang menjadi pengarahan pada acara pembicara atau
pendiskusi masalah
Tugas:
1. Membuka acara penyuluhan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan kontrak dan waktu disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalan diskusi
2) Penyaji : Igo Gunawan
Penyaji adalah menyajikan materi diskusi kepada peserta dan
memberitahukan kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan
selanjutnya kepada peserta-peserta diskusinya.

Tugas :

1. Menyampaikan materi penyuluhan.


2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3. Mengucapkan salam penutup.
3) Fasilitator : Igo Gunawan
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai
tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.

Tugas :

1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan.


2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
4) Simulator : Igo Gunawan

24
Pengobatan Malaria.......(Revi Rosavika Kinansi, dkk)

Simulator adalah seseorang yang bertugas untuk menyimulasikan suatu


peralatan kepada audience.

Tugas :

1. Memperagakan macam-macam gerakan.


5) Dokumentator : Igo Gunawan

Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang


berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan dokumen
pada saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.

Tugas :

1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan


kesehatan.
6) Notulen : Igo Gunawan

Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan,


seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara. Ditulis
oleh seorang Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting. Dan
mencatat segala pertanyaan dari peserta kegiatan.

Tugas :

1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.


2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan penyuluhan
.3.3 Denah Pelaksanaan

Kerangan :

: Penyaji : Pasien

25
Pengobatan Malaria.......(Revi Rosavika Kinansi, dkk)

: Fasilitator : Moderator

: Simolator : Dokum

26
APAKAH PENYEBAB dapat membawa
MALARIA
cukup oksigen ke
seluruh tubuh. ...
Malaria disebabkan oleh
parasit Plasmodium yang - Malaria cerebral.
disebarkan oleh gigitan - Kegagalan fungsi
nyamuk Anopheles betina. organ tubuh
- Gangguan
pernapasan.
- Hipoglikemia
- Dehidrasi
- Tekanandarah
menurun tiba-
KOMPILIKASI tiba

Anemia berat. Sel-sel


darah merah tidak
PENANGAN MALARIA

Malaria harus segera


ditangani untuk mencegah risiko
komplikasi yang berbahaya.
Penanganan malaria dapat
dilakukan dengan pemberian
obat antimalaria. Obat-obatan
ini perlu disesuaikan dengan
jenis parasit penyebab malaria,
tingkat keparahan, atau riwayat
area geografis yang pernah
ditinggali penderita.

Anda mungkin juga menyukai