Anda di halaman 1dari 46

PENUNTUN BELAJAR

PROSEDUR INSISI DAN KOMPRESI DAUN TELINGA

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau
membantu untuk kondisi di luar normal.
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
pengerjaan efisien.
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu diperagakan).

NAMA PESERTA:..................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS KE-


I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama
Diagnosis
Informed choice dan informed consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PROSEDUR
1. Membersihkan daun dan liang telinga dengan cairan
aquadest atau NaCl 0,9% hangat.
2. Mengusap daun telinga dengan Betadine sebagai
tindakan a dan antiseptik.
2. Melakukan tindakan anestesi lokal dengan lidocain
dan adrenalin = 2:1
pada daerah di sekitar area perikondritis.
3. Insisi perikondritis di daerah yang berfluktuasi atau
indurasi dengan arah insisi searah dengan kurvatura
telinga.
4. Dilakukan drainase darah, serosa, dan kuretase serta
pembersihan
jaringan nekrotik dan granulasi pada daerah daun
telinga.
5. Dilakukan balut tekan pada kedua sisi daun telinga
(depan dan belakang)
KEGIATAN KASUS KE-
dengan penjahitan through and through yang
melewati balutan hingga menembus kartilago.
6. Dilakukan pemeriksaan kultur dan sensitivitas atau
pengiriman jaringan ke bagian Patologi Anatomi
apabila diperlukan.
7. Dilakukan pemberian obat antibiotik dan antinyeri
secara oral.

PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR EKSTRAKSI BENDA ASING
Kinerja setiap langkah yang dievaluasi diberi nilai sesuai skala berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang
2 seharusnya atau urutannya
Mampu: langkah tidak sesuai
dikerjakan sesuai(jika harus berurutan).
dengan yang seharusnya
dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan
waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan).

NAMA PESERTA: ......................................TANGGAL: ...................................

KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama.
Diagnosis.
Informed Choice & Informed Consent.
Rencana Tindakan.
Persiapan Sebelum Tindakan.
II. PERSIAPAN PROSEDUR EKSTRAKSI BENDA ASING
Prinsip operasi :
Kategori benda asing dibagi:
- Benda asing reaktif (baterai, concrete, iron slag):
berbahaya karena dapat berinteraksi dengan epitel
telinga luar dan menyebabkan edema serta obstruksi
sehingga dapat terjadi infeksi sekunder dan sekret yang
berbau. Benda asing ini harus diekstraksi segera.
- Benda asing nonreaktif (inert) : tidak bereaksi dengan
kulit liang telinga dan dapat tetap ada tanpa
menyebabkan gejala sampai terjadinya infeksi.
- Benda asing serangga : menyebabkan iritasi dan nyeri
karena pergerakannya.
III. PROSEDUR OPERASI
Cara melihat liang telinga lebih jelas dan lebih lurus, pegang
pinna dengan satu tangan dan tarik ke posterior dan superior
pada orang dewasa dan ditarik ke posterior pada infant.

Pada kasus-kasus benda asing yang tertanam dalam liang


telinga:
- Pada kebanyakan kasus, benda asing di liang telinga yang
masih baru, dilakukan ekstraksi dalam anestesi lokal.
- Benda asing tidak dikeluarkan dengan kasar/keras karena
dapat menyebabkan kerusakan permukaan epitel liang
telinga.
- Ekstraksi benda asing dapat dilakukan dengan alat
pengait berlubang.

Apabila terdapat eritema atau eskoriasi yang luas setelah


ekstraksi benda asing, digunakan antibiotic tetes telinga
ATAU gunakan tampon antibiotik.

Pada kasus-kasus benda asing yang tidak tertanam dalam


liang telinga :
- Apabila pasien tersebut anak-anak : selama prosedur anak
dalam pangkuan orang dewasa.
- Alat pengait kecil merupakan alat terbaik untuk ektraksi
benda asing.

Cara ekstraksi benda asing liang telinga dengan pengait:


- Taruhlah alat pengait di belakang benda asing, diputar
dan secara gentle ditarik keluar.
- Pada kasus benda asing berupa serangga : teteskan
cairan yang tidak bersifat iritatif dan ototoksik supaya
serangga mati (sehingga tidak bergerak) dan sekaligus
untuk lubrifikasi dinding kanalis.
- Ekstraksi dapat dengan mudah dikeluarkan dengan
memegang serangga menggunakan forceps alligator.

Apabila membrana timpani intak, ekstraksi benda asing


pada liang telinga juga dapat dikeluarkan dengan teknik
irigasi.
Teknik irigasi pada telinga:
- Telinga di irigasi dengan air yang bebas kuman pada
suhu 370C denngan jarum ujung yang tumpul.
- Tekanan air diarahkan ke posterosuperior, jangan secara
langsung ke arah membran timpani.
- Pasca irigasi, liang telinga di periksa ulang dengan
otoskop.

Benda asing liang telinga yang lunak juga dapat dikeluarkan


dengan cara suction dengan cara:
- Tip-suction disambungkan ke mesin suction.
- Setelah dipastikan posisi dari benda asing, masukkan
perlahan tip cateter suction melalui otoskop secara
lembut sampai menyentuh benda asing.

11
- Secara lembut tip suction ditarik keluar dan bersamaan
dengan perlekatan dengan benda asing melalui liang
telinga.
- Lakukan evaluasi ulang pada liang telinga untuk
melihat sisa benda asing dan mengevaluasi komplikasi.
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR EKSTRAKSI SERUMEN PROP

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika
harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu
untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang
sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: ..........................

KEGIATAN KASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR TINDAKAN


Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR EKSTRAKSI SERUMEN PROP
Persiapan alat :
1. Cairan Irigasi
2. Syringe
3. Cawan ginjal
4. Handuk
5. Suction
6. Pengait Serumen
7. Forsep aligator
III. PROSEDUR TINDAKAN
a. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Pasien duduk bersandar pada posisi nyaman di kursi periksa, apabila
pasien tersebut anak-anak : selama prosedur anak dalam pangkuan orang
dewasa.
c. Untuk melihat KAE lebih jelas dan lebih lurus, pegang pinna dengan satu
tangan dan tarik ke belakang dan ke atas pada orang dewasa dan ditarik
KEGIATAN KASUS
ke bawah pada infant.
d. Teknik yang digunakan tergantung konsistensi serumen

Berbagai teknik ekstraksi serumen prop:


1. Irigasi liang telinga
Tidak boleh dilakukan jika ada perforasi membran timpani. Irigasi telinga
paling baik dilakukan pada serumen yang lunak dan berminyak. Irigasi
dilakukan dengan syringe, dan air yang digunakan harus sesuai dengan suhu
tubuh. Cairan irigasi diarahkan sepanjang bagian superior dinding liang
telinga.
2. Suction
Pembersihan serumen dengan suction dilakukan pada serumen yang lunak.
Pasien sebaiknya diberitahu kemungkinan terjadinya vertigo, juga antisipasi
terhadap rasa mual. Jelaskan bahwa kadang-kadang prosedur ini
menyakitkan.

3. Penggunaan kuret serumen dan forsep alligator


Hindari ekstraksi serumen apabila pemeriksa tidak mampu melihat keadaan
di liang telinga. Prosedur yang pelan-pelan dan hati-hati lebih baik daripada
prosedur cepat. Bila pasien mampu menoleransi pembersihan, lakukan
hingga bersih.

Jika serumen telalu keras dan akan menimbulkan rasa sakit jika dibersihkan
maka dapat digunakan obat tetes untuk melunakkan serumen, terutama pada
anak-anak. Obat tetes yang dapat digunakan seperti cairan ceruminolytic
(carbogliserin) atau hidrogen peroksida selama beberapa hari kemudian serumen
dapat dibersihkan dengan irigasi atau dihisap/suction
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR DEBRIDEMENT KERATOSIS OBTURANS

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA: ......................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR DEBRIDEMENT KERATOSIS OBTURANS
Persiapan alat :
1. Suction/penghisap
2. Cotton applicator/ lidi kapas
3. Pengait serumen
4. Forsep aligator
5. Alat irigasi: syringe, cairan irigasi, cawan ginjal,
KEGIATAN KASUS
handuk
6. Anestesi lokal dengan Xylocain spray/ jelly
7. Lampu kepala/otoskop
8. Mikroskop
III. PROSEDUR TINDAKAN
a. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Pasien duduk bersandar pada posisi nyaman di
kursi periksa
c. Membersihkan liang telinga dengan lidi kapas,
penghisap, pengait serumen, forsep alligator atau
irigasi secara hati-hati dan pelan-pelan, dapat
dengan menggunakan mikroskop
d. Jika keratosis terlalu padat akan menimbulkan rasa
nyeri saat diekstraksi, sehingga dibutuhkan
pemberian blok anestesi lokal di 4 kuadran telinga.
Dapat diberikan obat tetes seperti obat tetes
kortikosteroid dan antibiotik selama beberapa hari
kemudian keratosis dapat dibersihkan dengan
penghisap dan lidi kapas
PROSEDUR DEBRIDEMAN KOLESTEATOMA EKSTERNA

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA: ......................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
KEGIATAN KASUS
II. PERSIAPAN PROSEDUR DEBRIDEMAN KOLESTEATOMA
EKSTERNA
- Anestesi lokal dengan Lidokain 10% pada tampon
kemudian dipasang di MAE
- Menyiapkan mikroskop dan alat-alat yang digunakan

III. PROSEDUR OPERASI


- Tampon dilepas
- Injeksi Lidokain : epinefrin = 1:100.000 pada MAE
- Ekstraksi kolesteatoma dengan haak tajam dan alat
penghisap sampai bersih dan tampak membran timpani
- Dioleskan salep antibiotika dan hidrokortison
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR PEMASANGAN PIPA VENTILASI

Kinerja setiap langkah yang dievaluasi diberi nilai sesuai skala berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang
2 seharusnya langkah
Mampu: atau urutannya tidak sesuai
dikerjakan sesuai(jika harus berurutan).
dengan yang seharusnya
dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
3 sedikit perbaikan
Mahir: langkah atau membantu
dikerjakan untuk
dengan kondisi
benar, di luar
sesuai normal. dan
urutannya
waktu
T/D kerja yangtidak
Langkah sangat efisien(penilai menganggap langkah tertentu tidak
diamati
perlu
diperagakan).
NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama.
Diagnosis.
Informed Choice & Informed Consent.
Rencana Tindakan.
Persiapan Sebelum Tindakan.
II. PERSIAPAN PROSEDUR PEMASANGAN PIPA VENTILASI
Persiapan bahan habis pakai:
- Pipa ventilasi telinga tengah (Sheppard atau pipa T).
- Spuit 3 cc.
- Alkohol 70%.
- NaCl 0,9%.
- Tampon liang telinga steril.

Persiapan alat:
- Miringotom (pisau miringotomi).
- Tip suction liang telinga (diameter 1-3 mm).
- Forsep alligator.
- Rosen needle.
- Mikroskop atau endoskop telinga.
III. PROSEDUR OPERASI
- Antisepsis liang telinga dengan memasukkan larutan
alkohol 70% dan didiamkan selama 10-15 menit di dalam
liang telinga.
- Aspirasi alkohol hingga bersih.
- Cuci sisa alkohol dengan larutan NaCl 0,9%.
- Melakukan miringotomi (kecuali pada kuadran posterior-
superior membran timpani) dengan pisau miringotomi.
- Pipa ventilasi dipegang dengan forsep aligator dan
diletakkan pada permukaan membran timpani.
- Pipa ventilasi digerakkan dengan rosen needle mendekati
lubang miringotomi dan bagian ujung tajamnya
diselipkan ke dalam lubang.
- Pipa ventilasi didorong sehingga terselip ke dalam lubang
miringotomi.
- Memastikan tidak ada tepi perforasi membran timpani
yang terlipat ke dalam dengan menggunakan rosen
needle.
- Liang telinga ditutup dengan tampon liang telinga steril di
bagian luar dan tidak boleh menyentuh atau mendorong
pipa ventilasi.
K. DAFTAR TILIK

PROSEDUR PEMASANGAN PIPA VENTILASI

Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang


diperagakan oleh peserta pada saat melaksanakan statu kegiatan atau prosedur,
dengan ketentuan seperti yang diuraikan dibawah ini:
Memuaskan: langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan
prosedur atau panduan standar.
Tidak memuaskan: langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan
sesuai dengan prosedur atau panduan standar.
T/D Tidak ditampilkan: langkah, kegiatan atau keterampilan tidak
diperagakan oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih.

NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN NILAI
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama.
Diagnosis.
Informed Choice & Informed Consent.
Rencana Tindakan.
Persiapan Sebelum Tindakan.
II. PERSIAPAN PROSEDUR PEMASANGAN PIPA VENTILASI
Persiapan bahan habis pakai :
- Pipa ventilasi telinga tengah (Sheppard atau pipa T).
- Spuitt 3 cc.
- Alkohol 70%.
- NaCl 0,9%.
- Tampon liang telinga steril.

Persiapan alat:
- Miringotom (pisau miringotomi).
- Tip suction liang telinga (diameter 1-3 mm).
- Forsep alligator.
- Rosen needle.
- Mikroskop atau endoskop telinga.
III. PROSEDUR OPERASI
- Antisepsis liang telinga dengan memasukkan larutan
alkohol 70% dan didiamkan selama 10-15 menit di dalam
liang telinga.
- Aspirasi alkohol hingga bersih.
- Cuci sisa alkohol dengan larutan NaCl 0,9%.
- Melakukan miringotomi (kecuali pada kuadran posterior-
superior membran timpani) dengan pisau miringotomi.
- Pipa ventilasi dipegang dengan forsep aligator dan
diletakkan pada permukaan membran timpani.
- Pipa ventilasi digerakkan dengan rosen needle mendekati
lubang miringotomi dan bagian ujung tajamnya
diselipkan ke dalam lubang.
- Pipa ventilasi didorong sehingga terselip ke dalam lubang
miringotomi.
- Memastikan tidak ada tepi perforasi membran timpani
yang terlipat ke dalam dengan menggunakan rosen
needle.
- Liang telinga ditutup dengan tampon liang telinga steril di
bagian luar dan tidak boleh menyentuh atau mendorong
pipa ventilasi.
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR PEMBERIAN ANTIBIOTIK TOPIKAL PADA LIANG
TELINGA

Kinerja setiap langkah yang dievaluasi diberi nilai sesuai skala berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya
dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan
waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu
diperagakan).
NAMA PESERTA: ......................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR
Nama.
Diagnosis.
Rencana Tindakan.
Persiapan Sebelum Tindakan.
II. PERSIAPAN PROSEDUR PEMBERIAN ANTIBIOTIK TOPIKAL
PADA LIANG TELINGA
- Pembersihan liang telinga dari debris dan sekret
menggunakan suction dengan dibantu lampu kepala atau
oto-mikroskop atau oto-endoskop.
- Bila antibiotik topikal diberikan dalam bentuk salep,
maka diberikan dengan cara dioleskan pada tampon
liang telinga steril, dan selanjutnya tampon dievaluasi/
dilepas setelah hari ke2.
- Bila antibiotik diberikan dalam bentuk cair atau tetes:
o Bila liang telinga sempit, maka dipasang tampon
liang telinga steril di dalam liang telinga, dan
selanjutnya tetes antibiotik diteteskan pada tampon
tersebut.
o Bila liang telinga cukup lapang, tetes antibiotik dapat
diteteskan langsung ke dalam liang telinga dengan
cara kepala miring sehingga telinga yang ditetes
menghadap ke atas. Selanjutnya obat diteteskan ke
dalam liang telinga diikuti dengan tindakan menekan
tragus. Setelah jumlah tetesan yang dianjurkan
tercapai, obat/cairan antibiotik didiamkan di dalam
liang telinga selama 10 menit. Selanjutnya cairan
obat dibuang dengan memiringkan kepala kearah
berlawanan sehingga seluruh obat keluar dari dalam
liang telinga.

PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR LABIRINTEKTOMI TRANSMASTOID

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal.
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien.
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu
diperagakan).

NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF


Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR
- Menyiapkan mikroskop dan alat-alat yang akan
digunakan.
- Cuci tangan, memakai baju operasi dan hadscoon.
- tindakan a dan antiseptik pada daerah operasi dan
sekitarnya dengan menggunakan povidon iodine atau
antiseptik lainnya.
- pasang kain penutup operasi steril pada pasien,
kecuali di area operasi.
- Posisi pasien: terlentang, kepala miring ke arah
berlawanan dengan sisi telinga yang dioperasi.
Modul I.6 – Inflamasi Telinga Dalam

KEGIATAN KASUS
III. PROSEDUR OPERASI MASTOIDEKTOMI
RADIKAL
- Pada daerah operasi yang akan diinsisi dilakukan
suntikan dengan larutan Xylocaine 1% dengan
epinefrin 1 : 100.000., untuk memisahkan
periosteum dengan korteks mastoid.
- Dilakukan insisi retroaurikular 5-10 mm dari sulkus
atau pada batas kulit rambut daerah retroaurikular,
mulai dari kulit, subkutis, hingga periosteum.
- Mastoidektomi superfisialis:
Bor korteks mastoid dengan landmark segitiga Mc
Ewen, dengan mengidentifikasi dinding posterior
liang telinga, linea temporalis dan spina Henle.
Identifikasi tegmen timpani, tegmen mastoid, sinus
sigmoid dan kanalis semisirkulatis lateralis.
Mastoidektomi dalam
- Identifikasi aditus ad antrum, fosa inkudis, solid
angle dan N. Fasialis pars vertikal.
- Buka resesus fasialis
- Potong sendi incudostapedial dan inkus diangkat
- Temukan kanalis semisirkularis dimulai dari
kanalis semisirkularis horizontal ,dilanjutkan ke
kanalis semisirkularis posterior dan terakhir kanalis
semisirkularis superior
- Tiga kanalis semisirkularis dipaparkan kemudian
dibuka secara sistematik,telusuri sampai ke
ampulanya
- Vestibulum dibuka
- Ampula kanalis superior dan horizontal
dihubungkan dengan ampula kanalis posterior
- Ampula dan neuoroepitelium ketiga kanalis
semisirkularis dipaparkan, begitu juga dengan
sakulus dan utrikulus
- Neuroepitelium diangkat
- Vestibulum terbuka,pindahkan utrikulus dan
sakulus.
- Letakkan gentamisin pada vestibulum
- Luka operasi ditutup dengan jahitan lapis demi

12
KEGIATAN KASUS
lapis
PASCAOPERASI
Instruksi pascaoperasi
- pemberian antibiotika injeksi dilanjutkan dengan
oral
- pemberian analgetik/antinflamasi
- evaluasi pascaoperasi berupa adanya: perdarahan,
paresis N. fasialis
- rencana pasien dipulangkan 2 hari pascaoperasi

PENUNTUN BELAJAR
KANALOPLASTI
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutan tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan) pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu diperagakan)

NAMAPESERTA: .................. TANGGAL:......................

KEGIATAN KASUS
I. KAJIAN ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR
OPERATIF
- Nama :
- Diagnosis:
- Informed Choice dan Informed Concent
- Rencana Tindakan
- Persiapan Sebelum Tindakan
II. PROSEDUR KANALOPLASTI
- Insisi dibuat di daerah insisura terminalis
(endaural)
- Memasang Retraktor endaural supaya liang
telinga luar terdilatasi
- Kulit diinsisi disebelah lateral dari exostosis dan
dielevasi ke medial sampai tampak tonjolan
tulang exostosis
- Aluminium shield atau bola kapas diletakkan
diantara flap kulit dan tulang exostosis untuk
melindungi kulit pada saat dilakukan pengeboran
- Setelah exostosis hilang, maka permukaan tulang
dihaluskan dengan bor poles (diamond burr)
- Flap kulit dikembalikan dan difiksasi dengan
spongestan, gelfoam atau tampon antibiotika

PENUNTUN BELAJAR
BIOPSI NEOPLASMA DAUN TELINGA

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA:.................. TANGGAL:......................

KEGIATAN KASUS
I. KAJIAN ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR
OPERATIF
- Nama :
- Diagnosis:
- Informed Choice dan Informed Concent
- Rencana Tindakan
- Persiapan Sebelum Tindakan
II. PROSEDUR BIOPSI
- Cuci tangan, mengenakan sarung tangan steril
- Tindakan aseptik pada daerah tumor dan
sekitarnya dengan povidon iodine
- Biopsi dengan mikrobiopsi forcep
- Evaluasi luka biopsy dan rawat luka biopsi
PENUNTUN BELAJAR II
PROSEDUR RESEKSI NEOPLASMA LIANG TELINGA T1

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutan tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan) pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan
atau membantu untuk kondisi di luar normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA:............................... TANGGAL:..................

KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
• Nama
• Diagnosis
• Informed choice & Informed Consent
• Rencana Tindakan
• Persiapan sebelum tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR RESEKSI NEOPLASMA LIANG TELINGA
- Pemberian antibiotik preoperative secara injeksi
- Menyiapkan mikroskop dan alat-alat yang akan
digunakan
- Cuci tangan, memakai baju operasi
- Tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah
operasi dengan menggunakan povidon iodine atau
dengan antiseptik lainnya
- Pasang kain penutup steril, kepala miring ke
bawah berlawanan dengan sisi yang dioperasi
III. PROSEDUR OPERASI
- Operasi dengan narkose
- Pada daerah operasi yang akan diinsisi dilakukan
suntikan
dengan larutan xylocain 1% dengan epinefrin
1:100.000
- Dilakukan insisi retroaurikular 5-10mm dari
sulkus atau
pada kulit rambut daerah retroarikular mulai dari
kulit,
subkutis hingga periosteum
- Cari dinding posterior liang telinga, elevasi seluruh
kulit dan jaringan lunak liang telinga, reseksi tepi
dengan tepi bebas tumor, pertahankan membrana
timpani
- Pasang tampon liang telinga yang sudah dilapisi
antibiotik
- Luka operasi jahit lapis demi lapis
- Tutup dengan kasa steril

PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR TOPOGNOSTIK SEDERHANA SARAF FASIAL PERIFER

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA: .......................................TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR TOPOGNOSTIK
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR TOPOGNOSTIK SEDERHANA
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan untuk prosedur
sederhana topognostik saraf fasial perifer
III. PROSEDUR TOPOGNOSTIK SEDERANA
1. Pemeriksaan Fungsi Motorik
Perhatikan muka penderita simetris atau tidak
Perhatikan kerutan pada dahi, pejaman mata, plika
nasolabialis dan sudut mulut
Evaluasi fungsi motorik nervus fasialis dengan kriteria
House-Brackmann
2. Tes Schirmer
Kertas strip ditempatkan pada fornix konjungtiva
kedua mata
Setelah 5 menit panjang kedua kertas strip yang basah
dibandingkan
Hasil tes dievaluasi :
Abnormalitas signifikan : reduksi unilateral lebih besar
dari 30% jumlah total lakrimasi pada kedua mata atau
reduksi lakrimasi total minimal 25 mm setelah 5
menit.
3. Tes Uji Pengecapan
Penderita disuruh menjulurkan lidah
Kemudian letakkan pada lidah penderita berturut-turut
bubuk gula, kina, sitrat atau garam begiliran dan
diselingi istirahat
Lalu penderita disuruh menyatakan pengecapan yang
dirasakan dengan isyarat. Misalnya 1. untuk rasa
manis; 2. untuk rasa pahit; 3. untuk rasa asin; 4. untuk
rasa asam

PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR DEKOMPRESI SARAF FASIAL PERIFER
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA: ......................................TANGGAL: ...................................

KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR DEKOMPRESI NERVUS FASIALIS
POSTAURIKULAR
- Pemberian antibiotika preoperatif, secara injeksi
- Menyiapkan mikroskop dan alat-alat yang akan
digunakan
- Cuci tangan, memakai baju operasi

- Tindakanantiseptik pada daerah operasi dan


sekitarnya dengan menggunakan povidon iodine atau
antiseptik lainnya
- pasang kain penutup operasi steril pada pasien,
kecuali di area operasi
- Posisi pasien: terlentang, kepala miring ke arah
berlawanan dengan sisi telinga yang dioperasi
III. PROSEDUR OPERASI
- Operasi dilakukan dalam narkosis
- Pada daerah operasi yang akan diinsisi dilakukan suntikan dengan
larutan Xylocaine 1% dengan epinefrin 1 : 100.000., untuk
memisahkan periosteum
- Dilakukan insisi retroaurikular 3-5 mm dari sulkus atau pada batas
KEGIATAN KASUS
kulit rambut daerah retroaurikular, mulai dari kulit, subkutis, hingga
periosteum, mulai dari setinggi linea temporalis sampai mendekati
ujung mastoid
Mastoidektomi superfisialis:
- Bor korteks mastoid dengan landmark segitiga Mc Ewen, dengan
mengidentifikasi dinding posterior liang telinga, linea temporalis dan
spina Henle. Identifikasi tegmen timpani, tegmen mastoid, sinus
sigmoid dan kanalis semisirkulatis lateralis.
Mastoidektomi dalam
- Identifikasi aditus ad antrum, fosa inkudis, solid angle dan N.
Fasialis pars vertikal. Bila ada jaringan patologis/ jaringan granulasi
dibersihkan
- Identifikasi inkus, inkudimaleolar join dan maleus serta periksa
mobilitas osikel dan patensi aditus ad antrum. Dilakukan
timpanotomi posterior.
Membuka Canalis fasialis dan sheath nerve
- Tampak landmark dari genu eksternal, chorda tympani dan facial
recess. Dilakukan penipisan pada canalis fasialis dengan
menggunakan bor diamond agar tidak melukai saraf fasialis. Dari
genu eksternal ke foramen stylomastoideus.
- Setelah nervus fasialis pars tympani dan pars mastoid
terekspos,identifikasi kerusakan pada saraf tersebut sesuai dengan
topografi lesi . tipiskan tulang pada calais fasialis sampai tulang tipis
tersebut dapat diangkat menggunakan elevator micro.
- Dilakukan pengangkatan tulang tipis sepanjang saraf fasialis pada 3
aspek : 1) descending portion of the mastoid segment antara foramen
stylomastoid dan genu eksternal di aspek posterior, 2)genu eksternal
dan facial recess portion pada aspek lateral dan 3) segment
horisontal sampai tepi inferior dari cochleariform process.
- Dengan landmark saraf fasialis, membuka selubung/sheath dari saraf
tersebut, secara hati-hati. Menggunakan alat pick yang tipis.
- Identifikasi saraf fasialis : terdapat hematoma, bony spicula atau
kerusakan saraf pada topik lesi. Sehingga tidak terjadi penekanan
pada saraf fasialis. Tutup dengan fasia graft.
- Diletakkan tampon liang telinga yang sudah dilapisi oleh salep
antibiotik.
- Luka operasi ditutup dengan jahitan lapis demi lapis
- Bila perlu dipasang pipa salir di daerah insisi
PASCA OPERASI
KEGIATAN
KASUS
Instruksi pasca operasi
- pemberian antibiotika
- pemberian analgetik/atiinflamasi
- evaluasi pascaoperasi berupa adanya: perdarahan, paresis N.
fasialis dan gangguan pendengaran sensorineurineural
- rencana pasien dipulangkan 2 hari pasca operasi
- tampon luar dikeluarkan 1 minggu pasca operasi dan tampon
dalam 2 minggu pasca operasi

PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR NERVE GRAFTING PADA SARAF FASIAL PERIFER

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
4 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA: ......................................TANGGAL: ...................................

KEGIATAN KASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF


Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR NERVE GRAFTING PADA SARAF FASIAL
PERIFER
- Pemberian antibiotika preoperatif, secara injeksi
- Menyiapkan mikroskop dan alat-alat yang akan
digunakan
- Cuci tangan, memakai baju operasi

- Tindakanantiseptik pada daerah operasi dan


sekitarnya dengan menggunakan povidon iodine atau
antiseptik lainnya
- pasang kain penutup operasi steril pada pasien,
kecuali di area operasi

- Posisi pasien: terlentang, tempat donor nerve apabila


akan mengambil sural nerve maka kaki yang akan
dipersiapkan.

III. PROSEDUR OPERASI


- Operasi dilakukan dalam narkosis
- Insisi longitudinal sepanjang posterior dari lateral malleous atau
tranversal menggunakan metode step ladder.
- Identifikasi saraf perkiraan 2 cm dibelakang dan 1-2 cm prksimal
dari lateral malleous.
- Temukan small saphenous vein, saraf sural berada di daerah medial.
KEGIATAN KASUS
- Jika menggunakan step ladder method, maka insisi didaerah di
tengah dan 1/3 distal dari kaki, identifikasi cabang dimana lateral
sural cutaneus nerve bertemu medial sural cutaneus nerve.
- bagilah lateral dari medial cabang tersebut.
- Diseksi medial sural cutaneus nerve tersebut proksimal dibawah
popliteal fossa. Terdapat saaf sepanjang 30-35 cm utnuk grafting.
- Transeksi saraf secara proksimal dan bungkus dengan moist gauze
swab.
- Setelah daerah saraf fasial yang akan disambung dengan sural nerve
siap, letakkan sural nerve graft tersbut sehingga dapat dijahit.
- Identifikasi saraf fasialis : terdapat hematoma, bony spicula atau
kerusakan saraf pada topik lesi. Sehingga tidak terjadi penekanan
pada saraf fasialis. Tutup dengan fasia graft
- Diletakkan tampon liang telinga yang sudah dilapisi oleh salep
antibiotik.
- Luka operasi ditutup dengan jahitan lapis demi lapis
- Bila perlu dipasang pipa salir di daerah insisi
PASCA OPERASI
Instruksi pasca operasi
- pemberian antibiotika
- pemberian analgetik/atiinflamasi
- evaluasi pascaoperasi berupa adanya: perdarahan, paresis N. fasialis dan gangguan
pendengaran sensorineurineural
- rencana pasien dipulangkan 2 hari pasca operasi
- tampon luar dikeluarkan 1 minggu pasca operasi dan tampon dalam 2 minggu pasca
operasi
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR INJEKSI KORTIKOSTEROID INTRA TIMPANIK

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau
membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)

NAMA PESERTA: ...................................TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF


Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN SEBELUM TINDAKAN
- Alat : mikroskop otologi, kupet seril berisikan pisau parasintesa, needle
G25, aligator, spekulum telinga ukuran besar dan sedang, wing needle,
bola-bola kapas kecil, pinset telinga, spuite 1 ml, kanul suction mikro
untuk telinga ,handschoen steril 1 pasang, gaas steril, doek steril
- Bahan : dexametason injeksi 1 ampul 5mg/ml, lidokain-adrenalin
1:200.000(pehacain inj amp), alkohol 70 %
III. PERSIAPAN PASIEN
- Pasien tidur di bed dg posisi kepala menoleh ke arah telinga yg sehat
sebesar 45 derajat, supinasi dipertahankan selama 30 menit
KEGIATAN KASUS
- Posisikan mikroskop serta magnifikasinya sehingga dapat mengevaluasi
membran timpani dg baik
IV. PROSEDUR INJEKSI KORTIKOSTEROID INTRA TIMPANI
- Cuci tangan, mengenakan sarung tangan steril
- Dapat melihat membran timpani dengan baik dg menggunakan
mikroskop
- Tindakan pembersihan liang telinga dengan kapas aplikator dan alkohol
70 %
- Bola kapas kecil diberi larutan pehacain kemudian ditempelkan di
permukaan luar membran timpani, didiamkan selama 15 menit
selanjutkan bola kapas di angkat
- Insisi membran timpani di kuadran antero inferior sbg lubang ventilasi
- Needle G 25 di sambungkan dg wing needle

Obat - injeksi Deksametason(10 mg/ml) atau methylprednisolon(30


mg/ml) sebanyak 0,4-0,8
disambungkan dg wing needle yg sudah tersambung dg needle G 25
- Selanjutnya dengan aligator telinga, needle G 25 dipegang di bagian
tengah dan di tusukkan pada kuadran postero inferior dan cairan obat
diinjeksikan ke kavum timpani.
- Pasien tetap dalam posisi supinasi dan kepala fleksi 30-45 derajat selamat
15 sd 30 menit
- Selanjutnya dipasang tampon steril kecil di liang telinga dg gaas steril yg
bisa dilepas sendiri oleh pasien di rumah
- Tindakan selesai

PASCA injeksi
- Instruksi pasca
a. pemberian pentoksifilin 2x400 mg
b. pemberian mecobalamin 3x500 mcq
c. pemberian analgetik kalau perlu
d. rencana injeksi 2 hari sekali sebanyak 7 kali selanjutnya di
audiometri ulang

PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR TRAUMA LIANG TELINGA
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya
tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA: ...............................................TANGGAL: .................................


KEGIATAN KASUS

1.

2. I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF


 Nama
 Diagnosis
 Informed Choice & Informed Consent
 Rencana Tindakan
3. II. PROSEDUR TRAUMA LIANG TELINGA
- Melakukan pemeriksaan telinga dengan otoskop
- Membersihkan liang telinga
- Melakukan pemeriksaan pendengaran sederhana
- Memasang tampon telinga
- Memilih antibiotika yang harus dimakan
- Nasihat/edukasi agar kejadian yang sama tidak terulang lagi

PENUNTUN BELAJAR I
PROSEDUR MIRINGOTOMI

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar
normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF


Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PROSEDUR MIRINGOTOMI
- Cuci tangan, mengenakan sarung tangan steril
- Dapat melihat membran timpani dengan baik dan sebaiknya
menggunakan mikroskop
- Tindakan pembersihan liang telinga dengan kapas aplikator dan alkohol
70 %
- Insisi membran timpani yang dapat dilihat dengan baik, kecuali daerah
postero-superior, menggunakan miringotom atau jarum steril.
- Hisap sekret yang keluar dari telinga tengah melalui luka insisi dan kultur
sekret.

PASCA MIRINGOTOMI
- Instruksi pasca tindakan
a. pemberian antibiotik oral dan topikal
b. pemberian analgetik/antinflamasi
c. rencana evaluasi 7 hari pasca-miringotomi
PENUNTUN BELAJAR II
PROSEDUR INSISI & DRAINASE ABSES SUBPERIOSTEAL

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar
normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF


Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PROSEDUR INSISI ABSES SUBPERIOSTEAL
- Cuci tangan, mengenakan sarung tangan steril
- Aseptik dan antiseptik daerah yang akan diinsisi
- Anestesi lokal dengan chlor ethyl spray
- Aspirasi abses dengan spuit 5 cc pus dikultur
- Insisi dengan scalpel no.15 di bagian yang paling fluktuatif sampai
daerah subperiosteal (tegak lurus sampai mencapai bagian tulang)
- Kantong abses dibuka dengan klem hemostat
- Cuci dengan betadine, perhidrol, Na Cl, antibiotik
- Pasang drain hanscoon
- Medikasi setiap hari sampai pus kering

POST INSISI ABSES SUBPERIOSTEAL


- Instruksi pasca operasi
b. pemberian antibiotik intravena
c. pemberian analgetik/antinflamasi
d. evaluasi setiap hari sampai pus (-)
PENUNTUN BELAJAR V
PROSEDUR MEATOPLASTI

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika
harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................


KEGIATAN KASUS
I PROSEDUR MEATOPLASTI
setelah mastoidektomi selesai, isi mastoid dengan tampon untuk
mencegah darah masuk ke rongga ini
Menggunakan speculum, konka distabilisasi
Insisi konka dilakukan pada permukaan anterior dari aurikula.Kulit,
kartilago konka dan jaringan lunak diinsisi dari pertengahan dinding
meatus posterior ke antehelix, parallel terhadap crus helix. Panjang
insisi sesuai dengan ukuran rongga mastoid
Kulit dibagian superior insisi dipegang dengan forsep dan dlakukan
diseksi antara kulit dengan kartilago dibawahnya menggunakan
gunting tajam, demikian pula diseksi dilakukan antara kartilago dengan
jaringan dibawahnya. Hal yang sama dilakukan dikulit bagian inferior
ari insisi. Setelah cukup luas kartilago yang terekspos, dilakukan
pengangkatan kartilago berbentuk triangular pada kedua sisi.
Bila kartilago yang diangkat belum cukup luas, tambahan kartilago
dapat diambil melalui luka retroaurikula. Karatilago kemudiang
dipotong lagi berbentuk bulan sabit. Pengangatan kartilago sudah
cukup apabila kulit dapat dilipat kearah medial
Dari luka retoaurikular, jabir kulit meatal dilipat kearah posterior,
kemudian diperkirakan posisi ideal dari rongga mastoid. Jabir ini
kemudia dijahit kearah inferior dan superior ke lapisan
muskuloperiosteal dengan vicryl 3/0. Pastikan bahwa permukaan yang
kasar dari ujung kartilago seluruhnya ditutupi oleh kulit konkal atau
jaringan lunak.
Tampon diangkat, rongga mastoid diisi dengan gelfoam + NaCl
fisiologis,
Insisi retroaurikular dijahit dua lapis atau satu lapis.

18
PENUNTUN BELAJAR VI
PROSEDUR FAT PLUG TIMPANOPLASTI

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar
normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................

KEGIATAN KASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF


Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR FAT PLUG TIMPANOPLASTY
Prinsip operasi :
- Menutup perforasi pada membran timpani menggunakan lemak yang diambil
dari lobulus telinga. (untuk perforasi kecil)
III. PROSEDUR OPERASI
- Pasien diberi suntikan antibiotik profilaksis 1 hari sebelum operasi
- Tindakan dilakukan di bawah anestesi umum
- Infiltrasi pada ke empat kuadran liang telinga dan posterior tragus dengan
epinephrine 1: 100.000
- Lakukan insisi kulit dilakukan di bagian medial dari lobul telinga bagian
posterior untuk mengambil lemak
- Ambil lemak dengan ukuran 2x dari ukuran perforasi
- Hati-hati agar tidak menembus lobulus sampai bagian anterior
- Luka post insisi dijahit menggunakan benang prolene 5.0
- Graft lemak dimasukkan di dalam cairan antibiotik
- Tepi perforasi membran timpani dilukai dengan pick
- Lakukan insisi sirkuler pada kulit liang telinga sekitar 3-5 m dari membran
timpani
- Masukkan spongostan kecil ke dalam telinga tengah melalui perforasi yang
sudah ada
Modul I.5 - Inflamasi Telinga Tengah

KEGIATAN KASUS
- Fat plug graft dimasukkan ke dalam perforasi dengan cara champagne cork
- Fat plug graft ditutup dengan spongostan yang sebelumnya telah dioles salep
antibiotik gentamisin
- Pasang tampon softratul

Pasca fat plug graft timpanoplasty


- Instruksi pasca tindakan
- Pemberian antibiotik per oral
- Pemberian analgetik
- Pemberian dekongestan
- Kontrol 1 minggu lagi

20
Modul I.5 - Inflamasi Telinga Tengah

PENUNTUN BELAJAR VII


PROSEDUR TIMPANOPLASTI TIPE I

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi
di luar normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)

NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: ..............................

KEGIATAN KASUS

I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF


Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR TIMPANOPLASTY I
Prinsip operasi :
- Menutup perforasi pada membran timpani menggunakan fascia
profunda m. temporalis
III. PROSEDUR OPERASI

- Pasien diberi injeksi antibiotik profilaksis 1 hari sebelum operasi


- Tindakan dilakukan di dalam anestesi umum
- Infiltrasi pada ke empat kuadran liang telinga dan retroauricular
dengan epinephrine 1: 100.000
- Lakukan insisi retroauricular sampai ditemukan fascia profunda m.
temporalis
- Luka insisi dijahit
- Tepi perforasi membran timpani dilukai dengan pick
- Lakukan insisi sirkuler pada kulit liang telinga sekitar 3-5 m dari
membran timpani
- Lakukan elevasi annulus timpanikus bagian posterior
- Kavum timpani ditutup dengan spongostan
- Tandur fascia m. temporalis dipasang secara underlay

21
KEGIATAN KASUS
- Annulus timpani dikembalikan seperti semula
- Tutup dengan spongostan
- Pasang tampon softratul

Pasca timpanoplasti tipe I


- Instruksi pasca operasi
- Pemberian antibiotik intravena
- Pemberian analgetik
- Pemberian dekongestan
- Rencana pulang 3 hari pasca tindakan

Anda mungkin juga menyukai