LP - Stese Iv - Tria Ishma
LP - Stese Iv - Tria Ishma
Disusun Oleh:
TRIA ISHMA
ROSITA
NIM: 2215901005
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus pada Stase Asuhan Kebidanan pada BBL.
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas Pencapaian Kompetensi Asuhan
Kebidanan yang merupakan salah satu persyaratan yang harus dilalui dalam proses
pendidikan profesi bidan. Dalam penyusunan laporan pendahuluan ini penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Imas Yoyoh, M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Tangerang;
2. Catur Erty Suksesty, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Tangerang dan selaku pembimbing lahan
3. Murni Lestari, M.Keb selaku Dosen Pembimbing Institusi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan demikian, penulis sangat mengharapkan petunjuk, saran serta kritik
dari berbagai pihak. Akhir kata, semoga hasil laporan ini memberikan manfaat yang berguna
bagi yang membutuhkannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................3
1.4 Manfaat........................................................................................................................3
BAB IV PENUTUP............................................................................................................12
4. 1 Kesimpulan.................................................................................................................12
4.2 Saran...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
status imun maupun penanganan dan konseling yang diberikan (Kementrian
Kesehatan RI, 2020).
Di masyarakat, penyakit diare bukan hal yang asing lagi. Tetapi banyak ibu
yang menganggap anak yang terkena diare sebagai tanda bahwa anaknya akan
tumbuh besar dan pintar. Diare menyebabkan kehilangan garam (natrium) dan air
secara cepat. Jika air dan garam tidak digantikan dengan cepat, tubuh akan
mengalami dehidrasi. Diare berat dapat menyebabkan kematian jika kehilangan
sampai 10% cairan tubuh (Arifianti, 2015).
Pada umumnya cara masyarakat mengatasi diare dengan memberi oralit,
penggunaan oralit dimaksudkan untuk memasok cairan tubuh yang hilang akibat
dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar. Dengan cara mencampurkan garam
dan gula ke dalam 1 gelas air putih lalu diminumkan sedikit demi sedikit untuk
mengindari muntah dan buang air. Yang kedua dengan cara memberi bubur
(makanan mudah dicerna) atau makanan yang terbuat dari tepung beras atau pisang
agar mudah dicerna. Yang ketiga dengan cara memberi air putih dan ASI.
Memberikan cairan yang cukup untuk menggantikan cairan tubuh yang banyak
keluar, selain itu juga bisa menghilangkan rasa sakit pada perut dan mengeluarkan
gas yang terdapat dalam perut (Tuliat Media, 2019).
Bidan dalam memberikan asuhan kebidanan menggunakan metode atau
pendekatan pemecahan masalah yaitu cara kerja sistematis dan analtik yang
memudahkan dan mengarahkan kegiatan-kegiatan bidan dalam memecahkan masalah
kesehatan ibu dan anak yang dihadapi dalam lingkup tanggung jawabnya secara tepat
guna dan berhasil guna. Penatalaksanaan kasus bisa dilakukan dengan menggunakan
panduan bagan MTBS (Kemenkes RI, 2020).
Bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhan dalam PERMENKES
NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan menyelanggarakan praktik
bidan hal ini sudah tercantum dalam pasal 11 yang berbunyi penanganan bayi dan
anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2020).
Penatalaksanaan terhadap diare harus dilakukan sebaik-baiknya, serta kerja sama
dengan pihak keluarga sangat diperlukan untuk dapat mencegah terjadinya diare yang
berat yang bersifat patologis yang dapat meningkatkan akibat buruk, terlebih dahulu
dapat dihindari dengan dilakukannya Asuhan Kebidanan dengan diare yang
merupakan peran Bidan (Arifianti, 2015).
Adapun laporan kasus ini berjudul, “Asuhan Kebidanan pada Bayi dengan
2
Diare Tanpa Dehidrasi di Klinik Alyssa Medika Tahun 2023.” Penulisanan laporan
kasus ini dalam rangka menerapkan tugas Pencapaian Kompetensi Asuhan
Kebidanan pada bayi, Balita dan anak pra sekolah yang merupakan salah satu
persyaratan yang harus dilalui dalam proses Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang Tahun 2022-2023.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi mahasiswa kebidanan; mampu menerapkan standar asuhan kebidanan
khususnya asuhan yang dilakukan pada bayi dengan diare tanpa dehidrasi;
1.4.2 Bagi instansi pendidikan; menambah daftar pustaka dan diharapkan mampu
menyediakan fasilitas laboratorium kebidanan yang lengkap sebagai sarana
penunjang untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam praktik
asuhan kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada balita; dan
1.4.3 Bagi tenaga kesehatan; selalu meningkatkan keterampilan dalam praktik
asuhan kebidanan agar pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Bayi
Alamat kantor
Tlp. Tidak ada Tidak ada
4
B. PENGUMPULAN DATA
- Alasan masuk : Ibu mengatakan cemas dan ingin memeriksakan keadaan
bayinya.
- Keluhan utama :
Pada Tanggal 20 Maret 2023 pukul 02.00 WIB ibu mengatakan bayinya
muntah sebanyak 2 kali dan pada pukul 03.00 WIB ibu mengatakan bayinya
ada mencret ± 5 kali dengan konsistensi encer. Pada pukul 05.00 WIB, ibu
mengatakan bayinya demam, bayi belum minum obat apapun.
- Quick Cek :
Tidak mau minum atau memuntahkan semua : Masih mau minum
Kejang : Tidak
Bergerak hanya jika dirangsang : Tidak
Napas cepat ( ≥ 60 kali / menit ) : Tidak
Napas lambat ( < 30 kali / menit ) : Tidak
Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat : Tidak
Merintih : Tidak
Teraba demam (suhu ketiak > 37,50C) : Ya
Teraba dingin (suhu ketiak < 360C) : Tidak
Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki : Tidak
Perdarahan : Tidak
Pada Ibu
a. Riwayat Kehamilan:
1) Pemeriksaan Ante Natal : Rutin
(a) Keluhan
Trimester I : Mual-mual
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : Tidak ada
(b) Imunisasi : Lengkap
2) Riwayat penyakit dalam kehamilan
Kardiovaskuler : Tidak ada
Diabetes Melitus : Tidak ada
TBC : Tidak ada
Asma : Tidak ada
5
Malaria : Tidak ada
PMS : Tidak ada
HIV/AIDS : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
3) Riwayat Komplikasi kehamilan
(a) Perdarahan : Tidak ada
(b) Preeklamsi : Tidak ada
(c) Eklamsi : Tidak ada
(d) Lain-lain : Tidak ada
b. Riwayat Persalinan
(1) Jenis Persalinan : Spontan, ini merupakan anak ke-1
(2) Ditolong Oleh : Bidan
(3) Lama Persalinan :
(a) Kala I :-
(b) Kala II :-
(c) Kala III :-
(4) Keadaan bayi saat lahir: Langsung menangis kuat
(5) Jumlah Air Ketuban : -
(6) Komplikasi Persalinan : Tidak ada
c. Riwayat Imunisasi
Imunisasi 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Hepatitis 2/8/2022
B
BCG 10/9/22
Polio 10/9/22 10/9/22 10/10/22
DPT 10/9/22 10/10/22 10/11/22
HiB
c. Riwayat penyakit yang pernah diderita : ibu mengatakan bayinya
tidak pernah mengalami sakit berat, operasi, dan tidak pernah cidera.
d. Perkembangan dari usia ke usia: normal
e. Kebiasaan sehari-hari
- Pola makan sebelum sakit :
6
Makan pagi : ½ mangkok menu nasi tim (nasi, bayam, wortel, hati ayam) dan
minum air putih.
Makan siang : ½ mangkok nasi tim (nasi, bayam, wortel, hati ayam) dan minum
ASI
Makan sore : ½ mangkok nasi tim (nasi, bayam, wortel, hati ayam) dan minum
susu formula
Saat sakit :
Makan pagi : ½ mangkok pisang ambon yang dilumatkan dan minum air putih
Makan siang : ½ mangkok pisang ambon yang dilumatkan dan minum ASI
Makan sore : ½ mangkok pisang ambon yang dilumatkan dan minum susu
formula
- Pola makan setelah diare: Baik, makan dan minum seperti biasa
- Eliniminasi:
Sebelum sakit
:
BAK : 4-5 kali/hari, warna kuning jernih, bau khas urine
BAB : 1-2 kali/hari, warna kuning, bau khas feses dan tidak cair
Saat sakit :
BAK : 4-5 kali/hari, warna kuning jernih,
lancar BAB : ± 5 kali/hari dengan konsistensi
cair
f. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan bayinya sangat aktif jika diajak bermain
Saat sakit : Ibu mengatakan selama sakit aktivitas bayinya sedikit
g. Pola tidur :
Sebelum sakit : Tidur siang : ± 2 jam
Tidur malam : ±8-10 jam
Saat sakit: Bayi rewel, sering terbangun
h. Perkembangan bayi
- Motorik kasar: Bayi sudah dapat duduk dengan kepala tegak,
bergulung dari telentang ke tengkurap, serta duduk dalam waktu
singkat dengan bantuan
- Motorik halus: Bayi sudah mulai mengamati benda, dapat
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang botol
7
dotnya.
- Perkembangan bahasa: Bayi sudah mampu mengucapkan “papa” dan
8
“mama” yang belum spesifik, mengoceh hingga mengatakan secara
spesifik, serta dapat mengucapkan 1-2 kata Perkembangan adaptasi
sosial : Bayi mulai minum dengan cangkir.
i. Perhatian orang tua terhadap anak : Baik
j. Kedudukan anak dalam keluarga : Anak kandung
k. KMS : Ada
C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Suhu : 38, 7 O C
c. Pernafasan : 45 kali/menit
d. Nadi : 120 kali/menit
2. Antropometri
a. Lingkar Kepala : 44 cm
b. Lingkar dada :-
c. Lingkar Lengan Atas :-
d. Berat Badan : 7,5 kg
e. Panjang Badan : 70 cm
3. Pemeriksaan Fisik Secara sistematis
a. Kepala : Simetis
b. Mata : Kelopak normal, tidak cekung
c. Wajah : Simetris, tidak pucat
d. Mulut dan Lidah : Lembab
e. Perut : Simetris, turgor pada perut jika dicubit kembalinya cepat
f. Ekstremitas : Simetris, dapat bergerak bebas, jari tangan dan kaki lengkap
g. Genitalia : Tidak ada kelainan
h. Anus : Berlubang, tidak ada iritasi pada kulitnya
D. PEMEIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
E. ANALISA
Bayi “H” usia 9 bulan dengan diare tanpa dehidrasi
9
F. PERENCANAAN
1. Melakukan informed consent pada ibu bahwa bayinya akan diperiksa, ibu
menyetujui;
2. Melakukan pengukuran tanda-tanda vital, antropometri dan pemeriksaan fisik.
Hasil: Bayi demam. Suhu 38,7 O
C. Nadi, pernapasan, dan hasil pemeriksaan fisik
dalam batas normal;
3. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan makan dan minum sesuai diit
makananan untuk bayi 9 bulan. Ibu sudah mengerti;
4. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan bayinya banyak minum dan makan.
Ibu mengerti dan menyetujui;
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan lebih lanjut. Telah
dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Hasil; Bayi diare tanpa dehidrasi. Intruksi
therapi: Beri PCT sirup 1 mL/4 jam bila perlu atau sampai demam reda, berikan
zinc tablet 1x20 mg selama 10 hari. Obat telah diberikan sesuai intruksi dokter;
6. Memberitahu ibu agar memberikan ½ sachet orali yang telah dicampuran dengan
100 cc air/BAB/muntah. Ibu sudah mengerti dan bersedia menjalankan intruksi
bidan;
7. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI atau susu formula sesuai dengan
kebutuhan bayi. Ibu mengerti dan setuju;
8. Menganjurkan ibu untuk mengobservasi demam, muntah, dan BAB pada bayi
“H.” Ibu sudah mengerti.
9. Memberi dukungan pada ibu agar tidak cemas karena kondisi bayinya secara
umum adalah baik, dan tidak mengalami dehidrasi akbat diare yang dialaminya.
Ibu mengerti; dan
10. Menganjurkan ibu untuk melakuan kunjungan ulang bila ada keluhan pada
bayinya atau jika diare dan demam bayinyan tidak sembuh-sembuh. Ibu sudah
mengerti dan bersedia.
10
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
11
turgor kulit kembali cepat dank lien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
Terdapat kesesuaian antara teori dan hasil yang didapatka di lapangan.
Menurut penelitian Putri (2018), tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu dengan kejadian diare. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara sikap dengan kejadian diare. Terdapat hubungan yang bermakna antara antara
perilaku pemberian ASI dengan kejadian diare. Terdapat hubungan yang bermakna
antara antara perilaku pemberian MP-ASI dengan kejadian diare. Diharapkan kepada
pihak pelayanan kesehatan terutama di Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina” Payakumbuh
untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama peningkatan di bidang
preventif dan promotif melalui penyuluhan, leaflet ataupun brosur tentang pencegahan
diare, pentingnya ASI dan praktek pemberian MP ASI yang tepat dan sehat agar dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya diare sehingga kejadian diare
pada anak terus berkurang.
12
BAB IV
PENUTUP
4. 1 Kesimpulan
Pada interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan bayi “H” usia 9 bulan
dengan diare tanpa dehidrasi. Masalah bayi adalah rewel, BAB 5 kali, muntah 2 kali,
bayi masih aktif dan mau makan-minum, turgor kulit kembali cepat, serta tidak
menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Pada kasus diagnosa yang muncul di lapangan
yaitu: diare tanpa dehidrasi. Kebutuhan yang diperlukan bayi adalah penuhi
kebutuhan cairan baik secara oral, susui ASI sesering mungkin, penuhi nutrisi yang
optimal pada bayi, serta observasi demam, respon terhadap makanan dan minuman,
BAB, muntah, serta keadaan umum bayi.
4.2 Saran
Setelah menyelesaikan laporan kasus ini, bidan diharapkan:
4.2.1 Mengetahui manfaat asuhan kebidanan pada bayi dengan diare tanpa
dehidrasi;
4.2.2 Mampu mempraktikkan standar asuhan kebidanan pada bayi dengan diare
tanpa dehidrasi;
4.2.3 Mampu melakukan penanganan awal pada kasus diare pada bayi; dan
4.2.4 Mampu menegakkan diagnosa dan tata laksana awal pada kasus
kegawatdaruratan yang diakibatkan oleh diare sesuai dengan kewenangan
bidan.
4.2.5 Mendapatkan masukan, kritik dan saran agar laporan pada stase ini dapat
dibuat lebih baik lagi.
.
13
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, United Nations Population Found, (2017). Yang Perlu Diketahui Petugas
Kesehatan tentang: Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Friedman, Marilyn, (2017). Keperawatan Keluarga, Teori
dan Praktek, Jakarta : EGC.
Gledys Tirsa Lengkong, Firma L.F.G, dan Jimmy Posangi yang berjudul “Faktor-
faktor yang Berhubungan dengan Kematian Bayi di Indonesia pada Tahun
2020.Sleman.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/2948
2<, diakses 18 Februari 2023.
Tuliat Media. 2019. Cara Mengatasi Diare Pada Orang Dewasa dan Anak Bayi,
http://www/tuliat.com/cara-mengatasi-diare-pada-orang-dewasa-dan-
anakbayi.htm, diakses 18 Februari 2023.
Widjaja. 2020. Penyebab Terjadinya Diare Pada Anak. Jakarta : Salemba Medika.
World Health Organization. 2020. Diarrhoeal Disease.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/index.html, diakses 20
Februari 2023