Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau
membantu untuk kondisi di luar normal.
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
pengerjaan efisien.
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu diperagakan).
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR EKSTRAKSI BENDA ASING
Kinerja setiap langkah yang dievaluasi diberi nilai sesuai skala berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang
2 seharusnya atau urutannya
Mampu: langkah tidak sesuai
dikerjakan sesuai(jika harus berurutan).
dengan yang seharusnya
dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan
waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan).
KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama.
Diagnosis.
Informed Choice & Informed Consent.
Rencana Tindakan.
Persiapan Sebelum Tindakan.
II. PERSIAPAN PROSEDUR EKSTRAKSI BENDA ASING
Prinsip operasi :
Kategori benda asing dibagi:
- Benda asing reaktif (baterai, concrete, iron slag):
berbahaya karena dapat berinteraksi dengan epitel
telinga luar dan menyebabkan edema serta obstruksi
sehingga dapat terjadi infeksi sekunder dan sekret yang
berbau. Benda asing ini harus diekstraksi segera.
- Benda asing nonreaktif (inert) : tidak bereaksi dengan
kulit liang telinga dan dapat tetap ada tanpa
menyebabkan gejala sampai terjadinya infeksi.
- Benda asing serangga : menyebabkan iritasi dan nyeri
karena pergerakannya.
III. PROSEDUR OPERASI
Cara melihat liang telinga lebih jelas dan lebih lurus, pegang
pinna dengan satu tangan dan tarik ke posterior dan superior
pada orang dewasa dan ditarik ke posterior pada infant.
11
- Secara lembut tip suction ditarik keluar dan bersamaan
dengan perlekatan dengan benda asing melalui liang
telinga.
- Lakukan evaluasi ulang pada liang telinga untuk
melihat sisa benda asing dan mengevaluasi komplikasi.
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR EKSTRAKSI SERUMEN PROP
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika
harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu
untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang
sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
KEGIATAN KASUS
Jika serumen telalu keras dan akan menimbulkan rasa sakit jika dibersihkan
maka dapat digunakan obat tetes untuk melunakkan serumen, terutama pada
anak-anak. Obat tetes yang dapat digunakan seperti cairan ceruminolytic
(carbogliserin) atau hidrogen peroksida selama beberapa hari kemudian serumen
dapat dibersihkan dengan irigasi atau dihisap/suction
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR DEBRIDEMENT KERATOSIS OBTURANS
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)
KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR DEBRIDEMENT KERATOSIS OBTURANS
Persiapan alat :
1. Suction/penghisap
2. Cotton applicator/ lidi kapas
3. Pengait serumen
4. Forsep aligator
5. Alat irigasi: syringe, cairan irigasi, cawan ginjal,
KEGIATAN KASUS
handuk
6. Anestesi lokal dengan Xylocain spray/ jelly
7. Lampu kepala/otoskop
8. Mikroskop
III. PROSEDUR TINDAKAN
a. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Pasien duduk bersandar pada posisi nyaman di
kursi periksa
c. Membersihkan liang telinga dengan lidi kapas,
penghisap, pengait serumen, forsep alligator atau
irigasi secara hati-hati dan pelan-pelan, dapat
dengan menggunakan mikroskop
d. Jika keratosis terlalu padat akan menimbulkan rasa
nyeri saat diekstraksi, sehingga dibutuhkan
pemberian blok anestesi lokal di 4 kuadran telinga.
Dapat diberikan obat tetes seperti obat tetes
kortikosteroid dan antibiotik selama beberapa hari
kemudian keratosis dapat dibersihkan dengan
penghisap dan lidi kapas
PROSEDUR DEBRIDEMAN KOLESTEATOMA EKSTERNA
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)
KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
KEGIATAN KASUS
II. PERSIAPAN PROSEDUR DEBRIDEMAN KOLESTEATOMA
EKSTERNA
- Anestesi lokal dengan Lidokain 10% pada tampon
kemudian dipasang di MAE
- Menyiapkan mikroskop dan alat-alat yang digunakan
Kinerja setiap langkah yang dievaluasi diberi nilai sesuai skala berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang
2 seharusnya langkah
Mampu: atau urutannya tidak sesuai
dikerjakan sesuai(jika harus berurutan).
dengan yang seharusnya
dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
3 sedikit perbaikan
Mahir: langkah atau membantu
dikerjakan untuk
dengan kondisi
benar, di luar
sesuai normal. dan
urutannya
waktu
T/D kerja yangtidak
Langkah sangat efisien(penilai menganggap langkah tertentu tidak
diamati
perlu
diperagakan).
NAMA PESERTA: ...................................... TANGGAL: .................................
KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama.
Diagnosis.
Informed Choice & Informed Consent.
Rencana Tindakan.
Persiapan Sebelum Tindakan.
II. PERSIAPAN PROSEDUR PEMASANGAN PIPA VENTILASI
Persiapan bahan habis pakai:
- Pipa ventilasi telinga tengah (Sheppard atau pipa T).
- Spuit 3 cc.
- Alkohol 70%.
- NaCl 0,9%.
- Tampon liang telinga steril.
Persiapan alat:
- Miringotom (pisau miringotomi).
- Tip suction liang telinga (diameter 1-3 mm).
- Forsep alligator.
- Rosen needle.
- Mikroskop atau endoskop telinga.
III. PROSEDUR OPERASI
- Antisepsis liang telinga dengan memasukkan larutan
alkohol 70% dan didiamkan selama 10-15 menit di dalam
liang telinga.
- Aspirasi alkohol hingga bersih.
- Cuci sisa alkohol dengan larutan NaCl 0,9%.
- Melakukan miringotomi (kecuali pada kuadran posterior-
superior membran timpani) dengan pisau miringotomi.
- Pipa ventilasi dipegang dengan forsep aligator dan
diletakkan pada permukaan membran timpani.
- Pipa ventilasi digerakkan dengan rosen needle mendekati
lubang miringotomi dan bagian ujung tajamnya
diselipkan ke dalam lubang.
- Pipa ventilasi didorong sehingga terselip ke dalam lubang
miringotomi.
- Memastikan tidak ada tepi perforasi membran timpani
yang terlipat ke dalam dengan menggunakan rosen
needle.
- Liang telinga ditutup dengan tampon liang telinga steril di
bagian luar dan tidak boleh menyentuh atau mendorong
pipa ventilasi.
K. DAFTAR TILIK
KEGIATAN NILAI
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama.
Diagnosis.
Informed Choice & Informed Consent.
Rencana Tindakan.
Persiapan Sebelum Tindakan.
II. PERSIAPAN PROSEDUR PEMASANGAN PIPA VENTILASI
Persiapan bahan habis pakai :
- Pipa ventilasi telinga tengah (Sheppard atau pipa T).
- Spuitt 3 cc.
- Alkohol 70%.
- NaCl 0,9%.
- Tampon liang telinga steril.
Persiapan alat:
- Miringotom (pisau miringotomi).
- Tip suction liang telinga (diameter 1-3 mm).
- Forsep alligator.
- Rosen needle.
- Mikroskop atau endoskop telinga.
III. PROSEDUR OPERASI
- Antisepsis liang telinga dengan memasukkan larutan
alkohol 70% dan didiamkan selama 10-15 menit di dalam
liang telinga.
- Aspirasi alkohol hingga bersih.
- Cuci sisa alkohol dengan larutan NaCl 0,9%.
- Melakukan miringotomi (kecuali pada kuadran posterior-
superior membran timpani) dengan pisau miringotomi.
- Pipa ventilasi dipegang dengan forsep aligator dan
diletakkan pada permukaan membran timpani.
- Pipa ventilasi digerakkan dengan rosen needle mendekati
lubang miringotomi dan bagian ujung tajamnya
diselipkan ke dalam lubang.
- Pipa ventilasi didorong sehingga terselip ke dalam lubang
miringotomi.
- Memastikan tidak ada tepi perforasi membran timpani
yang terlipat ke dalam dengan menggunakan rosen
needle.
- Liang telinga ditutup dengan tampon liang telinga steril di
bagian luar dan tidak boleh menyentuh atau mendorong
pipa ventilasi.
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR PEMBERIAN ANTIBIOTIK TOPIKAL PADA LIANG
TELINGA
Kinerja setiap langkah yang dievaluasi diberi nilai sesuai skala berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya
dan urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan
waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu
diperagakan).
NAMA PESERTA: ......................................... TANGGAL: .................................
KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR
Nama.
Diagnosis.
Rencana Tindakan.
Persiapan Sebelum Tindakan.
II. PERSIAPAN PROSEDUR PEMBERIAN ANTIBIOTIK TOPIKAL
PADA LIANG TELINGA
- Pembersihan liang telinga dari debris dan sekret
menggunakan suction dengan dibantu lampu kepala atau
oto-mikroskop atau oto-endoskop.
- Bila antibiotik topikal diberikan dalam bentuk salep,
maka diberikan dengan cara dioleskan pada tampon
liang telinga steril, dan selanjutnya tampon dievaluasi/
dilepas setelah hari ke2.
- Bila antibiotik diberikan dalam bentuk cair atau tetes:
o Bila liang telinga sempit, maka dipasang tampon
liang telinga steril di dalam liang telinga, dan
selanjutnya tetes antibiotik diteteskan pada tampon
tersebut.
o Bila liang telinga cukup lapang, tetes antibiotik dapat
diteteskan langsung ke dalam liang telinga dengan
cara kepala miring sehingga telinga yang ditetes
menghadap ke atas. Selanjutnya obat diteteskan ke
dalam liang telinga diikuti dengan tindakan menekan
tragus. Setelah jumlah tetesan yang dianjurkan
tercapai, obat/cairan antibiotik didiamkan di dalam
liang telinga selama 10 menit. Selanjutnya cairan
obat dibuang dengan memiringkan kepala kearah
berlawanan sehingga seluruh obat keluar dari dalam
liang telinga.
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR LABIRINTEKTOMI TRANSMASTOID
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal.
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien.
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu
diperagakan).
KEGIATAN KASUS
KEGIATAN KASUS
III. PROSEDUR OPERASI MASTOIDEKTOMI
RADIKAL
- Pada daerah operasi yang akan diinsisi dilakukan
suntikan dengan larutan Xylocaine 1% dengan
epinefrin 1 : 100.000., untuk memisahkan
periosteum dengan korteks mastoid.
- Dilakukan insisi retroaurikular 5-10 mm dari sulkus
atau pada batas kulit rambut daerah retroaurikular,
mulai dari kulit, subkutis, hingga periosteum.
- Mastoidektomi superfisialis:
Bor korteks mastoid dengan landmark segitiga Mc
Ewen, dengan mengidentifikasi dinding posterior
liang telinga, linea temporalis dan spina Henle.
Identifikasi tegmen timpani, tegmen mastoid, sinus
sigmoid dan kanalis semisirkulatis lateralis.
Mastoidektomi dalam
- Identifikasi aditus ad antrum, fosa inkudis, solid
angle dan N. Fasialis pars vertikal.
- Buka resesus fasialis
- Potong sendi incudostapedial dan inkus diangkat
- Temukan kanalis semisirkularis dimulai dari
kanalis semisirkularis horizontal ,dilanjutkan ke
kanalis semisirkularis posterior dan terakhir kanalis
semisirkularis superior
- Tiga kanalis semisirkularis dipaparkan kemudian
dibuka secara sistematik,telusuri sampai ke
ampulanya
- Vestibulum dibuka
- Ampula kanalis superior dan horizontal
dihubungkan dengan ampula kanalis posterior
- Ampula dan neuoroepitelium ketiga kanalis
semisirkularis dipaparkan, begitu juga dengan
sakulus dan utrikulus
- Neuroepitelium diangkat
- Vestibulum terbuka,pindahkan utrikulus dan
sakulus.
- Letakkan gentamisin pada vestibulum
- Luka operasi ditutup dengan jahitan lapis demi
12
KEGIATAN KASUS
lapis
PASCAOPERASI
Instruksi pascaoperasi
- pemberian antibiotika injeksi dilanjutkan dengan
oral
- pemberian analgetik/antinflamasi
- evaluasi pascaoperasi berupa adanya: perdarahan,
paresis N. fasialis
- rencana pasien dipulangkan 2 hari pascaoperasi
PENUNTUN BELAJAR
KANALOPLASTI
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutan tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan) pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu diperagakan)
KEGIATAN KASUS
I. KAJIAN ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR
OPERATIF
- Nama :
- Diagnosis:
- Informed Choice dan Informed Concent
- Rencana Tindakan
- Persiapan Sebelum Tindakan
II. PROSEDUR KANALOPLASTI
- Insisi dibuat di daerah insisura terminalis
(endaural)
- Memasang Retraktor endaural supaya liang
telinga luar terdilatasi
- Kulit diinsisi disebelah lateral dari exostosis dan
dielevasi ke medial sampai tampak tonjolan
tulang exostosis
- Aluminium shield atau bola kapas diletakkan
diantara flap kulit dan tulang exostosis untuk
melindungi kulit pada saat dilakukan pengeboran
- Setelah exostosis hilang, maka permukaan tulang
dihaluskan dengan bor poles (diamond burr)
- Flap kulit dikembalikan dan difiksasi dengan
spongestan, gelfoam atau tampon antibiotika
PENUNTUN BELAJAR
BIOPSI NEOPLASMA DAUN TELINGA
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)
KEGIATAN KASUS
I. KAJIAN ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR
OPERATIF
- Nama :
- Diagnosis:
- Informed Choice dan Informed Concent
- Rencana Tindakan
- Persiapan Sebelum Tindakan
II. PROSEDUR BIOPSI
- Cuci tangan, mengenakan sarung tangan steril
- Tindakan aseptik pada daerah tumor dan
sekitarnya dengan povidon iodine
- Biopsi dengan mikrobiopsi forcep
- Evaluasi luka biopsy dan rawat luka biopsi
PENUNTUN BELAJAR II
PROSEDUR RESEKSI NEOPLASMA LIANG TELINGA T1
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutan tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan) pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan
atau membantu untuk kondisi di luar normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)
KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
• Nama
• Diagnosis
• Informed choice & Informed Consent
• Rencana Tindakan
• Persiapan sebelum tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR RESEKSI NEOPLASMA LIANG TELINGA
- Pemberian antibiotik preoperative secara injeksi
- Menyiapkan mikroskop dan alat-alat yang akan
digunakan
- Cuci tangan, memakai baju operasi
- Tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah
operasi dengan menggunakan povidon iodine atau
dengan antiseptik lainnya
- Pasang kain penutup steril, kepala miring ke
bawah berlawanan dengan sisi yang dioperasi
III. PROSEDUR OPERASI
- Operasi dengan narkose
- Pada daerah operasi yang akan diinsisi dilakukan
suntikan
dengan larutan xylocain 1% dengan epinefrin
1:100.000
- Dilakukan insisi retroaurikular 5-10mm dari
sulkus atau
pada kulit rambut daerah retroarikular mulai dari
kulit,
subkutis hingga periosteum
- Cari dinding posterior liang telinga, elevasi seluruh
kulit dan jaringan lunak liang telinga, reseksi tepi
dengan tepi bebas tumor, pertahankan membrana
timpani
- Pasang tampon liang telinga yang sudah dilapisi
antibiotik
- Luka operasi jahit lapis demi lapis
- Tutup dengan kasa steril
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR TOPOGNOSTIK SEDERHANA SARAF FASIAL PERIFER
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)
KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR TOPOGNOSTIK
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR TOPOGNOSTIK SEDERHANA
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan untuk prosedur
sederhana topognostik saraf fasial perifer
III. PROSEDUR TOPOGNOSTIK SEDERANA
1. Pemeriksaan Fungsi Motorik
Perhatikan muka penderita simetris atau tidak
Perhatikan kerutan pada dahi, pejaman mata, plika
nasolabialis dan sudut mulut
Evaluasi fungsi motorik nervus fasialis dengan kriteria
House-Brackmann
2. Tes Schirmer
Kertas strip ditempatkan pada fornix konjungtiva
kedua mata
Setelah 5 menit panjang kedua kertas strip yang basah
dibandingkan
Hasil tes dievaluasi :
Abnormalitas signifikan : reduksi unilateral lebih besar
dari 30% jumlah total lakrimasi pada kedua mata atau
reduksi lakrimasi total minimal 25 mm setelah 5
menit.
3. Tes Uji Pengecapan
Penderita disuruh menjulurkan lidah
Kemudian letakkan pada lidah penderita berturut-turut
bubuk gula, kina, sitrat atau garam begiliran dan
diselingi istirahat
Lalu penderita disuruh menyatakan pengecapan yang
dirasakan dengan isyarat. Misalnya 1. untuk rasa
manis; 2. untuk rasa pahit; 3. untuk rasa asin; 4. untuk
rasa asam
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR DEKOMPRESI SARAF FASIAL PERIFER
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk
sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)
KEGIATAN KASUS
I. KAJI ULANG DIAGNOSIS & PROSEDUR OPERATIF
Nama
Diagnosis
Informed Choice & Informed Consent
Rencana Tindakan
Persiapan Sebelum Tindakan
II. PERSIAPAN PROSEDUR DEKOMPRESI NERVUS FASIALIS
POSTAURIKULAR
- Pemberian antibiotika preoperatif, secara injeksi
- Menyiapkan mikroskop dan alat-alat yang akan
digunakan
- Cuci tangan, memakai baju operasi
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR NERVE GRAFTING PADA SARAF FASIAL PERIFER
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit
perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
4 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak
perlu
diperagakan)
KEGIATAN KASUS
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan
yang seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya
(jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau
membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja
yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu
diperagakan)
KEGIATAN KASUS
PASCA injeksi
- Instruksi pasca
a. pemberian pentoksifilin 2x400 mg
b. pemberian mecobalamin 3x500 mcq
c. pemberian analgetik kalau perlu
d. rencana injeksi 2 hari sekali sebanyak 7 kali selanjutnya di
audiometri ulang
PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR TRAUMA LIANG TELINGA
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau urutannya
tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
1.
PENUNTUN BELAJAR I
PROSEDUR MIRINGOTOMI
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar
normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
KEGIATAN KASUS
PASCA MIRINGOTOMI
- Instruksi pasca tindakan
a. pemberian antibiotik oral dan topikal
b. pemberian analgetik/antinflamasi
c. rencana evaluasi 7 hari pasca-miringotomi
PENUNTUN BELAJAR II
PROSEDUR INSISI & DRAINASE ABSES SUBPERIOSTEAL
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar
normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
KEGIATAN KASUS
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1 Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2 Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika
harus berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal
3 Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
18
PENUNTUN BELAJAR VI
PROSEDUR FAT PLUG TIMPANOPLASTI
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus berurutan).
Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi di luar
normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
KEGIATAN KASUS
KEGIATAN KASUS
- Fat plug graft dimasukkan ke dalam perforasi dengan cara champagne cork
- Fat plug graft ditutup dengan spongostan yang sebelumnya telah dioles salep
antibiotik gentamisin
- Pasang tampon softratul
20
Modul I.5 - Inflamasi Telinga Tengah
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:
1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya
atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu: langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi
di luar normal
3. Mahir: langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat efisien
T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
KEGIATAN KASUS
21
KEGIATAN KASUS
- Annulus timpani dikembalikan seperti semula
- Tutup dengan spongostan
- Pasang tampon softratul