Anda di halaman 1dari 27

APENDIKS

Disusun Oleh :
Ressy Nirmala Indah (20360102)
Sapphira Bellatrix Usman (20360109)
Syifa Husnul Ummah (20360052)
Maisaroh Shofy Utari Putri (19360115)
Rara Novtria (19360209)
M.Dodi Eka Saputra (19310197)

PRECEPTOR
dr. Mizar Erianto, Sp.B(K)Onk

KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020
ANATOMI

• Pada orang dewasa panjang apendiks 6-9 cm.

• Apendiks menerima suplai arteri dari cabang


apendikular dari arteri ileokolika.
• Persyarafan terdiri dari syaraf simpatis dan
parasimpatis

(Schwartz’s principles of surgery)


FISIOLOGI
• Apendiks menghasilkan lendir sebanyak 1-2 mL/hari.
• Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut associated
lymphoid tissue) yang terdapat disepanjang saluran cerna, termasuk
apendiks ialah IgA.

(Sjamsuhidayat, 2017)
Klasifikasi Appendisitis
-

 Appendicitis Akut

 Appendicitis Rekurens

 Appendicitis Kronik

(BUKU AJAR ILMU BEDAH, WIM DE JONG – R. SJAMSUHIDAJAT)


APENDISITIS AKUT

Apendisititis adalah peradangan akut apendiks


yang memerlukan tindakan bedah segera.

(Sjamsuhidayat, 2017)
EPIDEMIOLOGI
• Ditemukan disemua umur
• Paling banyak umur 20-30

• Umumnya laki-laki dan perempuan hampir sama

• Pada umur 20-30


• Laki-laki : perempuan = 1:2
ETIOLOGI

Hiperplasia
Jaringan
Limfe

Makan
rendah Fekalit
serat

Erosi
mukosa
Cacing
apendiks
akibat Askaris
parasit

Konstipa
si
(Sjamsuhidayat, 2017)
PATOGENESIS

Penyumbatan terjadinya
obstruksi lumen pengeluaran sekret pembengkakan, infeksi,
mukus dan ulserasi.

mengakibatkan Peningkatan tekanan


nekrosis, gangren dan intraluminal dapat menyebabkan
perforasi terjadinya oklusi arteria terminalis
apendikularis.

(Price, 2005)
GAMBARAN KLINIS

Tanda Awal
Nyeri mulai dari epigastrium atau regio umbilikus ,Mual dan muntah , anoreksia

Nyeri pindah kekanan bawah dan menunjukan tanda rangsangan peritoneum lokal dititik McBurney
Nyeri tekan, Nyeri lepas, Defans maskuler

Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung


Rovsing sign, Blumberg,Nyeri kanan bawah

(Sjamsuhidayat, 2017)
Diagnosis

Pemeriksaan Fisik : suhu 37,5˚c -38,5˚c.


Inspeksi perut : Kembung terlihat pada komplikasi perforasi.
Auskultasi : peristaltik usus sering normal. Dapat menghilang adanya ileus paralitik pada peritonitis generalisata
disebabkan oleh appendisitis perforata.
Palpasi : nyeri tekan dan lepas di regio Mc.Burney, defans muskular, Rovsing sign ,Blumberg sign
Perkusi : nyeri ketok perut kanan bawah. Jika pekak hepar hilang → perforasi
Colok dubur : bila Timbul nyeri saat dilakukan colok dubur, menandakan appendisitis pelvika.

(Sjamsuhidayat, 2017)
Uji tambahan :

Psoas Sign
Obturator Sign

(Sjamsuhidayat, 2017)
SKOR ALVARADO

• digunakan untuk mendiagnosis apendisitis

• Alfredo Alvarado pada tahun 1986


• dengan menggunakan tiga gejala, tiga tanda, dan dua temuan
laboratorium sederhana sebagai alat diagnosis apenisitis

The Alvarado score for predicting acute


appendicitis: a systematic review
Robert Ohle†, Fran O’Reilly†, Kirsty K O’Brien,
Tom Fahey and Borislav D Dimitrov*
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan laboratorium : ditemukan leukositosis


 Pemeriksaan USG abdomen
Pemeriksaan foto polos abdomen
Pemeriksaan CT Scan.
 Laparoskopi : dilakukan pada kasus yang meragukan.

(Sjamsuhidayat, 2017)
Diagnosa Banding

 Gastroenteritis
 Limfsdenitis mesenterika
 Kelainan ovulasi
 Infeksi panggul
 Kehamilan ektopik
 Kista ovarium terpuntir
 Endometriosis eksterna
 Urolithiasis, dll

(Sjamsuhidayat, 2017)
Komplikasi Appendisitis

• perforasi apendiks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses.


• Insiden perforasi adalah 10% sampai 32%. Lebih tinggi pada anak kecil dan lansia.
• Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri.
• Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7 C atau lebih tinggi dan nyeri atau nyeri tekan abdomen
yang kontinyu

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah
Edisi 8 Volume 2, Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta: EGC
Penatalaksanaan
Pembedahan → Appendektomi
Indikasi appendektomi :
 CITO : appendisitis akut, abses, perforasi.
 Elektif : appendisitis Kronik
Pendekatan : terbuka atau laparoskopi
Macam insisi : insisi Mc Burney
Catatan : Pada menderita dengan diagnosis yang tidak jelas sebaiknya
dilakukan observasi terlebih dahulu.

(Sjamsuhidayat, 2017)
Konservatif : dilakukan pada infiltrat appendikuler dengan metode Fregimen OCHSNER-SHERREN (6F)
 Flowler Posistion (semi)
 Fluids by mouth atau intravena
 Four-hourly atau lebih sering, observasi dari nadi & ukur suhu 2x sehari
 Feel, palpasi massa apakah mengecil/ makin membesar
 Fungi, antibiotik
 Forbidden analgetik.

(Sjamsuhidayat, 2017)
Pada appendisitis dengan perforasi dilakukan :
- Perbaikan keadaan umum dengan infus
- Pemberian antibiotik untuk kuman gram negatik dan positif serta
anaerob
- Pemasangan pipa nasogastrik
- laparotomi

(Sjamsuhidayat, 2017)
Komplikasi Apendektomi

1. INFEKSI
2. ABSES INTRA-ABDOMINAL

D J Humes, J Simpson. Division Of Gastrointestinal, Section of surgery,


University Hospital (2012).
APPENDISITIS KRONIK

Appendisitis kronik adalah keadaan ketika


apendiks tidak terisi atau hanya terisi sebagian
oleh barium, saat barium enema dengan keluhan
nyeri abdomen kanan bawah yang bersifat kronik
intermiten.

Eylin, 2009
Diagnosis Appendisitis Kronik

- Riwayat nyeri perut


- Terbukti terjadi radang kronik appendiks baik secara
makroskopik maupun mikroskopik
- keluhan menghilang pasca appendektomi
-Kriteria mikroskopik :
• fibrosis menyeluruh pada dinding apendiks
• sumbatan parsial atau total pada lumen apendiks
• adanya jaringan parut dan ulkus lama di mukosa
• infiltrasi sel inflamasi kronik.
Sjamsuhidajat R, Prasetyono TO,
Rudiman R, et al. Buku Ajar Ilmu Bedah
vol 1-3. edisi 4. 2007
Diagnosis Appendisitis Rekurens

• Jika ada riwayat serangan nyeri berulang di perut kanan bawah dan hasil patologi
menunjukan peradangan akut.
• terjadi bila serangan appendisitis akut pertama kali sembuh spontan,
namun penyembuhan disertai fibrosis dan jaringan parut
• Risiko terjadinya serangan berulang adalah sekitar 50%

Pada appendisitis rekuren biasanya dilakukan appendektomi karena penderita


seringkali datang dalam keadaan serangan akut.

Sjamsuhidajat R, Prasetyono TO,


Rudiman R, et al. Buku Ajar Ilmu Bedah
vol 1-3. edisi 4. 2007
Prognosis

• Angka kematian dipengaruhi usia pasien, keadekuatan persiapan prabedah, serta


penyakit pada waktu intervensi bedah.
• Apendisitis tak berkomplikasi membawa mortalitas kurang dari 0,1%.
• Angka kematian apendisitis berkomplikasi berkurang menjadi 2 sampai 5 persen
• tetap tinggi dan tak dapat diterima (10-15%) pada anak kecil dan orang tua.

(Buku Ajar Bedah Sabiston Jilid II)


DAFTAR PUSTAKA
• Sjamsuhidayat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidayat-De Jong. Edisi 4. Jakarta. EGC

• Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, et al. The Appendix. Schwartz’s Principles of Surgery.
10th Ed. USA:McGrawHill Companies

• Price SA, Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6.
Jakarta. EGC

• Buku Ajar Bedah Sabiston Jilid II

• DJ Humes, J Simpson. Division Of Gastrointestinal, Section of surgery, University Hospital


(2012).

• Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta: EGC
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai