Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR TILIK PRAKTIKUM KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
PRODI NERS

DISUSUN OLEH:
TIM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIDYA NUSANTARA PALU
2021/2022
Prasat
Pemasangan Bidai Pada Fraktur Ekstremitas

Tujuan:
1. Mencegah gerakan fragmen tulang yang patah.
2. Mengurangi rasa nyeri.
3. Mencegah cedera lebih lanjut jaringan sekitar.
4. Mengistirahatkan daerah patah tulang.
5. Mengurangi perdarahan.

Alat:
1. Bidai : kaku (rigid splint), Lunak (soft splint), Tarik (traction splint),
sling dan bebat.
2. Verban gulung
3. Set perawatan luka
4. Kasa steril
5. NaCl 0,9%
FORMAT PENILAIAN PROSEDUR BALUT BIDAI

Prosedur : Pembidaian pada Fraktur


NamaPeserta :
TanggalAssessment :

Dilakukan
Ya
No Tindakan Tidak
Baik Kurang
2 1 0
1 Menggunakan pencegahan baku
terhadap infeksi (Standart
Precaution)
2 Mengatasi permasalahan ABC
terlebih dahulu dan
menghentikan perdarahan
3 Menjelaskan tindakan yang akan
dilakukan dan mengatur posisi
pasien senyaman mungkin serta
membuka pakaian yang
menutupi daerah fraktur
4 Memeriksa dan mencatat
pulsasi, motorik, sensorik
sebelum memasang bidai
5 Melakukan traksi (menarik)
manual secara perlahan dan
gentle bila ekstremitas
mengalami angulasi yang besar
6 Menutup luka terbuka dengan
kassa atau kain steril
7 Memberikan bantalan yang
cukup lunak pada bidai
8 Memasang bidai pada tempat
yang tepat. Bidai dapat
memfiksasi dua sendi yang
berdekatan (sendi atas dan
bawah)
9 Memeriksa dan mencatat pulse,
motor, sensasi setelah
memasang bidai
10 Mengevaluasi keadaan pasien
setelah dilakukan tindakan dan
mendokumentasi kan tindakan
dan respon pasien
(..... x 2) + (.....x 1)
Skor + (....x 0)
.........
Skor x 10 … … x 10 Nilai :
Nilai = 2 = 2
Komentar Instruktur : Paraf & Nama Instruktur

Penampilan Keseluruhan:
 Baik sekali
 Baik
 Perlu perbaikan
Prasat
Resusitasi Jantung Paru (AHA, 2015)

Tujuan:
Resusitasi Jantung Paru merupakan bagian dari pengelolaan gawat
darurat medik yang bertujuan:
a. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya pernafasan
b. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi

Alat dan Bahan


1. Manekin Resusitasi
2. Bag valve Mask
3. Tissu
Prosedur : Resusitasi Jantung Paru
NamaPeserta :
SKOR
TanggalAssessment :
ASPEK KETERAMPILAN YANG
NO 1 0
DINILAI
Tidak
Dilakukan
Dilakukan
Memastikan penolong, lingkungan dan
1.
korban/pasien aman
Memeriksa/menentukan kesadaran pasien,
2. dengan memanggil namanya, menepuk bahu
dan mencubit
Jika tidak ada respons, berteriak minta
3.
tolong /aktivasi system emergensi
Posisi pasien harus tidur terlentang,
dipertahankan pada posisi horizontal dengan
4.
alas yang keras, dengan kedua tangan di
samping
Posisi penolong, berlutut sejajar di samping
5.
kanan atau kiri pasien
6. Memeriksa ada/tidaknya denyut jantung
dengan memeriksa denyut arteri karotis
bersamaan dengan memeriksaa pernapasan
selama 10 detik
Bila tidak teraba nadi dan tidak ada napas
segerah tentukan titik tumpu, dengan
7.
meletakkan tangan pertama pada tengah
tulang dada bagian bawah
Meletakkan telapak tangan yang satunya di
8. atas tangan yang lain dengan jari-jari tidak
boleh menempel pada di dada
Melakukan pijat jantung luar
dengan :Kedalaman kompresi 5-6 cm dengan
9.
kecepatan 100-120x/menit, perbandingan 30
kompresi : 2 kali bantuan napas setiap 1 siklus
Memberiskan jalan nafas dengan tehnik cross
10.
finger dan finger sweab.
Setelah jalan nafas bersih selanjutnya
membuka jalan nafas dengan dengan head tilt
11.
dan chin lift, atau jaw thrust jika dicuriagai
adanya patah tulang leher
Memberikan bantuan napas buatan melalui
12. mulut sambil menutup hidung pasien
sebanyak 2 kali.
Setelah 5 siklus atau 2 menit, lakukan evaluasi
13. nadi arteri carotis, jika (+) lakukan evaluasi
airway breathing dengan look listen feel
Melakukan evaluasi dengan melihat kepatenan
jalan napas, memastikan adanya hembusan
14. nafas, tidak terdengar suara
stridor/snoring/gurgling, melihat pergerakan
dada.
Jika pasien sudah ada nadi dan nafasnya,
maka baringkan pasien pada posisi miring
15. mantap, jika nadi belum ada maka ulangi
kembali kompresi pada dada seperti langkah
sebelumnya.
JUMLAH SKOR
Skor x 10 … … x 10 Nilai :
Nilai = 2 = 2
Komentar Instruktur : Paraf & Nama Instruktur

Penampilan Keseluruhan:
 Baik sekali
 Baik
 Perlu perbaikan
Prasat : Penatalaksaan ACS ( Defibrilation)

Defibrilation (defibrilasi) adalah suatu terapi dengan memberikan energi


listrik.
Tujuan:
Menghentikan fibrilasi ventrikel (VF:Ventricular Fibrilation) atau
takikardia ventrikel (VT:Ventricular Tachycardia) tanpa adanya denyut
nadi.
Indikasi:
Defibrilasi unsynchronized cardioversion.
1. Fibrilasi ventrikel.
2. Asistole.
3. Takikardi ventrikel tanpa denyut nadi (pulseless
ventricularmtachhcardia)
4. Takikardia supraventikular tak stabil (unstable supraventricular
tachycardia) dan sulit dikelola dengan obat-obatan.
Defibrilator dapat pula digunakan untuk kardioversi (synchronized
cardioversion). Pada takikardia ventricular yang stabil. Pada takikardia
supraventrikular tidak stabil dan sulit dikelola dengan obat-obatan.

Alat yang harus disiapkan:


1. Defibrilator/cardioverter.
2. Lead dan elektrode.
3. Obat-obat sedativa
4. Jelly (pelumas).
5. Alat untuk memberikan oksigen tambahan.
6. EKG monitor.
7. Pulse oksimetri
8. Alat-alat resusitasi.
9. Infus (I.V catheter).

Cara penggunaan defibrilasi secara umum:


1. Tentukan irama jantung (EKG dan indikasi).
2. Bila tidak stabil (nadi, tekanan darah, irama jantung)
3. Siapkan defibrillator, berikan sedasi.
4. Pasang iv kateter dan cairan infus.
5. Berikan oksigen nasal kanul /masker.
6. Monitor pulse oximeter dan EKG.
7. Sambungkan elektroda monitor.
8. Pilih synchronized/unsynchronized.
9. Tentukan dosis energi; 200 joule, 300 joule, 360 joule.
10. Letakan pedal (dengan tekanan + 25 kg) kontak antara pedal dan
kulit harus baik.
11. Jauhkan penolong dari tempat tidur pasien.
12. Tekan tombol charge, tunggu sampai pengisian selesai (ditandai
suara alarm).
13. Tekan tombol defibrilator setelah memeriksa keadaan, tidak ada
penolong yang menempel ke pasien/tempat tidur.
14. Nilai kembali.
15. Bila tetap VT/VF, Epinefrin 1 mg dan defibrilasi 360 joule
dilakukan berulang (shock-drug-shock-drug-shock-drug).
16. Pada saat ini dapat diberikan Lidokain setiap 3-5 menit dan Natrium
bikarbonat 1 meq/ kgBB.
Dapat diulang sampai 3 kali bila usaha pertama gagal
Prasat Resusitasi Cairan
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa
:
Kategori Skore
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak tepat.
Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No Langkah Kegiatan Bobot Skore


1 2 3
A Persiapan 40%

Persiapan alat:
a. Format pengkajian
b. Nursing kit (Spyghnomanometer,
stethoscope,termometer, refleks hamer)
1 c. Penlight
d. Jam tangan
e. APD
f. Alat oksigenasi (tabung oksigen
lengkap dengan humidifier, slang
Persiapan pasien:
oksigen/masker)
1. Jelaskan prosedur kepada pasien
2 dan keluarga
2. Menjaga privasi pasien
3. Beri posisi trendelenburg
B Pelaksanaan 60%
Lakukan pengkajian primer survey
1
meliputi:
Perhatikan/amati keadaan umum pasien
Kaji jalan nafas (Airway) :
Anda lakukan observasi pada gerakan dada,
2
apakah ada gerakan dada atau tidak.
Apabila ada gerakan dada spontan berarti
jalan nafas lancar atau paten, sedang apabila
tidakfungsi
Kaji ada gerakan dada walaupun diberikan
paru (breathing):
Kaji/observasi kemapuan mengembang paru,
3 adakah pengembangan paru spontan atau
tidak. Apabila tidak bisa mengembang
spontan maka dimungkinkan terjadi
Menilai
gangguanperfusi:
fungsirefill
paru kapiler,
sehinggaperabaan
akan
akaral, perabaan nadi, melihat pucat,
4
sianosis.
Menilai sistim kardiovaskular: pemeriksaan
fisis jantung,
Resusitasi tekanan darah, mengukur
awal
Mempertahankan jalan napas
Memberikan oksigen
5 Memasang akses vaskular (vena perifer,
intraoseus, vena dalam)
Melakukan fluid challenge: lakukan
pemasangan cairan IV 2line. Cairan
Mengenal jenis syok
intravena dengan :
jumlah dan kecepaatan
6 Membedakan jenis syok: hipovolemik,
kardiogenik dan disributif
Memilih cairan/obat
7 Mengenal cairan resusitasi: kristaloid dan
koloid
Lakukan re-evaluasi :
8
Tanda-tanda vital
Cairan Dan
Lakukan pengeluaran
survey cairan
sekunder jika kondisi pasien
9 sudah stabil.
lakukan pemeriksaan fisik (data focus)
sesuai dengan keluhan pasien. Bila
Nilai = (40% x skore A)+ (60% x
skore B)
Skor x 10 … … x 10 Nilai :
Nilai = 2 = 2
Komentar Instruktur : Paraf & Nama
Instruktur

Penampilan Keseluruhan:
 Baik sekali
 Baik
 Perlu perbaikan
Prasat Immobilisasi Spinal Dan Memasang Neck Collar

Tujuan:
Setiap peserta pelatihan dapat mendemontrasikan teknik immobilisasi
spinal dan pemasangan neck collar.
Strategi :
1) Instruktur akan mendiskusikan dan mendemontrasikan
a. Prinsip-prinsip immobilisasi spinal
b. Pentingnya ketua tim dalam prosedur dan mengintruksikan kepada
orang anggotanya.
c. Instruktur melakukan collar servikal
d. Melakukan rogrolling oleh tiga orang tem.
e. Keamanan pasien di atas backboard
2) Peserta pelatihan akan melakukan praktek:
a. Pemasangan neck collar
b. Logrolling oleh tiga orang tem
c. Keamanan pasien diatas backboard.
3) Setiap peserta pelatihan dirotasi untuk latihan dalam kelompoknya.

Evaluasi
1. Setiap peserta pelatihan akan dievaluasi kemampuan melakukan
immobilisasi servikal.
2. Setiap tahap harus didemontrasikan.
3. Kurang dari 70% harus diulangi
Prinsip-prinsip immobilisasi servikal
1. Prinsip umum :
• Ketua tem bertanggungjawab dalam memerintahkan secara verbal
dalam melakukan prosedur dan instruksi pada anggota tem.
• Ketua tem bertanggungjawab dalam menstabilkan servikal pasien
selama rogrolling.
• Semua pasien yang unresponsif harus diimmobilisasi
• Langsung lakukan evaluasi dengan melakukan pemeriksaan fisik.
• Jaga alignment dan immobilisasi kolumna vertebralis
• Neck Collar harus immobil untuk mencegah fleksi, ekstensi,
ekstensi rotasi dan pergerakan ke arah lateral.
2. Indikasi :
• Mekanisme injuri spinal
• Potensial injuri spinal : jatuh, kecelakaan dll.
3. Alat–alat :
• Long Spine Board
• Neck collar
No Tahap-Tahap Prosedur Dilakukan Tidak
Baik Kurang
2 1 0
1. Stabilisasikan kepala pasien dan
informasikan pada pasien untuk
tidak menggerakan kepala dan
leher.
2. Periksa fungsi motorik dan
sensorik.
3. Pembantu pengkajian area tubuh
pasien.
4. Pembantu 1 langsung untuk
melepas perhiasan.
5. Pembantu 1 langsung melakukan dan
amankan dalam pemasangan collar.

6. Pembantu 2 langsung meletakan


tangan pasien disisi dan
meluruskan kaki.
7. Logrolling langsung pada satu sisi
pasien.
8. Pembantu 3 langsung pada posisi
back board
9. Logrolling langsung pada pasien
bawah pasien.
10. Menggambarkan kesalahan
menempatkan bacboard.
11 Langsung mengoreksi letak alat
bantu kepala
12 Secara terus menerus
mempertahankan stabilisasi
manual kepada /leher
13 Pengkajian kembali fungsi motorik
dan sensorik.

Nilai = Skor x 13 =.........13 Nilai


2 2

Komentar fasilitator: Paraf & Nama Fasilitator

Penampilan Keseluruhan:
 Baik sekali
 Baik
 Perlu perbaikan
Daftar Tilik Initial Assesment

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak tepat.
Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar
BOBOT SKOR
KEGIATAN TINDAKAN 1 2 3

Pengertian Tindakan penilaian secara cepat fungsi


Survei vital penderita berdasarkan prioritas,
Primer diikuti resusitasi dan stabilisasi
Indikasi Pasien yang mengalami kegawatdaruratan
trauma dan non trauma
Tujuan  Untuk mengetahui secara cepat
kondisi korban
 Untuk dapat memberikan penanganan
yang cepat pada korban yang
mengalami kondisi yang mengancam
30%
kehidupan
 Untuk meminimalkan tingkat
kerusakan/ tingkat keparahan korban
Petugas  Dokter
 Perawat Registtered Nurse (RN)
 Perawat Emergency/ Paramedik
Persiapan  Alat Pelindung Diri (APD) : Masker,
Alat Sarung Tangan
Persiapan Amankan pasien dan lingkungan
Pasien
Prosedur :
1. Evaluasi kondisi lingkungan tempat kejadian.
Amankan pasien dan penolong dan bahaya 60 %
lingkungan
2. Penolong memasang APD, terutama untuk
penolong yg berasal dari team ambulance pre
hospital
3. Kaji respon/ kesadaran dengan Sapa atau panggil
korban dengan suara yang keras lalu tepuk dan
goyang tubuh korban.
4. Kaji kemungkinan pasien mengalami fraktur
cervical dengan melihat tanda-tanda luka di kepala,
mata lebam, hidung dan telinga berdarah, ada
fraktur clavicula. Riwayat trauma menunjang untuk
fraktur cervical. Jika ada fraktur cervical segera
pasang collar cervical (collar neck).
5. A. Kaji kepatenan Airway (saluran pernafasan
pasien/mulut korban, dengan :
a. Lihat :
 Apakah ada benda asing di mulut korban
 Apakah ada penyumbatan jalan nafas
 Adakah pergerakan dada – perut waktu
bernafas
 Lihat apakah bibir sianosis
b. Dengar :
 Suara nafas korban, apakah normal, adakah
suara nafas hilang
c. Raba :
 Dekatkan pipi penolong dengan hidung mulut
korban. Apakah terasa hembusan nafas korban
dari hidung/ mulut.
6. B. Kaji kemampuan bernafas (Breathing) dengan
melakukan :
d. Lihat :
 Perdakah sianosis
 Adakah jejas di dada.
e. Dengar :
 Tempelkan pipi penolong ke hidung korban,
sambil mendengarkan suara nafas korban,
apakah normal, menurun, menghilang, atau
suara nafas tambahan
f. Raba :
 Apakah ada hawa ekspirasi
 Palpasi dada korban, pakah ada udema, nyeri
tekan.
7. Kaji kondisi sirkulasi darah korban dengan
melakukan :
 Raba nadi arteri carotis, rasakan denyutannya,
jika tidak teraba maka lakukan RJP
 Raba nadi Arteri radialis, hitung frekuensinya,
tachicardi atau tidak.
 Raba ekstremitas, yang banyak terba dingin
atau tidak
 Lihat apakah ada luka, dan perdarahan yang
banyak
8. Kaji tingkat kesadaran dan status neurologis korban
dengan melakukan
 Alert, Verbal respon, Pain respon, Unresponse
 Lihat respon pupil korban
9. Kaji kondisi cedera tambahan (exposure) dengan
melakukan :
a. Tindakan Log Roll (nilai bagian belakang)
dilakukan secara team, jika ada fraktur servical,
minta bantuan orang lain untuk memfiksasi
kepala dan leher
b. Buka pakaian belakang, jika kesulitan gunting
pakaian korban,lihat jejas, luka-luka, perubahan
bentuk tulang dll dari punggung, panggul s/d kaki
bagian belakang.
c. Rapikan pakaian korban, perintahkan team untuk
mendekatkan tandu ke punggung korban.
d. Kembalikan posisi korban ke posisi semula lalu
selimuti korban untuk mencegah hipotermia
e. Catat kelainan yang ditemukan terutama yang
mengancam jiwa.
10. Buat keputusan apakah korban dalam kategori :
1) Kritis (Critical) : ( Semua A, B, C Negatif )
 Cardiac Arrest, Respiratory Arrest
2) Tidak Stabil (Unstable) : Salah dua dari A, B,
C, D & E Negatif)
 Kesulitan bernafas dan jalan nafas tidak paten,
trauma kepala dan dada yang berat,shock, nyeri
dada yang hebat, fraktur tulang panjang, diduga
meningitis, luka tusuk pada dada, leher,
abdomen dan genetalia, penurunan kesadaran,
luka bakar > 10 % orang dewasa, luka bakar >
5 % untuk anak-anak.
3) Resiko tidak stabil (Potential Unstable) : Salah
satu dari A, B, C, D & E Negatif)
 Trauma yang serius, injury yang tersembunyi,
injury ekstremitas dengan kerusakan saraf dan
sirkulasi, tidak ada tanda=tanda shock, tidak
ada komplikasi lainnya.
4) Stabtable) : Semua A, B, C, D & E Positif
 Injury yang kecil (minor) dengan tanpa
perdarahan yang banyak, tidak ada kerusakan
saraf dan sirkulasi, tidak ada tanda-tanda shock,
tidak ada komplikasi lainnya.
11. Untuk korban yang kritis dan tidak stabil segera
ditransportasi dan diobati, dilakukan pencatatan
tanda-tanda vital. Bila kondisi korban telah stabil,
maka dilakukan survey sekunder. 10 %
12. Untuk korban yang resiko tidak stabil stabil,
dilakukan pencatatan tanda-tandavital dan survey
sekunder.
Penilaian : Instruktur
Score Penilaian Ttd
Nilai : x 100%
Total Score
Hasil :
Daftar Tilik Airway Breathing Management
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa
:
Kategori Skore
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak tepat.
Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar
SKOR
NO KEGIATAN BOBOT
1 2 3
Definisi Suatu keadaan yang dikarenakan 30%
(penyakit, trauma, kecelakaan,
tindakan anestesi) yang bila tidak
segera di tolong akan mengalami cacat,
kehilangan organ tubuh atau
meninggal.
1. Alat a. Alat :
dan A. Tabung oksigen
Bahan B. Nasal prong, Nasal Katheter,
Masker Oksigen
C. Oro-pharyngeal tube/ Mayo/
Gudell
D. BVM
E. Bahan :
1. Sarung tangan steril
2. Set Infus (Slang Infus,
abocath sesuai ukuran)
3. Cairan kristaloid (Nacl, RL,
Normal Salin)
4. Spuit 5cc
5. Kassa steril
6. Plester
2. Lang 1. Periksa kesadaran pasien untuk 60%
kah- menentukan keadaan umum pasien
langka sadar atau tidak
h/ 2. Air Way ( jalan nafas) :
Prosed -Periksa jalan nafas, bebaskan jalan
ur nafas dari sumbatan sekret, darah,
kerja : benda asing.
Sesuai Lakukan tindakan Triple manouver
priorita ; Head Tilt (ekstensi kepala), Chin
s Lift (angkat dagu keatas), Jaw
penang Thrust(dorong rahang bawah
anan kedepan).
pasien 3. Buka mulut.
kegaw 4. Pemasangan Oro-pharingeal tube
at bila pasien tidak sadar.
darurat 5. Breathing (pernafasan) :
an Periksa pernafasan pasien bernafas
atau tidak dengan Listen (suara
nafas), Look (melihat gerakan
dada), Feel ( Merasakan ada udara
atau tidak).
6. Bila tidak bernafas segera beri
bantuan nafasBantuan nafas buatan
tanpa alat (manuil) dari mulut
kemulut dengan frekwensi 1
penolong atau 2 penolong 15:2 (15
kali pijat jantung 2 kali nafas
buatan). Bantuan nafas buatan
dengan alat ambu bag, jukson
reese, respirator
7. Bila pasien bernafas segera beri
terapi oxygen melalui : Nasal
Pronge 3 liter, Nasal catheter 3
liter, Mask 6-8 liter.
8. Circulation (sirkulasi darah) :
Periksa bagaimana perdarahannya.
Segera lakukan terapi cairan
pemasangan infus dengan
pemberian cairan kristaloid (Nacl,
RL, Normal Salin)
9. Periksa tekanan darah, nadi dan
perifer.
10. Drugs (obat-obatan) :
Pemberian obat-obatan bila terjadi
henti jantung dan bradikardi
dengan :
Adrenalin dengan dosis 1-1-1/3-5
menit
Atropin dengan dosis 1-1-1/3-5
menit
Na-bik hanya 1 mEq/kg dan paling
akhir.
Ecg (rekam jantung)
11. Periksa jantung dengan ECG
disertai alat DC shok bila nadi
karotis tak teraba untuk tindakan
ini dilakukan pada tempat rujukan
yang lebih berkompeten/ RS
3. Hal- 30% 1. 2. 3.
hal 1. Terapi Cairan sesuai prosedur
yang pemberian cairan pertama pada
perlu pasien untuk mengatasi shok.
diperha 2. Tindakan Jaw thrust dan chin lift
tikan lebih dianjurkan untuk
menghindari trauma.
3. Lakukan tindakan pertolongan
pertama pada kegawat-daruratan
dengan cepat, tepat dan cermat
karena bila sirkulasi berhenti 3-4
menit akan mengakibatkan
kerusakan otak yang permanen

4. Eval 1. Jalan nafas klien oaten 4. 5. 6. 7.


uasi 2. Pernafasan dalam batas normal
dengan SP02: 95-100%
3. Tidak ada tanda shock dan
perdarahan
5. Doku Rekam medis pasien
men
terkait
4. Form Status pasien, form. Persetujuan
ulir tindakan, form persetujuan rujukan.
yang
diperg
unakan
Penilaian : Instruktur
Score Penilaian ttd
Nilai : x 100%
Total Score
Hasil :
DAFTAR TILIK TRIAGE

Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa :
Kategori Skore
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur
dilakukan tapi tidak tepat. Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian,
prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar

No Langkah Kegiatan Bobot Skore


1 2 3
Persiapan 40%
A
Persiapan alat:
a. Tanda pengenal untuk menandai setiap
tempat/bagian dan petugas
b. Kartu triage
1 c. Peralatan administrasi
d. Tandu/strecher/brangkar
e. Spyghnomanometer, stethoscope,
lampu senter, sarung tangan

a. Persiapan pasien: Menjaga keamanan


pribadi dan keselamatan orang lain di
tempat
b. Melakukan pencatatan atau
2 dokumentasi laporan
c. Mengkomunikasikan kondisi dan
tindakan awal yang akan dilakukan
perawat kepada klien dan keluarga

B Pelaksanaan 60%
Perawat menerima pasien yang berkunjung ke
IGD dan melakukan anamnese dan pemeriksaan
1 singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan
derajat kegawatannya oleh petugas

Perawat memberikan Informed concent


(penandatangan persetujuan tindakan) oleh
2 keluarga pasien

Perawat membedakan menurut kegawatannya


3 dengan memberi kode warna pada Rekam
medik
Perawat memberikan pelabelan warna pada
klien sesuai tingkat kegawatannya:
Warna hijau adalah penderita tidak gawat dan
4 tidak darurat
Warna kuning adalah penderita yang gawat
tetapi belum darurat
Warna merah adalah penderita gawat darurat
Klien mendapatkan prioritas pelayanan
5 dengan urutan merah, kuning, hijau

Menyampaikan hasil triase pada klien dan


6 keluarga serta prioritas tindakan selanjutnya

Mendokumentasikan identitas pasien, hasil


7
pemeriksaan, tindakan yang telah
dilakukan,evaluasi Tindakan,
8 Nilai = (40% x skore A)+ (60% x skore
B)
Skore maksimal
Daftar Tilik Manajemen Trauma Kepala dan Spinal
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswa
:
Kategori Skore
Skore 1 ( satu ) : Bantuan hampir seluruhnya, prosedur dilakukan tapi tidak tepat.
Skore 2 (dua) : Bantuan sebagian, prosedur dilakukan kurang sempurna
Skore 3 (tiga) : Mandiri, langkah dilakukan degan benar
No Langkah Kegiatan Bobot Skore
A Persiapan 40% 1 2 3
Persiapan alat:
a. Format pengkajian
b. Nursing kit (Spyghnomanometer,
stethoscope,termometer, refleks hamer)
c. Penlight
1
d. Jam tangan
e. APD
f. Head Imobilze/ Neck Collar
g. Hecting Set
h. Elastis Verban
Persiapan pasien:
1. Jelaskan prosedur kepada pasien dan
keluarga
2
2. Menjaga privasi pasien
3. Perhankan posisi kepala jika di curigai
fraktur servikal
B Pelaksanaan 60%
1 Perhatikan/amati keadaan umum pasien
Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran
jalan nafas, apakah ada obstruksi akibat benda
2
asing atau fraktur tulang wajah, fraktur larinks
atau trakea
Pada kecurigaan adanya fraktur servikal, harus
3
dipasang immobilisasi baik dengan alat /manual

Kaji jalan nafas (Airway) :


Anda lakukan observasi pada gerakan dada,
4 apakah ada gerakan dada atau tidak. Apabila ada
gerakan dada spontan berarti jalan nafas lancar
atau paten, sedang apabila tidak ada gerakan dada
Kaji fungsidiberikan
walaupun paru (breathing):
bantuan nafas artinya terjadi
Kaji/observasi kemapuan mengembang paru,
5 adakah pengembangan paru spontan atau tidak.
Apabila tidak bisa mengembang spontan maka
dimungkinkan terjadi gangguan fungsi paru
Sirkulasi
sehingga dan
akanperdarahan harus dilakukan
dilakukan tindakan dalam
untuk bantuan
waktu cepat, bagaimana tingkat kesadaran, warna
kulit dan keadaan nadi (kekuatan, kecepatan dan
6 irama). Perdarahan dalam, dinilai dari tanda-

tanda vital sedangkan perdarahan luar harus


dikelola dengan penekanan pada luka terbaik
menggunakan spalk udara
Kaji tingkat kesadaran (Pneumatic
pasien dengan Splinting
7 menggunakan GCS

Lakukan pemeriksaan fisik (data focus) sesuai


8 dengan keluhan pasien.
Lakukan kolaborasi untuk pemeriksaan
9 penunjang seperti : EKG, foto rontgen dan
pemeriksaan analisa gas darah
Nilai = (40% x skore A)+ (60% x skore
B)
Skore maksimal

Anda mungkin juga menyukai