Anda di halaman 1dari 19

KEGAWATDARURATAN

DERMATOLOGI
1. Eritema Multiforme
Merupakan erupsi
mendadak dan rekuren
herpes iris; pada kulit (kadang selaput
dermatostomatitis; eritema lendir) dengan gambaran
eksudativum multiforme. beragam spektrum dan
gambaran khas berbentuk
iris.

Etiologi :
1. Alergi terhadap obat
Pada kasus berat disertai sistemik
gejala konstitusi dan lesi 2. Peradangan oleh bakteri
viseral. dan virus tertentu
3. Rangsangan fisik
4. Faktor endokrin
Gambaran Klinis
Tipe makula-eritema Tipe vesikobulosa

Erupsi timbul mendadak, simetris,


terjadi berturut-turut selama 2-3 Lesi awal berupa
minggu. makula, papul, dan
Khas berbentuk iris, terdiri atas urtika yang kemudian
tiga bagian : bagian tengah berupa tibul lesi vesikobulosa
vesikel/eritema keunguan;
ditengahnya.
dikelilingi lingkaran konsentris
yang pucat; lalu lingkaran merah Bentuk ini dapat
Predileksi pada punggung tangan, mengenai selaput
telapak tangan, ekstensor lendir.
ekstremitas, dan selaput lendir.
Pem.
Pengobatan
Laboratoriu Prognosis
m
Pada kasus Sering Pada kasus
berat dapat rekuren. ringan diberi
terjadi Biasanya pengobatan
anemia dan berjalan simptomatik
proteinuri ringan dan Dapat
ringan. dapat diberikan
sembuh Kortikosteroi
dalam 2-3 d per oral
minggu. (prednison 3
x 10mg
sehari)
Penyebab utama : alergi obat (50%, tersering Etiolo
analgetik/antipiretik 45%; karbamazepin 20%; gi
jamu 13,3%) selain itu karena infeksi, vaksinasi,
neoplasma, dan radiasi.
Lesi berupa eritema, vesikel/bula, dapat disertai purpura.
Merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput lendir di
orifisium, dan mata dengan keadaan umum yg bervariasi
(ringan berat).
2. Sindrom Stevens Johnson
Gejala Klinik

Kelainan Kulit Kelainan Selaput Lendir di


Orifisium

Terdiri atas eritema, vesikel, Tersering adalah mukosa mulut


bula, dan purpura. Vesikel dan (pseudomembran), dapat juga terjadi
bula yang pecah terjadi erosi di lubang genital, lubang hidung dan
yang luas. Bentuk berat : anus. Berupa vesikel dan bula yang
generalisata cepat pecah menjadi erosi dan
Kelainan Mata ekskoriasi dan krusta kehitaman. Di
bibir terdapat krusta hitam yang
Yang tersering : konjungtivitis tebal.
kataralis, dapat pula berupa Adanya stomatitis sukar/tidak
konjungtivitis purulen, dapat menelan.
perdarahan, simblefaron, ulkus Pseudomembran di faring dapat
kornea, iritis, dan iridosiklitis menyebabkan kesulitan bernapas.

Dapat pula terjadi nefritis dan onikolisis


Terapi
1. Jika KU pasien baik dan lesi tidak menyeluruh dapat diberikan prednison
30-40 mg sehari

2. Bila KU buruk dan lesi menyeluruh, pasien harus dirawat inap : life
saving dengan kortikosteroid [deksametason dosis awal 4-6 x 5 mg
sehari (i.v), setelah keadaan umum membaik, lesi baru tidak muncul, dan
lesi lama involusi dosis dapat diturunkan setiap hari sampai mencapai
dosis 1x5 mg/hari; dilanjutkan Prednison tab 20 mg/hari prednison 10
mg/hari penghentian obat

3. Dapat diberikan antibiotik

4. Untuk mengurangi ES kortikosteroid dapat diberikan diet rendah garam


tinggi protein; periksa kadar eletrolit.

5. Atur keseimbangan cairan dan elektrolit.


6. Untuk lesi dimulut dapat diberikan kenalog in
orabase dan betadine gargle untuk krusta pada
bibir diberikan emolien misalnya krim urea 10%

7. Pemberian tranfusi darah bila :


.Telah diobat kortikosteroid dosis adekuat setelah

2 hari, belum ada perbaikan (dexa 30mg/hari)


.Terdapat purpura generalisata

.Ada leukopenia
3. Nekrolisis Epidermal Toksik (N.E.T)
Gejala Klinik

Mulai secara akut dengan gejala prodromal.

Pasien tampak sakit berat, kesadaran

Lesi kulit dimulai dari eritema generalisata timbul banyak vesikel


dan bula, dapat disertai purpura.

Dapat disertai lesi di bibir dan selaput lendir, dan orifisium genitalia
eksterna berupa erosi, ekskoriasi, perdarahan krusta merah
kehitaman.

Dapat disertai kelainan mata; onikolisis; dapat disertai perdarahan


gastrointestinal

Khas : terjadi epidermolisis (pada tempat yang sering terkena tekanan


(punggung, dan bokong) tanda Nikolsky (+) pada kulit yang
eritematosa.
Histopatologi : Diagnosa Banding :

Stadium dini :
SSJ (pada N.E.T terdapat
epidermolisis dan keadaan
vakuolisasi dan nekrosis sel basal umum pasien lebih buruk)
sepanjang batas dermal-
epidermal; sel radang Staphylococcus Scalded
limfohistiosit di dermal Skin Syndrome (pada
S.S.S.S jarang mengenai
selaput lendir, dan

Stadium lanjut lesi : gambaran histopatologi


nekrosis eosinofilik sel epidermis S.S.S.S terletak pada celah
stratum granulosum,
dengan pembentukan lepuh
sedangkan N.E.T pada
subepidermal subepidermal)
Pengobatan

Menghentikan pemberian obat yang menyebabkan alergi.

Pengobatan luka bakar (xenograf dan plasmaferesis.

Pengaturan keseimbangan cairan dan eletrolit.

Pemberian kortikosteroid mirip dengan S.S.J, dosis pemberian deksametason


adalah 40mg sehari (i.v), dengan dosis terbagi.

Obat topikal : sulfadiazin perak untuk mencegah/mengobati infeksi oleh kuman


gram negatif, gram positif, dan candida.

Untuk lesi dimulut dapat diberikan kenalog in orabase dan betadine gargle untuk
krusta pada bibir diberikan emolien misalnya krim urea 10%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai