Puspa Zuleika 1
korosif
• Striktur esofagus kelanjutan dari kerusakan akibat zat korosif yang sulit
2
EPIDEMIOLOGI
• 80 % kasus terjadi pada anak-anak
karena paparan yang tidak disengaja
4. Watson WA, Litovitz TL, Rodgers GC, Klein-Schwartz W, Reid N, Youniss J, Flanagan A, Wruk KM. 2004 Annual report of the American Association of Poison Control Centers Toxic Exposure
Surveillance System. Am J Emerg Med 2005; 23: 589-666
3
PATOFISIOLOGI
Zat korosif kerusakan dan Luka bakar
penetrasi ke dinding esofagus jenis,
konsentrasi, jumlah, lama kontak,
dimuntahkan / tidak
membatasi
Koagulasi Pembentukan penyebaran zat
Zat asam nekrotik eschar
korosif hanya
sampai lapisan
otot esofagus
4. Watson WA, Litovitz TL, Rodgers GC, Klein-Schwartz W, Reid N, Youniss J, Flanagan A, Wruk KM. 2004 Annual report of the American Association of Poison Control Centers Toxic Exposure
Surveillance System. Am J Emerg Med 2005; 23: 589-666
4
PATOFISIOLOGI
1 – 4 hari 3 -5 hari Minggu ke 3-4
Fase Nekrotikan Akut Fase Granulasi Pembentukan
Ulserasi Sikatriks dan Striktur
5
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan DIAGNOSIS
Penunjang
6
ANAMNESIS
• Mual dan muntah
• Jenis zat korosif (hematemesis)
• Jumlah yang tertelan • Keluhan menelan
• Suara serak dan sesak napas
• Bentuk fisik
• Nyeri dan Rasa panas di
• Lama tertelan dada
• Hipersalivasi
7. Salzman M, O’Malley RN. Updates on the evaluation and management of caustic exposures. Emerg Med Clin North Am 2007; 25: 459-476
7
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda-tanda vital (tanda-tanda • Nasolaringoskopi fleksibel
dehidrasi & gangguan elekrolit) penilaian laring dan epiglotis (edema,
• Luka bakar pada bibir, rongga mulut & luka bakar)
faring • Endoskopi/esofagoskopi penilaian
Bila terbentuk lapisan hitam yang mukosa esofagus
terkelupas zat asam • Nyeri dada & nyeri di daerah
Bila terbentuk membran berwarna abdomen (curiga perforasi)
abu-abu zat alkali
5. Zargar SA, Kochhar R, Nagi B, Mehta S, Mehta SK. Ingestion of strong corrosive alkalis: spectrum of injury to upper gastrointestinal tract and natural history. Am J Gastroenterol 1992;
87: 337-341
8
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
LABORATORIU
M
ENDOSKOP RADIOLOGI
I SEDERHANA
CT SCAN
9
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Radiologi
• Darah rutin • Ro. Thoraks PA & Lateral curiga perforasi
Leukositosis esofagus ( udara di dalam mediastinum/bawah
diafragma)
• ↑ Protein C-reaktif
• Ro. Soft Tissue Cervical curiga perforasi
• pH arteri >7,22 esofagus (gambaran udara bebas)
• Pemeriksaan elektrolit • Esofagogram tidak akurat mendeteksi
darah kerusakan mukosa, dilakukan 3-4 minggu
setelah tertelan zat korosif (ada striktur/tidak)
• Analisis gas darah
10
PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT SCAN Derajat Gambaran
Derajat 1 ≠ penebalan dinding esofagus
• Memberikan informasi dalam
memprediksi risiko Derajat 2 Penebalan dinding ≠ keterlibatan jar. lunak
pembentukan striktur periesophageal
13. Ryu HH , Jeung KW , Lee BK et al. Caustic injury: can CT grading system enable prediction of esophageal stricture? Clin Toxicol. 2010;48: 137 – 142
11
ESOFAGOSKOPI
esofagoskopi 24-72 jam setelah menelan zat
korosif (fase akut)
• Esofagoskopi kaku
tidak melewati daerah luka bakar dapat ↑
resiko perforasi
direkomendasikan untuk pemasangan NGT &
penatalaksanaan jalan napas
• Esofagoskopi serat optik
bisa melewati luka bakar ringan, namun ≠ melalui
luka bakar derajat II atau III
Dapat memberikan gambaran kondisi lambung
sampai ke duodenum
15. Zargar SA, Kochhar R, Mehta S, Mehta SK. The role of fiberoptic endoscopy in the management of corrosive ingestion and modified endoscopic classification of burns. Gastrointest
Endosc 1991; 37: 165-169. 12
Klasifikasi Endoskopik Zargar
(untuk kerusakan mukosa yang disebabkan oleh paparan zat korosif)
Derajat Gambaran Derajat Gambaran
Derajat 0 Normal Derajat 2B Ulserasi yang dalam
Derajat 1 Edema mukosa superficial Derajat 3 Ulserasi transmural
dan eritema dengan nekrosis
Derajat 2 Ulserasi mukosa and
Derajat 3A Fokal nekrosis
submukosa
Derajat 3B Nekrosis yang luas
Derajat 2A Ulserasi superficial, erosi,
eksudat Derajat 4 Perforasi
15. Zargar SA, Kochhar R, Mehta S, Mehta SK. The role of fiberoptic endoscopy in the management of corrosive ingestion and modified endoscopic classification of burns. Gastrointest Endosc
1991; 37: 165-169. 13
Klasifikasi Endoskopik Zargar
(untuk kerusakan mukosa yang disebabkan oleh paparan zat korosif)
15. Zargar SA, Kochhar R, Mehta S, Mehta SK. The role of fiberoptic endoscopy in the management of corrosive ingestion and modified endoscopic classification of burns. Gastrointest
Endosc 1991; 37: 165-169. 14
DerajatⅠ(edema dan eritema) atau Derajat Ⅲa (area nekrosis yang
Derajat IIa (erosi dan ulserasi) tersebar)
• Striktur esofagus tidak terjadi pada • Risiko perforasi tidak dapat diabaikan
kerusakan ringan • Striktur esofagus dapat terjadi lebih dari
• Pemberian obat per oral dan pasien dapat 90%.
dipulangkan
21. Alipour Faz A, Arsan F, Peyvandi H, Oroei M, Shafagh O, Peyvandi M, Yousefi M. Epidemiologic Features and Outcomes of Caustic Ingestions; a 10-Year Cross-Sectional Study.
Emerg (Tehran) 2017; 5: e56 [ 15
22. Katz A, Kluger Y. Caustic Material Ingestion Injuries- Paradigm Shift in Diagnosis and Treatment. Health Care: Current Reviews 2015; 3
TATALAKSANA
Perawatan umum Pengosongan Lambung
• pengawasan jalan napas • Upaya menetralkan asam/ basa tidak
• sistem kardiovaskuler dianjurkan
• keseimbangan elektrolit • Bilas lambung dihindari
memaparkan kembali saluran
• memperbaiki keadaan umum
pencernaan bagian atas & jalan napas
Penilaian jalan napas ke zat korosif
• Nebulisasi adrenalin dan Kortikosteroid • Arang aktif dikontraindikasikan
intravena untuk mengurangi edema pada mengaburkan endoskopi berikutnya
laring
18. Kay M, Wyllie R.Caustic ingestions in children. Curr Opin Pediatr. 2009;21: 651-654
16
TATALAKSANA
Kortikosteroid Antibiotik
• ↓ peradangan, jaringan granulasi, • Penggunaan rutin antibiotik masih
menghambat fibroplasia, serta kontroversial
mencegah pembentukan jaringan • Digunakan pada sepsis atau jika
sikatrik dicurigai perforasi
• Deksametason : 1mg/kg/hari maks • Antibiotika harus berspektrum luas
25 mg intravena
ampisilin 100 mg/kg/hari
• Prednison : 2mg/kg/hari maks 60
klindamycin 40 mg/kg/hari secara
mg intravena selama 2-3 minggu
intravena selama 14 hari.
19. Fulton JA , Hoffman RS. Steroids in second degree caustic burns of the esophagus: a systematic pooled analysis of fifty years of human data: 1956 – 2006. Clin Toxicol.
2007;45: 402 – 408 17
TATALAKSANA
Pemasangan Nasogastric Tube Proton Pump Inhibitor
• Direkomendasikan pada kejadian awal luas • Omeprazole intravena dosis tinggi
kerusakan zat korosif belum diketahui (80mg) diikuti infus 8mg/jam
• Menjaga lumen esofagus tetap terbuka, menunjukkan peningkatan
pemberian makanan & mencegah perlekatan penyembuhan yang sangat baik
jaringan esofagus pada endoskopi ulang pada 72 jam
• Direkomendasikan pemasangan NGT dengan setelah paparan
pendekatan esofagoskopi Derajat IIB dan
III
• Kerusakan jaringan derajat III
pemasangan NGT selama 6 minggu
20 Cakal B , Akbal E , Köklü S et al. (2013) Acute therapy with intravenous omeprazole on caustic esophageal injury: a prospective case series . Dis Esophagus. 26: 22 – 26
18
TATALAKSANA
Stent Intraluminal Manajemen Striktur (Dilatasi
• Karet silikon yang dirancang Endoskopik)
khusus stent polyflex • Dilatasi segera dilakukan jika
membantu dalam mencegah diagnosis striktur esofagus telah
pembentukan striktur ditegakkan
• Stent polytetrafluoroethylene • Penebalan maksimal dinding esofagus,
dengan tingkat keberhasilan 72% diamati pada CT scan kebutuhan
untuk dilatasi yang memadai
• Dilatasi dengan balon atau bougies
Savary
26. Dall’Oglio L, De Angelis P. Commentary on “Esophageal endoscopic dilations”. J Pediatr Gastroenterol Nutr 2012; 54: 716-717
19
TATALAKSANA
MANAGEMEN BEDAH
• Pertimbangan trakeostomi sebagai cara untuk mengamankan
jalan nafas
• Pasien dengan bukti klinis / radiologis perforasi
laparotomi segera diikuti esofagektomi, gastrektomi dan
reseksi yang lebih luas serta pemberian makan dengan cara
jejunostomi
21. Palmieri TL, Jackson W, Greenhalgh DG.Benefits of early tracheostomy in severely burned children. Crit Care Med. 2002;30: 922–4.
20
DISKUSI
• Esofagitis korosif kerusakan jaringan dinding esofagus akibat zat
korosif
• Endoskopi/Esofagoskopi mendiagnosis, menilai tingkat keparahan,
serta memandu pengobatan yang tepat
• Direkomendasikan pemasangan NGT dengan pendekatan esofagoskopi
Derajat IIB dan III
• Striktur esofagus komplikasi yang sulit untuk diobati & menyebabkan
kecacatan
21
ALGORITMA TERTELAN BAHAN
KOROSIF TERTELAN
BAHAN KOROSIF - AWASI SISTEM KARDIOVASKULER
- ANAMNESIS - AWASI JALAN NAPAS, BILA ADA GANGGUAN
- PEMERIKSAAN PERNAPASAN INTUBASI ATAU
FISIK TRAKEOSTOMI
- PEMERIKSAAN THT - AWASI GANGGUAN KESEIMBANGAN
- FOTO TORAKS ELEKTROLIT
RAWAT - BILA CURIGA PERFORASI ESOFAGOGRAM
KONSUL BEDAH DIGESTIF
TIDAK DILAKUKAN
DILAKUKAN ESOFAGOSKOPI DISERTAI
ESOFAGOSKOPI DILATASI