Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

MODUL: DEMAM DENGAN RUAM

VARISELA

TINGKAT KEMAMPUAN SKDI 2006: 4

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


2011

Ilmu Kesehatan Anak – FK UNISBA 95


MODUL PENYAKIT INFEKSI TROPIS: DEMAM DENGAN RUAM (VARISELA)

Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Metoda Sarana dan Prasarana
Mahasiswa diharapkan dapat: Mahasiswa diharapkan dapat : BST Nara sumber :
 Menjelaskan definisi,  Menjelaskan patogenesis dan CRS dr. Dicky Santosa, SpA, MM., M.Kes.
etiologi, epidemiologi dan patofisiologi
patogenesis  Melakukan anamnesis dan Sumber Pustaka :
 Menegakkan diagnosis dan pemeriksaan fisik untuk 1. Myers MG, Seward JF, Larussa PS.
prognosis menetapkan diagnosis Varicella-Zooster Virus. Dalam: Behrman
 Mengetahui penatalaksanaan  Menetapkan diagnosis banding RE, Kliegman RM, Jenson HB,
dan pencegahan dari penyakit  Mengusulkan pemeriksaan penyunting. Nelson textbook of
varisela penunjang untuk menegakkan pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: WB
diagnosis Saunders Co; 2007. hlm. 1366-72.
 Mengetahui tata laksana kasus 2. Levin MJ, Weinberg A. Infection: viral &
varisela rickettsial. Dalam: Hay WW, Levin MJ,
 Mengetahui komplikasi dan Sondheimer JM, Deterding RR,
prognosis penyunting. Current diagnosis &
treatment. Edisi ke-19. Nort America:
 Mengetahui pencegahan penyakit
Lange, Mcgraw-Hill Companies; 2009.
varisela
hlm. 1088-90.

Ruangan :
 Poliklinik anak
 Instalasi gawat darurat

Ilmu Kesehatan Anak – FK UNISBA 96


PANDUAN PRESEPTOR
VARISELA

Definisi
Cacar air/Varisela/Chikenpox adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus
Herpes varicella (aricella-zoster virus=VZV) dengan gambaran khas berupa
erupsi vesikel di seluruh tubuh yang timbul berurutan dengan gejala umum yang
ringan, serta sering menyerang anak. Herpes zoster atau shingles merupakan suatu
reaktivasi infeksi endogen pada periode laten VZV, umumnya menyerang orang
dewasa atau anak yang menderita defisiensi imun.

Etiologi
Varicella-zoster virus (VZV)

Patogenesis
Virus varicella-zoster adalah herpes virus dari famili herpesviridae, virus DNA
yang dapat menyerang manusia. VZV masuk tubuh melalui mukosa saluran nafas
bagian atas atau orofaring. Pada sel saluran nafas tersebut terjadi replikasi virus,
kemudian menyebar melalui pembuluh darah dan limfe (viremia pertama).
Selanjutnya virus berkembang biak di sel RES (retikulo-endotelial-system). Pada
kebanyakan kasus, VZV dapat mengatasi pertahanan nonspesifik. Satu minggu
kemudian virus kembali menyebar melalui pembuluh darah (viremia kedua),
terutama kulit dan mukosa, dan timbul demam, malaise, serta lesi.

Kriteria Diagnosis
Pada anamnesis: adanya kontak dengan penderita varisela, Prodormal (panas
ringan, malaise, anoreksia, sakit kepala), ruam 24 jam setelah gejala prodormal.
Pemeriksaan fisis: pada awalnya terjadi papula merah kemudian menjadi vesikel
(nonumbilicated), dalam 24 jam isinya mengeruh, mudah pecah  krusta,
limfadenopati generalisata, varisela bulosa (anak < 2 tahun). Laboratorium:
lekositosis ringan, sel raksasa pada kerokan dasar vesikula yang baru, isolasi
virus, serologi; ELISA

Ilmu Kesehatan Anak – FK UNISBA 97


Diagnosis Banding
Herpes zoster, herpes simpleks, Variola, Sindrom Steven-Johnson, impetigo,
gigitan serangga, urtikaria, skabies.

Komplikasi
Infeksi bakteri sekunder (tersering), trombositopenia, pneumonia, laringitis,
miokarditis, perikarditis, endokarditis, scalded skin syndrome, toxic shock-like
syndrome, varisela bulosa, hepatitis, glomerulonefritis, miositis ekstremitas akut,
keratitis, konjungtivitis, artritis, ensefalitis.

Penatalaksanaan
- Simtomatik: lotion, antihistamin untuk gatal
- Antivirus: asiklovir 30 mg/kgbb/hari dibagi 4 dosis selama 5-7 hari
- Konsultasi bagian kulit

Pencegahan
- Isolasi
- Vaksinasi aktif: varilrix, okavax
- Vaksinasi pasif: varicella zoster immunoglobulin (VZIG) 1,25 mL/10 kgbb,
IM, maksimal 6,25 mL (5 vial), efektif bila diberikan dalam 72 jam setelah
kontak.

Sumber Pustaka
1. Myers MG, Seward JF, Larussa PS. Varicella-Zooster Virus. Dalam: Behrman
RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics.
Edisi ke-18. Philadelphia: WB Saunders Co; 2007. hlm. 1366-72.
2. Levin MJ, Weinberg A. Infection: viral & rickettsial. Dalam: Hay WW, Levin
MJ, Sondheimer JM, Deterding RR, penyunting. Current diagnosis &

Ilmu Kesehatan Anak – FK UNISBA 98


treatment. Edisi ke-19. Nort America: Lange, Mcgraw-Hill Companies; 2009.
hlm. 1088-90.

PENUNTUN BELAJAR VARISELA


Nama:
Kesempatan ke -
I. ANAMNESIS
1 2 3 4 5
Ucapkan salam, sapa pasien dan keluarganya,
1
perkenalkan diri, jelaskan maksud anda
2 Tanyakan keluhan utama ( biasanya panas

Ilmu Kesehatan Anak – FK UNISBA 99


badan ringan)
3 Sudah berapa lama menderita panas ?
4 Apakah panas badan dialami setiap hari ?
Pada saat panas: apakah diukur dengan
termometer? Bila tidak, adakah tanda-tanda
subjektif panas disertai anoreksia, malaise,
dan sakit kepala? (pada anak yang lebih
5 besar)
Apakah sudah diberi penurun panas?
sebutkan.
Bila setelah diberi obat panasnya turun,
berapa lama kemudian timbul kembali panas ?
Apakah disertai batuk pilek? nyeri
6
tenggorokan?
Apakah mula-mula muncul ruam? kemudian
7 dengan cepat berubah menjadi berisi cairan
keruh seperti tetesan air?
Muncul ruam mulai darimana? Apakah mulai
8 dari badan? kemudian menyebar ke
ekstremitas dan wajah?
9 Apakah disertai rasa gatal?
10 Apakahdisertai dengan kejang?
Apakah ada yang menderita sakit serupa
11
dilingkungan keluarga/tetangga/sekolah?
II. PEMERIKSAAN FISIS
1 Terangkan akan dilakukan pemeriksaan
jasmani
2 Tentukan keadaan sakit: ringan /sedang/berat
3 Lakukan pengukuran tanda vital:
Kesadaran, tekanan darah, laju nadi, laju
pernafasan , dan suhu tubuh
4 Periksa konjungtiva palpebrae: adakah
keratitis? konjungtivitis?
5 Periksa mukosa pipi, palatum, adakah
vesikula?
6 Periksa faring: apakah hiperemis dan
vesikula?
7 Bila ubun-ubun besar belum menutup: apakah
cekung/datar/cembung?
8 Periksa leher : limfadenopati bila ada
sebutkan ukuran, konsistensi, mudah
digerakkan dari dasarnya/tidak, dan rasa sakit

Ilmu Kesehatan Anak – FK UNISBA 100


9 Periksa jantung:
Bunyi jantung reguler atau tidak ?
10 Periksa paru : ada ’crackles’?
11 Periksa abdomen: turgor? Bising usus?
12 Periksa hati : ada hepatomegali?
13 Periksa lien: ada splenomegali ?
14 Periksa kulit: apakah terdapat ruam
makulopapular? vesikula? Pustula? krusta?
15 Periksa status neurologis: adakah defisit
neurologis?
III. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1 Periksa darah: Lekopenia/lekositosis, sel
raksasa pada kerokan dasar vesikula yang
baru, isolasi virus, serologi; ELISA
IV. DIAGNOSIS
1 Berdasarkan hasil anamnesis: sebutkan
2 Berdasarkan yang ditemukan pada
pemeriksaan jasmani : sebutkan
3 Laboratorium :
lekosit normal atau meningkat bila ada infeksi
sekunder
4 Hasil pemeriksaan penunjang lain untuk
komplikasi
V. PENGOBATAN
1 Umum: tirah baring dan dietetik yang mudah
dicerna dan diterima
2 Pengobatan bersifat suportif:
- pemberian cairan yang cukup
- suplemen nutrisi
- antibiotik apabila terjadi infeksi sekunder
3 Pengobatan khusus:
- Simtomatik: lotion, antihistamin untuk
gatal
- Antivirus: asiklovir 30 mg/kgbb/hari
dibagi 4 dosis selama 5-7 hari
- Konsultasi bagian kulit
4 Sampaikan penjelasan mengenai rencana
pengobatan kepada keluarga pasien
5 Follow-up pasien, evaluasi hasil pengobatan,
adakah efek samping obat, makanan habis
atau tidak, apakah ada komplikasi atau
membaik

Ilmu Kesehatan Anak – FK UNISBA 101


IV. PENCEGAHAN
1 Jelaskan bahwa infeksi virus varisela dapat
mengenai semua umur
2 Jelaskan mengenai faktor2 yang
mempermudah terjadinya penularan :
- sanitasi lingkungan yang buruk
- sanitasi pribadi yang kurang
baik
3 Terangkan mengenai vaksin untuk
pencegahan varisela
- vaksinasi aktif: varilrix
- vaksinasi pasif: varicella zoster
immunoglobulin (VZIG) 1,25 mL/10
kgbb, IM, maksimal 6,25 mL (5 vial),
efektif bila diberikan dalam 72 jam setelah
kontak.

Ilmu Kesehatan Anak – FK UNISBA 102

Anda mungkin juga menyukai