PENDAHULUAN
1
Agar para pembaca dan mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui tentang
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada pasien Common Cold.
Cold.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa dan para pembaca dapat lebih memahami dan mendalami
tentang.
1. Laporan pendahuluan anak.
anak.
2. Laporan pendahuluan common cold.
cold.
3. Asuhan keperawatan pada pasien common cold.
cold.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Konsep Dasar Anak
2.1.1 Pengertian Anak
Menurut UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan anak, disebutkan bahwa
anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah
Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan bahwa anak
yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah. Dari
kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak adalah
seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
3
( dampak psikologis ), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi
lingkungan fisik.
4
contoh bahwa komposisi tulang pada anak lebih banyak berupa tulang rawan,
sedangkan pada orang dewasa sudah berupa tulang keras.
Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam
membentuk zat penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga daya
tahan tubuhnya masih rentan dan mudah terserang penyakit. Pada aspek kognitif,
kemampuan berfikir anak serta tanggapan terhadap pengalaman masa lalu sangat
berbeda dari orang dewasa, pengalaman yang tidak menyenangkan selama di
rawat akan di rekam sebagai suatu trauma, sehingga pelayanan keperawatan harus
meminimalisasi dampak traumatis anak.
2. Konsep Sehat Sakit
Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau cacad.
Konsep sehat & sakit merupakan suatu spektrum yang lebar & setiap waktu
kesehatan seseorang bergeser dalam spektrum sesuai dengan hasil interaksi yang
terjadi dengan kekuatan yang mengganggunya.
3. Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun
sakit serta status kesehatan.Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan external . Lingkungan
Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti tahap perkembangan, latar
belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik, faktor Emosional, dan
spiritual. SEdangkan lingkungan external yang mempengaruhi status kesehatan
antara lain keluarga, sosial ekonomi, budaya.
4. Keperawatan
Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif
meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada individu,
keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat
maupun sakit. Anak sebagai individu maupun salah satu anggota keluarga
merupakan sasaran dalam pelayanan keperawatan Sehingga perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan harus memandang anak sebagai individu yang unik
5
yang memiliki kebutuhan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangannya.
6
5. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain berupaya
mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan keahlian
dan ketrampilan dari berbagai professional pemberi palayanan kesehatan. Sebagai
contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat
pada anak dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk
menentukan dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang
menderita infeksi.
6. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam
ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap
rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui
penelitian.Penelitian, pada hakekatnya adalah melakukan evalusai, mengukur
kemampuan, menilai, dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan
yang telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang
lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan
aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan media massa atau
media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan
penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan
praktek profesi keperawatan.
7
2.2 Konsep Dasar Common Cold
2.2.1 Pengertian Common Cold
Common cold atau batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung
yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit ini bisa juga mengenai orang
dewasam tetapi berbeda karakteristiknya. Pada bayi dan anak penyakit ini
cenderung berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus
paranasal, telinga tengah dan nasofaring disertai demam yang tinggi, sedangkan
pada orang dewasa hanya terbatas dan tidak menimbulkan demam tinggi
(Ngastiyah, 1997 : 12).
Common cold atau batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring yang sering
di jumpai pada bayi dan anak (FK UI, 2007: 603).
Pada Bayi, Balita dan Anak, infeksi saluran nafas yaitu common cold sangat
berbahaya karena dapat menggangu makan dan kadang-kadang menyebabkan
infeksi saluran nafas bawah yang lebih akut apabila tidak ada perhatian khusus
dari orang tua maupun peran perawat di masyarakat serta menentukan apakah
diperlukan intervensi medis (Gould, 2003 : 219-220).
2.2.2 Etiologi
Menurut Admin (2011 ; 24) Commond cold merupakan rhinitis akut yang
disebabkan oleh virus selesma. Rhinitis berarti iritasi hidung dan adalah
derivative dari rhino, berarti hidung. Selaput lendir pada hidung yang terkena
iritasi atau radang akan memproduksi lebih banyak lendir dan mengembang,
sehingga hidung menjadi tersumbat dan pernafasan jadi sulit.
8
Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu
(common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan subgrup
family yang paling besar, terdiri dari 89 serotipe yang telah di identifikasi dengan
reaksi netralisasi memakai antiserum spesifik. Rhinovirus berasal dari bahasa
yunani rhin yang artinya adalah hidung. Rhinovirus merupakan organisme
mikroskopis yang menyerang sel-sel mukus pada hidung, merusak fungsi normal
mereka serta memperbanyak diri di sana. Virus tersebut dapat bermutasi dan
hingga saat ini ada sekitar 250 strain atau jenis rhinovirus. Selain virus, batuk dan
pilek dan demam juga di sebabkan oleh bakteri. Keadaan bayi yang demikian
biasa disertai panas. Gejala yang lebih berat lagi tenggorokan berwarna merah.
Pengobatannya cukup dengan memberikan antibioitik. Biasanya batuk dan pilek
pada bayi terjadi selama lima 5 hari.
Sedangkan menurut Markum (1991 : 23) belum diketahui apa yang
menyebabkan seseorang lebih mudah tertular pilek. Berbagai virus yang
menyebabkan terjadinya common cold antara lain :
1. Rhinovirus
2. Virus influenza A, B, C
3. Virus Parainfluenza
4. Virus Sinsisial pernafasan
9
7. Suara serak
8. Cemas
9. Sakit kepala
10. Demam (biasanya ringan)
11. Sesak nafas
Menurut Markum (1991 : 26) pada common cold biasanya tidak timbul
demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat terjadinya gejala.Hidung
mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari pertama jumlahnya
sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan
jumlahnya tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-
10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai
minggu kedua.
2.2.5 Patofisiologi
Pada bukunya Ngastiyah (1997 : 15 16) menjelaskan bahwa Common
Cold mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh
penderita. Setidaknya ada 100 jenis virus penyebab common cold ini. Penyakit ini
akan sembuh dengan sendirinya karena virus-virus ini adalah self limiting artinya
akan mati dengan sendirinya bila masa inkubasi telah berakhir.
Walaupun infeksi biasanya pada saluran napas atas namun sering menyebar
ke saluran napas bawah menimbulkan trakeitis, bronchitis, atau pneumonitis. Pada
saluran napas atas virus ini menyebabkan nekrosis dan deskuamasi epitel bersilia
disertai serbukan padat sel radang terutama limfosit. Penyebaran infeksi ke
saluran napas bawah atau paru, menyebabkan nekrosis serta sel pelapis alveoli
mengelupas, histologik merupakan gambaran pneumonitis virus. Common cold
menyebabkan komplikasi seperti pneumonia bacteria sekunder, pneumonia virus
primer dan meningkatkan tahap serangan penyakit kronik yang sedia ada.
Periode prepatogenesis dan patogenesis common cold :
1. Prepatogenesis dimulai kurang dari 24 jam.
2. Masa inkubasi virus berlangsung sekitar 1-3 hari.
Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau
tenggorokan.Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan
merasa sakit ringan. Tanda-tanda sistematik common cold mulainya mendadak
10
dan meliputi demam, menggigil, nyeri kepala, mialgia, nyeri lumbosakral, dan
sangat lemah.
3. Patogenesis biasanya berlangsung sekitar 4-10 hari.
Sesak nafas dengan/ tanpa sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal,
hidung meler (sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan
jumlahnya tidak terlalu banyak.), batuk, suara serak, lemas, sakit kepala,
demam (biasanya ringan). Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-
10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung
sampai minggu kedua.
Batuk merupakan reflek pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan
trakea bronchial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme yang
penting untuk membersihkan saluran nafas bagian bawah.
Patway
11
Sumber : Ngastiyah (1997 : 17)
12
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih
10 hari atau dengan demam > 37,8C. Pemeriksaan darah ini dilakukan untuk
melihat leukositis (Markum 1991 : 28).
13
kecuali jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita susah tidur. Jika
batuknya hebat, bisa diberikan obat anti batuk.
8. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya
diberikan jika terjadi suatu infeksi bakteri.
2.2.8 Komplikasi
Menurut Ngastiyah (1997 : 20) common cold disebabkan infeksi virus.
Antibiotic tidak bermanfaat dalam pengobatan common cold. Antibiotik hanya
berfungsi pada infeksi bakteri. efektif mempercepat penyembuhan. Pemberian
obat batuk pilek pada bayi justru mempunyai resiko timbulnya efek samping obat.
Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak memerlukan
pengobatan khusus,yang lensibih penting di perlukan anak dan bayi adalah
pemberian cairan atau imun lebih banyak dan pemantauan kondisi emergensi.
Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala :
1. Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar.
2. Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis atau
asma yang menetap.
3. Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi trakeobronkial).
4. Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena common cold
terjadi infeksi pada telinga bagian tengah.penyebabnya adalah adanya saluran
yang menghubungkan antara tenggorokan dan rongga telinga.
Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan factor
resiko tertentu :
1. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah.
2. Anak menderita penyakit immunodefisiensi.
14
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
1. Data Subjektif
1) Identitas Klien.
Identitas klien meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
status perkawinan, agama, suku / bangsa, alamat, tanggal dan jam masuk
rumah sakit, diagnosa medik.
2) Keluhan utama.
Keluhan Ibu dengan anak batuk pilek biasanya anak rewel, susah
makan, dan demam.
3) Riwayat penyakit sekarang.
Anak mengalami batuk pilek sejak kapan, dan obat apa yang telah
diberikan.
4) Riwayat penyakit dahulu.
Apakah sebelumnya anak pernah menderita sakit seperti ini, berapa
lama, selain itu sakit apa yang pernah diderita anak.
5) Riwayat penyakit keluarga.
Adakah anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini, atau
menderita penyakit lain yang bisa menular, contohnya TBC.
2. Data Objektif
Pemeriksaan Fisik Head To Toe
1) Kepala
Inspeksi : Lihat warna rambut berwarna, kulit kepala
Palpasi : Ada benjolan apa tidak ?
2) Mata
Inspeksi : Berair, sclera putih, konjungtiva pucat
3) Hidung
Inspeksi : Keluar cairan encer hingga purulen, pernapasan
cuping hidung.
4) Telinga
Inspeksi : Ada serumen apa tidak
Palpasi : Tekstur pina, helix kenyal.
5) Mulut
Inspeksi : Lidah putih, mukosa bibir kering,
6) Leher
15
Inspeksi : Simetris apa tidak ?
Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tiroid tidak
membesar.
7) Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Ronchi Basah (+)
8) Jantung
Inspeksi : Ictus kordis terlihat
Palpasi : PMI teraba
Perkusi : Pekak
Auskultasi : S1 S2 bunyi tunggal
9) Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada luka bekas operasi
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
10) Ekstremitas
Inspeksi : Atas /bawah simetris, jari lengkap, tidak ada
gangguan pergerakan.
11) Integumen
Palpasi : Turgor kulit kurang, kulit terasa panas.
16
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme ke
dalam tubuh.
17
5) Kolaborasi dalam pemberian vitamin sesuai advis dokter
Rasional : Menjaga daya tahan tubuh pasien.
2.3.4 Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Carpenito, 1999:28).
1999:28).
18
19