Anda di halaman 1dari 41

Tes Tes Hemostasis

M U H . A Z H A R FAW WA Z A K B A R - C 0 1 4 1 9 1 0 1 7
R I S K Y D I A H P E R M ATA S A R I - C 0 1 4 1 9 1 0 1 5

Residen Pembimbing:
d r. M o o n i k a To d i n g a n
 
Supervisor Pembimbing:
Prof. dr. Mansyur Arif, Ph.D., Sp.PK(K).MARS

BAGIAN ILMU PATOLOGI KLINIK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
FR
Pendahuluan

Hemostasis merupakan proses tubuh untuk menghentikan kehilangan darah saat


terjadi trauma jaringan. Proses ini melibatkan sejumlah faktor diantaranya
vaskular, trombosit, faktor koagulasi, fibrinolisis dan inhibitornya . Hemostasis juga
berperan untuk menjaga keseimbangan antara trombosis dan perdarahan.

Add a footer 2
FR
Pendahuluan

Hemostasis Hemostasis Hemostasis


Primer Sekunder Tersier

Add a footer 3
FR
Pendahuluan

Add a footer 4
FR
Tes-tes Hemostatis

Pemeriksaan Fungsi Vaskuler

Pemeriksaan Seluler

Pemeriksaan Biokim

Add a footer 5
FR
Pemeriksaan Vaskuler

Tes Rumple Leede

Masa Perdarahan

Add a footer 6
FR
Rumple Leede
• Prinsip
Pemeriksaan rumple leede merupakan pemeriksaan dimana pembuluh darah
dibendung menggunakan spignomanometer pada tekanan tertentu selama 10 menit.

• Tujuan
Pemeriksaan Rumple leed dilakukan untuk menguji ketahanan dinding pembuluh
darah kapiler.

Add a footer 7
FR
Indikasi
Uji rumple leede dapat dilakukan pada pasien dengan kondisi trombositopenia,
seperti pasien demam berdarah.

Add a footer 8
FR
Cara Kerja
1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas . Carilah tekanan
sistolik (TS) dan tekanan diastolik (TD).

2. Buat lingkaran pada bagian volar lengan bawah dengan radius 3


cm dantitik pusat terletak 2 cm di bawah garis lipatan siku.

3. Pasang lagi tensimeter dan buatlah tekanan sebesar 1/2 X (TS+TD)


pertahankan tekanan ini selama 5 menit.

4. Longgarkan manset lalu perhatikan ada tidaknya petechieae


dalam lingkaran yang telah dibuat.

Add a footer 9
FR
Interpretasi
Positif Negatif
>10 Petechia <10
Hasil positif memperlihatkan bahwa Hal tersebut memperlihatkan bahwa
kemampuan vaskuler pasien tidak baik kemampuan vaskuler pasien tersebut
ketika terjadi tekanan pada pembuluh baik, ketika terjadi tekanan pada
darah pembuluh darah

Infeksi Dengue,trombositopenia, Rocky


Mountain spotted fever,
meningococcemia, disseminated
intravascular coagulation, immune
thrombocytopenic purpura, embolisme
lemak, dan sindroma Cushing.

Add a footer 10
FR
Masa Perdarahan
Prinsip Tujuan

Pemeriksaan masa perdarahan adalah Pemeriksaan masa perdarahan / bleeding


perlukaan standar dilakukan pada pembuluh time dilakukan untuk menilai
kapiler baik di permukaan volar lengan kemampuan vaskular dan trombosit
ataupun bagian bawah cuping telinga. pada proses penghentian perdarahan.
Lamanya perdarahan pada luka tersebut diukur
dan dilaporkan sebagai masa perdarahan.

Add a footer 11
FR
Cara Kerja

Metode Duke
• 1. Alat disiapkan.
• 2. Bagian daun telinga diantisepsis menggunakan kapas alkohol 70% lalu dibiarkan mengering.
• 3. Pada bagian bawah telinga dilakukan penusukan menggunakan lanset dengan kedalaman 2 mm.
• 4. Stopwatch dijalankan ketika terlihat adanya tetesan darah dari daerah yang dilukai.
• 5. Tetes darah yang keluar diisap menggunakan kertas saring setiap 30 detik (penghisapan tetesan
darah dilakukan tidak dengan cara menekan kertas saring ke daerah bagian perlukaan).
• 6. Stopwatch dihentikan ketika darah tidah dapat dihisap lagi.
• 7. Waktu pada stopwatch dicatat sebagai masa perdarahan pasien.

Add a footer 12
FR
Cara Kerja
Metode Ivy
• 1. Alat disiapkan.
• 2. Bagian voler lengan bawah diantisepsis menggunakan kapas alkohol 70% lalu dibiarkan mengering.
• 3. Manset spygmomanometer dipasang di lengan atas dan dipompa hingga tekanan 40 mmHg (tekanan
dipertahankan selama pemeriksaan berlangsung).
• 4. Tegangkan kulit bagian lengan bawah menggunakan tangan kiri, kira-kira 3 cm dibawah lipat siku lakukan
penusukan menggunakan lanset dengan kedalaman 3 mm.
• 5. Stopwatch dijalankan ketika terlihat adanya tetesan darah dari daerah yang dilukai.
• 6. Tetes darah yang keluar diisap menggunakan kertas saring setiap 30 detik (penghisapan tetesan darah
dilakukan tidak dengan cara menekan kertas saring ke daerah bagian perlukaan).
• 7. Stopwatch dihentikan ketika darah tidah dapat dihisap lagi.
• 8. Waktu pada stopwatch dicatat sebagai masa perdarahan pasien.

Add a footer 13
FR
Interpretasi
DUKE IVY
Pada metode Duke, hasil dikatakan normal jika Pada metode Ivy, hasil dikatakan normal jika perdarahan
perdarahan terjadi selama 1-3 menit. terjadi selama1-6 menit

Hasil Memanjang Hasil Memendek


idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), Penyakit Hodgkin.
abnormalitas trombosit,abnormalitas vascular, leukemia,
penyakit hati serius, disseminatedintravascular
coagulation (DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor
koagulasi(V, VII, XI).

Add a footer 14
FR
Pemeriksaan Seluler
Hitung Trombosit

Fungsi Trombosit(Agregasi)

Add a footer 15
FR
Hitung Trombosit
• Hitung Trombosit
Darah diencerkan dengan larutan asam lemak, sel-sel eritrosit akan mengalami
hemolisis serta darah menjadi lebih encer sehingga sel-sel lekosit lebih mudah
dihitung .
• Tujuan
Tujuan Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Langsung adalah untuk mengetahui
jumlah trombosit per mikroliter darah.

Add a footer 16
FR
Cara Kerja
1. Larutan pengencer/reagensia (Rees Ecker/Amonium oxalat) dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 1990μL.
2. Darah sampel dimasukkan ke dalam tabung tersebut sebanyak 10μL, lalu dihomogenisasi.
3. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam bilik hitung (satu aliran).
4. Larutan dalam bilik hitung diinkubasi terlebih dahulu selama 10 menit di dalam cawan petri tertutup
yang dialasi oleh tissue/kapas basah.
5. Trombosit dihitung pada 25 kotak kecil di bagian tengah bilik hitung dengan luas
1mm2menggunakan mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 40x. Perhitungan dilakukan dengan
memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri atas” adalah trombosit yang menyinggung garis
batas sebelah kiri dan batas atas dihitung, sedangkan trombosit yang menyinggung garis batas sebelah
kanan dan bawah tidak dihitung.
6. Jumlah trombosit yang ditemukan dikalikan dengan faktor pengenceran, kemudian hasil perhitungan
dilaporkan sebagai jumlah trombosit sampel.

Add a footer 17
FR
Cara Kerja

Larutan dalam bilik hitung diinkubasi terlebih


dahulu selama 10 menit di dalam cawan petri
tertutup yang dialasi oleh tissue/kapas basah.
Bilik Hitung Improved Neubauer

Add a footer 18
FR
Interpretasi
Trombositopenia Normal Trombositosis
<150.000 trombosit /μL 150.000-450.000 trombosit /μL >450.000 trombosit/μL

Trombositopenia terkadang tidak Trombositosis bisa menjadi penyebab


menunjukkan gejala apa pun. Apabila ada, utama kondisi penggumpalan darah.
gejala utamanya adalah perdarahan. Kondisi ini dapat terpicu pula oleh penyakit
Indikasi tersebut dapat terjadi di luar lain yang sudah dimiliki atau diderita
maupun di dalam tubuh dan terkadang sebelumnya sehingga pemeriksaan awal
sulit dihentikan. dapat turut menentukan jenis
trombositosis apa yang dialami pasien.
ITP, HIV, ebstein-barr virus, Perdarahan.Operasi pengangkatan
hepatitis C, mumps, varicella, limpa.Infeksi.Beberapa jenis kanker,
infeksi helicobacter pylori, termasuk leukemia. Defisiensi zat
besi.Peradangan usus.Hemolisis atau
supresi sum-sum tulang belakang kerusakan sel darah merah secara
penggunaan anti koagulan prematur.Penggunaan obat-obatan,
seperti heparin, defisiensi asam seperti epinephrine, vincristine, atau
folat dan vitamin B12, konsumsi heparin sodium.
alkohol yang lama dan
kehamilan.

Add a footer 19
FR
Fungsi Trombosit (Agregasi)
Prinsip
• Pemeriksaan agregasi tombosit dilakukan menggunakan metoda turbidimetrik menurut Born yang
didasarkan pada perubahan transmisi cahaya. Sebelum penambahan platelet agonist (agregator),
transmisi cahaya yang melalui PRP rendah karena trombosit masih tersuspensi dalam PRP. Setelah
penambahan agonist maka trombosit akan mengalami agregasi kemudian agregat trombosit akan
mengendap, sehingga plasma menjadi jernih dan akhirnya transmisi cahaya meningkat.
Indikasi
• Untuk mendeteksi abnormalitas fungsi trombosit

Add a footer 20
FR
Cara Kerja
1.Nyalakan Agregometer Chrono-Log, tunggu sampai suhu incubation wells pada alat
mencapai suhu 370C. Nyalakan komputer, ketik data pasien.
2.Siapkan PRP dan PPP. Masukkan 5 kuvet kedalam lubang incubation wells, 4 kuvet
diisi dengan PRP sebanyak 500 μL dan 1 kuvet sebagai blanko diisi dengan PPP
sebanyak 500 μL.
3.4 kuvet yang berisi 500 μL PRP dimasukkan sebutir magnet yang berfungsi sebagai
pengaduk.
4.Kelima kuvet tersebut diinkubasi selama 3 menit pada suhu 370C.
5.Satu kuvet yang berisi PPP dan stir bar dipindahkan ke lubang optical chamber,
kemudian PPP set switch ditekan ke angka 1.

Add a footer 21
FR
Cara Kerja
6.4 kuvet yang berisi PRP secara berurutan dimasukkan ke lubang optical chamber PRP kemudian tombol stirrer
dijalankan.
7.Inkubasi kelima kuvet tersebut selama 3 menit pada suhu 370C.
8.Buat garis baseline untuk menentukan batas atas dan bawah pada trace 1,2,3 dan 4 pada agregometer.
9.Siapkan reagen ADP kemudian masukkan larutan ADP berbagai konsentrasi sebagai berikut :

10.Biarkan grafik berjalan selama 13 menit


11.Hasil agregasi akan tampak pada layar secara otomatis dinyatakan dalam persen.

Add a footer 22
FR
Interpretasi
• Normal ADP 1,2,5 dan 10 μM berturut-turut : 3-15%, 11 – 36%, 25 – 68% dan 49 –
84%.

Hipoagregasi Hiperagregasi
Kondisi ini seringnya terjadi karena stroke, emboli paru, deep vein trombosis
pengaruh obat, misalnya aspirin, dan penyumbatan lainnya
clopidogrel, dipyridamol dan
sebagainya .Bisa juga, kondisi ini terjadi
akibat pengaruh suatu penyakit, misalnya
kekurangan nutrisi (utamanya vitamin K
atau zat besi), gangguan peradangan,
keganasan, infeksi, hipertensi

Add a footer 23
FR
Pemeriksaan Biokim
Pemeriksaan masa pembekuan

Pemeriksaan Protrombin Time (PT)

Pemeriksaan aPTT

Pemeriksaan D-Dimer

Pemeriksaan Kadar Fibrinogen

Add a footer 24
FR
Pemeriksaan masa pembekuan
Metode Lee-white
• metode tabung menggunakan 4 tabung masing-masing terisi 1 mL darah lengkap,
kemudian tabung perlahan-lahan dimiringkan setiap 30 detik supaya darah bersentuhan
dengan dinding tabung sekaligus melihat sudah terjadinya gumpalan padat

Metode Slide
• masa pembekuan dihitung mulai keluarnya darah pada ujung jari setelah dilakukan
penusukan sampai terjadi benang-benang fibrin pada tetesan darah kedua objek glass

TUJUAN
Untuk melihat lama waktu yang diperlukan oleh
darah untuk membeku pada setiap orang..

Add a footer 25
FR
Cara Kerja
Lee white
• 1) Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan.
• 2) Waterbath dinyalakan dengan suhu 37°C.
• 3) Darah vena diambil sebanyak 3-4 cc, stopwatch dinyalakan ketika tetes darah pertama terlihat
didalam ujung spuit.
• 4) Darah dimasukkan ke dalam 4 buah tabung reaksi masing-masing 1cc.
• 5) Darah dalam tabung reaksi tersebut disimpan dalam waterbath dengan suhu 37°C.
• 6) Setiap 30 detik dilihat terjadinya bekuan pada tabung 1 dengan cara dimiringkan (tabung 2,3 dan 4
jangan sampai tergoyang).
• 7) Jika darah pada tabung 1 sudah membeku, dilakukan hal yang sama pada tabung 2,3 dan 4.
• 8) Stopwatch dihentikan ketika darah pada tabung 4 telah membeku.
• 9) Hitung waktu bekuan rata-rata dari tabung ke-2, ke-3 dan ke-4, dan dilaporkan sebagai masa
pembekuan darah.

Add a footer 26
FR
Cara Kerja
Metode Slide
• 1) Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan.
• 2) Darah vena diambil sebanyak 0,5-1,0 cc, stopwatch dinyalakan ketika
tetes darah pertama terlihat didalam ujung spuit.
• 3) Darah diteteskan pada gelas objek.
• 4) Tetes darah dikail setiap 30 detik, sampai terbentuk gumpalan.
• 5) Stopwatch dihentikan ketika sudah terbentuk benang fibrin.
• 6) Waktu yang diperlukan darah membentuk benang fibrin dicatat
untuk dilaporkan (1)

Add a footer 27
FR
Interpretasi
• Metode Lee and white : 9-15 menit
• Metode slide/gelas objek : 2-6 menit

Memanjang Memendek
hemofilia, trombositopenia, chrismas’ infark miokard, emboli pulmonal
disease dan van willebrand’s disease ,penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis
(obat jantung), diuretik (obat yang
berfungsi mengeluarkan air,misal jika ada
pembengkakan)

Add a footer 28
FR
Pemeriksaan Protrombin Time (PT)
Prinsip
• Mengukur lamanya waktu terbentuknya bekuan setelah plasma sitrat ditambahkan faktor faringan
(tromboplastin) dan kalsium. Rekalsifikasi plasma dikarenakan adanya faktor jaringan, menaktivasi
faktor Xa, terbentuknya trombin dan akhirnya bekuan fibrin yang tidak larut.
Tujuan
• Memanjangnya PT mengindikasikan kelainan dari faktor pembekuan darah I, II, V, VII, dan X, baik
kelainan didapat atupun kongenital. Pemeriksaan PT dapat digunakan untuk monitoring terapi
antikoagulan oral, berkurangnya aktivitas vitamin K. Pemeriksaan PT dapat digunakan untuk melihat
kemampuan faktor pembekuan darah ekstrinsik dan jalur bersama.

Add a footer 29
FR
Cara Kerja
1. Tabung reaksi 10 x 200 mm dan RGT dimasukkan ke dalam waterbath dengan suhu
37OC hingga hangat.
2. Kontrol/plasma dimasukkan sebanyak 100 uL kedalam tabung tadi lalu diinkubasi
selama tiga menit pada suhu 370C.
3. Reagensia yang telah dihangatkan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bertepatan
dengan masuknya reagensia, stopwatch dinyalakan.
4. Biarkan selama 10 detik, kemudian dicoba apakah sudah ada fibrin dengan
memiriingkan tabung reaksi
5. Hentikan stopwatch pada saat terdapat benang fibrin. Lamanya waktu
terbentuknya benang fibrin disebut Masa Protrombin plasma.

Add a footer 30
FR
Interpretasi
Nilai normal : 10- 14 detik.

Memanjang Memendek
• gangguan fungsi hati • infark miokard
• pengaruh obat- • emboli paru
obatanpengaruh onat-obatan • diet tinggi lemak
: vitamin K, antibiotik • pengaruh obat-obatan
(penisilin, kloramfenikol, seperti digitalis, diuretik,
klorpromazin, neomisin dan difenhidramin, kontrasepsi
tetrasiklin), antikoagulan oral, oral
aspirin dan sulfonamide.

Add a footer 31
Pemeriksaan aPTT FR

Prinsip
• Tes aPTT dilakukan dengan menambahkan reagensia aPTT yang mengandung aktivator
plasma dan phospolipid ke dalam sampel. Phospholipid berfungsi sebagai pengganti
trombosit. Campuran larutan kemudian diinkubasi, lalu dikalsifikasi dengan calsium
chloride. Waktu terbentuknya bekuan dicatat sebagai aPTT.

Tujuan
• Tes aPTT merupakan tes sederhana untuk mendeteksi defisiensi faktor pembekuan
pada plasma, kecuali faktor VII. aPTT dapat digunakan untuk mendeteksi defisiensi
faktor XII, XI, X, IX,VII, V, II, I dan prekalikrein.

Add a footer 32
FR
Cara Kerja
1.Hidupkan waterbath dengan suhu 370C
2.Inkubasi sampel plasma sitrat, reagen Tromboplastin dan larutan CaCl2 yang akan digunakan dalam
waterbath selama ± 10 menit
3.Siapkan tabung reaksi kemudian masukkan plasma sebanyak 100 μl ditambah reagen Tromboplastin
sebanyak 100 μl
4.Inkubasi semala ± 3 menit
5.Tambahkan larutan CaCl2 0,025M kedalam tabung sebanyak 100 μl (dilakukan didalam waterbath)
dan saat itu juga stop watch dinyalakan
6.Lakukan pengamatan terbentuknya benang fibrin (jendalan) dengan cara mengangkat tabung dari
waterbath
7.Jika terbentuk jendalan hentikan stopwatch.
8.Catat hasilnya

Add a footer 33
FR
Interpretasi
• Nilai normal 22 – 27,9detik ( dapat bervariasi antar laboratorium).

aPTT memendek biasa ditemukan pada penderita


aPTT memanjang disebabkan kekurangan faktor sepsis.Aktivasi koagulasi akan menyebabkan
pembekuan (VIII, IX, XI, XII), kekurangan vitamin K, pembentukan fibrin secara menyeluruh di dalam
sirosis hati, kanker darah atau leukemia, penyakit von pembuluh darah atau DIC. Apabila konsumsi faktor-
Willebrand (hemophilia vaskular), malaria, DIC, dan faktor koagulasi dan trombosit melebihi kemampuan
terapi anti pembekuan oral atau heparin. tubuh untuk memproduksinya, maka akan terjadi
keadaan yang disebut decompensated DIC

Add a footer 34
FR
Pemeriksaan D-Dimer

Prinsip
• Menggunakan antibodi monoklonal yang mengenali epitop pada fragmen D-
dimer. Ada beberapa metode pemeriksaan yaitu Enzym Linked
Immunosorbent Assay (ELISA), Latex Agglutination (LA) dan Whole Blood
Agglutination (WBA).

Indikasi
• Untuk menegakkan diagnosis disseminated intravascular coagulation (DIC),
sebagai pertimbangan pada pemberian terapi antikoagulan untuk pasien
trombosis dan sebagai parameter tambahan untuk penyakit jantung koroner

Add a footer 35
FR
Cara Kerja
1. Spesimen yang digunakan adalah plasma darah dengan antikoagulan natrium
citras 3,2 %
2. Siapkan seluruh reagen, standar kerja dan specimen.
3. Darah dihomogenkan, disentrifugasi 3000 rpm selama 5 menit.
4. Diambil supernatannya dan disimpan di suhu < -200 C. Stabilitas sampel pada
suhu ini dapat mencapai 1 bulan
5. Kadar D-dimer diperiksa menggunakan alat dan reagen dari Coagulometer Sysmex
CA-1500 dengan metode Latex enhance turbidimetric test.
6. Hasil akan tercetak secara otomatis

Add a footer 36
FR
Interpretasi
• Nilai cut off D-dimer dengan metode latex agglutination adalah > 500 μg/L.31

Kadar D-dimer yang lebih dari nilai normal


rujukan menunjukkan adanya produk Salah satu yang paling umum dari
degradasi fibrin dalam kadar yang tinggi; kondisi-kondisi ini adalah
mempunyai arti adanya pembentukan dan trombosis vena dalam (DVT)
pemecahan trombus dalam tubuh.

Add a footer 37
FR
Pemeriksaan Kadar Fibrinogen
Prinsip
• Pemeriksaan ini berdasarkan metode Clauss, diaman sejumlah (bovine)
trombin ditambahkan pada plasma sitrat miskin trombosit yang telah
diencerkan 1:10. Lamanya waktu untuk terbentuknya bekuan berbanding
terbalik dengan konsentrasi fibrinogen dalam plasma sampel

Indikasi
• Untuk menentukan aktivitas faktor – faktor pembekuan jalur intrinsik dan
jalur bersama (prekalikrein, HMWK, F-XII, F-XI, F-VIII, F-X, F-V, F-II, dan
fibrinogen) atau adanya inhibitor terhadap faktor – faktor pembekuan
tersebut

Add a footer 38
FR
Cara Kerja
1.Sampel diencerkan menggunakan IBS dengan perbandingan 1:10 (plasma:IBS)
2.Sampel yang telah diencerkan harus digunakan dalam waktu 15 menit.
3.Kedalam tabung reaksi yang telah dihangatkan, dimasukkan 200 μL
sampel/standar/kontrol, lalu diinkubasiselama 4-6 menit pada suhu 37OC.
4.Tekan tombol baca, ketika pada layar terlihat tulisan ready maka Reagensia
fibrinogen ditambahkan sebanyak 200μL.
5.Pemeriksaan bahan sampel/standar/kontrol dilakukan duplo. Hasil yang dilaporkan
adalah nilai rata-rata dari pemeriksaan tersebut.

Add a footer 39
FR
Interpretasi
• Nilai target yang diharapkan adalah 150 – 400 mg/dL

Fibrinogen dengan hasil penurunan


konsentrasi sering di temukan pada kondisi
Peningkatan fibrinogen biasa terjadi pada
DIC ,perdarahan,hepatitis virus,penyakit ginjal
keadaan hipertensi,kehamilan,aterosklerosis
akut,dan penggunaan obat obatan seperti
tiklopidin

Add a footer 40
Thank
Title GoesYou
Here

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai