Anda di halaman 1dari 2

Nama : Bagus Febriana R

NIM : 22210039
Mata Kuliah : Apresiasi dan Kajian Puisi
Dosen : Enung Nurhayati, M.Pd. P.hD.

Puisi Artificial Inteligent (AI)


Dalam gelapnya malam, terdengar ratap pilu,
Krisis sosial melanda, tak ada yang terduga.
Keterasingan dan kesepian mengintai jiwa,
Bak hujan lebat, air mata pun berlinang rindu.

Di tengah kota, kerumunan tanpa senyuman,


Kegelisahan menggelayut di setiap sudut jalan.
Ketimpangan membelah, kesenjangan menganga,
Puing-puing harapan terhempas dalam duka.

Keserakahan merajalela, moral terkikis perlahan,


Korupsi dan kebohongan menjalar di setiap ruang.
Harga diri terabaikan, batin tersiksa,
Masyarakat terluka, hati penuh penyesalan.

Namun, ada tetesan harapan di tengah kegelapan,


Dalam sajak dan gerak kebaikan yang takkan padam.
Kita, tangan yang bergerak, suara yang berkata,
Hadir untuk menyembuhkan, menuntun kehidupan yang baru.

Mari, satukan langkah, kebersamaan jadikan senjata,


Tolong-menolong, saling mengasihi, tiada perbedaan.
Krisis sosial terhenti saat kita bergerak bersama,
Membangun dunia yang adil, penuh cinta dan persaudaraan.
Krisis sosial bukanlah ujung dari perjalanan,
Tetapi tantangan yang menguji tekad dan keberanian.
Mari bersama, wujudkan masa depan yang indah,
Di mana setiap jiwa menemukan kebahagiaan yang sejati.

Perasaan saat membaca:


Hasil Identifikasi arti (Denotasi, Konotasi, Simbolik):
No Kutipan Teks Puisi Arti Denotasi Arti Konotasi Simbolik
1
2
3

Tujuan Penyair dalam menulis puisi:

Anda mungkin juga menyukai