Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

ESOFAGITIS KOROSIF
Muh Azhar Fawwaz Akbar C014191017
Roynaldi Octa Hosea C014202212
Nur Alfiani Utami C014191026

PEMBIMBING SUPERVISOR
dr. Tuti Jatininingrum Ibrahim dr. Trining Dyah, Sp.THT-BKL(K), M.Kes

Dibawakan Sebagai Tugas Kepaniteraan Klinik Departemen


THT-KL Program Pendidikan Profesi Dokter FK UNHAS
2022
ISI PEMBAHASAN

 Pendahuluan  Diagnosis
 Definisi  Penatalaksanaan
 Anatomi  Komplikasi
 Epidemiologi  Prognosis
 Etiopatomekanisme  Kesimpulan
 Manifestasi Klinis
PENDAHULUAN

● Esofagitis korosif ditandai dengan cedera kaustik setelah


konsumsi bahan kimia, terutama zat basa seperti deterjen,
senyawa pembersih, dan pemutih. Menelan zat asam juga
dapat menyebabkan cedera kausti
● Esofagus adalah organ sensitif yang tidak dapat
mentolelir adanya cedera struktural. Luka bakar di
eosfagus yang disebabkan oleh zat korosif sangat penting
karena hal ini dapat berkembang dengan komplikasi
serius.
Definisi
Esofagitis korosif ialah peradangan di esophagus yang disebabkan

oleh luka  bakar karena zat kimia yang bersifat korosif misalnya asam

kuat, basa kuat dan zat organic. Zat kimia yang tertelan dapat bersifat

toksik ataupun korosif.

Zat kimia yang bersifat korosif akan menimbulkan kerusakan pada

saluran yang dilaluinya, sedangkan zat kimia yang bersifat toksik hanya

menimbulkan gejala keracunan bila telah diserap oleh darah.


Anatomi, Histologi,
Fisiologi.
ANATOMI
ANATOMI(2)
HISTOLOGI
FISIOLOGI
Epidemiologi
• Angka kejadian esofagitis korosif tertelan asam kuat, basa kuat,
cairan pemutih diperkirakan sekitar 3-5 % dari kasus kecelakaan dan
bunuh diri
• Anak di bawah 5 tahun dilaporkan sering tertelan zat yang bersifat
korosif akibat ketidaksengajaan dan kelalaian.
• Remaja dan dewasa dilaporkan kasus cukup sering pada remaja
sebagai percobaan bunuh diri.
• Tidak ada perbedaan jenis kelamin dan ras yang mempengaruhi
terjadinya esofagitis korosif
Etio-patomekanisme
Esofagitis korosif merupakan cedera kaustik yang
terjadi ketika zat dengan Ph <2 atau >12 tertelan. Zat-zat
kaustik seperti asam kuat dan basa kuat merusak jaringan
tubuh dengan merubah struktur ion dan struktur molekul
serta mengganggu ikatan kovalen pada sel.

1. Basa kuat menyebabkan terjadinya nekrosis mencair


(liquifactum necrosis).

2. Asam kuat yang tertelan akan menyebabkan nekrosis


menggumpal (coagulation necrosis).

Methasate Asada, Varut Lohsiriwat. Role of Endoscopy in Caustic Injury of The Esofagus. World J Gastrointest Endosc. 2018. Volume 10(10). Halaman 274-
282
Manifestasi
Klinis
Gejala yang ditemukan pada pasien ialah disfagia yang hebat,
odinofagia serta suhu badan yang meningkat. Gejala klinis akibat
tertelan zat organik dapat berupa perasaan terbakar di saluran cerna
bagian atas, mual, muntah, erosi pada mukosa, kejang otot,
kegagalan sirkulasi dan pernapasan.

Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Menurut Derajat Luka Bakar

Tanpa Ulserasi Ulserasi Ringan Ulserasi Sedang

Pasien mengalami gangguan Pasien mengeluh disfagia Ulkus sudah mengenai


menelan ringan. Pada ringan, pada esofagoskopi lapisan otot, biasanya
esofagoskopi tampak tampak ulkus yang tidak ditemukan satu ulkus atau
mukosa hiperemis tanpa dalam, terbatas pada multipel.
ulserasi lapisan mukosa saja.

Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Menurut Derajat Luka Bakar (2)

Ulserasi Berat Ulserasi Berat Dengan


Tanpa Komplikasi Komplikasi
Terdapat pengelupasan mukosa Terdapat perforasi esofagus
serta nekrosis yang letaknya yang dapat menimbulkan
dalam, dan telah mengenai mediastinitis dan peritonitis.
seluruh lapisan esofagus. Dapat Kadang-kadang ditemui tanda-
menimbulkan striktur esofagus tanda obstruksi saluran
pernafasan atas

Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Gejala Klinis dan Perjalanan
Penyakit

Fase Akut Fase Laten Fase Kronis

Keadaan ini berlangsung Berlangsung selama 2-6 Setelah 1-3 tahun akan
selama 1-3 hari. Pada minggu, pada fase ini keluhan terjadi disfagia lagi
pemeriksaan fisik dapat pasien berkurang, suhu badan oleh karena telah
ditemukan Luka bakar menurun, pasien merasa telah terbentuk jaringan
pada daerah mulut, bibir, sembuh, sudah dapat menelan parut, sehingga terjadi
dan faring yang kadang- dengan baik, akan tetapi striktur esofagus.
kadang disertai perdarahan. sebenarnya proses masih
berjalan dengan membentuk
jaringan parut (sikatriks)

Dedy Hadi Prawono, dkk. Management of a Patient with Esophageal Stricture after Drinking Strongly Acidic Water.
International Meeting on Regenerative Medicine. 2017.
Penegakan
Diagnosis
ANAMNESIS : siapa, kapan, apa, berapa, mengapa

PEMERIKSAAN FISIK
• Luka bakar bisa terjadi disekitar mulut, bibir dan orofaring.
• Luka bakar atau edema pada laring atau epiglotis dapat menyebabkan keluhan stridor, afoni, serak atau
sesak.
• Adanya nyeri abdomen atau kekakuan pada substernal/dada atau nyeri belakang dapat dicurigai
adanya luka bakar yang berat atau telah terjadi perforasi.
• Pemeriksaan dengan fiberoptik laringoskopi dapat dilakukan untuk melihat patensi jalan napas
penderita dengan trauma korosif.

Modul Utama Endoskopi Bronkoesofagologi. Kolegium Ilmu Keseshatan Telinga Hidung Tenggorok Bedag Kepala dan Leher. 2015.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pem. Esofagoskopi
Pem. melihat luka bakar esofagus
Laboratorium pada 12-48 jam pertama

Pem. Radiologi CT Scan


barium esofagogram:
melihat perforasi/striktur MRI
esofagus

1. Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
3. Methasate Asada., Varut Lohsiriwat. 2018. Role of endoscopy in caustic injury of the esofagus. World J Gastrointest Endosc. 2018; 10(10): 274-282
4. Kamat, R, Gupta P, Reddy, YM, et al. 2019. Corrosive injuries of the upper gastrointestinal tract: A pictorial review of the imaging features. Wolters Kluwer. 2019; 29(1): 6-13
Klasifikasi berdasarkan gambaran endoskopi
(Klasifikasi Zargar)
• Grade 0: Mukosa normal
• Grade I: Edema dan eritema pada
mukosa
• Grade IIA: Perdarahan, erosi, lecet,
ulkus superfisial
• Grade IIB: Perdarahan/lesi
sirkumferensial, ulkus dan eksudat
• Grade IIIA: Nekrosis fokal, ulkus
abu-abu tua atau hitam kecoklatan
• Grade IIIB: Nekrosis luas, ulkus
abu-abu tua atau hitam kecoklatan
• Grade IV: Perforasi

1. Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
3. Kamat, R, Gupta P, Reddy, YM, et al. 2019. Corrosive injuries of the upper gastrointestinal tract: A pictorial review of the imaging features. Wolters Kluwer. 2019; 29(1): 6-13
Tatalaksana
• Yang terpenting  stabilisasi jalan napas (intubasi/trakeostomi) dan
hemodinamik
• Tatalaksana berdasarkan klasifikasi zargar
• Mukosa normal/lesi sangat ringan  diet cair dan dipulangkan
• Grade I atau IIA  observasi di RS, diet cair 24-48 jam
• Grade IIB  asupan secara parenteral, dipantau lebih ketat
• Grade III  asupan secara parenteral/NGT

1. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
2. Rathnaswami A, Ashwin R. Corrosive Injury of the upper gastrointestinal tract: a review. Arch Clin Gastroenterol 2016; 2: 56-62
Agen Penetralisir Steroid
prednisolon, deksametason
Penekanan asam
lambung dan
perlindungan
Nasogastric Triamcinolone dan
mukosa
Tube (NGT) mitomycin-C
H2 blocker, proton
pump inhibitor atau
antasida (sukralfat,
omeprazol)
Antibiotik Esofagoskopi
penisilin, sefalosporin
1. Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
3. Metin, B., & Aribaş, O. Clinical features and treatment of corrosive esophagitis. Cukurova Medical Journal, 2016; 41(2): 264-270
Komplikasi &
Prognosis
KOMPLIKASI

• Striktur esofagus  70% pasien dengan grade IIB dan


lebih dari 90% pasien dengan cedera grade III
• Tatalaksana striktur  dilatasi endoskopi, stent esofagus,
pembedahan
• Dapat juga terjadi syok, koma, edema laring, pneumonia
aspirasi, perforasi esofagus, mediastinitis, fistula ke
trakea dan bahkan kematian
1. Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
3. Methasate Asada., Varut Lohsiriwat. 2018. Role of endoscopy in caustic injury of the esofagus. World J Gastrointest Endosc. 2018; 10(10): 274-282
4. Metin, B., & Aribaş, O. Clinical features and treatment of corrosive esophagitis. Cukurova Medical Journal, 2016; 41(2): 264-270
PROGNOSIS
• Tergantung jenis bahan yang terkena, konsentrasi, lama kontak, adanya
kelainan sebelumnya, kerusakan pada esofagus dan penatalaksanaan awal
yang cepat dan tepat
• Menurut klasifikasi zargar
• Grade 0, I dan IIA dapat sembuh tanpa gejala sisa
• Mayoritas grade IIB dan grade III berkembang menjadi sikatris
esofagus/lambung
• Peningkatan morbiditas dan mortalitas 9 kali lipat untuk setiap peningkatan
derajat cedera
1. Soepardi, Eflaty A, Iskandar, N. Editor. Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi Kelima. 2012. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. De Lusong, M., Timbol, A., & Tuazon, D. Management of esophageal caustic injury. World journal of gastrointestinal pharmacology and therapeutics, 2017; 8(2); 90–98.
3. Methasate Asada., Varut Lohsiriwat. 2018. Role of endoscopy in caustic injury of the esofagus. World J Gastrointest Endosc. 2018; 10(10): 274-282
Kesimpulan
• Esofagitis korosif adalah peradangan di daerah esofagus yang disebabkan oleh
luka bakar karena tertelannya zat kimia yang bersifat korosif (asam kuat atau
basa kuat)
• Diagnosis ditegakkan dari adanya riwayat tertelan zat korosif, gejala klinis
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
laboratorium, radiologi, esofagoskopi, CT-Scan, dan MRI.
• Penatalaksanaan: diberikan agen penetralisir, dilakukan pemasangan NGT,
diberikan obat untuk penekanan asam lambung dan perlindungan mukosa,
pemberian antibiotik dan steroid, serta dilakukan esofagoskopi.
• Komplikasi yang paling sering dari kasus esofagitis korosif adalah striktur
esofagus.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai