D DENGAN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
(DADRS) DI RUANG GARDENIA
RS KELUARGA KITA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas
berkat dan rahmat-Nya makalah “Asuhan Keperawatan Pada An. D Dengan
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan (Dadrs) Di Ruang Gardenia Rs Keluarga
Kita” ini dapat terselesaikan dengan baik, walaupun masih memiliki banyak
kekurangan .
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas selama masa
training 3 bulan. Dalam penyusunan makalah ini penulis mengalami beberapa
hambatan dan kesulitan, namun atas bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB IV PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
anak dibawah 5 tahun, secara global terdapat dua juta anak meninggal dunia
setiap tahunnya karena diare. Beberapa negara berkembang, anak-anak usia
dibawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap
episodenya, diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan
anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan salah satu penyebab utama
malnutrisi pada anak dan menjadi penyebab kematian kedua pada anak
berusia dibawah 5 tahun (Azmi, 2018).
Secara klinis penyebab diare pada anak yang terbanyak (60-70%)
dikarenakan infeksi Rotavirus sedangkan sekitar 12-20% adalah bakteri dan
kurang dari 10% adalah parasit. Penelitian pada anak yang mengalami diare
akibat infeksi Rotavirus, ditemukan sebanyak 30% juga mengalami
intoleransi laktosa. Penelitian di negara lain bahkan mendapatkan angka
kejadian intoleransi laktosa yang lebih tinggi, yakni sekitar 67% pada diare
karena Rotavirus dan 49% pada diarenon-Rotavirus (Silvana, 2016). Penyakit
diare di Indonesia, masih merupakan masalah kesehatan masyarakat bila
ditinjau dari angka kesakitan dan kematian yang ditimbulkannya. Penyakit
diare termasuk ke dalam sepuluh penyakit terbesar. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, kejadian diare di Baten menduduki
urutan ketujuh terbesar di Indonesia dengan prevalensi diare menurut
kelompok umur terbesar terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun adalah 12,3%
menurut diagnose tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2018).
Diare bisa menyebabkan seseorang kekurangan cairan. Diare pada anak
harus ditangani karena bila tidak segera ditangani, diare dapat
menyebabkan tubuh dehidrasi yang fatal (Pudiastuti, 2011). Salah satu
manifestasi klinis yang khas pada diare adalah terjadinya kekurangan
volume cairan. Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan
intravaskuler, interstisial atau intraseluler, ini mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan saat tanpa perubahan pada natrium (Herdman &
Kamitsuru, 2015).
3
1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Penulis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada An.D
dengan DADRS di Ruang Gardenia RS Keluarga Kita.
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.1.6 Penatalaksanaan
2.1.8 Komplikasi
Menurut Dwienda (2014), komplikasi yang dapat diakibatkan oleh diare
adalah sebagai berikut:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, hipertonik).
b. Hipokalemia (dengan gejala ineteorismus, lemah, bradikardi).
c. Hipoglikemi.
d. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
Kriteria Minor:
a. Subjektif:
Urgency
Nyeri/ kram abdomen
b. Objektif:
Frekuensi peristaltic meningkat
Bising usus hiperaktif
b. Hipovolemia (D.0023)
1. Pengertian
Hipovolemi merupakan penurunan volume cairan intravaskuler,
interstisiel dan /atau intraseluler.
2. Penyebab
Kehilangan cairan aktif
Kekurangan intake cairan
3. Kriteria Mayor dan Minor
Kriteria Mayor
a. Subjektif: -
b. Objektif:
12
2.3Pathway
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Biodata
a. Identitas Kien
Nama : An. D
Tanggal Lahir : 20 Februari 2020
No. RM : 68 11 07
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Diagnos Medis : DADRS
Alamat : Perum Grand View Karawaci Blok D7 No 14
Tanggal Masuk : 27-03-2021
16
17
Reaksi setelah
NO Jenis immunisasi Waktu pemberian
pemberian
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : 10 kg
2. Tinggi badan : 90 cm
3. Waktu tumbuh gigi 12 bulan
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui : sejak lahir
17
18
C. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
An.D tinggal bersama kedua orang tuanya, disebuah pedesaan dan dekat
dengan sekolahan, An.D diasuh oleh orang tuanya sendiri dan tinggal
dengan harmonis.
18
19
X. Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang 2 jam 1 jam
- Malam 10 jam 9 jam
2. Pola tidur Normal Normal
3. Kebiasaan sebelum tidur Minum susu Minum susu
4. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
E. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara Dimandikan Di lap
- Frekuensi 2 x sehari 1 x sehari
- Alat mandi Sabun, sampo, gayung Waslap
2. Cuci rambut
- Frekuensi Setiap mandi Belum keramas
21
F. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Sebelum
Kondisi Saat Sakit
Sakit
B. Tanda-tanda vital :
a. Suhu : 38,4°C
b. Nadi : 112 x/menit
c. Respirasi : 24 x/menit
C. pernapasan
Hidung :
An.D tampak simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, bentuk
dada An.D normal dan suara napas vasikuler.
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar pada leher.
D. Cardiovaskuler
Jantung : tidak terdapat kelainan
22
E. Pencernaan
Bibir kering, tidak ada labioskizis, palatoskizis dan stomatitis, kemampuan
menelan An.D baik, peristaltic usus meningkat didapatkan hasil bising
usus 32 x/menit, didapatkan konsistensi bab cair dan muntah 5 kali.
F. Pendengaran
Fungsi pendengaran An.D baik keadaan telinga bersih.
G. Persyarafan
Tidak terdapat gangguan persyarafan
H. Muskulo Skeletal
Bentuk kepala An.D bulat dan tidak memiliki kelainan bentuk kepala,
gerakan normal dan tidak didapatkan pembengkakan pada bagian kaki dan
tangan An.D
I. Integumen
Pada saat pemeriksaan didapatkan hasil adanya fistula dan furunkle pada
seluruh lapisan kulit An.D.
J. Perkemihan
Pada saat pemeriksaan pada An.D didapatkan hasil tidak ada oedema
palpebra, tidak ada moon face, tidak ada oedema anasarka, kandung kemih
normal, tidak ada nocturia, dan dysuria.
K. Reproduksi
Pada saat pemeriksaan pada An.D didapatkan hasil keadaan glans penis
normal, testis sudah turun.
L. Imunitas
Pada saat pemeriksaan pada An.D tidak memiliki riwayat alergi
23
Eosinofil 1 1-4 %
1. Ondancetron 3x1mg
2. Paracetamol 100 mg (jika demam)
3. Zink 1x20mg
4. Lacto B 2x1 sachet
1. Hipovolemi
2. Hipertermi
3. Ansietas
yang memicu
kecemasan
6. Informasikan
secara factual
mengenai
diagnose,
pengobatan, dan
prognosis
Hari ke 1 perawatan
Hari ke 2 perawatan
Hari ke 3 perawatan
. Tanggal
1 Senin 1. Memantau tanda dan S :
27-03-21 gejala hypovolemia - Ibu klien
Jam Hasil: mukosa bibir mengatakan
10:00 lembab, mata cekung, BAB 3 kali
anak tidak rewel, ampas
ubun-ubun normal - Ibu klien
2. Memonitor TTV mengatakan
Hasil: Nadi : 115 anaknya tidak
Suhu : 37,0˚C demam
Rr : 25 x/m O:
3. Memonitor intake - Mukosa bibir
dan output cairan tampak lembab,
Hasil: intake 800 ml mata cekung,
dan output 300ml anak tidak
Jam IWL = 290 rewel, ubun-
08:00 BC = 210 ubun normal
4. Menganjurkan - Tubuh klien
memperbanyak teraba hangat
asupan cairan oral - Ibu klien tidak
Hasil: sedikit minum tampak cemas
tapi sering (800ml) dan gelisah
1,2 5. Memberikan cairan - Ttv
IV (mis, NaCl, RL) Nadi : 115
Jam Hasil: diberikan Suhu : 37,0˚C
10:00 cairan RL 10 tpm - Rr : 25 x/m
2 6. Monitor suhu tubuh A:
Hasil: suhu 37,0°c - Hipovolemi
7. Memberi kompres belum teratasi
hangat jika demam - Hipertermi
Hasil: klien tidak teratasi
36
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses.
Diare pada anak dapat bersifat akut atau kronik. Klasifikasi diare meliputi
diare akut dan diare kronik. Beberapa faktor penyebab diare diantaranya
faktor infeksi, makanan dan psikologis. Tanda dan gejala diare pada anak
yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan atau sedang, tanda-tandanya :
BAB cair lebih dari 3 x sehari, kadang muntah 1-2 kali sehari, suhu tubuh
kadang meningkat, haus, tidak nafsu makan, badan lesu lemas.
Asuhan keperawatan pada pasien Diare Akut Dehidrasi Tingan Sedang
(DADRS) dilakukan secara menyeluruh meliputi pengkajian, diagnosis
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi keperawatan, dan
evaluasi. Pada tahap awal, perawat melakukan pengkajian melalui
wawancara. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan beberapa masalah
kesehatan yang akhirnya dapat memuncu masalah keperawatan yaitu
hipovolemi, hipertermi dan diare.
Dari masalah keperawatan tersebut maka disusun beberapa rencana
intervensi untuk menyelesaikan masalah kesehatan tersebut. Rencana
intervensi disusun berdasarkan masalah yang ditetapkan dan mengacu pada
teori-teori terkait yang kemudian dirangkum dalam rencana kegiatan.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Ruangan
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
serta pemahaman bagi pembaca tentang DADRS. Semoga prevalensi
DADRS pada anak dapat menurun dengan dilakukan penangan yang
cepat dan tepat.
37
DAFTAR PUSTAKA
Dwienda, O. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi / Balita dan
Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta : Deepublish
Mahayu, Puri. 2016. Buku Lengkap Perawatan Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Saufa.
Morris JC. 2014. Pedoman gizi pengkajian dan dokumentasi. Jakarta: EGC.
Raini, M., Isnawati, A. 2016. Profil Obat Diare Yang Disimpan Di Rumah Tangga
Di Indnesia Tahun 2013.Media Litbangkes, 26 (4),227-234.
Tim Pokja Siki PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan.
38