Anda di halaman 1dari 35

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021

BIMBINGAN II

Mata Merah dan Penglihatan


Menurun atau Perlahan
Mata Merah

Visus
Visus Normal
Menurun

Kornea Kornea
Sekret (+) Sekret (-)
Keruh Jernih

Fluoresens Fluoresens Fluoresens Fluoresens Konjungtiviti Nyeri Tidak nyeri


Lakrimasi Trauma
(+) (-) (+) (-) s pergerakan pergerakan

Red Reflex Red Reflex Abrasi Cell & Flare Subconjuncti


TIO ↑ TIO (N) Dry eye Skleritis Episkleritis
(+) (-) kornea (+) val bleeding

Glaukoma Sikatriks Uveitis


Endoftalmitis Keratitis
akut kornea anterior
EPISKLERITIS

DEFINISI
 Peradangan nongranulomatosa pada episklera yang melibatkan kapsul tenon tanpa adanya
keterlibatan sklera.
 Suatu penyakit self limiting disease yang mengenai usia muda

ETIOLOGI
 Idiopatik
 Penyakit sistemik
 Infeksi
 Benda asing
PATOFISIOLOGI
 Respon inflamasi terlokalisir pada jaringan vaskuler superfisial episklera -> peningkatan
permeabilitas vaskuler -> perpindahan dan aktivasi sel imun terutama makrofag dan sel darah
putih.
EPISKLERITIS

GEJALA KLINIS
Mata merah, rasa tidak nyaman yang ringan pada mata dengan adanya sensasi benda asing, terbakar ataupun
kasar, kadang-kadang disertai silau dan lakrimasi.

Secara klinis ada 2 tipe :


a. Episkleritis simpel (difus)
 edem lebih luas tanpa penonjolan pembuluh darah.

b. Episkleritis nodular
• terlokalisir dengan satu atau lebih nodul
kemerahan
• Disertai penonjolan pembuluh darah
• nodul umunya berlokasi 2-3 mm dari limbus
EPISKLERITIS

PENATALAKSANAAN
• Terapi supportif
• Medikamentosa:
 Kortikosteroid topikal ringan (flumetholon 0,1% atau loteprednol etabonate 0,55%)
 Kortikosterid topikal poten
 NSAID topikal
 Antibiotik

KOMPLIKASI
Katarak dan glaukoma
SKLERITIS

DEFINISI
• Peradangan kronik pada sklera yang ditandai dengan infiltrasi seluler, destruksi
kolagen, dan perubahan vaskuler yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan
hingga kebutaan bila tidak diterapi secara adekuat
• Sering dihubungkan dengan penyakit imunologi sistemik.

ETIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui, mungkin disebabkan oleh vasculitis immune mediated
yang menyebabkan peradangan dan kerusakan sklera

GEJALA KLINIS
• Mata nyeri sedang – berat yang seringkali dirasakan saat bangun pagi. Nyeri
menjalar ke rahang dan dahi
• Mata merah, rasa silau yang ringan – berat, dan lakrimasi.
PATOFISIOLOGI SKLERITIS
Ggn. Regulasi autoimun pada pasien yang memiliki predisposisi = penyebab utama terjadinya skleritis

Faktor Pencetus berupa organisme menular atau trauma

Proses peradangan disebabkan oleh kompleks imun yang mengakibatkan kerusakan vaskular (hipersensitivitas
tipe III) ataupun respon granulomatosa kronik (Hipersensitivitas tipe IV).
SKLERITIS

Difus
Non-
necrotizing
Nodular
Anterior
(98%)
Dengan
Skleritis
inflamasi
Posterior (2%) Necrotizing
Tanpa
inflamasi (5%)
SKLERITIS

ANTERIOR NON-NECROTIZING
 Difus
 Mata merah
 Nyeri menjalar ke wajah dan pelipis
 Rasa tidak nyaman membuat pasien terbangun di pagi hari
 Tidak berespons terhadap analgesik
 Pemeriksaan:
 Dilatasi vaskular, sklera hiperemis
 Setelah edema membaik, sklera berubah warna menjadi abu-abu kebiruan
SKLERITIS

ANTERIOR NON-NECROTIZING
Nodular
 Gejala sama seperti tipe difus
 Pemeriksaan:
Ada nodul pada sklera, berwarna merah-biru
Nodul immobile
Slit lamp: Permukaan sklera anterior elevasi
Setelah edema berkurang, sklera akan berubah warna
 >10% pasien skleritis nodular akan mengalami
penyakti necrotizing
SKLERITIS

ANTERIOR NECROTIZING
DENGAN INFLAMASI
 Bentuk agresif
 Umumnya pada usia lebih tua (60 tahun)
 Nyeri berat dan menjalar ke pelipis, alis, atau rahang; mengganggu
tidur dan tidak berespons terhadap analgesia
 Tanda bergantung pada tipenya:
 Vasooklusif: Berkaitan dengan RA, tampak edema sklera berbentuk patches
 Granulomatosa. Berkaitan dengan poliarteritis nodosa, injeksi di dekat
limbus lalu menyebar
 Surgically-induced: Berkaitan dengan prosedur pembedahan dan muncul
dalam waktu 3 minggu, mulai dari lokasi bedah
SKLERITIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laju endap darah

 Komplemen (C3), kompleks imun, faktor reumatoid, ANA dan sel LE  pemeriksaan imunologi

 FTA-ABS, VDRL untuk sifilis

 Asam urat

 Analisa urin

 Tes Mantoux

 X-ray thorax, sinus paranasal, sendi sakroiliaka dan orbita untuk menyingkirkan benda asing utamanya pada
skleritis noduler
SKLERITIS

TERAPI
1. SKLERITIS NON NEKROTIK
 Steroid topikal
 Indometasin 100 mg sistemik, satu kali dilanjutkan dengan 75 mg per hari hingga inflamasi
mereda.

2. SKLERITIS NEKROTIK
 Steroid topikal
 Steroid oral dosis tinggi yang diturunkan dosisnya secara bertahap.
 Kasus tidak berespon --> obat imunosupresan seperti methotreaxate atau cyclophosphamide
diperlukan
 Steroid subkonjungtiva kontraindikasi diberikan oleh karena akan menyebabkan penipisan sklera
dan perforasi
KONJUNGTIVITIS

Konjungtiviti
s

Bakterial Viral Alergi

Merupakan peradangan pada konjungtiva yang ditandai


oleh dilatasi vaskular, infiltrasi selular, dan eksudasi.
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
 Umumnya self-limiting
 Disebabkan oleh kontak langsung dengan sekresi yang terinfeksi
 Etiologi umum: Streptococcus pneumoniiae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis,
Neisseria gonorrhoeae, Neiseeria meningitidis (lebih sering pada anak-anak)
 Gejala
 Onset akut: mata merah, rasa terbakar, ada discharge
 Biasanya bilateral, walaupun salah satu mata dapat terinfeksi 1-2 hari sebelum yang lain
 Saat bangun pagi, kelopak mata melengket satu sama lain
 Gejala sistemik dapat terjadi apabila konjungtivitis berat dan berkaitan dengan gonococcus
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
 Tanda
 Edema dan eritema palpebra
 Injeksi konjungtiva
 Discharge awalnya cair namun
dengan cepat menjadi
mukopurulen
 Discharge purulen hiperakut,
ulserasi kornea perifer, atau
liimfadenopati umumnya
terjadi pada ineksi gonokokkal
atau meningokokkal
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
Pemeriksaan Penunjang
 Swab/kerokan konjungtiva Tatalaksana
 Kultur  60% pasien pasien sembuh dalam 5 hari
 PCR tanpa terapi
 Non-farmakologis
 Irigasi
 Gunakan kontak lensa minimal 48 jam setelah
gejala sembuh
 Terapkan PHBS untuk mencegah penularan
 Farmakologis
 Antibiotik topikal (per 6 jam selama 7 hari),
dapat diberikan dalam bentuk gel/salep, atau
obat tetes
 Antibiotik sistemik (keadaan-keadaan khusus)
KONJUNGTIVITIS VIRAL
Etiologi: adenovirus (90%)
Bersifat sporadik
Gejala
 Umumnya unilateral, namun bisa jadi bilateral 1--2 hari setelah mata pertama,
dengan tingkat keparahan yang lebih ringan
 Mata merah, berair, iritasi dan/atau gatal
 Fotofobia ringan
 Ada gejala penyerta seperti nyeri tenggorokan atau common cold
Tanda
 Kadang disertai keratitis, uveitis anterior, atau moluskum kontagiosum
KONJUNGTIVITIS VIRAL

Tanda
Edema palpebra
Limfadenopati
(preaurikular)
Hiperemi dan folikel pada
konjungtiva
Sekret cair
Inflamasi berat dapat
disertai perdarahan
konjungtiva, kemosis,
membran dan
pseudomembran atau skar
KONJUNGTIVITIS VIRAL
Pemeriksaan Penunjang
Pewarnaan Giemsa  sel Tatalaksana
mononuklear (adenovirus) atau Biasanya sembuh sendiri dalam 2-3
giant cell (infeksi herpes) minggu
PCR, kultur, ICT, serologi (IgM, Non-Farmakologis
IgG)  PHBS
 Artificial tears (4x sehari)
 Kompres dingin
Farmakologis
 Antiviral topical
 Antiviral oral
KONJUNGTIVITIS ALERGI
• Terjadi sebagai akibat dari reaksi hipersensitivitas terhadap antigen lingkungan spesifik
• Biasanya pada alergi debu atau serbuk sari
• Sering pada anak-anak
• Tanda dan Gejala
– Gatal, mata berair
– Kemosis
• Tatalaksana
– Umumnya sembuh sendiri
– Hindari faktor pencetus
– Kompres dingin
– Antihistamin topikal, mast cell stabilizer, kortikosteroid, NSAID.
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Definisi
• Perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah pada subkonjungtiva

Etiologi

• Trauma
• Kongesti vena akibat peningkatan tekanan mendadak (pertussis, strangulasi atau kompresi leher)
• Ruptur spontan dari kapiler
• Anomali vascular (telangiectasia, varises, aneurisme)
• Koagulopati
• Hipertensi
• Induksi obat

Tanda dan Gejala


• Tampak merah homogen dengan batas tegas pada konjungtiva (direabsorbsi dalam 7-21 hari)

Terapi
• Terapi simptomatik (artificial tear)
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres hangat untuk membantu reabsorbsi
BLEFARITIS
• Merupakan inflamasi palpebra, terutama
oleh infeksi Staphylococcus aureus
• Tanda dan Gejala
• Mata dan kelopak mata terasa gatal,
panas dan menjadi merah.
• Krusta dan skuama pada tepi palpebra
• Debris di sekitar bulu mata, ulserasi, atau
tanda-tanda infeksi
• Penurunan jumlah bulu mata
Blefaritis anterior : Blefaritis posterior :

kelopak mata bagian luar, tempat dimana kelopak mata bagian dalam, bagian yang
bulu mata tertanam. kontak langsung dengan bola mata.

Blefaritis Seboroik / Squamosa/non Disfungsi Glandula Meibom = Muara


ulseratif = Suama seperti ketombe, warna kelenjar Meibom tampak prominen
kuning dan berminyak dengan sekresi kental keputihan

• Blefaritis Ulseratif
= Krusta kekuningan bila dilepas
meninggalkan ulkus yang mudah berdarah
BLEFARITIS
• Tatalaksana
– Kompres Hangat 5-10 menit
– Bersihkan debris dengan cotton bud yang dibasahi dengan larutan
bikarbonat atau sampo salisisil
– Masase kelopak mata
– Obat topikal (basitrasin, eritromisin, atau gentamisin 12x2 tetes.
– Blefaritis posterior dapat berkaitan dengan dry eye dan memerlukan
terapi dengan air mata buatan
PTERIGIUM
 Lipatan bentuk sayap (segitiga) dari sala satu sisi konjungtiva  gangguan pada
permukaan kornea
 Patologi : proses degeneratif dan hiperplastik konjungtiva
 Etiologi : Definitely unknown. >> Iklim panas, paparan sinar UV, lingkungan
kering dan berdebu..
 Gejala dan Tanda:
- Perempuan, Usia tua, bekerja di luar ruangan
- Selaput pada mata berbentuk segitiga, unilateral/bilateral biasanya di sisi
nasal
- Asimptomatik. Keluhan kosmetik >>
- Gangguan penglihatan  menutupi pupil
- Diplopia bila ada gangguan pergerakan bola mata
 Tipe : progresif & regresif
 Grade : I,II,III,IV
 Tatalaksana
– Operatif : jika mencapai pupil:, gangguan visus, diplopia
– Pencegahan rekurensi: kacamata pelindung
ENDOFTALMITIS
 Inflamasi struktur intraokular (exudat pada vitreus)
 Etiologi tersering:
 Infeksi
 Bakteri : Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, pseudomonas
 Fungal : Aspergillus, candida
 Pseudomonas
Non-Infeksi : Post trauma, Tumor intraokular, post tindakan operasi, endogen (uvea & retina)

 Bila disertai radang jaringan sekitar mata disebut: panoftalmitis


PATOFISIOLOGI ENDOFTALMITIS

Mikroorganisme menembus
Kerusakan okular barriers Proliferasi Bakteri
mata

Pengeluaran hasil metabolik


Kerusakan Jaringan Memicu sel-sel Inflamasi
dan toksin
ENDOFTALMITIS

Tanda dan Gejala


 Muncul +/- 7 hari Tatalaksana
 Gejala : Nyeri mata berat, kemerahan,  Antibiotik Intravena & topikal Gram + & gram - :
lacrimasi, foto fobia, gangguan visus vancomycin, gentamycin, ciprofloxacin, cefazolin
 Kortikosteroid : Dexamethasone
 Tanda : Edema palpebra,  Siklopegik, Anti-glaucoma
kemosis/kongesti konjungtiva, Kornea  Vitrectomi
keruh/edema, hipopion, edema iris
GLAUKOMA

Peningkatan tekanan bola mata secara mendadak,


akibat terhambatnya pembuangan humor akuos.

Akut Kronis
• Nyeri hebat • Sakit kepala ringan
• Sakit kepala • Hilang penglihatan berangsur-
• Mual, muntah angsur
• Penglihatan menurun drastis • Penglihatan kabur/berkabut
• Mata merah • Halo
GLAUKOMA PRIMER

Sudut Terbuka Sudut Tertutup


• Aliran humor aqueous • Ruang anterior menyempit,
terhambat oleh perubahan iris menempel ke jaringan
degeneratif jaringan trabekular
trabekular/canalis Schlemm • Dilatasi pupil akibat
• Perlahan, sangat lambat penempelan iris
• Sering tidak disadari • TIO meningkat, nyeri berat,
pandangan kabur, terlihat halo
GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang diketahui
penyebab yang menimbulkannya.
 Kelainan lensa, katarak imatur, hipermatur dan dislokasi lensa.
 Kelainan uvea, uveitis anterior.
 Trauma
 Pascabedah 
GLAUKOMA
Tes diagnostik
 Tonometri palpasi/Schiotz
 Oftalmoskopi Tatalaksana
 Tonografi  Segera turunkan tekanan bola mata
 Gonioskopi  Cairan hiperosmotik (gliserin)
 Pemeriksaan lapangan pandang  Beta-blocker (timolol)
 Pakimetri  Acetazolamide (diamox, glaucon)
 Anti-nyeri
 Rujuk

Anda mungkin juga menyukai