Oleh
Trauma yang mengenai ginjal dapat terjadi secara langsung ataupun tak langsung:
- Langsung :
ginjal tergencet benda tumpul, luka tusuk, luka tembak.
- Tak langsung :
jatuh dari ketinggian ( efek deselerasi dari gaya ) shg menyebabkan
terputusnya pedicle ginjal.
Menurut berat – ringannya kerusakan
pada ginjal, trauma ginjal
dibedakan:
1. Cedera minor
2. Cedera mayor
3. Cedera pada pedicle atau
pembuluh darah ginjal
Sedangkan pembagian sesuai dengan skala cedera organ (organ injury scale):
Derajat Ikontusio ginjal/hematoma perirenal
Derajat IIlaserasi ginjal terbatas pada korteks
Derajat IIIlaserasi sampai pada medulla ginjal
Derajat IV laserasi sampai mengenai sistem kalises ginjal
Derajat V avulsi pedikel ginjal – oklusi vasa renalis
Diagnosa
Anamnesa :
- riwayat dan mekanisme trauma pada abdomen khusus kwadran atas atau
pinggang ( jatuh dari ketinggian / KLL )
- adanya mikroskopik hematuri atau gross hematuri
- Fraktur costae sebelah bawah / Fr prosesus spinosus vertebra
- Trauma tembus pada daerah abdomen / pinggang
Pemeriksaan fisik:
- hemoglobin darah
- faal ginjal
Pemeriksaan Radiologi:
IVP.
- mengetahui derajat kerusakan yang terjadi pada ginjal yang terkena trauma
- memberi informasi ginjal sisi yang lain
- mengetahui ada tidaknya kelainan ginjal sebelumnya
Arteriografi Renal
- bila IVP tak dapat menjelaskan
kondisi ginjal, misal non visual ginjal
oleh karena: avulsi vasa renalis,
trombosis arteri renalis, spasme
vascular.
- trauma pedicle ginjal
- terapi embolisasi
(-)Tidak praktis dan invasiv
CT Scan
- sensitif dan akurasi cukup tinggi untuk
melihat: laserasi parenkim ginjal,
ekstravasasi urine, hematoma
retroperitoneum, deteksi trauma
vaskular, kerusakan organ; hati-limpa-
pankreas.
(-) mahal
USG Abdomen
-teknik mudah
- kontusio parenkim ginjal /
hematom subkapsuler robekan
kapsul ginjal
- dapat memberikan informasi
mengenai kerusakan organ- organ
intra abdominal yang lain.
Pengelolaan:
Prinsip pengelolaan pada trauma
ginjal adalah untuk :
- menyelamatkan /
mempertahankan fungsi ginjal
- mengurangi morbiditas ginjal
Penetrating trauma :
- Pada trauma tajam dan luka tembak
harus dikerjakan eksplorasi laparatomi.
Blunt trauma :
Konservatif --> pada Kontusio renal
- tirah baring total, AB Broadspectrum
- pemeriksaan berkala secara ketat TTV,
status lokalis, sedimen urine, dan
hemoglobin
Operatif :
Gejala :
- Trauma ini sering tidak ditemukan
sebelum manifestasi klinik muncul.
- Hematuria persisten pasca trauma
- Nyeri pinggang atau manifestasi
ekstravasasi urine.
-
- Nyeri dapat terjadi pada abdomen
bagian bawah dan pinggang.
- Jika ekstravasasi berlanjut, mungkin
terjadi sepsis, ileus paralitik, adanya
massa intraperitoneal yang dapat
diraba
- Adanya urine pada luka terbuka /
luka operasi selalu basah
Pengelolaan
Pembedahan merupakan tindakan utama untuk memperbaiki kerusakan:
- mungkin dengan membuat anastomosis( ureter saling disambungkan )
- uretero-cutaneostomi
- transuretero-ureterotomi
- diversi ureter –nefrostomi
- Stent ureter
TRAUMA BULI-BULI
Angka kejadian pada beberapa klinik urologi kurang lebih 2% dari
seluruh trauma sistem urogenitalia.
Macam Trauma :
1. Trauma tumpul
- Kontusio buli-buli
- Ruptur buli ekstraperitoneal (45-65%)
- Ruptur buli intraperitoneal (25-45%)
2. Trauma Tajam
- Luka tembak
- Luka tusuk
- Iatrogenik / instrumentasi
Kurang lebih 90% trauma tumpul buli-buli adalah akibat fraktur pelvis.
Buli-buli dalam keadaan penuh terisi urine mudah sekali robek jika
mendapatkan tekanan / benturan dari luar.
Ruptur buli-buli juga dapat terjadi secara spontan, hal ini biasanya
terjadi jika sebelumnya terdapat kelainan pada dinding buli-buli.
Diagnosis
- Riwayat trauma pada perut bagian bawah
- Hematuria (94%)
- Anuria
- Infiltrat urine prevesical
Manifestasi klinik
- nyeri pada abdomen bawah
- hematuria
- kesulitan berkemih
Test diagnostik pada trauma bladder meliputi IVP, CT scan , atau cystogram.
Tindakan pertama pada trauma
bladder adalah insersi kateter foley
atau kateter suprapubik (systostomi)
Cidera karena contusio atau
perforasi kecil dapat diperbaiki
dengan pembedahan.
Pada pasien post operative, perawat
harus mempertahankan drainase
urine untuk mencegah tekanan pada
jahitan kandung kemih.
Informasi kepada klien tentang
perawatan kateter.Berikan pula
informasi mengenai latihan untuk
memulihkan fungsi otot-otot kandung
kemih.
TRAUMA URETRA
Macam trauma :
Trauma uretra posterior :
- kecelakaan lalu lintas (90%) Fr Pelvis
- manipulasi kateter
Trauma uretra anterior :
- manipulasi kateter
- straddle injury
- KLL
- intercourse
- self manipulasi / erotic manipulation
Penyebab :
- trauma tumpul--> KLL/straddle injury ( fr. pelvic )
- trauma tajam--> luka tusuk/tembak
- instrumentasi uretra--> pemasangan kateter atau businasi
Diagnosis:
Anamnesa Riwayat / mekanisme trauma
gambaran klinis:
- tidak mampu berkemih, retensi
urine
- penurunan pancaran urine, atau
- adanya darah pada meatus/ bloody
discharge.
- hematoma daerah skrotal /
perineum dan batang penis
Komplikasi :
- Pembedahan
- Sistostomi transpubic
- sebagian ahli lain mengerjakan
reparasi uretra ( uretroplasti )
setelah 3 bulan pasca trauma.
DIAGNOSA PERAWATAN YANG
MUNGKIN MUNCUL