Anda di halaman 1dari 38

KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITAS

AKSES PENGGUNA JAMBAN SEHAT


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIPO

Disusun oleh :

Dianita Asyraf Suaib, S.Ked


12 16 777 14 140

Pembimbing : dr. Intje Norma

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2018
LATAR BELAKANG

• Puskesmas merupakan pusat penggerak


pembangunan berwawasan kesehatan, pusat strata
pertama. Untuk dapat melaksanakan fungsinya maka
perlu di tunjang dengan sarana dan pra sarana yang
memadai.
• Agar dapat menjalankan fungsi puskesmas
sebagaimana mestinya harus di tunjang dengan
manajemen yang baik.
PROFIL PUSKESMAS TIPO
Sejarah Singkat Puskesmas Tipo
Berdiri pada tahun 1983, tetapi masih
merupakan Puskesmas Pembantu di wilayah kerja
Puskesmas Kamonji. Tahun 1999 resmi menjadi
puskesmas induk yang memiliki 3 pustu dan 13
posyandu tersebar di 3 kelurahan. Pada tahun
2007 memiliki 3 POSKESKEL ( pos kesehatan
kelurahan). Pada tahun 2010 meresmikan 1
POSKESKEL. Puskesmas tipo memiliki 10
POSBINDU (pembinaan terpadu usia lanjur) pada
tanggal 30 April 2015 gedung baru diresmikan.
VISI PUSKESMAS TIPO

Terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat yang


mandiri dan berkeadilan.

MISI PUSKESMAS TIPO

1. Meningkatkan kualitas pelayanan.


2. Mendorong kemandirian masyarakat melalui
peningkatan upaya upaya kesehatan kesehatan yang
bersumber pada masyarakat.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
KEADAAN IKLIM PUSKESMAS TIPO

• Suhu udara di wilayah puskesmas Tipo sesuai


dengan suhu udara rata – rata di kota palu, yaitu
musim panas dan musim hujan, rata – rata suhu
terendah 22,1 celcius dengan kelembaban udara
rata – rata berkisar antara 72 – 82 %.
• Kecepatan angin rata-rata berkisar antara 5-6
knots dan kecepatan angin maksimum mencapai
16-20 knots. Arah angin masih berada pada posisi
315-360 derajat
LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK,
DAN JUMLAH KK

Luas Jumlah RT/RW Jumlah


No Kelurahan Jumlah KK
(Km2) RT RW Penduduk

1 Tipo 570 6 13 3.479 953


2. Buluri 14.14 6 14 3.168 968
3. Watusampu 13.13 4 10 2.250 692

Jumlah 32.97 16 37 8.897 2.613


Jumlah Penduduk Tahun 2018

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tipo 1.922 1.812 3.734


2. Buluri 1.751 1.683 3.434
3. Watusampu 1.267 1.250 2.517
Jumlah 4.940 4.745 9.685
Dusun Sulit

Jumlah Jarak dari


No Kelurahan Keterangan
penduduk puskesmas

1 Lekatu 666 jiwa 5 km Sulit


2. Wana 205 jiwa 25 km Sangat sulit
3. Salena 667 jiwa 10 km Sulit
5. Taipa Java 512 Jiwa 10 km Sulit
Jumlah 2.050 Jiwa
Data 10 Penyakit Terbesar Puskesmas
Tipo Tahun 2016
PMK – 13 Tahun 2015
Bab 1 Pasal 1 ayat 2
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
Tujuan Upaya Kesling

UU Kesehatan No 36/2009 : Pasal 162

Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan


kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
PENDAHULUAN
• Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan di masyarakat
adalah penyediaan sanitasi dasar, salah satu dari
beberapa fasilitas sanitasi dasar yang ada di masyarakat
adalah jamban sehat.
• Jamban merupakan suatu bangunan yang digunakan
untuk tempat membuang dan mengumpulkan
kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC,
sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat
tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar
penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman.
PENDAHULUAN

• Jamban sehat merupakan Fasilitas pembuangan tinja yang


efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit.
• Dengan masih adanya masyarakat di suatu wilayah yang BAB
sembarangan, maka wilayah tersebut terancam beberapa
penyakit menular yang berbasis lingkungan diantaranya:
penyakit cacingan, kolera (muntaber), diare, tipus, disentri,
polio, hepatitis B dan masih banyak penyakit lainnya.
PENDAHULUAN
Menurut Depkes RI, 2004 ada beberapa ketentuan jamban yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu :
- Kotoran tidak mencemari permukaan tanah.
- Jarak jamban dengan sumber air bersih tidak kurang dari 10 meter.
- Konstruksi kuat
- Pencahayaan minimal 100 lux (Kepmenkes No.519 tahun 2008),
- Tidak menjadi sarang serangga (nyamuk, lalat, kecoa)
- Dibersihkan minimal 2x dalam sebulan
- Ventilasi 20% dari luas lantai
- Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna
terang
- Memiliki saluran dan pembuangan akhir yang baik yaitu lubang selain
tertutup juga harus disemen agar tidak mencemari lingkungannya.
Salah satu perilaku masyarakat Indonesia yang
masih kurang dalam bidang sanitasinya adalah
tingkat penggunaan jamban sehat. Menurut data
yang dipublikasikan oleh World Health Organisation,
yang diperoleh dari sensus tahun 2010 menunjukkan
bahwa Indonesia berada diurutan ke-dua di dunia
sebagai negara dengan jumlah terbesar masyarakat
yang melakukan buang air besar sembarang (WHO :
2012).
70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Distribusi Penduduk Pusesmas Tipo
Tahun 2016
JENIS KELAMIN
UMUR
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
0-4 270 239 509
5-9 475 431 906
10-14 525 485 1.010
15-19 474 421 895
20-24 442 414 856
25-29 409 415 823
30-34 453 388 841
35-59 340 323 663
40-44 326 335 661
45-49 268 263 531
50-54 181 198 379
55-59 162 152 314
JENIS KELAMIN
UMUR
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
60-64 109 96 205
65-69 57 81 138
70-74 34 46 80
75+ 45 41 86
jumlah 4.569 4.328 8.897
DISTRIBUSI PENDUDUK WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TIPO TAHUN 2016

JENIS KELAMIN
PUSKESMAS
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
TIPO 126 118 244
BULURI 112 109 221
WATUSAMPU 82 76 158
jumlah 320 303 623
PERMASALAHAN
Jumlah Penduduk Pengguna Jamban Sehat
di Wilayah Puskesmas Tipo Tahun 2016
10000
9000 8897

8000
7000
5975
6000
Jumlah penduduk
5000
Akses pengguna
4000 3479
3168 Persentase
3000 2201 2105 2250
2000 1669
1000 63.3 66.4 74.2 67.2
0
Tipo Buluri Watusampu PKM
IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH DENGAN ANALISIS PENDEKATAN SISTEM

KOMPONEN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH

INPUT MAN 1. Tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya penggunaan


jamban sehat.
2. Kurangnya kepedulian masyarakat tentang kesehatan.
MONEY 1.Status Ekonomi yang rendah.

MATERIAL 1. Rendahnya jumlah jamban.

METODE 1. Program penyuluhan belum maksimal.

LINGKUNGAN 1. Persepsi masyarakat lebih mudah dan praktis bab di laut dan
kebun.
2. Tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya penggunaan
jamban sehat.
3. Kurangnya kepedulian masyarakat tentang kesehatan.
IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH (PENDEKATAN ANALISIS
FISHBONE)
MANUSIA MATERIAL
Tingkat pengetahuan masyarakat
akan pentingnya penggunaan
jamban.
Rendahnya jumlah jamban

Kurangnya kepedulian masyarakat


tentang kesehatan.
Rendahnya akses
penduduk yang
menggunakan
jamban

Program
Presepsi lebih mudah dan Status Ekonomi penyuluhan
praktis buang air besar belum maksimal
dilaut

LINGKUNGAN MONEY METODE

Sugianto A. Metode Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Masyarakat. 2012.


Analisis Penyebab Masalah

1. Tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya


penggunaan jamban sehat.
2. Kurangnya kepedulian masyarakat tentang
kesehatan.
3.Status Ekonomi yang rendah.
4. Rendahnya jumlah jamban.
5. Program penyuluhan belum maksimal.
6. Persepsi masyarakat lebih mudah dan praktis bab di
laut dan kebun.
PAIRED COMPARISON
A B C D E F Total

A 4 3 3 4 4 18

B 4 3 2 4 5 18

C 3 3 4 2 3 15

D 3 2 4 2 3 14

E 4 4 2 2 4 16

F 4 5 3 3 4 19

100
NILAI KUMULATIF
Stratifikasi Penyebab Dominan
No Masalah Nilai % Nilai Nilai % Nilai
. (N) (%N) Kumulatif Kumulatif
(NK) (% NK)
1. Persepsi masyarakat lebih mudah dan 19 19 19 19
praktis bab di laut dan kebun.
2. Tingkat pengetahuan masyarakat akan 18 18 37 37
pentingnya penggunaan jamban.

3. Kurangnya kepedulian masyarakat tentang 18 18 55 55


kesehatan
4. Program penyuluhan belum maksimal 16 16 71 71

5. Status ekonomi yang rendah 15 15 86 86

6. Rendahnya jumlah jamban. 14 14 100 100


Diagram Pie Penyebab Dominan
Rendahnya Akses Pengguna Jamban Sehat

Persepsi masyarakat

14% 19% Kurang pengetahuan

15%
Kurang kepedulian
18%

16% Program penyuluhan blm


18% maksimal
Ekonomi rendah

Kurangnya jumlah jamban


Dari hasil analisa dengan menggunakan paired
comparison dapat disimpulkan bahwa penyebab
yang paling dominan adalah Persepsi masyarakat
lebih mudah dan praktis bab di laut dan kebun.
PLAN OF ACTION
NAMA KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU
PELAKSANAAN

Penyuluhan Merubah persepsi, Seluruh Masyarakat Disesuaikan dengan


Kesehatan. menambah yang ada di wilayah jadwal pembuatan
pengetahuan, dan kerja Puskesmas rencana kerja program
meningkatkan (terutama pesisir dan puskesmas
kesadaran masyarakat pegunungan)
mengenai pentingnya
penggunaan jamban
sehat.

TEMPAT METODE TOLAK UKUR PENANGGUNG


JAWAB
Di 3 Kelurahan Pembuatan jadwal Meningkatnya nilai Penanggung Jawab
(Tipo, Buluri, penyuluhan secara akses ke jamban dan Program
Watusampu) terstruktur, penyuluhan berkurangnya
di buat dalam bentuk penyakit – penyakit
kelompok yang akan
menular akibat
pergi ke setiap rumah
warga dengan intervensi
menjelaskan pentingnya lingkungan.
penggunaan jamban dan
dampak dari BABS.
NAMA KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU
PELAKSANAAN

Meningkatkan Untuk membantu Daerah yang banyak Disesuaikan dengan


kerjasama lintas masyarakat yang tidak memiliki jamban jadwal pembuatan
sektor terkait akses terkendala sosial (kerjasama dengan rencana kerja program
jamban sehat. ekonomi untuk lembaga2 setempat) puskesmas
pembuatan jamban

TEMPAT METODE TOLAK UKUR PENANGGUNG


JAWAB
Di Puskesmas Tipo Melakukan Berdirinya fasilitas2 Penanggung Jawab
pendekatan kepada umum jamban sehat Program
warga untuk di daerah yang sudah
memperbaiki sanitasi dipetakan
dari sisi fasilitas
umum.
SARAN

1. Diharapkan agar tokoh-tokoh masyarakat lebih ikut serta


menggerakkanmasyarakatuntuk menggunakan jamban sehat
serta membantu dalam pengadaan jamban yang memenuhi
syarat
2. Diperlukan suatu langkah yang terintegrasi dan sistematis
untuk dapat merealisasikan pembuatan fasilitas2 umum
jamban sehat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai