Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Common cold atau batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung
yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit ini bisa juga mengenai orang
dewasam tetapi berbeda karakteristiknya. Pada bayi dan anak penyakit ini
cenderung berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus
paranasal, telinga tengah dan nasofaring disertai demam yang tinggi, sedangkan
pada orang dewasa hanya terbatas dan tidak menimbulkan demam tinggi
(Ngastiyah, 1997 : 12).
Anak dan bayi sering terjadi common cold dibandingkan orang dewasa. Bayi
lebih rentan terkena common cold dibandingkan anak yang lebih besar. Dalam 1
tahun bayi bisa terkena common cold hingga 7 kali atau bahkan
lebih.penyebabnya adalah bayi lebih mudah tertular oleh saudaranya atau orang
dewasa di sekitarnya selain itu daya tahan tubuh bayi relatif lebih rendah. oleh
karena itu,penting untuk mencegah penularan ke bayi dan anak keika ada orang
dewasa di sekitarnya sedang sakit.
Kita bisa tertular virus ini melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat
penderita batuk atau bersin; atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah,
air liur, ingus) penderita.Gejala penyakit ini bisa timbul dalam waktu 24-48 jam
setelah terinfeksi dan bisa timbul secara tiba-tiba yang menyebabkan demam,
pilek, batuk, sakit kepala, tidak enak badan dan peradangan pada selaput lendir
hidung dan saluran pernafasan.
Penyakit common cold bisa dicegah dengan cara menjaga kondisi tubuh agar
tetap fit, makan-makanan yang sehat dan bergizi, istirahat yang cukup serta
menjauhi penderita yang terkena common cold.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi
fokus pembahasan yaitu bagaimana konsep dasar anak dan konsep dasar common
cold serta cara melakukan asuhan keperawatan pada pasien common cold ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum

1
Agar para pembaca dan mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui tentang
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada pasien Common Cold.
Cold.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa dan para pembaca dapat lebih memahami dan mendalami
tentang.
1. Laporan pendahuluan anak.
anak.
2. Laporan pendahuluan common cold.
cold.
3. Asuhan keperawatan pada pasien common cold.
cold.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan ini yaitu bagi para pembaca selain dapat memberikan
tambahan pengetahuan juga agar pembaca dapat lebih memahami tentang asuhan
keperawatan dan laporan pendahuluan common cold.
cold. Selain itu, bagi mahasiswa
kesehatan khususnya dapat dijadikan sebagai dasar atau pedoman dalam
memahami dan teliti dalam melakukan asuhan keperawatan yang sesuai sehingga
hasil yang diharapkan dapat tercapai.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1 Konsep Dasar Anak
2.1.1 Pengertian Anak
Menurut UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa
anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah
Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak
yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah. Dari
kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak adalah
seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.

2.1.2 Kedudukan Anak Di Indonesia


Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus
keluarga yang kelak akan melanjutkan nilai nilai dari keluarga serta dianggap
sebagai seseorang yang bisa memberikan perawatan dan perlindungan ketika
kedua orang tua sudah berada pada tahap lanjut usia ( jaminan hari tua ) . Anak
masih dianggap sebagai sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi
keluarga. Keberadaan anak dididik menjadi pribadi yang mandiri, (Julia, 2000).

2.1.3 Filosofi Keperawatan Anak


Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus
memahami bahwa semua asuhan Keperawatan anak harus berpusat pada keluarga
( family center care ) dan mencegah terjadinya trauma ( atraumatik care ). Family
center care ( perawatan berfokus pada keluarga ) merupakan unsur penting
dalam perawatan anak karena anak merupakan bagian dari anggota keluarga,
sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga., Untuk itu
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai
konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan
anak. Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah semua tindakan
keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada anak
dan keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan.
Prinsip dari atraumatic care adalah menurunkan dan mencegah dampak
perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol
perawatan pada anak, mencegah dan mengurangi cedera ( injury ) dan nyeri

3
( dampak psikologis ), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi
lingkungan fisik.

2.1.4 Prinsip Keperawatan Anak


Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip
keperawatan anak adalah :
1. Anak bukan miniatur orang dewasa.
2. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangan.
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan
derajat kesh, bukan mengobati anak sakit.
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan askep anak.
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran dengan
menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik ) & aspek
hukum ( legal ).
6. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi /
kematangan.
7. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan.

2.1.5 Paradigma Keperawatan Anak


1. Manusia ( Anak )
Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan salah
satu sasaran dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang tepat sesuai dengan masa tumbuh kembangnya, anak di
kelompokkan berdasarkan masa tumbuh kembangnya yaitu
1. Bayi : 0 1 th
2. Toddler : 1 2,5 th
3. Pra Sekolah : 2,5 5 th
4. Sekolah : 5 11 th
5. Remaja : 11 18 th
Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan antara orang
dewasa dan anak sebagai sasarannya.Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur fisik,
dimana secara fisik anak memiliki organ yang belum matur sepenuhnya.Sebagai

4
contoh bahwa komposisi tulang pada anak lebih banyak berupa tulang rawan,
sedangkan pada orang dewasa sudah berupa tulang keras.
Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam
membentuk zat penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga daya
tahan tubuhnya masih rentan dan mudah terserang penyakit. Pada aspek kognitif,
kemampuan berfikir anak serta tanggapan terhadap pengalaman masa lalu sangat
berbeda dari orang dewasa, pengalaman yang tidak menyenangkan selama di
rawat akan di rekam sebagai suatu trauma, sehingga pelayanan keperawatan harus
meminimalisasi dampak traumatis anak.
2. Konsep Sehat Sakit
Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau cacad.
Konsep sehat & sakit merupakan suatu spektrum yang lebar & setiap waktu
kesehatan seseorang bergeser dalam spektrum sesuai dengan hasil interaksi yang
terjadi dengan kekuatan yang mengganggunya.
3. Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun
sakit serta status kesehatan.Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan external . Lingkungan
Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti tahap perkembangan, latar
belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik, faktor Emosional, dan
spiritual. SEdangkan lingkungan external yang mempengaruhi status kesehatan
antara lain keluarga, sosial ekonomi, budaya.

4. Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif
meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu,
keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat
maupun sakit. Anak sebagai individu maupun salah satu anggota keluarga
merupakan sasaran dalam pelayanan keperawatan Sehingga perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan harus memandang anak sebagai individu yang unik

5
yang memiliki kebutuhan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangannya.

2.1.6 Peran Perawat Dalam Keperawatan Anak


1. Pemberi perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah
yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai yang kompleks.
Contoh peran perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran ketika perawat
memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi makan, membantu pasien melakukan
ambulasi dini.
2. Sebagai Advocat keluarga
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu klien
dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan daninfo rmasi yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform
concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Peran perawat
sebagai advocate keluarga dapt ditunjukkan dengan memberikan penjelasan
tentang prosedur operasi yang akan di lakukan sebelum pasien melakukan
operasi.
3. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan
lainya.Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek
pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari
pelayanan keperawatan.Perawat harus bisa berperan sebagai pendidik bagi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan kesehatan
tentang penanganan diare merupakan salah satu contoh peran perawat sebagai
pendidik ( health educator ).
4. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya.Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan
dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling diberikan kepada
individu, keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan pada; masalah
keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi).

6
5. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian
dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai
contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat
pada anak dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk
menentukan dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang
menderita infeksi.
6. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam
ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap
rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui
penelitian.Penelitian, pada hakekatnya adalah melakukan evalusai, mengukur
kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan
yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang
lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan
aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau
media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan
praktek profesi keperawatan.

2.1.7 Lingkup Praktek Keperawatan Anak


Menurut, Gartinah, dkk ( 1999), Lingkup praktek keperawatan anak
merupakan batasan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien anak usia 28
hari sampai usia 18 th atau BBL ( Bayi Baru Lahir ) sampai usia 12 th.
Sedangkan Sularso ( 1993 ) memberikan penjelaskan bahwa asuhan keperawatan
anak meliputi tumbang anak yang mencakup ASAH ( stimulasi mental ), ASIH
( Kasih sayang ), ASUH ( pemenuhan kebutuhan fisik ).

7
2.2 Konsep Dasar Common Cold
2.2.1 Pengertian Common Cold
Common cold atau batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung
yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit ini bisa juga mengenai orang
dewasam tetapi berbeda karakteristiknya. Pada bayi dan anak penyakit ini
cenderung berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus
paranasal, telinga tengah dan nasofaring disertai demam yang tinggi, sedangkan
pada orang dewasa hanya terbatas dan tidak menimbulkan demam tinggi
(Ngastiyah, 1997 : 12).
Common cold atau batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring yang sering
di jumpai pada bayi dan anak (FK UI, 2007: 603).
Pada Bayi, Balita dan Anak, infeksi saluran nafas yaitu common cold sangat
berbahaya karena dapat menggangu makan dan kadang-kadang menyebabkan
infeksi saluran nafas bawah yang lebih akut apabila tidak ada perhatian khusus
dari orang tua maupun peran perawat di masyarakat serta menentukan apakah
diperlukan intervensi medis (Gould, 2003 : 219-220).

2.2.2 Etiologi
Menurut Admin (2011 ; 24) Commond cold merupakan rhinitis akut yang
disebabkan oleh virus selesma. Rhinitis berarti iritasi hidung dan adalah
derivative dari rhino, berarti hidung. Selaput lendir pada hidung yang terkena
iritasi atau radang akan memproduksi lebih banyak lendir dan mengembang,
sehingga hidung menjadi tersumbat dan pernafasan jadi sulit.

8
Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu
(common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan subgrup
family yang paling besar, terdiri dari 89 serotipe yang telah di identifikasi dengan
reaksi netralisasi memakai antiserum spesifik. Rhinovirus berasal dari bahasa
yunani rhin yang artinya adalah hidung. Rhinovirus merupakan organisme
mikroskopis yang menyerang sel-sel mukus pada hidung, merusak fungsi normal
mereka serta memperbanyak diri di sana. Virus tersebut dapat bermutasi dan
hingga saat ini ada sekitar 250 strain atau jenis rhinovirus. Selain virus, batuk dan
pilek dan demam juga di sebabkan oleh bakteri. Keadaan bayi yang demikian
biasa disertai panas. Gejala yang lebih berat lagi tenggorokan berwarna merah.
Pengobatannya cukup dengan memberikan antibioitik. Biasanya batuk dan pilek
pada bayi terjadi selama lima 5 hari.
Sedangkan menurut Markum (1991 : 23) belum diketahui apa yang
menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek. Berbagai virus yang
menyebabkan terjadinya common cold antara lain :
1. Rhinovirus
2. Virus influenza A, B, C
3. Virus Parainfluenza
4. Virus Sinsisial pernafasan

2.2.3 Faktor Predisposisi


Ngastiyah (1997 : 13) menyebutkan bahwa kelelahan, gizi buruk, anemia,
dan kedinginan sebagai faktor predisposisi common cold. Walaupun umur bukan
factor yang menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen lebih
banyak dijumpai pada anak kecil. Penyakit ini sering diderita pada waktu
pergantian musim.

2.2.4 Manifestasi Klinis


Menurut Ngastiyah (1997 : 14) gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari
setelah terinfeksi. Biasanya gejala awal berupa :
1. Rasa tidak enak di hidung
2. Rasa tidak enak di tenggorokan
3. Bersin-bersin
4. Tenggorokan gatal
5. Hidung meler
6. Batuk

9
7. Suara serak
8. Cemas
9. Sakit kepala
10. Demam (biasanya ringan)
11. Sesak nafas
Menurut Markum (1991 : 26) pada common cold biasanya tidak timbul
demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat terjadinya gejala.Hidung
mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari pertama jumlahnya
sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan
jumlahnya tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-
10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai
minggu kedua.

2.2.5 Patofisiologi
Pada bukunya Ngastiyah (1997 : 15 16) menjelaskan bahwa Common
Cold mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh
penderita. Setidaknya ada 100 jenis virus penyebab common cold ini. Penyakit ini
akan sembuh dengan sendirinya karena virus-virus ini adalah self limiting artinya
akan mati dengan sendirinya bila masa inkubasi telah berakhir.
Walaupun infeksi biasanya pada saluran napas atas namun sering menyebar
ke saluran napas bawah menimbulkan trakeitis, bronchitis, atau pneumonitis. Pada
saluran napas atas virus ini menyebabkan nekrosis dan deskuamasi epitel bersilia
disertai serbukan padat sel radang terutama limfosit. Penyebaran infeksi ke
saluran napas bawah atau paru, menyebabkan nekrosis serta sel pelapis alveoli
mengelupas, histologik merupakan gambaran pneumonitis virus. Common cold
menyebabkan komplikasi seperti pneumonia bacteria sekunder, pneumonia virus
primer dan meningkatkan tahap serangan penyakit kronik yang sedia ada.
Periode prepatogenesis dan patogenesis common cold :
1. Prepatogenesis dimulai kurang dari 24 jam.
2. Masa inkubasi virus berlangsung sekitar 1-3 hari.
Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau
tenggorokan.Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan
merasa sakit ringan. Tanda-tanda sistematik common cold mulainya mendadak

10
dan meliputi demam, menggigil, nyeri kepala, mialgia, nyeri lumbosakral, dan
sangat lemah.
3. Patogenesis biasanya berlangsung sekitar 4-10 hari.
Sesak nafas dengan/ tanpa sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal,
hidung meler (sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan
jumlahnya tidak terlalu banyak.), batuk, suara serak, lemas, sakit kepala,
demam (biasanya ringan). Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-
10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung
sampai minggu kedua.
Batuk merupakan reflek pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan
trakea bronchial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang
penting untuk membersihkan saluran nafas bagian bawah.

Patway

11
Sumber : Ngastiyah (1997 : 17)

12
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih
10 hari atau dengan demam > 37,8C. Pemeriksaan darah ini dilakukan untuk
melihat leukositis (Markum 1991 : 28).

2.2.7 Penatalaksanaan Medis


Adapun penatalaksanaan medis common cold menurut Ngastiyah (1997 :
18) antara lain sebagai berikut :
1. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan nyaman,
serta diusakahan agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain.
2. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus menjalani
tirah baring di rumah.
3. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung sehingga
lebih mudah untuk dikeluarkan/dibuang.
4. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen atau
ibuprofen.
5. Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.
Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu mengencerkan
sekret dan mengurangi sesak di dada.
6. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu
mengeluarkan sekret yang kental.
7. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris dari
saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu diobati,

13
kecuali jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika
batuknya hebat, bisa diberikan obat anti batuk.
8. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya
diberikan jika terjadi suatu infeksi bakteri.

2.2.8 Komplikasi
Menurut Ngastiyah (1997 : 20) common cold disebabkan infeksi virus.
Antibiotic tidak bermanfaat dalam pengobatan common cold. Antibiotik hanya
berfungsi pada infeksi bakteri. efektif mempercepat penyembuhan. Pemberian
obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai resiko timbulnya efek samping obat.
Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan
pengobatan khusus,yang lensibih penting di perlukan anak dan bayi adalah
pemberian cairan atau imun lebih banyak dan pemantauan kondisi emergensi.
Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala :
1. Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar.
2. Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau
asma yang menetap.
3. Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).
4. Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena common cold
terjadi infeksi pada telinga bagian tengah.penyebabnya adalah adanya saluran
yang menghubungkan antara tenggorokan dan rongga telinga.
Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan factor
resiko tertentu :
1. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah.
2. Anak menderita penyakit immunodefisiensi.

14
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
1) Identitas Klien.
Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, agama, suku / bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk
rumah sakit, diagnosa medik.
2) Keluhan utama.
Keluhan Ibu dengan anak batuk pilek biasanya anak rewel, susah
makan, dan demam.
3) Riwayat penyakit sekarang.
Anak mengalami batuk pilek sejak kapan, dan obat apa yang telah
diberikan.
4) Riwayat penyakit dahulu.
Apakah sebelumnya anak pernah menderita sakit seperti ini, berapa
lama, selain itu sakit apa yang pernah diderita anak.
5) Riwayat penyakit keluarga.
Adakah anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, atau
menderita penyakit lain yang bisa menular, contohnya TBC.

2. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1) Kepala
Inspeksi : Lihat warna rambut berwarna, kulit kepala
Palpasi : Ada benjolan apa tidak ?
2) Mata
Inspeksi : Berair, sclera putih, konjungtiva pucat
3) Hidung
Inspeksi : Keluar cairan encer hingga purulen, pernapasan
cuping hidung.
4) Telinga
Inspeksi : Ada serumen apa tidak
Palpasi : Tekstur pina, helix kenyal.
5) Mulut
Inspeksi : Lidah putih, mukosa bibir kering,
6) Leher

15
Inspeksi : Simetris apa tidak ?
Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tiroid tidak
membesar.
7) Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ronchi Basah (+)
8) Jantung
Inspeksi : Ictus kordis terlihat
Palpasi : PMI teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 S2 bunyi tunggal
9) Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
10) Ekstremitas
Inspeksi : Atas /bawah simetris, jari lengkap, tidak ada
gangguan pergerakan.
11) Integumen
Palpasi : Turgor kulit kurang, kulit terasa panas.

3. Pola Kesehatan Fungsional Gordon


1) Pola persepsi kesehatan / penanganan kesehatan.
Biasanya sabagian orang tua kurang begitu peduli terhadapnya bila terkena
common cold.
2) Pola nutrisi metabolisme.
Anak biasanya mengalami anoreksia.
3) Pola eliminasi
Eliminasi alvi dan urine terjadi penuruan.
4) Pola aktivitas-latihan.
Sebagian anak akan mengurangi aktivitasnya.
5) Pola istirahat tidur
Anak akan sering bangun saat tidur.
(Hidayat, Aziz Alimul (2005))

2.3.2 Diagnosa Keperawatan (NANDA, 2013)


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan atau
akumulasi secret.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
tidak adekuat.

16
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme ke
dalam tubuh.

2.3.3 Intervensi Keperawatan (NANDA, 2013)


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan atau
akumulasi sekret
Tujuan : Pasien menunjukkan keefektifan bersihan jalan nafas setelah
dilakukan.
Kriteria hasil :
1) Jalan napas yang bersih
2) Meningkatnya pengeluaran sekret
3) Tidak terdapat suara napas tambahan
Intervensi :
1) Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanjutnya.
2) Auskultasi bunyi napas
Rasional : Mendengarar suara napas tambahan seperti ronki.
3) Anjurkan untuk sering minum air hangat.
Rasional : Membantu mengencerkan dahak sehingga mudah untuk
dikelurkan
4) Anjurkan untuk istirahat secukupnya
Rasional : Mempercepat kesembuhan.
5) Berikan pendidikan kesehatan tentang common cold.
Rasional : Melalui penkes diharapkan keluarga pasien dapat memahami
tentang penyakit yang dialami oleh anggota keluarganya yang sakit.
6) Kolaborasi dalam pemberian obat mukolitik sesuai advis dokter
Rasional : Membantu mengencerkan dahak.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi


tidak adekuat.
Tujuan : Meningkatkan nutrisi kebutuhan tubuh.
Kriteria hasil :
1) Nafsu makan meningkat.
2) Berat badan meningkat.
Intervensi :
1) Timbang dan catat berat badan
Rasional : Mengetahui perkembangan berat badan.
2) Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering.
Rasional : Memenuhi nutrisi kebutuhan pasien.
3) Anjurkan untuk makan-makanan dalam keadaan hangat.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan.
4) Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
dalam proses kesembuhan
Rasional : Peningkatan pengetahuan mengembangkan kooperatif
keluarga dalam pemberian tindakan.

17
5) Kolaborasi dalam pemberian vitamin sesuai advis dokter
Rasional : Menjaga daya tahan tubuh pasien.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme ke


dalam tubuh.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil :
1) Suhu dalam rentang normal (36-37,5oC)
Intervensi :
1) Observasi suhu tubuh
Rasional : Sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanutnya
2) Anjurkan untuk mengompres dibagian aksila dan disela lipatan paha
dengan air hangat, jika terjadi demam
Rasional : Dengan memberikan kompres maka akan terjadi proses
konduksi / perpindahan panas dengan bahan perantara .
3) Anjurkan untuk mengenakan pakaian yang tipis.
Rasional : Proses hilangnya panas akan terhalangi untuk pakaian yang
tebal dan tidak akan menyerap keringat.
4) Berikan pendidikan kesehatan tentang common cold dan cara mengatasi
demam pada anak.
Rasional : Peningkatan pengetahuan mengembangkan kooperatif
keluarga dalam pemberian tindakan.
5) Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik sesuai advis dokter.
Rasional :Membantu mengontrol suhu tubuh.

2.3.3 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan pada prinsipnya dilakukan sesuai dengan
rencana keperawatan. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, selain
melaksanakannya secara mandiri, diperlukan adanya kerjasama dengan tim
kesehatan lainnya. Implementasi merupakan realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menilai data yang baru. (Carpenito,
1999:27
1999:27).

2.3.4 Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Carpenito, 1999:28).
1999:28).

18
19

Anda mungkin juga menyukai