Anda di halaman 1dari 13

ADENOMA PLEOMORFIK

ONKOLOGI THTKL FK UNSRI/RSMH


2020
Pendahuluan
• Kelenjat liur dibagi menjadi kelenjar liur mayor dan minor.
Neoplasma kelenjar liur relatif jarang, sekitar 3-6% dari seluruh
tumor di kepala dan leher.
Anatomi
• Tumor jinak paling sering pada kelenjar liur adalah adenoma
pleomorfik
• Adenoma pleomorfik paling sering terjadi pada kelenjar parotis
dan jarang terjadi pada kelenjar submandibula maupun
sublingual.
• Adenoma pleomorfik lebih sering ditemukan pada wanita
dibanding pada pria.
• Adenoma pleomorfik memiliki karakteristik tumbuh lambat,
tidak nyeri, tidak menyebabkan ulserasi mukosa yang
melapisinya
Kekerapan
• Insidens dari adenoma pleomorfik adalah sekitar 2,4 dari
100.000 orang/ tahun.
• Sekitar 60% sampai 70% dari keseluruhan neoplasma kelenjar
saliva adalah tumor kelenjar parotis.
• Adenoma pleomorfik kelenjar saliva didapatkan 84% pada
kelenjar parotis, 8% pada kelenjar submandibular dan
6.5% pada kelenjar saliva minor.
Teori Patogenesis

Teori multiseluler Teori biseluler

• Tumor onkositik  sel duktus


striata,
• Tumor acinus  sel asinar bahwa sel-sel basal duktus
• Karsinoma sel skuamosa dan ekskretori dan duktus
karsinoma mucoepidermoid  interkalata adalah stem cells
sel duktus ekskretori yang berasal dari unit
• Adenoma pleomorfik  sel kelenjar saliva yang matur
duktus interkalata dan sel
mioepitelial
Gambaran klinis
• pleomorfik mempunyai gambaran klinis berupa massa tumor tunggal
yang berada pada submukosa tanpa adanya ulserasi ataupun
inflamasi di sekitarnya
• Keras
• Bulat
• mudah digerakkan (mobile)
• berbatas tegas
• pertumbuhan lambat
• tanpa rasa sakit,
• nodul tunggal
Pemeriksaan
• FNAB
• USG
• tomografi komputer
• histopatologi jaringan
Penatalaksanaan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai