Anda di halaman 1dari 24

Novia Rama 1707101030011

Rian Nanda Putra 170710103010


• Sindroma Terowongan Karpal (STK) merupakan neuropati
tekanan terhadap nervus medianus di dalam terowongan
karpal pada pergelangan tangan, tepatnya di bawah fleksor
retinaculum
• Usia pertengahan (42th)
• Wanita > pria
• Unilateral / bilateral
• Terjadi pada 10% org dewasa
• Paling banyak pada tangan yg dominan
• Setiap kondisi yang mengakibatkan semakin padatnya
terowongan ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan
pada nervus medianus  CTS
• 1. Diabetes, dicurigai keadaan ini menyebabkan hipoperfusi dan hipoksia
jaringan sehingga mempercepat progresifitas pembengkakan dan
pembentukan jaringan.
• 2. Penyakit autoimun atau keadaan sistem imun yang abnormal seperti SLE,
rheumatoid arthritis, dan hipotoroid juga menimbulkan inflamasi di
terowongan kapal.
• 3. Gangguan pada otot, jaringan ikat dan tulang seperti gout, arthritis,
amyloidosis, juga meningkatkan resiko sindroma terowongan karpal.
• 4. Trauma dan riwayat operasi pada tangan walaupun sudah lama
meningkatkan resiko terkena sindroma terowongan karpal.
• 5. Struktur yang abnormal baik pada tangan, pergelangan, maupun lengan
meningkatkan resiko terkena sindroma terowongan karpal.
• Umumnya terjadi gejala sensorik,
motorik hanya pada keadaan yg berat
• Parestesia menonjol pada malam hari
• Baal (numbness)
• Rasa seperti terkena aliran listrik
(tingling) pada jari 1,2,3 dan setengah
sisi radial jari 4
• Nyeri lebih berat pada malam.
Berkurang bila penderita memijat atau
menggerak-gerakkan tangannya atau
bila penderita lebih banyak
mengistirahatkan tangannya.
• Kadang-kadang rasa nyeri dapat
terasa sampai ke lengan atas dan leher
• 1. Faktor okupasi:
• - bekerja dengan cepat
• - melakukan pekerjaan berulang
• - getaran
• -bekejra dengan pekerjaan yang banyak menggunakan tangan

• 2. faktor non okupasi


• - jenis kelamin
• - BMI
• -kehamilan
• - usia
• -merokok
• Para ahli berpendapat bahwa faktor mekanik dan vaskuler
sangat berperan dalam terjadinya CTS sebagian besar
penyakit ini terjadi perlahan-lahan (kronis).
• Pada jaringan pelindung tendon yaitu tenosynovium
membengkak, dicurigai karena cairan synovial yang berfungsi
melindungi dan melumasi tendon tertimbun, + penebalan
fleksor retinakulum  menekan n. Medianus  Tekanan yang
berulang-ulang dan lama pada n. Medianus akan
menyebabkan tekanan intravasikuler meninggi  perlambatan
aliran vena  mengganggu nutrisi intravasikuler,  anoksia 
merusak endotel  menimbulkan kebocoran protein sehingga
terjadi edema epineural  nyeri
• Hipotesa ini dapat menerangkan keluhan yang sering terjadi
pada sindroma terowongan karpal yaitu berupa rasa nyeri dan
sembab terutama malam atau pagi hari, yang akan berkurang
setelah tangan yang bersangkutan digerak-gerakkan atau
diurut, mungkin karena terjadi perbaikan dari gangguan
vaskuler ini.
• Bila keadaan berlanjut  fibrosis epineural dan merusak
serabut saraf atrofi dan diganti jaringan ikat sehingga fungsi
n. Medianus akan terganggu..
• Anamnesis  keluhan pasien
• Pemeriksaan fisik umum
• Pemeriksaan tambahan/ neurologis
1. Wirst extention test 3. Tinel test

2. Phalen test
4. Durkan test (pressure test)
5. Flick sign
Pasien diminta mengibas-ngibaskan tangan, apabila keluhan berkurang
berarti CTS
6. Luthy's sign (bottle's sign)
Penderita diminta melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada botol
atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh dindingnya
dengan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung diagnosa.
• Pemeriksaan neurofisiologis
Pemeriksaan EMG dapat menunjukan berkurangnya jumlah motor
unit pada otot-otot thenar
• Pemeriksaan Radiologis
Untuk melihat penyebabnya apakah fraktur atau atritis
1. Cervical radiculopathy.
Biasanya keluhannya berkurang bila leher diistirahatkan dan
bertambah bila leher bergerak. Distribusi gangguan sensorik
sesuai dermatomnya.
2. Thoracic outlet syndrome.
Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot
thenar. Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari
tangan dan lengan bawah.
3. Pronator teres syndrome.
Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak
tangan daripada CTS karena cabang nervus medianus ke
kulit telapak tangan tidak melalui terowongan karpal.
4. de Quervain's syndrome.
Tenosinovitis dari tendon muskulus abduktor pollicis longus
dan ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan
tangan yang repetitif. Gejalanya adalah rasa nyeri dan
nyeri tekan pada pergelangan tangan di dekat ibu jari.
Finkelstein's test : palpasi otot abduktor ibu jari pada saat
abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah.
• Berhubung Sindroma Terowongan Karpal ini sering didasari
oleh penyakit atau keadaan lain (10-50%), maka terapi
ditujukan untuk Sindroma Terowongan karpal sendiri atau untuk
penyakit serta keadaan lain yang mendasarinya
• 1. Pemasangan bidai di pergelangan tangan pada posisi netral, diharapkan
pergelangan dapat istirahat secara fisiologis dan tekanan dalam
terowongan karpal menjadi lebih minimal.
• 2. Penyuntikan steroid ke dalam terowongan karpal
• Selain untuk terapi Sindroma Terowongan Karpal, penyuntikan steroid yang
dapat menghilangkan atau mengurangi keluhan Sindroma Terowongan
Karpal
• 3. Pengontrolan cairan misalnya diuretika
• 4. Anti inflamasi non steroid atau steroid
• 5. Vitamin B6 (piridoksin).
• 1. keluhan – keluhan yang berat sehingga sangat mengganggu
penderita.
• 2. atrofi otot-otot thenar.
• 3. pemeriksaan EMG yang jelek (Sindroma Terowongan Karpal
berat).
• 4. terapi konservatif tanpa ada perbaikan.Sindroma
Terowongan Karpal akut dengan
• 5. gejala yang hebat/berat.
• 1.prinsip-prinsip ilmu ergonomi pada pekerjaan, yaitu
• - mulai dari sikap kerja
• - perancangan pemegan alat-alat untuk bekerja
• - latihan berguna bagi pekerja yang bekerja
dengan gerak berulang
• - memperlakukan periode istirahat saat bekerja

Anda mungkin juga menyukai