Medikal Bedah 1
Modul #1 Lembar Kegiatan Mahasiswa
1. Introduction
Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga semuanya dalam keadaan
sehat walafiat. Pada kesempatan ini kita akan membahas terkait Terapi cairan dan elektrolit
dan asam basa
b. Tuliskan apa yang anda ketahui terkait indikasi terapi cairan Intra Vena ?
c. Tuliskan apa yang anda ketahui terkait komplikasi pemasangan terapi Intravena ?
_________________________________________________________________________
2. KELEBIHAN CAIRAN
Penyebab :
1. Payah jantung
2. Intake yg berlebihan
Gejala :
- Dispnea, orthopnea, BB meningkat, JVP meningkat, ronchi (+), CVP meningkat
Rumatan :
Yaitu memenuhi kebutuhan tubuh karena fungsi saluran cerna terganggu (shg tidak bisa
mencukupi kebutuhan tubuh).
1. Volume
2. Elektrolit Na & K (utama)
3. Kalori
4. Protein & lemak
5. Vitamin & micro nutrient
Cairan Koloid
• Mengandung molekul protein atau molekul lain dg ukuran besar
• Protein/molekul sulit menembus dinding kapiler / dinding sel eliminasi melalui proses
metabolisme
• Cairan koloid dapat bertahan lama di intravaskuler efek volume > besar
• Protein/molekul ini mampu menarik air dari sel ke dalam intravaskuler bila terjadi terus
menerus dehidrasi
Beberapa sifat Gelatin
Tidak terakumulasi dalam tubuh.
Tidak mengganggu faal ginjal.
Tidak mengganggu faal koagulasi darah.
Punya volume effect yg cukup ( 2 - 4 jam)
Mengeluarkan histamin.
TERAPI INTRAVENA
Pengertian Terapi Intravena (Infus) Terapi Intravena (IV) adalah menempatkan cairan steril melalui
jarum, langsung ke vena pasien. Biasanya cairan steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium,
kalium), nutrient (biasanya glukosa), vitamin atau obat (Brunner & Sudarth, 2002). Terapi intravena
adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh
vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh
(Darmadi,2010). Terapi intravena (IV) digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak
dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang dirperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme dan
memberikan medikasi (Perry & Potter, 2006)
Tujuan Pemberian Terapi Intravena (Infus) Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang
mengandung air, elektrolit,vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan
secara adekuat melalui oral, memperbaiki keseimbangan asambasa, memperbaiki volume
komponen-komponen darah, memberikan jalan 14 masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam
tubuh, memonitor tekanan vena sentral (CVP), memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan
mengalami gangguan (Perry & Potter, 2006).
1. Memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein,
lemak, dan kalori, yang mana sudah tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui
pemberian oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam dan basa.
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah.
4. Menyediakan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
5. Memonitor tekanan vena sentral (CVP).
6. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan diistirahatkan yang bisa disebabkan karena
gangguan penyakit atau cedera.
1. Elektrolit :
- Larutan NaCl 0.9%
- Larutan Ringer
- Larutan Ringer Laktat
- Larutan Hartmann
- Larutan Darrow
- Larutan Na Laktat 1/6 molar
- Larutan NaHCO3 7.5% dan 8.4%
- Larutan Dialisis
3. Larutan Protein :
- Larutan L-Asam Amino 350 kcal
- Larutan L-Asam Amino 600 kcal, 500 kcal dengan Sorbitol
- Larutan L-Asam Amino 1000 kcal
- Human Plasma
Gambar 21. Contoh Larutan Plasma Expander
Prosedur tindakan :
1. Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita di tempat yang mudah dijangkau
oleh dokter/ petugas.
- Dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluwarsa dari setiap alat, obat dan
cairan yang akan diberikan kepada pasien.
4. Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih dan kering.
5. Lengan penderita bagian proksimal dibendung dengan torniket.
7. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum menghadap ke atas, membentuk sudut
30-40o terhadap permukaan kulit.
8. Bila jarum berhasil masuk ke dalam lumen vena, akan terlihat darah mengalir keluar.
Gambar 11. Jarum masuk lumen vena, darah terlihat mengalir keluar ( )
9. Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena (stylet) kira-kira 1 cm ke arah
luar untuk membebaskan ujung kateter vena dari jarum agar jarum tidak melukai dinding vena
bagian dalam. Dorong kateter vena sejauh 0.5 – 1 cm untuk menstabilkannya.
Gambar 12. Tangan kanan menarik stylet ke arah luar, sambil tangan kiri memfiksasi vena
10. Tarik stylet keluar sampai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari yang memfiksasi bagian
proksimal vena. Dorong seluruh bagian kateter vena yang berwarna putih ke dalam vena.
Gambar 13. Tarik stylet keluar, kemudian dorong seluruh bagian kateter ke dalam vena
11. Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter vena.
12. Pasang infus set atau blood set yang telah terhubung ujungnya dengan kantung infus atau
kantung darah.
Gambar 16. Tutup dengan kassa steril, fiksasi dengan plester dan bidai
17. Pada anak, anggota gerak yang dipasang infus dipasang bidai (spalk) supaya jarum tidak mudah
bergeser.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
- Hiprvolemia
- Hipovolemia
- Kesiapan Peningkatan keseimbangan Cairan
- Risiko hypovolemia
- Risiko Ketidakseimnagan cairan
- Risiko ketidakseimbangan elektrolit
- Risiko syok
Lihat di SDKI, SLKi dan SIKI Untuk uraian masing masing Diagnosis Keperawatan (lihat di
SDKI), Kriteria hasil (lihat di SLKI), dan intervensi keperawatan (lihat di SIKI)
KOREKSI ELEKTROLIT
NATRIUM
- Normal : 135 – 145 meq/liter
- ( Na normal – Na hasil ) x 0,6 x BB
- Catatan :
= Koreksi maksimal 12 mEq/hari
= Harus perlahan-lahan ~ cegah edema serebral
= Perhitungan seperti defisit Air
KALIUM
- Normal : 3,5 – 5,0 meq/ liter
- (K normal – K hasil ) x BB) x 1/3
- Koreksi maksimal 25 mEq/jam, & 40 mEq/jam jika disertai dg
kelainan EKG, dg pelarut minimal 1 : 1
- Standar kalium 4,5
CALSIUM
- Normal : 4,7 s/d 5,2mg/dl
- Koreksi 20 mg/kgBB
OUT PUT
1. IWL
- Tergantung dari : usia, BB,
- Suhu
2. Kerja fisik
3. Kondisi atmosfier
4. Urine :
- Lebih dari 3 th : 1 – 2 ml/kg BB/jam
- Kurang 3 th : 3 – 4 ml/kg BB/jam
KEHILANGAN KALIUM
1. Urine : ~ 20 mEq/hari
Normal : eksresi K+ = asupan makanan sehari-hari
2. Faeces : ~ 5 -10 mEq/hari
3. Kulit : ~ 5 mEq/hari
4. Deposit pd jaringan (pertumbuhan dan perbaikan/ sintesa protein) : ~ 3
mEq/gram Nitrogen)
N : diabaikan : Sakit/penyembuhan 3 - 5 gr Nitrogen
KESEIMBANGAN KALIUM : Asupan = pengeluaran
Perhitungan Tetesan
Jenis Set Infus
Blood Set 1 Ml = 15 Tetes
Makro Parenteral Set = 20 Tetes
Microdrip Parenteral Set = 60 Tetes
Tetesan X Waktu = Jumlah
Jenis Set Infus
MONITORING
• Lakukan observasi pd daerah insersi adakah komplikasi , sistemik maupun lokal seperti :
- Infiltrasi
- Plebitis
- Beban cairan berlebih
- Emboli udara
- Perdarahan /hematom
- Infeksi
- Trombus
KESIMPULAN
Terapi Cairan :
- Kehilangan Intravaskuler : Kristaloid Koloid
- Kehilangan interstitiel : Kristaloid
- Kehilangan intraseluler : Dextrose
Tujuan utama dari terapi cairan dan elektrolit
- Perfusi jaringan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nutrisi teratasi
SKENARIO LATIHAN
Kasus 1
Seorang pasien wanita, Nn. J, usia 20 tahun, datang ke UGD Puskesmas Rawat Inap dengan
keluhan utama diare, muntah, dan demam sejak 2 hari terakhir. Frekuensi diare 7-10x sehari,
konsisTekanan Darah cair, tidak didapatkan lendir maupun darah. Pasien juga mengeluh muntah
tiap kali kemasukan makanan. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Vital Sign : Tekanan Darah
70/50 mmHg Nadi 120x/menit RR 28x/menit Suhu 38,6 derajat Celcius.
Pertanyaan :
a. Analisa data ( lengkapi data mayor dan minor dari SDKI) dan tegakkan Diqnosis
Keperawatan !
b. Tentukan definisi dan kritria hasil keperawatan
c. Tentukan Intervensi Keperawatan yang bersifat observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi ( untuk kolaborasi tentukan terapi cairan yang tepat untuk pasien)
Kasus 2
Seorang pasien laki-laki 55 tahun datang diantar keluarganya ke UGD Rumah Sakit degan keluhan
demam, sesak nafas, dan ada luka di kaki sebelah kirinya. Demam sudah sejak 5 hari yang lalu,
sedangkan luka di kaki sejak 6 hari yang lalu. Riwayat DM dan HiperTekanan Darah, pasien jarang
kontrol ke dokter. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Vital Sign : Tekanan Darah 80/40
mmHg Nadi 128x/menit RR 32x/menit Suhu 38,5 derajat Celcius Pemeriksaan Lab : GDS 600
mg/dl.
Pertanyaan :
a. Analisa data ( lengkapi data mayor dan minor dari SDKI) dan tegakkan Diqnosis
Keperawatan !
b. Tentukan definisi dan kritria hasil keperawatan
c. Tentukan Intervensi Keperawatan yang bersifat observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi ( untuk kolaborasi tentukan terapi cairan yang tepat untuk pasien)
Kasus 3
Seorang pasien perempuan berusia 73 tahun datang diantar keluarganya ke UGD Rumah Sakit
dengan keluhan bengkak di kedua kakinya. Bengkak sudah sejak 1 minggu yang lalu.. Pasien
memiliki riwayat penyakit hati (Chirosis Hepatis), pasien jarang kontrol ke dokter. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan : Vital Sign : Tekanan Darah 140/80 mmHg Nadi 84x/menit RR
20x/menit Suhu 36,5 derajat Celcius Pemeriksaan Lab : Albumin darah 2,1 mg/dl Berikan
penanganan terapi cairan/infus yang tepat untuk mengatasi kedua kaki pasien yang bengkak ini !
Pertanyaan :
a. Analisa data ( lengkapi data mayor dan minor dari SDKI) dan tegakkan Diqnosis
Keperawatan !
b. Tentukan definisi dan kritria hasil keperawatan
c. Tentukan Intervensi Keperawatan yang bersifat observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi ( untuk kolaborasi tentukan terapi cairan yang tepat untuk pasien)
Kasus 4
Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun datang diantar keluarganya ke UGD Rumah Sakit
dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai sakit kepala, muntah, mimisan,
dan perdarahan gusi. Beberapa tetangga pasien ada yang mengalami keluhan yang serupa. Dari
hasil pemeriksaan fisik didapatkan : Vital Sign : Tekanan Darah 80/60 mmHg Nadi 110x/menit RR
20x/menit Suhu 38,5 derajat Celcius Pemeriksaan Lab : Lekosit 1500/mm3 Trombosit 10.000/mm3
Berikan penanganan terapi cairan/infus yang tepat untuk pasien ini!
Pertanyaan :
a. Analisa data ( lengkapi data mayor dan minor dari SDKI) dan tegakkan Diqnosis
Keperawatan !
b. Tentukan definisi dan kritria hasil keperawatan
c. Tentukan Intervensi Keperawatan yang bersifat observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi ( untuk kolaborasi tentukan terapi cairan yang tepat untuk pasien)
4. MENGECEK PEMAHAMAN
a. Jelaskan apa yang dimaksud cairan resusitasi dan contohnya!
b. Jelaskan apa ang dimaksud cairan rumatan dan contohnya!
c. Hitung produksi urin normal dan IWL pada pasien dengan berat badan 50 kg!
d. Seorang pasien mendapatkan infus Ringer Laktat (RL) 0,9% 500 cc selama 8 jam dari jam
08.00-16.00. Pada saat dilakukan pegecekan oleh perawat jam 14.00 cairan infus masih tersisa
200 cc. Hitung tetesan infus yang harus di atur supaya habis di jam 16.00!
e. Hasil pengkajian pada seorang pasien gagal jantung dengan berat badan 60 kg, didapatkan
produksi urin pasien 350 cc/24jam, Hitung berapa banyak jumlah minuman yang harus diberikan
untuk mendukung pembatasan cairan pasien !
f. Hitung Balance cairan pasien dengan berat badan 50 kg apabila intake 1500cc, produksi urin
800 cc!
g. Sebutkan komplikasi yang sering terjadi pada psien yang terpasang infus !
5. PENUTUP PEMBELAJARAN
Sekarang Anda akan menandai (melingkari) sesi yang telah Anda selesaikan hari ini di pelacak di
bawah ini. Ini hanyalah visual untuk membantu Anda melacak berapa banyak pekerjaan yang telah
Anda selesaikan dan berapa banyak pekerjaan yang tersisa untuk dilakukan.
Teori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Praktikum
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2.
3.
Tuliskan 2 hal (materi/ dll) yang ingin anda pelajari terkait materi saat ini:
1.
2.