0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
254 tayangan3 halaman
1. KPD atau pecahnya ketuban dini dapat terjadi sebelum atau sesudah usia kehamilan 37 minggu.
2. Faktor risiko KPD meliputi infeksi, trauma, kelainan serviks atau letak janin, tekanan intrauterine yang tinggi, merokok, dan kekurangan vitamin C.
3. Diagnosis KPD didasarkan pada riwayat penderita, usia kehamilan, keluarnya cairan dari vagina, dan hasil pemeriksaan fis
1. KPD atau pecahnya ketuban dini dapat terjadi sebelum atau sesudah usia kehamilan 37 minggu.
2. Faktor risiko KPD meliputi infeksi, trauma, kelainan serviks atau letak janin, tekanan intrauterine yang tinggi, merokok, dan kekurangan vitamin C.
3. Diagnosis KPD didasarkan pada riwayat penderita, usia kehamilan, keluarnya cairan dari vagina, dan hasil pemeriksaan fis
1. KPD atau pecahnya ketuban dini dapat terjadi sebelum atau sesudah usia kehamilan 37 minggu.
2. Faktor risiko KPD meliputi infeksi, trauma, kelainan serviks atau letak janin, tekanan intrauterine yang tinggi, merokok, dan kekurangan vitamin C.
3. Diagnosis KPD didasarkan pada riwayat penderita, usia kehamilan, keluarnya cairan dari vagina, dan hasil pemeriksaan fis
1.Ketuban Pecah Dini Etiologi Penting untuk mengkonfirmasi tiga hal yaitu : Terdapat dua manajemen dalam Diagnosis, usia kehamilan dan presentasinya, penatalaksanaan KPD, yaitu manajemen aktif Definisi: kesejahteraan fetal maternal. dan ekspektatif Ketuban Pecah dini/Premature rupture of membrane Faktor Resiko : didefinisikan sebagai Pecahnya ketuban ditandai Infeksi Anamnesis : dengan pelepasan air (yang dibuktikan dengan Trauma HPHT dan taksiran persalinan Berdasarkan usia kehamilan : pemeriksaan penunjang) tanpa sebelum onset Inkompetensia serviks Waktu dan kuantitas keluarnya cairan persalinan.(PNPK 2016 Kelainan letak atau presentasi janin Gerakan janin Usia Kehamilan 24 – 34 minggu : Peningkatan tekanan intrauterine Riwayat KPD Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen Manajemen ekspektatif, pertahankan Klasifikasi: Faktor resiko kolagen kehamilan. Berikan pematangan paru, PROM/ KPD Aterm : Pecahnya ketuban sebelum Merokok Pemeriksaan Fisik : neuroprotektif dan antibiotik onset persalinan pada usia kehamilan >37 minggu Digitalis : Tidak disarankan karena dapat PATOFISIOLOGI Usia Kehamilan 34– 37 minggu : meningkatkan infeksi intrauterine Etiologi : Infeksi, Trauma, inkompetensi serviks, kelainan PPROM/KPD Preterm Pecahnya ketuban Manajemen aktif, lakukan induksi dengan letak janin sebelum onset persalinan pada usia kehamilan <37 Spekulum : oksitosin. Pada KPD Memanjang (>24 jam) minggu, diklasifikasikan berdasarkan tipe a. Dilatasi dan pendataran serviks, Prolaps berikan antibiotik broad-spectrum. prematuritas Aktivasi kaskade inflamasi tali pusat, dan prolaps pesentasi terbawah a. Late PPROM : 34 – 37 minggu janin. b. Very PPROM : 24 – 34 minggu b. Ada tidaknya perembesan ketuban melalui Regimen yang digunakan : Peningkatan MMP dan ROS serviks Magnesium sulfat : Efek neuroprotektif, c. Warna cairan ketuban mencegah cerebral palsy pada KPD uk <31 d. Pengambilan sampel nitrazin test dan fern minggu test ( Bolus 6 gr/40 menit lanjut maintenance Degradasi Protein Penurunan serat elastin 2 gram/ jam sampai persalinan / >12 jam Pemeriksaan Penunjang ; post terapi) USG : Menetukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, kelainan kongenital janin, letak plasenta serta jumlah air ketuban. Kortikosteroid : Mencegah respiratory Pecahnya ketuban distress syndrome. Laboratorium : (Deksamethason 6 mg IM setiap 12 IGFB-1 dan keukosit esterase ( dilakukan jam) Perembes Cairan Penurunan apabila Pemeriksaan fisik dan nitrazin belum an cairan ketuban di volume menunjukkan hasil) Antibiotik : Memperlambat fase laten mukosa ketuban AMPICILLIN : 2 gram IV setiap 6 jam dan ketuban vagina intrauterin ERYTHROMYCIN : 250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam, dikali 4cdosis diikuti AFI dengan AMOXICILLIN : 250 mg PO setiap menurun/ 8 jam selama 5 hari dan ERYTHROMYCIN : Ph meningkat : Fern test (+) <5 333 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari, jika Nitrazin test (+) alergi ringan dengan penisilin, dapat digunakan:
VANCOMYCIN 1 gram IV setiap 12 jam
selama 48 jam dan ERYTHROMYCIN 250 mg IV setiap 6 jam selama 48 jam diikuti dengan CLINDAMYCIN 300 mg PO setiap 8 jam selama 5 hari 2. Kematian janin dalam rahim Faktor Resiko : Anamnesis : Tatalaksana A. Maternal : a. Gerakan janin Penanganan Pasif Definisi: berkurang/menghilang 1. Menunggu persalinan spontan Kematian janin dalam kandungan Umur ibu b. Perut ibu tidak membesar dalam waktu 2-4 minggu Paritas adalah kematian janin ketika masing- sesuai UK Penyulit/penyakit 2. Pemeriksaan kadar fibrinogen - Anemia c. Perut terasa keras/nyeri masing berada dalam rahim yang beratnya seperti permulaan setiap minggu - Preeklampsia dan eklampsia 500 gram dan usia kehamilan 20 minggu - Solusio plasenta persalinan - Rhesus isoimunisasi Penanganan Aktif atau lebih. - Infeksi Pemeriksaan fisik 1. Untuk rahim yang usianya 12 - Letak lintang Inspeksi minggu atau kurang dapat WHO : Kematian janin pada waktu lahir - Ketuban pecah dini dilakukan dilatasi atau Tidak nampak gerakan janin dengan berat badan <1000 gram Palpasi kuretase (Bila menggunakan B. Fetal : definisi WHO) a. TFU kecil masa kehamilan, tidak teraba Kelainan kongenital gerakan janin Klasifikasi: Infeksi intranatal b. Krepitasi pada tulang kepala janin. 2. Untuk rahim yang usia lebih Golongan I : Kematian sebelum masa Auskultasi dari 12 minggu, dilakukan c. Plasenta : kehamilan mencapai 20 minggu penuh. Lilitan tali pusat Tidak terdengar denyut jantung induksi persalinan dengan Simpul tali pusat janin (DJJ) oksitosin. Untuk oksitosin Golongan II : Kematian sesudah ibu Kelainan insersi tali pusat diperlukan pematangan hamil 20 hingga 28 minggu. Peubahan post-mortem : serviks dengan pemasangan Golongan III : Kematian sesudah masa Patofisiologi : Rigor mostis (tegang mati) : >2,5 jam setelah kateter foley intra uterus kematian, kemudian lemas kembali. kehamilan lebih 28 minggu Faktor Faktor Faktor Stadium maserasi I : <48 jam, lepuhan berisi selama 24 jam. Maternal Fetal Placenta cairan jernih kemudian kemerahan Golongan IV : Kematian yang tidak dapat Stadium maserasi II : >48 jam, pecahnya Komplikasi : digolongkan pada ketiga golongan di atas. lepuhan sehinggan cairan ketuban berwarna Disseminated intravascular coagulopathy merah/kecoklatan (DIC) Penurunan Efek langsung Stadium maserasi III : > 3 minggu, janin lemas, Sepsis suplai darah hubungan antar tulang longgar, edem bawah /penurunan air Acute kidney injury kulit ketuban
Hipoperfusi Pemeriksaan penunjang :
janin USG : Robert sign (12 jam pertama) : Gas pada Gawat janin jantung dan pembuluh darah Splading sign ( dalam 1 minggu) : Overlapping tulang cranial KJDR Nojosk sign (dalam 3-4 minggu) : Vertebra janin hiperfleksi AFI berkurang Laboratotium : Darah rutin Faktor koagulasi maternal Kadar Fibrinogen (utamanya pada onset >3 minggu)