Anda di halaman 1dari 3

1.

Trauma ginjal
Trauma ginjal adalah trauma saluran kemih yang paling sering. Trauma ginjal dapat
mengakibatkan cedera pada parenkim atau pembuluh darah ginjal yang menyebabkan
perdarahan atau cedera pada sistem urinaria.

Etiologi dan epidemiologi


Trauma ginjal tumpul lebih sering terjadi, dengan penyebab yaitu kecelakaan
kendaraan bermotor, jatuh, cedera saat olahraga, atau cedera karena dipukul.
Sedangkan penyebab trauma penertrasi adalah karena luka tembak atau tusukan.
Trauma ginjal sekitar 1% sampai 5% daru senya oasuen trauma dan terjadi paling
sering pada pria muda.

Gejala dan pemeriksaan fisik


Pasien memberikan manifestasi berupa nyeri tekan, teraba massa di panggul, perut
atau punggung, hematuria (tidak selalu ada).

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (Hitung darah lengkap, panel koagulasi, laktat, amati hematuria),
Pencitraan (CT scan kontras)

Tatalaksana
- Non operatif
Ditujukan kepada pasien dengan hemodinamik yang stabil berupa perawatan
suportif di ICU, pemeriksaan klinis serial, hematokrit serial (setiap 6 - 8jam),
transfusi darah, angioembolisasi.
- Embolisasi angiografi
Angiografi selektif dengan angioembolisasi terbukti mengurangi risiko kehilangan
ginjal dan menjaga fungsi ginjal.
- Operasi
Ditujukan kepada pasien dengan hemodinamik tidak stabil. Tujuan utama
intervensi bedah adalah mengontrol perdarahan dan menyelamatkan ginjal jika
memungkinkan.

Komplikasi
Hematuria, demam, cedera ginjal akut dan urinoma, abses perinephric, infeksi saluran
kemih.

2. Trauma ureter

Definisi dan etiologi


Trauma ureter jarang terjadi. Penyebab paling umum adalah trauma iatrogenik selama
operasi terbuka, laparoskopi atau prosedur endoskopi. Selain itu juga dapat terjadi
karena adanya luka tembak atau tusuk.
Klasifikasi
Berdasarkan lokasi:
- Ureteropelvic junction (UPJ)
- Abdominal ureter (UPJ to iliac vessels)
- Pelvic ureter (inferior to iliac vessels)
Berdasarkan American Association for the Surgery of Trauma:
- Kelas I: hematoma; memar tanpa devaluasi
- Kelas II: laserasi; kurang dari 50% transeksi
- Kelas III: laserasi: transeksi 50% atau lebih
- Kelas IV: laserasi; transeksi lengkap devaluasi <2cm
- Kelas V: laserasi; devaluasi >2cm

Gejala dan pemeriksaan fisik


Diagnosis tertunda dapat memberikan gejala nyeri panggul atau perut yang persisten,
massa, infeksi saluran kemih, hidronefrosis, dan kreatinin tinggi dan BUN, dan
mungkin ada hematuria.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab (pemeriksaan kreatinin spot), pencitraan (pyelogram retrograde, CT
abdomen dengan kontras)

Tatalaksana
- Pencegahan
Kateter ureter profilaksis dapat ditempatkan sebelum operasi, seperti pada operasi
ginekologi, rectosigmoid, operasi aortoiliac.
- Bedah
Uretreroureterostomi (UU) adalah anastomosis primer dari ureter yang terluka.
Reimplementasi ureter melibatkan reimplanting ureter langsung ke kandung
kemih dan berguna untuk cedera ureter panggul.

Komplikasi
Pembentukan urinoma, infeksi, abses, hilangnya fungsi ginjal, bahkan kehilangan
ginjal

3. Trauma buli
Trauma buli dibagi menjadi ekstraperitoneal, intraperitoneal, atau gabungan. Sering
disebabkan karena kecelakaan kenderaan bermotor, kasus yang berhubungan dengan
pekerjaan, kejahatan, atau iatrogenik.

Gejala dan pemeriksaan fisik


Gejala berupa ketidakstabilan panggul, darah di meatus, nyeri perut dan panggul,
nyeri suprapubik, hematuria.

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (hitung darah lengkap, panel metabolik, panel koagulasi, dan
urinalisis), CT scan atau X-ray konvensional.

Tatalaksana
Ruptur buli diperbaiki dengan pembedahan sementara dan drainase kateter.

Komplikasi
Inkontinensia urin, perdarahan, fistula, infeksi saluran kemih, dan lainnya.

4. Trauma uretra
Cedera uretra diklasifikasikan sebagai cedera anterior atau posterior dengan etiologi
yaitu trauma kecelakaan kendaraan bermotor, trauma tumpul atau penetrasi, fraktur
panggul, iatrogenik.

Gejala dan pemeriksaan fisik


Gejala berupa darah pada meatus uretra, nyeri, ketidakstabilan panggul, kandung
kemih teraba, pembengkakan skrotum atau labial, memar pada perineum.

Pemeriksaan penunjang
Retrograde uretritis (RUG) merupakan gold standar. Selain itu bida dilakukan CT
scan dan X-ray

Tatalaksana
Identifikasi cedera dan rujuk kepada spesialis, kemudian akan dilakukan intervensi
bedah.

Komplikasi
Strikur, abses, stenosis, inkontinesia urin, pembentukan fistulam disfungsi ereksi.

Referensi:
1. Singh S, Sookraj K. Kidney Trauma. [Updated 2022 Apr 30]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-
2. Leslie SW, Nelson Q, Baker J. Urethral Injury. [Updated 2022 Apr 30]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-.

Anda mungkin juga menyukai