Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sosialisasi adalah proses belajar untuk mengetahui pola dan cara hidup yang
sesuai dengan nilai, norma, kebiasaan, dan peran sebagai anggota dari kelompok
masyarakat di suatu wilayah. Sederhananya sosialisasi adalah proses sosial yang
terjadi dalam diri seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dengan adanya sosialisasi maka orang tersebut dapat berperan aktif dan berguna
dalam lingkungannya. Lansia yang memiliki kekurangan dalam aspek sosial
adalah lansia yang memiliki kesulitan dalam menyesuaikan perilakunya
terhadap lingkungan/kelompok sekitarnya. Kelompok merupakan individu yang
mempunyai hubungan satu dan yang lain saling ketergantungan dan mempunyai
norma yang sama. Aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang
mempunyai relasi atau hubungan satu dengan yang lain saling hterkait dan dapat
bersama-sama mengikuti norma yang sama. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
meupakan kegiatan yang diberikan kelompok klien dengan tujuan memberi terapi
bagi anggotanya. Dimana berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan
meningkatkan respon social. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi sejumlah klien dalam membina hubungan social yang bertujuan
untuk menolong klien dalam berhubungan dengan orang lain seperti kegiatan
mengajukan pertanyaan, berdiskusi, bercerita tentang diri sendiri pada kelompok,
menyapa teman dalam kelompok.
Berdasarkan data proyeksi penduduk, jumlah Lansia di Indonesia yang
berhasil didata pada tahun 2017 ada sekitar 22,63 juta jiwa. Data dari Panti Bakti
Luhur Wisma Tropodo menyebutkan bahwa terdapat ± 15 orang Lansia dari setiap
wisma.
Karena Terapi Aktivitas Kelompok berfungsi untuk meningkatkan
kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman, mengubah perilaku dan
meningkatkan interaksi sosial antar lansia maka peneliti tertarik untuk melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Terapi Sosialisai Pada Lansia di Panti Bakti
Luhur Surabaya”..
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana melatih Terapi Aktivitas Kelompok Terapi Sosialisasi Lansia Di
Panti Bakti Luhur Wisma Tropodo Surabaya?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan Terapi Sosialisasi pada Lansia diharapkan mampu
meningkatkan hubungan social dalam kelompok secara bertahap.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Lansia mampu memperkenalkan diri.
2) Lansia mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
3) Lansia mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
4) Lansia mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.
5) Lansia mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
6) Lansia mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS
yang telah dilakukan.
1.4 Manfaat Penulisan
Sebagai sumber informasi tambahan untuk meningkatkan pengetahuan &
Sosialisasi bagi Lansia yang tinggal di Panti Bakti Luhur Wisma Tropodo
Surabaya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Sosialisasi adalah proses belajar untuk mengetahui pola dan cara hidup yang
sesuai dengan nilai, norma, kebiasaan, dan peran sebagai anggota dari kelompok
masyarakat di suatu wilayah. Sederhananya sosialisasi adalah proses sosial yang
terjadi dalam diri seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dengan
adanya sosialisasi maka orang tersebut dapat berperan aktif dan berguna dalam
lingkungannya. Makionis (1997) menyebut sosialisasi sebagai sosial sepanjang
hidup yang memungkinkan seseorang mengembangkan potensi kemanusiaannya
dan mempelajari pola-pola kebudayaan.

2.2 Tujuan Sosialisasi


 Membantu individu untuk mengetahui identitas dirinya baik secara fisik
maupun mental.
 Memberikan keterampilan yang dibutuhkan suatu individu dalam
kehidupannya di tengah masyarakat.
 Menanamkan nilai dan kepercayaan pokok yang telah ada di masyarakat.
 Mengembangkan kemampuan suatu individu agar dapat berkomunikasi
secara efektif.
 Mengajarkan cara intropeksi diri yang tepat agar ia dapat mengembangkan
fungsi organiknya.

2.3 Pola Sosialisasi


Terdapat dua pola sosialisasi :
1. Sosialisasi Represif (Repressive Socialization)
Sosialisasi dengan pola ini memanfaatkan sistem hukuman atau imbalan
yang bersifat materil. Sosialisasi Represif sering berhubungan dengan
adanya tindak kekerasan dari hukuman yang diberikan. Dalam pola ini,
suatu pihak memiliki kekuasaan yang lebih terhadap pihak lain sehingga
komunikasinya bersifat satu arah. Pola Sosialisasi Represif sering kita
temukan dalam keluarga, orang tua yang sering menggunakan kekerasan
sebagai hukuman, dan komunikasi dengan anak biasanya dalam bentuk
perintah.
2. Sosialisasi Partisipatoris (Participatory Socialization)
Pola sosialisasi partisipatoris merupakan sosialisasi yang menekankan pada
interaksi (komunikasi) yang menjadi pusat sosialisasinya. Dalam pola ini,
hukuman dan imbalannya bersifat simbolis, komunikasi berlangsung dua
arah, dan pihak yang mendominasi tidak semena-mena terhadap pihak
lainnya. Sosialisasi partisipatoris juga sering ditemukan di dalam keluarga,
orang tua dalam keluarga ini menggunakan komunikasi verbal sebagai
sarana untuk berinteraksi dan mengajarkan anaknya, orang tua juga sangat
memperhatikan keinginan anak-anaknya tersebut.

2.4 Klasifikasi Macam-macam jenis sosialisasi


1. Berdasarkan Jenis, sosialisasi dibagi menjadi dua kelompok :
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang pertama kali dialami seorang
individu sejak ia lahir. Sosialisasi primer biasanya berlangsung saat anak
berusia 1 – 5 tahun. Keluarga merupakan media atau agen yang memiliki
peran pokok dalam sosialisasi primer. Dalam jenis ini, seorang anak mulai
mengenal anggota keluarga dan mampu membedakan perannya dengan
orang lain dalam keluarga tersebut
b. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi Sekunder merupakan proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer. Dalam sosialisasi sekunder, seseorang mulai mengenal
kelompok atau individu lain selain keluarga dalam masyarakat. Terdapat
dua bentuk umum saat seseorang mulai memasuki masa sosialisasi sekunder
yaitu Resosialisasi (pemberian identitas baru) dan Desosialisasi (Pencabutan
identitas diri yang lama).
2. Berdasarkan Tipenya, sosialisasi dibagi menjadi dua kelompok :
a. Sosialisasi Formal
Sosialisasi formal merupakan sosialisasi yang terjadi melalui lembaga –
lembaga formal yang berwenang sesuai dengan aturan dan norma menurut
ketentuan negara. Contohnya adalah sekolah
b. Sosialisasi Informal
Sosialisasi informal merupakan sosialisasi yang terjadi tanpa diikat oleh
suatu aturan-aturan formal, melainkan lebih bersifat kekeluargaan dan
kesadaran pribadi masing masing. Contohnya adalah pertemanan.

2.5 Tahap-Tahap dan Proses Sosialisasi


Terdapat dua proses sosialisasi terkenal yang sering dipakai, yaitu :
1. Tahap – Tahap dan Proses Sosialisasi Menurut George Herbert
Mead
a. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
Tahapan ini merupakan tahap yang dimilikioleh manusia secara alami untuk
dilahirkan. Sesuai dengan namanya, tahap persiapan merupakan tahap
seseorang mempersiapkan diri untuk mengenal dunia dan lingkungan
sosialnya, termasuk untuk memperoleh informasi serta pemahaman tentang
dirinya sendiri. Biasanya tahap ini berlangsung ketika kita masih anak anak.
Sebenarnya pada tahapan ini kita sudah mulai meniru orang tua kita, tetapi
kita masih belum paham apa arti dari seseuatu yang kita tiru tersebut.
Contohnya adalah anak meniru kata kata yang diucapkan orang tuanya.
b. Tahap Meniru (Play Stage)
Memasuki tahapan meniru, anak – anak mulai menirukan tingkah laku
orang tua / lingkungannya dengan tujuan tertentu. Pada tahapan ini secara
tidak langsung mereka telah terlatih untuk mengenali keadaan yang terdapat
di dunia ini. Anak – anak yang berada dalam lingkungan ini membutuhkan
dukungan yang kondusif agar perkembangannya tidak terganggu. Contoh
tahapan ini adalah anak – anak mulai menirukan gaya ayahnya saat
berbicara di telepon.
c. Tahap Bermain/Bertindak (Game Stage)
Pada tahapan bermain atau bertindak ini anak – anak sudah mulai mengerti
sedikit demi sedikit tentang arti suatu tindakan dan tujuan dari tindakan
tersebut. Oleh karena itu, proses peniruan yang sebelumnya dilakukan akan
berkurang sedikit demi sedikit, mereka mulai bertindak atas dasar pikiran
mereka secara sadar. Contohnya anak – anak mulai melakukan permainan
yang mereka suka, contohnya sepak bola. Dalam hal ini mereka mulai
mengerti bahwa ada aturan dalam setiap aspek permainan tersebut.
d. Tahap Kedewasaan (Generalized Stage)
Memasuki tahap kedewasaan seseorang mulai mengerti dan mampu
memposisikan dirinya dalam suatu lingkungan masyarakat dengan baik.
Pada tahap ini seseorang mulai paham posisinya dalam keluarga,
masyarakat, agama, bangsa dan negara. Segala sesuatu yang telah dilewati
pada tahap sebelumnya akan dijadikan pelajaran dan menjadi dasar
pembentuk kepribadian orang ini. Oleh karena itu setiap orang memiliki
kepribadian yang berbeda – beda karena mereka telah melewati berbagai hal
selama masa pertumbuhan dan perkembangannya.

2.6 Agen dan Media Sosialisasi


1. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam suatu lingkungan masyarakat. Peran
keluarga tidak akan pernah lepas dari kehidupan seorang individu. Agen
sosialisasi dalam suatu keluarga inti adalah ayah, ibu, saudara kandung, dan
saudara angkat yang belum menikah yangmana mereka semua tinggal
bersama dalam suatu rumah. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi
dalam keadaan dan situasi tertentu. Setiap agen dalam keluarga memiliki
pengaruh tersendiri terhadap kehidupan agen lainnya dalam keluarga
tersebut.
2. Teman Pergaulan
Teman sepergaulan atau yang juga sering disebut dengan teman bermain
dalah teman yang didapatkan manusia pertama kali ketika ia mampu
berpergian ke luar rumah. Pada masa kanak kanak pengaruh teman tidak
terlalu besar terhadap kehidupan seseorang karena fungsi teman saat masa
kanak kanak lebih bersifat rekreatif. Puncak pengaruh teman dalam
kehidupan seseorang adalah saat masa remaja. Kelompok teman pergaulan
ini akan berperan penting dalam membentuk kepribadian seseorang.
3. Lembaga pendidikan Formal (Sekolah)
Pendidikan formal akan mengajarkan membaca, menulis dan berhitung
kepada seseorang. Selain itu aspek sosial yang dipelajari antara lain adalah
aturan aturan dalam lingkungan masyarakat, prestasi, universalisem, dan ciri
khas. Sekolah mengajarkan seseorang untuk mandiri, melakukan semua
tugas yang diberikan kepadanya dengan kemampuannya sendiri.
4. Media Massa dan Teknologi
Media massa dan teknologi yang dimaksud disini dapat berupa media cetak
dan media elektronik. Pengaruh atau peran media massa dan teknologi
tergantung kepada kualitas dan kuantitas seseorang berhubungan dengan
pesan yang disampaikan. Contohnya jika seorang anak sangat senang
dengan berita tentang sains dan sering membaca juga menonton acara yang
berhubungan dengan sains, maka besar kemungkinan ia ingin menjadi
seseorang yang bekerja dalam bidang itu.
5. Agen Lainnya
Agen lain yang dapat menjadi media dalam proses sosialisa contohnya
adalah institusi agama, organisasi, lingkungan pekerjaan, tetangga dan
lainnya. Agen lain ini akan memiliki pengaruh kecil terhadap kepribadian
seseorang.
BAB 3
PELAKSANAAN

3.1 Sasaran
Semua Lansia yang telah ditentukan sesuai dengan kriteria dan yang ada di
Panti Bakti Luhur Wisma Tropodo Surabaya.

3.2 Jumlah Peserta


Jumlah Lansia ada ± 20 orang yang sudah dipilih berdasarkan kriteria dari
beberapa wisma yang ada di Panti Bakti Luhur Wisma Tropodo Surabaya.

3.3 Sarana dan Media


1) Laptop
2) Layar LCD dan Proyektor
3) Bola
4) Pengeras suara
5) Kursi
6) Ruangan

3.4 Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan untuk melakukan praktek Terapi Sosialisasi adalah:
1) Perkenalan, Pembagian kelompok
2) Simulasi yang akan di jelaskan oleh Leader
3) Tanya jawab

3.5 Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan kegiatan Terapi Sosialisasi akan dilaksanakan pada:
1) Hari/tanggal : Jumat, 09 Februari 2018
2) Waktu : 30 Menit
3) Tempat : Ruang Aula Bakti Luhur
3.6 Pengorganisasian
1) Ketua : Arga Iswandi Rahman
2) Operator : Jara Herdinata. S
3) Observer : Wenny U. Sadilah
4) Fasilitator :-
5) Konsumsi :
6) Dokumentasi :

3.7 Setting Tempat

Keterangan :
: Lansia
: Fasilitator
: Dokumentasi
: Observer
: Operator
: Leader

Gambar denah posisi Terapi Sosialisasi


3.8 Proses Kegiatan

Susunan Kegiatan Kegiatan


No Waktu
Acara Penyuluh Peserta/ ABK
1. 08.00- Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Membalas Salam
08.05 2. Perkenalan diri 2. Mendengarkan
WIB 3. Menyampaikan tujuan Terapi
Sosialisasi
4. Membagi beberapa kelompok
Lansia
5. Melakukan Role Play
2. 08.05-08.25 Tahap Kerja 1. Penyampaian materi: - Mendengarkan
WIB a. Hidupkan lagu dan edarkan bola - Bertanya
berlawanan dengan arah jarum - Menjawab
jam - Mempraktekkan
b. Pada saat lagu dimatikan, anggota
kelompok yang memegang bola,
mendapat giliran untuk
berkenalan dengan anggota
kelompok yang ada di sebelah
kanan dengan cara:
 Memberi Salam
 Menyebutkan nama
lengkap,panggilan, asal dan
hobi

4. 08.25-08.30 Tahap 1. Evaluasi & Dokumentasi - Mendengarkan


WIB Terminasi  Menanyakan perasaan - Membalas salam
klien setelah mengikuti
TAK
 Memberi pujian atas
keberhasilan kelompok
2. Rencana tindak lanjut
 Menganjurkan tiap
anggota kelompok melatih
memperkenalkan diri
kepada orang lain di kehid
upan sehari-hari
 Memasukkan kegiatan
memperkenalkan diri pada
jadwal kegiatan harian
Lansia

5 07.30-selesai Istirahat Snack


3.9 Evaluasi
1) Struktur
- Ruangan kondusif
- Media dan materi tersedia dan memadai
2) Proses
- Ketepatan waktu pelaksanaan
- Peran serta aktif lansia
- Kesesuaian peran dan fungsi dari Terapi Sosialisasi
3) Hasil
Setelah selesai Terapi lansia menanyakan kembali kepada Lansia dan kemudian
diharapakan Lansia mampu mengenal dan bersosialisasi sesama mereka antar wisma
BAB 4
PENUTUP

Demikianlah proposal ini disusun, kami yakin bahwa terlaksananya semua kegiatan
tersebut sepenuhnya menuntut partisipasi dan kerja sama semua pihak, atas dasar itulah
kami mengajak semua pihak untuk dapat terlibat langsung maupun tidak langsung dalam
upaya meningkatkan kemampuan dan Sosialisasi Lansia demi mengurangi membantu dari
pihak Panti Bakti Luhur Tropodo Surabaya melalui kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) Terapi Sosialisasi Lansia. Atas perhatian dan kerja samanya, kami sampaikan terima
kasih.

Anda mungkin juga menyukai