Anda di halaman 1dari 29

Kode Mata Kuliah/Keperaatan

Medikal Bedah 1
Modul #1 Lembar Kegiatan Mahasiswa

Topik : Terapi Intravena Minggu 7 ( Praktikum 170 menit)


Tingkat: 2 Semester 3 (S1 Keperawatan)

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Materi:


Sasaran Pembelajaran: Buku, pulpen, Laptop
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat:
1. Menjelasan fungsi Cairan tubuh
2. Menjelaskan gangguan cairan tubuh Referensi:
3. Menjelaskan Prinsif dasar terapi cairan Black J. M. Hawks J.H. (2014)
4. Menjelaskan Jenis jenis cairan Keperawatan Medikal Bedah:
5. Menjelaskan tujuan terapi cairan Managemen Klinis untuk Hasil yang
6. Menjelasan indikasi dan kontraindikasi terapi cairan Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa
7. Mendemonstrasikan pemasangan terapi cairan Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S)
8. Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada pasien yang
Pte.Ltd.
mengalami gangguan cairan, elektrolit dan Asam Basa
Smeltzer, S., Bare, B., Hinkle, J., &
Cheever, K. (2008). Brunner &Suddarth’s
Textbook of Medical-Surgical Nursing
11th Edition. Lippincott Williams &Wilkins

Rebeiro, G, Jack L, at,all (2015)


Keperawatan Dasar (Manual
Keterampilan Klinis) Edisi 4, Jakarta,
Elsevier

Dougherty L, Bravery K, Gabriel J, Kayley


J, Malster M, Scales K, et al. Standards
for infusion therapy (third edition). Royal
College of Nursing; 2010

A. TINJAUAN PENDAHULUAN (Introduction)

1. Introduction
Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga semuanya dalam keadaan
sehat walafiat. Pada kesempatan ini kita akan membahas terkait Terapi cairan dan elektrolit
dan asam basa

2. Aktifitas 1: Apa Yang Sudah Saya Ketahui


Sebelum perkuliahan dimulai, kita akan melakukan APERSEPSI (penyamaan persepsi)
mengenai informasi yang sudah diketahui maupun yang belum diketahui, silakan untuk dijawab
pertanyaan berikut ini :
a. Tuliskan apa yang anda ketahui tentang jenis jenis cairan intra vena ?

b. Tuliskan apa yang anda ketahui terkait indikasi terapi cairan Intra Vena ?
c. Tuliskan apa yang anda ketahui terkait komplikasi pemasangan terapi Intravena ?

_________________________________________________________________________

B. MATERI PEMBELAJARAN (Content Notes)


Review
FUNGSI CAIRAN TUBUH
1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel
2. Mengeluarkan buangan-buangan sel
3. Membantu dalam metabolisme sel
4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit
5. Membantu memelihara suhu tubuh
6. Membantu pencernaan
7. Mempemudah eliminasi
8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim)

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN


1. KEKURANGAN CAIRAN
• Dapat terjadi karena kekurangan pemasukan air
• Pengeluaran yg berlebihan
• Kekurangan cairan dpt terjadi dg atau tanpa ketidakseimbangan elektrolit

2. KELEBIHAN CAIRAN

Penyebab :
1. Payah jantung
2. Intake yg berlebihan

Gejala :
- Dispnea, orthopnea, BB meningkat, JVP meningkat, ronchi (+), CVP meningkat

PRINSIP DASAR TERAPI CAIRAN


Penggantian : - Kehilangan Cairan GIT
- Syok Hipovolemia
Pemeliharaan : - Pengeluaran Cairan Nomal
- Urine
- IWL
Perbaikan : - Keseimbangan Asam Basa
- Keseimbangan Elektrolit
Resusitasi :
Agar volume intra vaskuler tetap cukup, shg preload cukup → stroke volume cukup → diharapkan
perfusi adekwat

Rumatan :
Yaitu memenuhi kebutuhan tubuh karena fungsi saluran cerna terganggu (shg tidak bisa
mencukupi kebutuhan tubuh).
1. Volume
2. Elektrolit  Na & K (utama)
3. Kalori
4. Protein & lemak
5. Vitamin & micro nutrient

Cairan Untuk Resusitasi


• Tujuan utama : mengisi volume intravaskuler secara cepat kemudian mengisi ke interstisial dan
intraselular secara bertahap
• Cairan yg lama bertahan di intravaskuler  mempertahankan fungsi sirkulasi lebih baik
• Komposisi cairan sebaiknya tidak banyak mempengaruhi keseimbangan elektrolit, status
asam–basa, koagulasi, & osmolalitas
• Dikenal sbg TERAPI VOLUME

Jenis – Jenis cairan Resusitasi berdasarkan isinya :


1. Cairan kristaloid
Cairan yg berisi partikel kecil ( < 30.000 dalton atau Φ < 1 nm) shg mudah menembus dinding
pembuluh darah (Saline, RL , RS)
1. Cairan koloid
Cairan yg berisi partikel dg BM besar ( > 30.000 dalton atau Φ ≥ 1 – 100 nm ) shg tak mudah
menembus dinding pembuluh darah (gelatin, dextran, albumin, HES )
1. Cairan Nutrisi
Cairan yg berisi bahan nutrisi KH, lemak, protein (sendiri atau campuran)

Cairan Koloid
• Mengandung molekul protein atau molekul lain dg ukuran besar
• Protein/molekul  sulit menembus dinding kapiler / dinding sel  eliminasi melalui proses
metabolisme
• Cairan koloid dapat bertahan lama di intravaskuler  efek volume > besar
• Protein/molekul ini mampu menarik air dari sel ke dalam intravaskuler  bila terjadi terus
menerus  dehidrasi
Beberapa sifat Gelatin
 Tidak terakumulasi dalam tubuh.
 Tidak mengganggu faal ginjal.
 Tidak mengganggu faal koagulasi darah.
 Punya volume effect yg cukup ( 2 - 4 jam)
 Mengeluarkan histamin.
TERAPI INTRAVENA

Pengertian Terapi Intravena (Infus) Terapi Intravena (IV) adalah menempatkan cairan steril melalui
jarum, langsung ke vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium,
kalium), nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat (Brunner & Sudarth, 2002). Terapi intravena
adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh
vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
(Darmadi,2010). Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak
dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang dirperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme dan
memberikan medikasi (Perry & Potter, 2006)

Tujuan Pemberian Terapi Intravena (Infus) Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit,vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan
secara adekuat melalui oral, memperbaiki keseimbangan asambasa, memperbaiki volume
komponen-komponen darah, memberikan jalan 14 masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam
tubuh, memonitor tekanan vena sentral (CVP), memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan
mengalami gangguan (Perry & Potter, 2006).

Tujuan Terapi Intravena

1. Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein,
lemak, dan kalori, yang mana sudah tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui
pemberian oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam dan basa.
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah.
4. Menyediakan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
5. Memonitor tekanan vena sentral (CVP).
6. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan diistirahatkan yang bisa disebabkan karena
gangguan penyakit atau cedera.

Macam- Macam larutan Intravena


Berdasarkan osmolalitasnya :
1. Isotonik, contohnya :
• NaCl 0,9%,
• Ringel Laktat (RL),
• Komponen-komponen darah seperti Albumin 5% dan plasma,
• Dextrose 5% (D5W).
2. Hipotonik, contohnya :
• Dextrose 2,5% dalam NaCl 0,45%,
• NaCl 0,45%,
• NaCl 0,2%.
3. Hipertonik, contohnya :
• Dextrose 5% dalam Nacl 0,9%,
• Dextrose 5% dalam Nacl 0,45%,
• Dextrose 5% dalam Ringel Laktat,
• Dextrose 10% dalam air,
• Dextrose 20% dalam air,
• NaCl 3%,
• NaCl 5%,
• Larutan Hiperalimentasi,
• Albumin 25%.

Berdasarkan Tujuan penggunaanya


• . Pemberian Nutrisi, contohnya :
• D5W,
• Dextrose 5% dalam 0,45% Sodium Chloride.
• 2. Pemberian Elektrolit, contohnya :
• Normal Saline (NS),
• Larutan Ringer (Sodium, Cl, Potassium dan Kalsium),
• Ringel Laktat, RL.
• 3. Perbaikan Asam / Netralisir Asidosis Metabolik, contohnya :
• Ringer Laktat / RL
4. Perbaikan Basa / Netralisir Alkalosis Metabolik, contohnya :
• Dextrose 5% dalam NaCl 0,45%,
• NaCl 0,9%.
5. Blood Volume Expanders / Peningkatan volume darah karena kehilangan arah/plasma darah
dalam jumlah besar (hemoragi, luka bakar berat), contohnya :
• Dextran,
• Plasma,
• Human Serum Albumin.

Cairan infus yang berada di pasaran :

1. Elektrolit :
- Larutan NaCl 0.9%
- Larutan Ringer
- Larutan Ringer Laktat
- Larutan Hartmann
- Larutan Darrow
- Larutan Na Laktat 1/6 molar
- Larutan NaHCO3 7.5% dan 8.4%
- Larutan Dialisis

Gambar 19. Contoh Cairan Elektrolit

2. Karbohidrat (dengan elektrolit) :


- Larutan Glukosa 5%, 10%, 20%, 40%
- Larutan Dextrose 5%, 10%, 20%, 50%
- Larutan Fruktose 5%
- Larutan Maltose 10%
- Larutan Ringer-Dextrose
- Larutan Dextrose 5% dengan NaCl 0.9%, NaCl 0.45% atau NaCl 0.225%
- Larutan Dextrose 10% dengan NaCl 0.9%
Gambar 20. Contoh cairan Karbohidrat (dengan Elektrolit)

3. Larutan Protein :
- Larutan L-Asam Amino 350 kcal
- Larutan L-Asam Amino 600 kcal, 500 kcal dengan Sorbitol
- Larutan L-Asam Amino 1000 kcal

Gambar 21. Contoh Larutan Protein


4. Plasma Expander :
- Dextran 70
- Dextran 40
- Human Albumin 5%, 25%

- Human Plasma
Gambar 21. Contoh Larutan Plasma Expander

Indikasi Terapi Intravena


1. Keadaan emergency (misal pada tindakan CPR/RJP), yang memungkinkan pemberian obat
langsung kedalam vena.
2. Keadaan yang membutuhkan respon yang cepat terhadap pemberian obat
3. Mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus menerus melalui Intravena
4. Mendapat terapi obat yang tidak bisa diberikan melalui oral atau intramuskular
5. Membutuhkan koreksi/pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
6. Sakit akut atau kronis yang membutuhkan terapi cairan
7. Mendapatkan transfusi darah
8. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum dilakukannya prosedur seperti pada operasi
besar dengan resiko pendarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi
syok, juga untuk memudahkan pemberian obat
9. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, semisal resiko dehidrasi (kekurangan
cairan), dan syok (mengancam nyawa) sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba) sehingga
tidak dapat dipasang jalur infus

Kontra Indikasi Terapi Intravena


1. Daerah yang memiliki tanda-tanda infeksi, infiltrasi atau trombosis
2. Daerah yang berwarna merah, kenyal, bengkak dan hangat saat disentuh
3. Vena dibawah infiltrasi vena sebelumnya atau di bawah area plebitis
4. Vena yang sklerotik atau bertrombus
5. Lengan dengan fistula arteriovenosa
6. Lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan darah, atau kerusakan kulit
7. Lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu)
8. Lengan yang mengalami luka bakar
CHALELENGE TEST
Nilai CVP : 6 - 12 mmHg (FCCS)
• 1 cm H2O = 0,7 mmHg 1 mmHg = 1,3 cmH2O
Bila nilai CVP
• < 7,8 cmH2O : Loading cairan 200 ml
• 7,8 – 13,6 cmH2O : Loading cairan 100 ml
• > 13,6 : Loading cairan 50 ml
Ukuran Kateter
• Idealnya gunakan ukuran gauge kecil. Panjang jarum 2 – 3 cm, unt vena dalam 5 cm.
 24 G – Infant, anak-anak / dewasa pd vena kecil
 20, 22 G – Medical ps, maintenance dan nutrisi
 18 G – Transfusi, replacement cairan
 16 G – Ts trauma, operasi mayor, replacement cairan
• Vena dengan aliran besar untuk;
 cairan hipertonik, cairan dextrose > 5%, , elektrolit
 obat asam/iritan, metronidazole, obat sitotoksik, vancomisin, tetrasiklin, sefalosporin,
eritomisin, dll
Pemasangan Infus
Pemasangan infus termasuk salah satu prosedur medis yang paling sering dilakukan sebagai
tindakan terapeutik. Pemasangan infus dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan larutan ke
dalam tubuh secara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara cepat.
Bahan yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-obatan. Istilah khusus untuk infus
darah adalah transfusi darah. Indikasi infus adalah menggantikan cairan yang hilang akibat
perdarahan, dehidrasi karena panas atau akibat suatu penyakit, kehilangan plasma akibat luka
bakar yang luas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pemasangan infus adalah:
a. Sterilitas : Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak menyebabkan infeksi lokal
pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan
bakteremia dan sepsis. Beberapa hal perlu diperhatikan untuk mempertahankan standard sterilitas
tindakan, yaitu :
1)Tempat tusukan harus disucihamakan dengan pemakaian desinfektan (golongan iodium, alkohol
70%).
2) Cairan, jarum dan infus set harus steril.
3) Pelaku tindakan harus mencuci tangan sesuai teknik aseptik dan antiseptik yang benar dan
memakai sarung tangan steril yang pas di tangan.
4) Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar.
Pemilihan tempat juga mempertimbangkan besarnya vena. Pada orang dewasa biasanya vena
yang dipilih adalah vena superficial di lengan dan tungkai, sedangkan anak-anak dapat juga
dilakukan di daerah frontal kepala.
b. Fiksasi : Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau tercabut. Apabila
kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk dinding vena bagian dalam sehingga terjadi
hematom atau trombosis.
c. Pemilihan cairan infus : Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pemberian
cairan.
d. Kecepatan tetesan cairan :
Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka tekanan dari luar ditinggikan atau menempatkan
posisi cairan lebih tinggi dari tubuh. Kantung infus dipasang ± 90 cm di atas permukaan tubuh,
agar gaya gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan cukup kuat sehingga cairan masuk ke dalam
pembuluh darah. Kecepatan tetesan cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa volume tetesan tiap set infus satu dengan yang lain tidak selalu sama
dan perlu dibaca petunjuknya.
e. Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau terlepas
sambungannya.
f. Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada penggunaan kateter
intravena berukuran kecil karena lebih mudah tersumbat.
g. Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau mengalami spasme.
h. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah terpasang.

Prosedur tindakan :

1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang mudah dijangkau
oleh dokter/ petugas.

- Cairan yang diperlukan, sesuaikan cairan dengan kebutuhan pasien.


- Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus, penjepit selang infus untuk
mengatur kecepatan tetesan.
- jenis infus set berdasarkan penggunaannya : Macro drip seet, Micro drip set, Tranfusion Set,
Kateter intravena (IV catheter) :
- Desinfektan : kapas alkohol, larutan povidone iodine 10%
- Kassa steril, plester, kassa pembalut
- Torniket Gunting
- Bengkok
- Tiang infus
- Perlak kecil
- Bidai, jika diperlukan (untuk pasien anak)
- Sarung tangan steril yang tidak mengandung bedak
- Masker
- Tempat sampah medis Persiapan penderita
- Dilihat kembali apakah alat, obat dan cairan yang disiapkan sudah sesuai dengan identitas
atau kebutuhan pasien.

- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat, obat dan
cairan yang akan diberikan kepada pasien.

Gambar 5. Alat-alat pemasangan infus disiapkan di tray alat

2. Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus.


3. Memasang infus set pada kantung infuse :
- Buka tutup botol cairan infus.
- Tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran infus.
- Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran selang sehingga tidak ada
udara pada saluran infus, lalu dijepit dan jarum ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai
½ penuh.
- Gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus.
Gambar 6. Menusukkan pipa saluran udara ke dalam botol cairan infus

Gambar 7. Membuang udara dalam saluran infus

4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.

Gambar 8. Memasang torniket


6. Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah tempat suntikan.
Gambar 9. Desinfeksi area tusukan

7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas, membentuk sudut
30-40o terhadap permukaan kulit.

Gambar 10. Bevel jarum menghadap ke atas

8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir keluar.

Gambar 11. Jarum masuk lumen vena, darah terlihat mengalir keluar ( )

9. Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet) kira-kira 1 cm ke arah
luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum agar jarum tidak melukai dinding vena
bagian dalam. Dorong kateter vena sejauh 0.5 – 1 cm untuk menstabilkannya.
Gambar 12. Tangan kanan menarik stylet ke arah luar, sambil tangan kiri memfiksasi vena

10. Tarik stylet keluar sampai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang memfiksasi bagian
proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang berwarna putih ke dalam vena.

Gambar 13. Tarik stylet keluar, kemudian dorong seluruh bagian kateter ke dalam vena

11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan kantung infus atau
kantung darah.

Gambar 14. Hubungkan infus set dengan kateter vena


13. Penjepit selang infus dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan.
Gambar 15. Penjepit selang infus : (kiri) posisi dikencangkan, (kanan) posisi dilonggarkan
14. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan plester.
15. Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan.
16. Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi dengan plester.

Gambar 16. Tutup dengan kassa steril, fiksasi dengan plester dan bidai

17. Pada anak, anggota gerak yang dipasang infus dipasang bidai (spalk) supaya jarum tidak mudah
bergeser.

Gambar 17. Bidai untuk fiksasi pada pemasangan infus anak


18. Buanglah sampah ke dalam tempat sampah medis, jarum dibuang ke dalam sharp disposal
(jarum tidak perlu ditutup kembali).
19. Bereskan alat-alat yang digunakan.
20. Cara melepas infus : bila infus sudah selesai diberikan, plester dilepas, jarum dicabut dengan
menekan lokasi masuknya jarum dengan kapas alkohol, kemudian diplester.
Jarum infus ada 2 macam, yaitu :
1. Jarum dan kateter menjadi satu :
- Jarum infus biasa
- Wing needle
2. Jarum bisa dilepas, tinggal kateter dalam vena (misal : abbocath)
Untuk tipe jarum yang bisa dilepas, dianjurkan hanya digunakan paling lama 72 jam, sedangkan bila
jarum dan kateter menjadi satu hanya dianjurkan dipakai 48 jam, untuk selanjutnya diganti.
Cara mengatur kecepatan tetesan : Supaya masuknya cairan sesuai dengan kebutuhan yang
dijadwalkan, pemberian cairan infus harus dihitung jumlah tetesan per menitnya.
Untuk menghitung jumlah milliliter cairan yang masuk tiap jam dapat dihitung dengan rumus :
mL per jam = tetesan per menit x faktor tetesan
faktor tetesan = 60/w
w = jumlah tetesan yang dikeluarkan oleh infus set untuk mengeluarkan 1 mL
cairan
Misalnya :
Infus set dapat mengeluarkan 1 mL cairan dalam 15 tetesan, berarti faktor tetesan = 60/15 = 4. Jadi bila
infus set tersebut memberikan cairan dengan kecepatan 25 tetes per menit berarti cairan yang masuk
sebanyak 25 x 4 = 100 mL per jam.
Untuk berbagai infus set sudah ditentukan besarnya tetesan per mL Bila dalam infus set tidak
disebutkan jumlah tetesan per mL berarti faktor tetesannya=4.
Penghitungan jumlah tetesan per menit secara sederhana adalah :
Tetesan/menit (normal) = jumlah cairan yang akan diberikan (mL) : Lamanya infus akan diberikan (jam)
x3
Tetesan/menit (mikro) = jumlah cairan yang akan diberikan (mL) :Lamanya infus akan diberikan (jam)

Perhitungan kalori beberapa larutan infus :


- Kebutuhan kalori rata-rata 30 kcal/kgBB, anak-anak 1500 kcal/m2 luas permukaan tubuh
- 500 mL larutan Dextrose 5% = 102.5 kcal
- 500 mL larutan Dextrose 10% = 205 kcal - 500 mL larutan NaCl 0.9% = tidak mengandung kalori - 500
mL darah = 74 kcal - 500 mL Albumin 5% = 110 kcal
- 500 mL plasma = 120 kcal

Kegagalan pemberian infus :


1. Jarum infus tidak masuk vena (ekstravasasi cairan infus).
2. Pipa infus tersumbat (misalnya karena jendalan darah) atau terlipat.
3. Pipa penyalur udara tidak berfungsi.
4. Jarum infus atau vena terjepit karena posisi lengan tempat masuknya jarum dalam keadaan fleksi.
5. Jarum infus bergeser atau menusuk keluar ke jaringan di luar vena (ekstravasasi cairan infus dan
darah).

Komplikasi yang dapat terjadi :


1. Phlebitis
2. Hematoma
3. Ekstravasasi cairan, ditandai dengan :
- Aliran cairan melambat atau terhenti
- Pembengkakan, area yang mengalami pembengkakan berwarna lebih pucat daripada area
sekitarnya.
- Nyeri, nyeri tekan atau rasa terbakar di sekitar pembengkakan.
- Bila terjadi ekstravasasi cairan, pindahkan infus ke lokasi lain.
4. Infeksi lokal atau sistemik
5. Melukai serabut syaraf
6. Emboli udara : gejalanya adalah nyeri dada dan sakit kepala.

Yang perlu diperhatikan mahasiswa dalam melakukan pemasangan infus:


1. Pemilihan abbocath harus disesuaikan dengan kasus mulai dari pasien anak sampai dewasa
2. Harus dijaga sterilitas alat – alat yang digunakan (paling sering lupa yaitu sterilitas pada abbocath
dan
ujung infus set)
3. Jangan lupa mempersiapkan pemasangan infus set dengan cairan infus karena banyak yang lupa
4. Tandanya jika abbocath masuk dalam pembuluh darah yaitu ada darah yang keluar
5. Dan waktu abbocath dihubungkan dengan infus set untuk cairan infus harus menetes
6. Plester jangan lupa disiapkan saat menyiapkan alat

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Cairan dan Elektrolit


Pengkajian
Riwayat Keperawatan :
- Riwayat intake cairan & makanan 24 jam yg lalu
- BB sebelum sakit
- Riwayat kehilangan cairan : Diare, muntah-muntah
- Keluhan yg berhubungan dg < / > cairan, elektrolit
- Adanya penyakit kronis / pengobatan yg
mengganggu keseimbangan cairan dan elektrolit

Pemeriksaan Tanda-Tanda Klinis


- Neurologis : kesadarann
- BB, vital sign
- Jlh intake dan out put dlm 24 jam
- Kulit : suhu, kelembaban, turgor, warna
- Rongga mulut : membran mukosa, lidah saliva
- Mata : Penglihatan, edema, tekanan bola mata
- Cardiovasculer : V.Jugularis, CRT
- Paru-paru : RR, suara nafas, perkusi paru, compliance

DIAGNOSA KEPERAWATAN :

- Hiprvolemia
- Hipovolemia
- Kesiapan Peningkatan keseimbangan Cairan
- Risiko hypovolemia
- Risiko Ketidakseimnagan cairan
- Risiko ketidakseimbangan elektrolit
- Risiko syok
Lihat di SDKI, SLKi dan SIKI Untuk uraian masing masing Diagnosis Keperawatan (lihat di
SDKI), Kriteria hasil (lihat di SLKI), dan intervensi keperawatan (lihat di SIKI)

KOREKSI ELEKTROLIT

NATRIUM
- Normal : 135 – 145 meq/liter
- ( Na normal – Na hasil ) x 0,6 x BB
- Catatan :
= Koreksi maksimal 12 mEq/hari
= Harus perlahan-lahan ~ cegah edema serebral
= Perhitungan seperti defisit Air

KALIUM
- Normal : 3,5 – 5,0 meq/ liter
- (K normal – K hasil ) x BB) x 1/3
- Koreksi maksimal 25 mEq/jam, & 40 mEq/jam jika disertai dg
kelainan EKG, dg pelarut minimal 1 : 1
- Standar kalium 4,5

CALSIUM
- Normal : 4,7 s/d 5,2mg/dl
- Koreksi 20 mg/kgBB

OUT PUT

1. IWL
- Tergantung dari : usia, BB,
- Suhu
2. Kerja fisik
3. Kondisi atmosfier
4. Urine :
- Lebih dari 3 th : 1 – 2 ml/kg BB/jam
- Kurang 3 th : 3 – 4 ml/kg BB/jam

Insensible Loss (IWL)


.
 Merupakan kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru
 Penghitungan :
o Dewasa : 10 - 15 cc/kgBB/hari
o Anak : (30 – usia (th)) cc/kgBB/hari
o Jika ada kenaikan suhu = 10% dari kebutuhan cairan untuk setiap peningkatan 1 0C
Test Laboratorium untuk Mengevaluasi Status Cairan
• Osmolaritas urine : 50 – 1400 mOsm/kg
• Berat Jenis Urine : 1.001 sampai 1.040
• Nitrogen Urea Darah (BUN) : 10 – 20 mg/dl.
• Kreatinin serum : 0,6 – 1,5 mg/dl
• Hematokrit : 40 % - 54 % (pria)
37 % - 47 % (wanita)

KEHILANGAN KALIUM
1. Urine : ~ 20 mEq/hari
Normal : eksresi K+ = asupan makanan sehari-hari
2. Faeces : ~ 5 -10 mEq/hari
3. Kulit : ~ 5 mEq/hari
4. Deposit pd jaringan (pertumbuhan dan perbaikan/ sintesa protein) : ~ 3
mEq/gram Nitrogen)
N : diabaikan : Sakit/penyembuhan 3 - 5 gr Nitrogen
KESEIMBANGAN KALIUM : Asupan = pengeluaran

Perhitungan Tetesan
Jenis Set Infus
 Blood Set 1 Ml = 15 Tetes
 Makro Parenteral Set = 20 Tetes
 Microdrip Parenteral Set = 60 Tetes
Tetesan X Waktu = Jumlah
Jenis Set Infus

MONITORING
• Lakukan observasi pd daerah insersi adakah komplikasi , sistemik maupun lokal seperti :
- Infiltrasi
- Plebitis
- Beban cairan berlebih
- Emboli udara
- Perdarahan /hematom
- Infeksi
- Trombus

Perasawatan saar Re-Dressing


• Lepas infus:
tanda2 infeksi, Malfungsi
• Monitor visual tempat penusukan
• Dukung pasien melapor jk tidak nyaman
Yakinkan perawatan daerah tusukan sesuai dng material kateter

Komplikasi Infus Perifer


• PLEBITIS (terbanyak) Risiko INFEKSI ↗
• Tromboplebitis, Ekstravasasi, Infiltrasi
• Hematoma, Clotting & obstruksi
• Infeksi aliran darah (BSI)-jarang**
- Mortalitas & mordibitas, ↗, LOS ↗
- USA: 250.00- 500.000 /th (cost 4.000 – 56.000 $/epis
Dokumentasi
– Jenis cairan yang dimasukan
– Infus : kecepatan, dosis, pengencer
– Kateter IV: tipe, panjang, ukuran (gauge)
– Tanggal & waktu prosedur (pemasangan)
– jumlah & lokasi penusukan
– Sekali tusuk atau tidak?
– Nama perawat, dressing
Lain-lain:
• Pengkajian rencana pulang
• Inform consent, dll.

KESIMPULAN

Terapi Cairan :
- Kehilangan Intravaskuler : Kristaloid Koloid
- Kehilangan interstitiel : Kristaloid
- Kehilangan intraseluler : Dextrose
Tujuan utama dari terapi cairan dan elektrolit
- Perfusi jaringan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nutrisi teratasi

3. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN (Skill-Building)


Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah upaya mahasiswa dalam melakukan
internalisasi pemahaman materi dengan melaksanakan demonstrasi dan redemonstrasi
pemasangan infus,menentukan cairan yang tepat diberikan, menghitung tetesan infus dan
melaksanakan Latihan mandiri pemasangan infus’’
Hitung tetesan infus apabila menggunakan tetesan makro dan mikro,, cairan infus 500 cc harus
habis dalam waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jjam dan 24 jam
Identifikasi kasus dibawah ini dan boleh di kerjakan dalam kelompok tetapi di post per
individu. pilih salah satu kasus dibawah ini !

SKENARIO LATIHAN
Kasus 1
Seorang pasien wanita, Nn. J, usia 20 tahun, datang ke UGD Puskesmas Rawat Inap dengan
keluhan utama diare, muntah, dan demam sejak 2 hari terakhir. Frekuensi diare 7-10x sehari,
konsisTekanan Darah cair, tidak didapatkan lendir maupun darah. Pasien juga mengeluh muntah
tiap kali kemasukan makanan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Vital Sign : Tekanan Darah
70/50 mmHg Nadi 120x/menit RR 28x/menit Suhu 38,6 derajat Celcius.
Pertanyaan :
a. Analisa data ( lengkapi data mayor dan minor dari SDKI) dan tegakkan Diqnosis
Keperawatan !
b. Tentukan definisi dan kritria hasil keperawatan
c. Tentukan Intervensi Keperawatan yang bersifat observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi ( untuk kolaborasi tentukan terapi cairan yang tepat untuk pasien)

Kasus 2
Seorang pasien laki-laki 55 tahun datang diantar keluarganya ke UGD Rumah Sakit degan keluhan
demam, sesak nafas, dan ada luka di kaki sebelah kirinya. Demam sudah sejak 5 hari yang lalu,
sedangkan luka di kaki sejak 6 hari yang lalu. Riwayat DM dan HiperTekanan Darah, pasien jarang
kontrol ke dokter. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Vital Sign : Tekanan Darah 80/40
mmHg Nadi 128x/menit RR 32x/menit Suhu 38,5 derajat Celcius Pemeriksaan Lab : GDS 600
mg/dl.
Pertanyaan :
a. Analisa data ( lengkapi data mayor dan minor dari SDKI) dan tegakkan Diqnosis
Keperawatan !
b. Tentukan definisi dan kritria hasil keperawatan
c. Tentukan Intervensi Keperawatan yang bersifat observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi ( untuk kolaborasi tentukan terapi cairan yang tepat untuk pasien)

Kasus 3
Seorang pasien perempuan berusia 73 tahun datang diantar keluarganya ke UGD Rumah Sakit
dengan keluhan bengkak di kedua kakinya. Bengkak sudah sejak 1 minggu yang lalu.. Pasien
memiliki riwayat penyakit hati (Chirosis Hepatis), pasien jarang kontrol ke dokter. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan : Vital Sign : Tekanan Darah 140/80 mmHg Nadi 84x/menit RR
20x/menit Suhu 36,5 derajat Celcius Pemeriksaan Lab : Albumin darah 2,1 mg/dl Berikan
penanganan terapi cairan/infus yang tepat untuk mengatasi kedua kaki pasien yang bengkak ini !
Pertanyaan :
a. Analisa data ( lengkapi data mayor dan minor dari SDKI) dan tegakkan Diqnosis
Keperawatan !
b. Tentukan definisi dan kritria hasil keperawatan
c. Tentukan Intervensi Keperawatan yang bersifat observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi ( untuk kolaborasi tentukan terapi cairan yang tepat untuk pasien)

Kasus 4
Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun datang diantar keluarganya ke UGD Rumah Sakit
dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai sakit kepala, muntah, mimisan,
dan perdarahan gusi. Beberapa tetangga pasien ada yang mengalami keluhan yang serupa. Dari
hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Vital Sign : Tekanan Darah 80/60 mmHg Nadi 110x/menit RR
20x/menit Suhu 38,5 derajat Celcius Pemeriksaan Lab : Lekosit 1500/mm3 Trombosit 10.000/mm3
Berikan penanganan terapi cairan/infus yang tepat untuk pasien ini!
Pertanyaan :
a. Analisa data ( lengkapi data mayor dan minor dari SDKI) dan tegakkan Diqnosis
Keperawatan !
b. Tentukan definisi dan kritria hasil keperawatan
c. Tentukan Intervensi Keperawatan yang bersifat observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi ( untuk kolaborasi tentukan terapi cairan yang tepat untuk pasien)

4. MENGECEK PEMAHAMAN
a. Jelaskan apa yang dimaksud cairan resusitasi dan contohnya!
b. Jelaskan apa ang dimaksud cairan rumatan dan contohnya!
c. Hitung produksi urin normal dan IWL pada pasien dengan berat badan 50 kg!
d. Seorang pasien mendapatkan infus Ringer Laktat (RL) 0,9% 500 cc selama 8 jam dari jam
08.00-16.00. Pada saat dilakukan pegecekan oleh perawat jam 14.00 cairan infus masih tersisa
200 cc. Hitung tetesan infus yang harus di atur supaya habis di jam 16.00!
e. Hasil pengkajian pada seorang pasien gagal jantung dengan berat badan 60 kg, didapatkan
produksi urin pasien 350 cc/24jam, Hitung berapa banyak jumlah minuman yang harus diberikan
untuk mendukung pembatasan cairan pasien !
f. Hitung Balance cairan pasien dengan berat badan 50 kg apabila intake 1500cc, produksi urin
800 cc!
g. Sebutkan komplikasi yang sering terjadi pada psien yang terpasang infus !

5. PENUTUP PEMBELAJARAN
Sekarang Anda akan menandai (melingkari) sesi yang telah Anda selesaikan hari ini di pelacak di
bawah ini. Ini hanyalah visual untuk membantu Anda melacak berapa banyak pekerjaan yang telah
Anda selesaikan dan berapa banyak pekerjaan yang tersisa untuk dilakukan.

Teori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Praktikum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Tuliskan 3 ringkasan yang telah anda pelajari dan pahami:


1.

2.

3.

Tuliskan 2 hal (materi/ dll) yang ingin anda pelajari terkait materi saat ini:
1.
2.

Tuliskan 1 pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami:


1.
- Kunci Jawaban

Dokumen ini adalah milik HORIZON EDUCATION

Anda mungkin juga menyukai