Anda di halaman 1dari 15

Referat

LIMFOMA NON-
HODGKIN
Perseptor:
dr. Juspeni Kartika, Sp. PD

› Oleh:
› Widya melianita 17360158
DEFINISI
› Limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker
darah yang muncul dalam sistem limfatik, yang menyebabkan
pembesran kelenjar getah bening.

› Limfoma Non-Hodgkin (LNH) merupakan tumor ganas yang


berbentuk padat dan berasal dari jaringan limforetikuler perifer
dan memiliki 30 subtipe yang masih terus berkembang.
Limfoma Non-Hodgkin (LNH) terjadi karena adanya mutasi
DNA pada sel B dan sel T pada sistem limfatik.
EPIDEMIOLOGI

› The American Cancer Society memperkirakan bahwa sekitar 72.240 kasus


baru LNH akan didiagnosis pada tahun 2017. Sejak awal 1970-an, tingkat
kejadian LNH hampir dua kali lipat. Meskipun beberapa peningkatan ini
mungkin disebabkan oleh deteksi dini atau kemungkinan terkait dengan
limfoma terkait HIV, sebagian besar kenaikannya tidak dapat dijelaskan.
› NHL adalah neoplasma hematopoietik yang paling sering, mewakili sekitar
4% dari semua diagnosis kanker dan berada di urutan ketujuh dalam
frekuensi di antara semua jenis kanker.
› Secara keseluruhan, NHL paling sering didiagnosis pada orang berusia 65-
74, Usia rata-rata saat diagnosis adalah 67 tahun.
ETIOLOGI

› Translokasi kromosom
› Infeksi (EBV, HTLV-1, HCV, KSHV, dan Helicobacter pylori)
› Faktor lingkungan seperti pajanan bahan kimia (pestisida, herbisida,
bahan kimia organik, dan lain-lain), kemoterapi, dan radiasi.
› Keadaan Imunosupiensi
› Inflamasi kronis
PATOFISIOLOGI
› NHL merupakan ekspansi klonal progresif sel B atau sel T dan sel NK yang
timbul dari akumulasi lesi yang mempengaruhi gen proto-onkogen atau gen
supresor tumor, yang mengakibatkan keabadian sel. Onkogen ini dapat
diaktifkan dengan translokasi kromosom (yaitu ciri genetik keganasan limfoid),
atau lokus supresor tumor dapat dilemahkan oleh penghapusan kromosom atau
mutasi.
› Selain itu, genom subtipe limfoma tertentu dapat diubah dengan
diperkenalkannya gen eksogen oleh berbagai virus onkogenik. Beberapa lesi
cytogenetic dikaitkan dengan NHL spesifik, yang mencerminkan adanya
penanda spesifik signifikansi diagnostik dalam subkelas berbagai subtipe NHL.
› Hampir 85% NHL berasal dari sel B, hanya 15% yang berasal dari sel T/NK, dan
sisa sisanya berasal dari makrofag. Tumor ini dicirikan oleh tingkat diferensiasi,
ukuran sel asal, tingkat sel asal proliferasi, dan pola pertumbuhan histologis.
PATOFISIOLOGI

› Untuk banyak subtipe NHL sel B, pola pertumbuhan dan ukuran sel mungkin
merupakan faktor penentu penting dari agresivitas tumor. Tumor yang tumbuh
dalam pola nodular, yang secara samar-samar merekapit struktur normal folikel
B-sel normal, biasanya kurang agresif dibandingkan limfoma yang berkembang
biak dalam pola yang menyebar. Limfoma limfosit kecil umumnya memiliki jalur
yang lebih lamban daripada limfosit besar, yang mungkin memiliki agresivitas
tingkat menengah atau bermutu tinggi. Namun, beberapa subtipe limfoma
bermutu tinggi ditandai oleh morfologi sel kecil.
KLASIFIKASI
Menurut golongan histologisnya :
a. LNH derajat keganasan rendah
b. LNH derajat keganasan menengah
c. LNH derajat keganasan tinggi
Menurut stadium :
› Stadium 1  Sel kanker berkumpul menjadi kelompok di daerah tertentu kelenjar getah
bening, contohnya di leher atau bawah ketiak
› Stadium 2  Sel limfoma berada pada sekurang kurangnya 2 kelompok di kelenjar getah
bening.
› Stadium 3  Limfoma terdapat pada kelompok kelenjar getah bening datasmaupun
dibawah diafragma, atau limfoma berada di organ atau di jaringan sekitar
kelenjar getah bening.
› Stadium 4  limfoma sudah sangat menyebar, limfoma sudah menyebar satu organ atau
jaringan selain di kelenjar getah bening atau bisa juga berada di dalam hati,
darah, atau sumsum tulang.
MANIFESTASI KLINIS
– Penurunan berat badan >10% dalam 6 bulan
– Demam 38 ℃ >1 minggu tanpa sebab yang jelas
– Keringat malam banyak
– Cepat lelah
– Penurunan nafsu makan
– Pembesaran kelenjar getah bening yang terlibat
– Dapat pula ditemukan adanya benjolan yang tidak nyeri di leher, ketiak atau
pangkal paha (terutama bila berukuran di atas 2 cm); atau sesak napas
akibat pembesaran kelenjar getah bening mediastinum maupun
splenomegali.
FAKTOR RISIKO LNH
› Usia
› Faktor Genetik
› Sistem kekebalan tubuh yang melemah
› Jenis kelamin
› Paparan bahan kimia beracun
DIAGNOSIS

› Anamnesa.
› Pemeriksaan Fisik.
› Pemeriksaan Penunjang :
a. Pemeriksaan Darah (LFT, RFT, dll)
b. Biopsi jaringan.
c. CT-Scan dan X-ray.
DIAGNOSIS BANDING
1. Limfoma Hodgkin
2. Limfadenitis Tuberkulosa
Merupakan salah satu sebab pembesaran kelenjar limfe yang paling
sering ditemukan. Biasanya mengenai kelenjar limfe leher, berasal
dari mulut dan tenggorok (tonsil).
PENATALAKSANAAN

1. Derajat Keganasan Rendah (DKR)/indolen:


› Pada prinsipnya simtomatik
› Kemoterapi: obat tunggal atau ganda (per oral), jika dianggap perlu: COP
(Cyclophosphamide, Oncovin, dan Prednisone)
› Radioterapi: LNH sangat radiosensitif. Radioterapi ini dapat dilakukan untuk lokal
dan paliatif.
Radioterapi: Low Dose TOI + Involved Field Radiotherapy saja
PENATALAKSANAAN
2. Derajat Keganasan Mengah (DKM)/agresif limfoma
› Stadium I: Kemoterapi (CHOP/CHVMP/BU)+radioterapi CHOP (Cyclophosphamide,
Hydroxydouhomycin,Oncovin, Prednisone)
› Stadium II - IV: kemoterapi parenteral kombinasi, radioterapi berperan untuk tujuan
paliasi

3. Derajat Keganasan Tinggi (DKT)


› Selalu diberikan pengobatan seperti Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
› Re-evaluasi hasil pengobatan dilakukan pada:
– Setelah siklus kemoterapi ke-empat
– Setelah siklus pengobatan lengkap
PROGNOSIS
› Stadium dari penyakitnya dan tipe histologinya
› Usia penderita. Pada usia diatas 60 tahun mempunyai prognosis yang kurang baik
› Besarnya tumor. Pada penderita dengan ukuran tumor yang besar (ukuran
diameter lebih dari 10cm) terutama kalau terletak di mediastenum mempunyai
prognosis yang kurang baik.
› Pada penderita yang terserang extra nodal yang multipel terutama apabila
mengenai sum-sum tulang dan hati mempunyai prognosis yang kurang baik.
› Pada penderita yang progesif selama mendapat pengobatan atau relaps dalam
waktu kurang dari satu tahun setelah mendapat kemoterapi yang intensif
mempunyai prognosis yang kurang baik

Anda mungkin juga menyukai