Rahmawati S.
111 2016 2063
Pembimbing
dr. Zaenab Djafar, Sp.PD, Sp.JP
•
Kantong
empedu
DEFINISI
Cholecystitis akut adalah peradangan yg biasanya disebabkan
oleh obstruksi saluran keluar kandung empedu, dengan tanda
yg bervariasi dari edema & kongesti sampai infeksi berat
dengan gangren dan perforasi.
Cholecystitis kronik adalah peradangan kandung empedu
dengan gejala yang relatif ringan yang menetap untuk waktu
yg lama.
Kolesistitis akut ringan (derajat 1)
Pasien dengan inflamasi ringan pada kandung empedu, tanpa
disertai disfungsi organ, dan kolesistektomi dapat dilakukan
dengan aman dan berisiko rendah.
Kolesistitis akut sedang (derajat 2)
Salah satu kriteria yang harus dipenuhi adalah :
a. Leukositosis
b. Massa teraba di abdomen kuadran atas
c. Keluhan berlangsung lebih dari 72 jam
d. Inflamasi lokal yang jelas (peritonitis bilier, abses
perikolesistikus, abses hepar, kolesistitis gangrenosa, kolesistitis
emfisematosa)
Kolesistitis akut berat (derajat 3)
a. Disfungsi kardiovaskuler (hipotensi dilatasi dengan dopamin
atau dobutamin)
b. Disfungsi neurologis (penurunan kesadaran)
c. Disfungsi pernapasan (rasio PaO2/FiO2 < 300)
d. Disfungsi renal (oliguria, kreatitin >2mg/dL)
e. Disfungsi hepar (PT-INR > 1,5) f. Disfungsi hematologi
(trombosit
stasis
cairan
empedu
Penyebab utama kolesistitis
akut adalah batu kandung
empedu (90%) sedangkan
sebagian kecil kasus (10%)
timbul tanpa adanya batu
empedu (kolesistitis akut
akalkulus)
Patofisiologi
iskemia
dinding infeksi
kandung kuman
empedu
• Menyumbat duktus sistikus stasis cairan empedu distensi kandung empedu
aliran darah dan limfe menjadi terganggu iskemia dan nekrosis dinding
Batu kandung kandung empedu
empedu
• Trauma atau luka bakar yang serius, dengan periode pascapersalinan yang
menyertai persalinan yang memanjang dan dengan operasi pembedahan besar
nonbiliaris lainnya dalam periode pascaoperatif.
• Faktor lain yang mempercepat termasuk vaskulitis, adenokarsinoma yang
mengobstruksi kandung empedu, diabetes mellitus, torsi kandung empedu
Kolesistitis • Penyakit sistemik lainnya (sarkoidosis, penyakit kardiovaskuler, sifilis,
tuberkulosis, aktinomises).
akalkulus • Pemasangan infus dalam jangka waktu yang lama dan puasa yang
berkepanjangan
Hilang timbul
Nyeri perut
sebelah kanan
atas Kadang
menjalar ke
punggung/bahu
Demam
GEJALA
KLINIS
Mual, muntah
Kuning
Anamnesis :
Nyeri perut kanan atas atau epigastrium
Nyeri menjalar ke bahu kanan atau subskapula (khas)
Mual & muntah
Demam
Pemeriksaan fisik :
Murphy sign (+)
Ikterus ( 20% )
Teraba masa kandung empedu
Laboratorium
Leukositosis
SGOT dan SGPT meningkat
Alkali fosfatase meningkat
Bilirubin total meningkat
Pemeriksaan penunjang
Foto polos abdomen
Tidak dapat memperlihatkan gambaran kolesistitis. 15 %
pasien kemungkinan dapat terlihat batu radiopak
Gambaran kalsifikasi diffus dari kandung empedu (empedu
porselain) keganasan pada kandung empedu.
Ultrasonografi (USG)
memprlihatkan besar, bentuk, penebalan dinding kandung
empedu, batu dan saluran empedu ekstra hepatik.
Nilai kepekaan dan ketepatan USG mencapai 90 – 95%.
Gambaran di USG yang pada kolesistitis akut cairan
perikolestik, penebalan dinding kandung empedu lebih dari 4
mm dan tanda sonographic Murphy.
Pemeriksaan Penunjang
Skintigrafi sal empedu menggunakan zat radioaktif HIDA atau 99n
Tc6 Iminodiacetic acid
Terlihatnya gambaran duktus koledokus tanpa adanya gambaran
kandung empedu pada pemeriksaan kolesistografi oral atau
skintigrafi sangat menyokong kolesistitis akut.
Pemeriksaan CT scan abdomen
kurang sensitif dan mahal, tapi mampu memperlihatkan adanya
abses perikolesisitik yang masih kecil yang mungkin tidak terlihat
dengan pemeriksaan USG.
appendiks yang retrosekal,
perforasi ulkus peptikum
pankreatitis akut
pielonefritis
infark miokard.
Perforasi kandung empedu
Empiema kandung empedu
Sepsis
Kolesistitis emfisematous
Ileus batu kandung empedu
Terapi konservatif
istirahat total,
perbaiki status hidrasi pasien,
pemberian nutrisi parenteral, diet rendah lemak, koreksi elektrolit,
obat penghilang rasa nyeri seperti petidin dan antispasmodik.
Pemberian antibiotik pada fase awal sangat penting untuk
mencegah komplikasi seperti peritonitis, kolangitis dan septisemia.
Golongan ampisilin,
sefalosporin dan metronidazol
cukup memadai untuk
mematikan kuman – kuman
yang umum terdapat pada
kolesistitis seperti E. Coli,
Strep. faecalis dan Klebsiela,
namun pada pasien diabetes
dan pada pasien yang
memperlihatkan tanda sepsis
gram negatif, lebih dianjurkan
pemberian antibiotik
kombinasi.
Berdasarkan rekomendasi Sanford, dapat diberikan
ampisilin/sulbactam dengan dosis 3 gram / 6 jam, IV,
cefalosporin generasi ketiga atau metronidazole dengan dosis
awal 1 gram, lalu diberikan 500 mg / 6 jam, IV. Pada kasus –
kasus yang sudah lanjut dapat diberikan imipenem 500 mg / 6
jam, IV.
Bila terdapat mual dan muntah dapat diberikan anti – emetik
atau dipasang nasogastrik tube
Terapi Bedah
kolesistostomi
Kolesistektomi