ESOFAGITIS KOROSIF
Muh Azhar Fawwaz Akbar C014191017
Roynaldi Octa Hosea C014202212
Nur Alfiani Utami C014191026
PEMBIMBING SUPERVISOR
dr. Tuti Jatininingrum Ibrahim dr. Trining Dyah, Sp.THT-BKL(K), M.Kes
Pendahuluan Diagnosis
Definisi Penatalaksanaan
Anatomi Komplikasi
Epidemiologi Prognosis
Etiopatomekanisme Kesimpulan
Manifestasi Klinis
PENDAHULUAN
oleh luka bakar karena zat kimia yang bersifat korosif misalnya asam
kuat, basa kuat dan zat organic. Zat kimia yang tertelan dapat bersifat
saluran yang dilaluinya, sedangkan zat kimia yang bersifat toksik hanya
Methasate Asada, Varut Lohsiriwat. Role of Endoscopy in Caustic Injury of The Esofagus. World J Gastrointest Endosc. 2018. Volume 10(10). Halaman 274-
282
Manifestasi
Klinis
Gejala yang ditemukan pada pasien ialah disfagia yang hebat,
odinofagia serta suhu badan yang meningkat. Gejala klinis akibat
tertelan zat organik dapat berupa perasaan terbakar di saluran cerna
bagian atas, mual, muntah, erosi pada mukosa, kejang otot,
kegagalan sirkulasi dan pernapasan.
Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Menurut Derajat Luka Bakar
Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Menurut Derajat Luka Bakar (2)
Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gejala Klinis dan Perjalanan
Penyakit
Keadaan ini berlangsung Berlangsung selama 2-6 Setelah 1-3 tahun akan
selama 1-3 hari. Pada minggu, pada fase ini keluhan terjadi disfagia lagi
pemeriksaan fisik dapat pasien berkurang, suhu badan oleh karena telah
ditemukan Luka bakar menurun, pasien merasa telah terbentuk jaringan
pada daerah mulut, bibir, sembuh, sudah dapat menelan parut, sehingga terjadi
dan faring yang kadang- dengan baik, akan tetapi striktur esofagus.
kadang disertai perdarahan. sebenarnya proses masih
berjalan dengan membentuk
jaringan parut (sikatriks)
Dedy Hadi Prawono, dkk. Management of a Patient with Esophageal Stricture after Drinking Strongly Acidic Water.
International Meeting on Regenerative Medicine. 2017.
Penegakan
Diagnosis
ANAMNESIS : siapa, kapan, apa, berapa, mengapa
PEMERIKSAAN FISIK
• Luka bakar bisa terjadi disekitar mulut, bibir dan orofaring.
• Luka bakar atau edema pada laring atau epiglotis dapat menyebabkan keluhan stridor, afoni, serak atau
sesak.
• Adanya nyeri abdomen atau kekakuan pada substernal/dada atau nyeri belakang dapat dicurigai
adanya luka bakar yang berat atau telah terjadi perforasi.
• Pemeriksaan dengan fiberoptik laringoskopi dapat dilakukan untuk melihat patensi jalan napas
penderita dengan trauma korosif.
Modul Utama Endoskopi Bronkoesofagologi. Kolegium Ilmu Keseshatan Telinga Hidung Tenggorok Bedag Kepala dan Leher. 2015.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pem. Esofagoskopi
Pem. melihat luka bakar esofagus
Laboratorium pada 12-48 jam pertama
1. Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
3. Methasate Asada., Varut Lohsiriwat. 2018. Role of endoscopy in caustic injury of the esofagus. World J Gastrointest Endosc. 2018; 10(10): 274-282
4. Kamat, R, Gupta P, Reddy, YM, et al. 2019. Corrosive injuries of the upper gastrointestinal tract: A pictorial review of the imaging features. Wolters Kluwer. 2019; 29(1): 6-13
Klasifikasi berdasarkan gambaran endoskopi
(Klasifikasi Zargar)
• Grade 0: Mukosa normal
• Grade I: Edema dan eritema pada
mukosa
• Grade IIA: Perdarahan, erosi, lecet,
ulkus superfisial
• Grade IIB: Perdarahan/lesi
sirkumferensial, ulkus dan eksudat
• Grade IIIA: Nekrosis fokal, ulkus
abu-abu tua atau hitam kecoklatan
• Grade IIIB: Nekrosis luas, ulkus
abu-abu tua atau hitam kecoklatan
• Grade IV: Perforasi
1. Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
3. Kamat, R, Gupta P, Reddy, YM, et al. 2019. Corrosive injuries of the upper gastrointestinal tract: A pictorial review of the imaging features. Wolters Kluwer. 2019; 29(1): 6-13
Tatalaksana
• Yang terpenting stabilisasi jalan napas (intubasi/trakeostomi) dan
hemodinamik
• Tatalaksana berdasarkan klasifikasi zargar
• Mukosa normal/lesi sangat ringan diet cair dan dipulangkan
• Grade I atau IIA observasi di RS, diet cair 24-48 jam
• Grade IIB asupan secara parenteral, dipantau lebih ketat
• Grade III asupan secara parenteral/NGT
1. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
2. Rathnaswami A, Ashwin R. Corrosive Injury of the upper gastrointestinal tract: a review. Arch Clin Gastroenterol 2016; 2: 56-62
Agen Penetralisir Steroid
prednisolon, deksametason
Penekanan asam
lambung dan
perlindungan
Nasogastric Triamcinolone dan
mukosa
Tube (NGT) mitomycin-C
H2 blocker, proton
pump inhibitor atau
antasida (sukralfat,
omeprazol)
Antibiotik Esofagoskopi
penisilin, sefalosporin
1. Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
3. Metin, B., & Aribaş, O. Clinical features and treatment of corrosive esophagitis. Cukurova Medical Journal, 2016; 41(2): 264-270
Komplikasi &
Prognosis
KOMPLIKASI