Anda di halaman 1dari 14

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Matematika


(Volume 3 Tahun 2014)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI SMA


BERDASARKAN TEORI VAN HIELE BERBANTUAN WINGEOM
DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS
DAN HASIL BELAJAR SISWA
I Ketut Sutama, I Gusti Putu Suharta, Gede Suweken
Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
email: ketut.sutama@pasca.undiksha.ac.id, putu.suharta@pasca.undiksha.ac.id,
gede.suweken@pasca.undiksha.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perangkat pembelajaran geometri SMA
berdasarkan teori Van Hiele berbantuan wingeom yang valid, praktis, dan efektif. Jenis
penelitian ini adalah penelitian desain. Perangkat yang dikembangkan terdiri dari buku siswa,
buku petunjuk guru, dan media pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Manggis,
dengan subjek penelitian disesuaikan dengan tahapan-tahapan penelitian. Instrumen yang
digunakan adalah lembar validasi, lembar pengamatan keterlaksanaan, lembar pengamatan
aktivitas belajar siswa, angket, dan tes hasil belajar. Data yang dikumpulkan dianalisis secara
deskriptif.
Hasil penelitian adalah perangkat pembelajaran yang valid, praktis, dan efektif. Karakteristik
pembelajaran yang diperoleh adalah (1) pembelajaran dimulai dengan proses information
melalui visualisasi pada media; (2) siswa bereksplorasi melalui proses guided orientation; (3)
melalui proses explicitation, siswa mengungkapkan ide hasil eksplorasi; (4) melalui proses
free orientation, siswa memberikan contoh untuk memperdalam pemahamannya; dan (5)
melalui proses integration, siswa merangkum seluruh pengalaman belajarnya. Karakteristik
buku siswa adalah (1) berisi langkah teori Van Hiele dalam bentuk aktivitas belajar; (2)
aktivitas belajar siswa didukung wingeom. Karakteristik buku petunjuk guru adalah (1) berisi
pelaksanaan pembelajaran berdasarkan teori Van Hiele; (2) pelaksanaan pembelajaran
berkaitan dengan wingeom. Karakteristik media pembelajaran adalah (1) bersesuaian dengan
teori Van Hiele; (2) sesuai kemampuan siswa; dan (3) dapat menjadi bahan eksplorasi.
Kata kunci : pembelajaran geometri SMA, teori Van Hiele, wingeom.

ABSTRACT
The objectives of the study is to obtain the media for Senior High School geometry learning
based on Van Hiele theory assisted by wingeom which is valid, practical, and effective. The
type of this study is a design study. The media developed consisted of student books, teacher
guidance book, and instructional media. This study was conducted in SMAN 1 Manggis and
the subject of the study was adapted to the stages of the study. Instruments used were
validation sheet, feasibility observation sheet, observation sheet of students learning activity,
questionnaire, and achievement test. The collected data were analyzed descriptively.
The result of the study was a valid, practical and effective learning media. The characteristics
of teaching and learning process obtained were: (1) teaching and learning was started by
information process through visualization on the media; (2) students did exploration through
guided orientation process; (3) through explicitation process, students expressed the idea
of the exploration result; (4) through free orientation process, students gave examples to
deepen their understanding; (5) through integration process, students summarized their
whole learning experience. The characteristics of students book were (1) containing the
features of Van Hiele theory in the form of learning activity; (2) students learning activity was
assisted by wingeom. The characteristic of teacher guidance book are (1) containing teaching
and learning implementation based on Van Hiele theory; (2) teaching and learning
implementation related to wingeom. The characteristic of instructional media are (1) consistent
with the theory of Van Hiele; (2) suit the students knowledge; and (3) can be used as
exploration material.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

Key Words : senior high school geometry learning, Van Hiele theory, wingeom.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

PENDAHULUAN beserta bagian-bagian dalamnya. Hal yang


Geometri, sebagaimana yang senada juga diungkapkan oleh guru yang
tercantum dalam Permendiknas No. 22 mengajar geometri di sekolah tersebut.
Tahun 2006 tentang standar isi merupakan Menurut guru, hal yang paling susah bagi
salah satu ruang lingkup selain logika, siswa adalah menentukan posisi/kedudukan
aljabar, trigonometri, kalkulus, serta garis dengan garis, garis dengan bidang,
statistika dan peluang dalam pelajaran serta menentukan jarak dan sudut
matematika SMA. Geometri sangat penting komponen-komponen geometri. Hal ini
untuk dipahami. Dilihat dari sudut pandang disebabkan oleh rendahnya kemampuan
psikologi, geometri merupakan penyajian visualisasi siswa terhadap komponen-
abstraksi pengalaman visual dan ruang, komponen geometri.
misalnya bidang, pengukuran, dan Diperlukan suatu pembelajaran
pemetaan. Oleh karena itu, banyak tes geometri yang sistematis dan media yang
psikologi yang melibatkan unsur geometris, dapat membantu visualisasi siswa. Salah
misalnya tes IQ dan tes gaya kognitif. satu teori pembelajaran geometri yang
Secara umum, geometri seharusnya lebih dapat digunakan adalah teori Van Hiele.
mudah dipahami siswa jika dibandingkan Teori Van Hiele dikembangkan oleh Pierre
dengan lima ruang lingkup yang lain sebab Marie Van Hiele dan Dina Van Hiele-Geldof
pada dasarnya banyak benda-benda yang sekitar tahun 1950-an telah diakui secara
berkaitan dengan geometri sudah dikenal internasional dan memberikan pengaruh
siswa dalam kehidupan mereka sehari-hari. yang kuat dalam pembelajaran geometri
Namun kenyataan yang terjadi, sekolah. Uni Soviet dan Amerika Serikat
kemampuan berpikir matematis dan adalah contoh negara yang telah mengubah
kemampuan visualisasi geometris siswa kurikulum geometri berdasar pada teori Van
masih belum berkembang secara optimal Hiele (Ismail, 2010).
dan masih tergolong rendah. Pada tingkat Menurut teori Van Hiele, seseorang
SMA, Madja (1992) mengemukakan bahwa akan melalui lima tahap perkembangan
hasil tes geometri siswa kurang berpikir dalam belajar geometri. Kelima
memuaskan jika dibandingkan dengan tahap perkembangan berpikir Van Hiele
materi matematika yang lain. Masih banyak adalah tahap 0 (visualisasi), tahap 1
siswa SMA yang mengalami kesulitan (analisis), tahap 2 (deduksi informal), tahap
dalam memvisualisasi gambar bangun 3 (deduksi), dan tahap 4 (rigor). Usiskin
ruang. Banyak faktor yang mempengaruhi (1982:6) menyatakan bahwa proses
rendahnya hasil belajar siswa dalam bidang pembelajaran dalam teori Van Hiele melalui
geometri, diantaranya adalah penggunaan lima proses, yaitu inquiri (information),
metode yang kurang tepat dan kurangnya guided orientation, explicitation, free
media pembelajaran geometri. Masalah orientation, dan integration. Bustang Buhari
mengenai susahnya belajar geometri juga (2011) menyatakan bahwa kelima tahapan
terjadi di SMAN 1 Manggis. Berdasarkan tersebut membawa siswa sampai pada
hasil wawancara dengan beberapa siswa, berpikir tingkat tinggi secara berurutan
kebanyakan diantara mereka mengaku seperti berikut ini.
susah dalam membayangkan bagian- (a) Information, siswa berkenalan dengan
bagian dalam bangun ruang. Dengan domain yang akan dikerjakan (misalnya
susahnya membayangkan, mereka merasa menganalisa contoh dan bukan
susah membedakan posisi/kedudukan contoh).
komponen-komponen geometri. Menurut (b) Guided orientation, siswa mengerjakan
mereka, perlu adanya suatu media yang tugas-tugas yang harus menggunakan
mampu membantu mereka dalam relasi jaringan yang berbeda (misalnya
membayangkan bentuk-bentuk geometri
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

melipat, mengukur, melihat tinggi dengan memperkenalkan bentuk-


kesimetrisan). bentuk bangun ruang. Level yang lebih
(c) Explicitation, siswa menjadi sadar tinggi dapat diperoleh siswa dengan
tentang relasi-relasi, mencoba untuk memahami bagian dalam dari bangun
menggambarkannya dalam kata, ruang, misalnya perpotongan titik dengan
mempelajari bahasa teknis yang sesuai garis, titik dengan bidang, garis dengan
dengan topik tersebut (misalnya bidang, serta bidang dengan bidang. Hal ini
mengungkapkan ide-ide tentang sifat- dapat dipermudah, karena melalui media ini
sifat bidang datar). siswa dapat melihat bangun ruang tersebut
(d) Free orientation, siswa belajar secara transparan serta memutarnya baik
mengerjakan tugas yang lebih secara vertikal ataupun horisontal layaknya
kompleks, untuk menemukan jalan alat peraga. Namun media ini memiliki
jaringan relasi-relasi tersebut (misalnya kelebihan jika dibandingkan dengan alat
sifat-sifat salah satu bidang datar, peraga, sebab lebih praktis dan guru dapat
mengidentifikasi sifat tersebut untuk mengambil contoh dan bentuk bangun
bidang datar lainnya, misalnya layang- ruang yang lebih banyak.
layang). Menurut Purnomo (2011), wingeom
(e) Integration, siswa meringkas semua sangat membantu dalam merancang
yang dia pelajari tentang suatu materi, pembelajaran geometri yang interaktif,
kemudian merefleksikannya dalam dimana siswa dapat bereksplorasi dengan
perilaku mereka dan memperoleh program tersebut. Program ini dapat
gambaran singkat dari jaringan relasi- dijadikan sebagai mindtools (alat bantu
relasi yang terbentuk (misalnya sifat- berpikir) siswa, sehingga siswa dapat
sifat bidang datar dibuat ringkasannya). mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
Selain itu, Petrus Harjanto (2011) mengkaji
Kenyataan di lapangan menunjukkan efektivitas penggunaan program wingeom
bahwa kebanyakan guru hanya sebagai media pembelajaran geometri.
mengandalkan gambar-gambar bangun Dalam penelitiannya disampaikan bahwa
ruang statis yang ada pada buku untuk respons siswa terhadap pembelajaran yang
menjelaskan materi geometri kepada siswa. dilaksanakan sangat positif, karena
Bangun ruang yang disajikan pada Program Wingeom sangat membantu
selembar kertas, akan sangat sulit memvisualisasikan bangun ruang yang
divisualisasikan oleh siswa. Untuk itulah selama ini sulit dilihat pada media kertas
diperlukan media yang mampu membantu dan papan tulis. Dengan bantuan media
siswa memvisualisasikan bangun ruang. tersebut siswa dapat membangun konsep
Salah satu software yang dapat jarak dalam ruang dimensi tiga.
digunakan dalam pembelajaran geometri Berdasarkan paparan tersebut, dapat
adalah program Wingeom. Bagian-bagian dilihat bahwa pengembangan pembelajaran
geometri mulai dari yang paling sederhana geometri berdasarkan teori Van Hiele
hingga yang paling sulit dapat disajikan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil
melalui program ini. Selain itu, khusus untuk belajar geometri siswa SMA. Selain itu,
ruang dimensi tiga, program ini mampu wingeom sangat diperlukan dalam
menampilkan gambar yang bisa diputar pengembangan media pembelajaran
secara vertikal ataupun horisontal sehingga geometri siswa SMA untuk membantu
mampu membantu visualisasi siswa. Proses visualisasi geometris siswa sehingga
pembelajaran dengan media ini dapat mampu meningkatkan hasil belajarnya.
dimulai dengan memperkenalkan konsep Dengan demikian sangat diperlukan
titik, garis, serta bidang kepada, selanjutnya pengembangan pembelajaran geometri
siswa dapat diajarkan ke level yang lebih SMA berdasarkan teori Van Hiele
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

berbantuan wingeom untuk meningkatkan Kriteria Kategori


aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian 3,5 SR 4,0 Sangat Baik
ini bertujuan untuk memperoleh perangkat 2,5 SR 3,5 Baik
pembelajaran yang berkualitas valid,
praktis, dan efektif berdasarkan teori Van 1,5 SR 2,5 Tidak baik
Hiele berbantuan wingeom untuk 1 SR 1,5 Sangat tidak baik
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
geometri siswa. Data mengenai aktivitas belajar siswa dan
tes hasil belajar siswa dianalisis dengan
METODE PENELITIAN menggunakan mean ideal dan standar
Bertolak dari permasalahan yang ingin deviasi ideal, dengan kriteria sebagai
dipecahkan dan tujuan yang ingin dicapai, berikut.
maka jenis penelitian yang digunakan Tabel 2 Kriteria Aktivitas dan Tes Hasil
adalah penelitian desain. Menurut Suharta Belajar
(2012), penelitian desain merupakan Kriteria Kategori
sebuah kajian sistematis berbasis masalah X M i 1,5Sd i Sangat Baik
nyata bertujuan untuk meningkatkan
praktek pendidikan melalui iteratif analisis, M i 0,5Sdi X M i 1,5Sdi Baik
desain, pengembangan, dan M i 0,5Sdi X M i 0,5Sdi Cukup
pelaksanaan, berdasarkan kolaborasi M i 1,5Sdi X M i 0,5Sdi
Kurang
antara peneliti dan praktisi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan desain X M i 1,5Sd i Sangat
Kurang
dan perangkat pembelajaran yang berupa
buku teks geometri dan media (Nurkancana dan Sunartana, 1992).
pembelajaran berbasis Wingeom.
Prosedur yang digunakan dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah menggunakan model Pengembangan perangkat dan media
pengembangan Plomp (2010) yang terdiri pembelajaran didasarkan atas model
dari tiga fase, yaitu fase preliminary pengembangan Plomp (2010) yang terdiri
research (investigasi awal), fase prototyping dari 3 fase, yaitu fase Preliminary research
(iterasi analisis, desain, pengembangan, (investigasi awal), fase Prototyping (proses
evaluasi formatif, dan revisi), dan fase iterasi analisis, desain dan pengembangan,
Assessment (penilaian semi sumatif). evaluasi formatif dan revisi), serta fase
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Assessment (penilaian semi sumatif).
Manggis, dengan subjek penelitian 1) Fase Preliminary research (investigasi
disesuaikan dengan tahapan-tahapan awal)
penelitian. Metode yang digunakan dalam Adapun unsur-unsur yang penting
penelitian ini adalah observasi, angket, dan dalam tahap ini adalah mengumpulkan
tes. Instrumen yang digunakan adalah dan menganalisis informasi, definisi
lembar validasi, lembar pengamatan masalah, serta rencana penyelesaian
keterlaksanaan, lembar pengamatan masalah.
aktivitas belajar siswa, dan tes hasil belajar. Pada tahap mendefinisikan masalah,
Data mengenai hasil uji validasi produk, penulis memperoleh beberapa
pegamatan keterlaksanaan, dan data simpulan masalah dalam pembelajaran
respons dianalisis dengan mengkonversi geometri, yaitu (1) guru masih
nilai menjadi bentuk kualitatif dengan menganggap pembelajaran geometri
pengolongan sebagai berikut. secara konvensional dengan metode
ekspositori merupakan metode yang
Tabel 1 Kriteria Validasi dan Respons paling efektif, dimana sebenarnya hal
tersebut kurang membantu konstruksi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

pengetahuan geometri dalam diri siswa; dan memilih kata yang mudah dipahami
(2) guru masih belum menggunakan pada buku siswa, bentuk desain buku
media dalam pembelajaran geometri petunjuk guru, dan pemilihan kata yang
karena kurang tersedianya media masih kurang tepat pada media
pembelajaran geometri, sehingga pembelajaran. Draf I ini selanjutnya
menyebabkan kurangnya visualisasi direvisi berdasarkan saran dari kedua
gambar ruang dimensi tiga; dan (3) validator, menjadi draf II. Draf II
kurang tersedianya media selanjutnya diujicoba secara terbatas
pembelajaran geometri, membuat terhadap beberapa siswa dengan
siswa susah membayangkan gambar- kemampuan heterogen selama dua kali
gambar ruang dimensi tiga. pertemuan. Tujuan uji coba terbatas ini
Pada fase menyusun rencana adalah untuk melihat keterlaksanaan
penyelesaian masalah, penulis produk (buku dan media) yang sudah
membuat rancangan untuk dikembangkan. Berdasarkan hasil uji
menyelesaiakan permasalahan di atas, coba terbatas ini, terdapat beberapa hal
yaitu dengan (1) merancang yang harus diperbaiki, yaitu gambar
pembelajaran geometri berupa yang kurang jelas dan adanya
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kesalahan beberapa redaksi. Draf II
(RPP) berdasar pada teori Van Hiele kemudian direvisi berdasarkan
sehingga lebih membantu siswa beberapa kekurangan tersebut, menjadi
mengkonstruksi pengetahuan; (2) draf III. Draf III selanjutnya diujicoba
merancang media pembelajaran secara lebih luas terhadap satu kelas
geometri yang mampu membantu yaitu kelas XE yang terdiri dari 25
siswa dalam visualisasi bangun ruang orang, melalui uji coba lapangan I. Uji
dimensi tiga, yaitu melalui media coba ini dilaksanakan selama delapan
windows geometry (wingeom); dan (3) kali pertemuan, mencakup semua
merancang program untuk membantu kompetensi dasar dalam geometri.
siswa memahami materi geometri, yaitu Namun sebelum dilaksanakan
dengan membelajarkan penggunaan kedelapan pertemuan tersebut,
media wingeom dan cara membuat dilaksanakan pertemuan awal untuk
beberapa bangun ruang dalam media membelajarkan siswa mengenai cara
tersebut. penggunaan media wingeom meliputi
2) Fase Prototyping cara membuat beberapa bangun ruang,
Pada fase ini, dikembangkan buku dan cara membuat garis dan bidang, serta
media pembelajaran mulai draf awal cara menentukan panjang ruas garis
hingga produk final. Langkah pertama dan besar sudut. Dengan pertemuan
adalah membuat draf awal buku siswa, awal ini, diharapkan dapat
buku petunjuk guru, dan media memperlancar pelaksanaan uji coba
pembelajaran. Draf ini disebut sebagai lapangan I. Tujuan uji coba lapangan I
draf I. Draf I ini selanjutnya diuji adalah untuk melihat kekurangan-
validitasnya dengan bantuan dua orang kekurangan terhadap produk yang
validator ahli dalam pendidikan dikembangkan. Berdasarkan hasil uji
matematika, yaitu dua orang dosen di coba lapangan I, terdapat beberapa hal
lingkungan Program Studi Pendidikan yang harus diperbaiki yaitu struktur
Matematika, Program Pascasarjana langkah pada kegiatan aktivitas belajar
Universitas Pendidikan Ganesha. siswa. Karena media pembelajaran
Berdasarkan hasil uji validasi, terdapat disusun untuk menunjang
beberapa saran untuk perbaikan, yaitu keterlaksanaan kegiatan aktivitas
perlunya menambah gambar ilustrasi belajar siswa, maka media
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

pembelajaran juga direvisi Tabel 3 Rangkuman hasil uji validasi


menyesuaikan dengan revisi kegiatan buku siswa
aktivitas belajar siswa. Hasil revisi uji Validator Validator
coba lapangan I ini selanjutnya disebut I II
draf IV. Draf IV inilah yang diujicoba Rata-rata 3,67 3,93
lagi melalui uji coba lapangan II hasil validasi
terhadap subjek yang berbeda untuk Rata-Rata 3,80
melihat kepraktisan dan efektivitasnya Total
dalam pembelajaran dalam fase
Assessment. Tabel 4 Rangkuman hasil uji validasi
3) Fase Assessment buku petunjuk guru
Tujuan dari fase ini adalah untuk Validator Validator
melihat kualitas produk yang I II
dikembangkan. Pada fase inilah Rata-rata 3,90 4,00
dilaksanakan uji coba lapangan II. Uji hasil validasi
coba lapangan II dilaksanakan selama Rata-Rata 3,95
delapan kali pertemuan. Namun Total
sebelum dilaksanakan kedelapan
pertemuan tersebut, dilaksanakan Tabel 5 Rangkuman hasil uji validasi
terlebih dulu pertemuan awal untuk media pembelajaran
membelajarkan siswa mengenai cara Validator Validator
penggunaan media, sama seperti pada I II
pertemuan awal uji coba lapangan I. uji Rata-rata 4,00 4,00
coba lapangan II ini dilaksanakan untuk hasil validasi
satu kelas, yaitu kelas XF yang terdiri Rata-Rata 4,00
dari 23 orang. Pada uji coba inilah Total
dilakukan beberapa pengambilan data,
yaitu pengamatan terhadap
Berdasarkan rangkuman hasil validasi
keterlaksanaan produk, pengamatan
ketiga produk, dapat disimpulkan
terhadap aktivitas belajar siswa, dan
bahwa ketiganya sudah memenuhi
hasil belajar siswa. Instrumen yang
aspek validitas sehingga layak untuk
digunakan untuk tujuan tersebut adalah
digunakan.
lembar pengamatan keterlaksanaan,
Perangkat yang dikembangkan dapat
lembar pengamatan aktivitas belajar
memenuhi aspek validitas karena
siswa, dan tes hasil belajar siswa.
sudah dirancang sesuai dengan teori
Berdasarkan pelaksanaan ketiga fase
dan kajian yang dijadikan dasar dalam
dalam penelitian tersebut, kemudian
pengembangan. Adapun teori dan
dilakukan kajian terhadap kualitas produk.
kajian yang dimaksud adalah sebagai
Kualitas yang dimaksud meliputi tiga aspek,
berikut.
yaitu aspek validitas, aspek kepraktisan,
Buku dan media dikembangkan
dan aspek efektivitas.
sudah sesuai dengan standar isi dan
1) Aspek Validitas
kompetensi dasar dalam
Adapun aspek validitas produk, dilihat
Permendiknas No.22 tahun 2006
dari hasil uji validasi oleh dua orang
sehingga memenuhi dari segi
validator yang dilaksanakan terhadap
validitas isi.
draf I. Rangkuman hasil validasi
Buku dan media dikembangkan
terhadap ketiga produk adalah sebagai
sudah sesuai dengan langkah
berikut.
pembelajaran teori Van Hiele dan
model pengembangan Plomp
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

sehingga memenuhi dari segi Tabel 8 Rangkuman hasil analisis


validitas konstruk. Teori Van Hiele respons guru
sebagai dasar pengembangan Guru I Guru II
langkah-langkah pelaksanaan Rata-rata respons 3,33 3,47
pembelajaran. Susunan buku dan Rata-Rata Total 3,40
media pembelajaran dikembangkan Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa
dengan mengikuti langkah-langkah rata-rata skor akhir pengamatan
dalam teori tersebut. terletak pada interval 2,5 SR 3,5 ,
2) Aspek Kepraktisan
sehingga dapat dikatakan bahwa
Adapun instrumen yang digunakan
produk sudah memenuhi aspek
untuk menilai kepraktisan dari
kepraktisan dari segi respons guru.
perangkat yang dikembangkan adalah
lembar pengamatan keterlaksanaan,
Berdasarkan ketiga analisis di atas,
angket respons siswa, dan angket
dapat disimpulkan bahwa produk sudah
respons guru. Berikut adalah
memenuhi aspek kepraktisan.
rangkuman hasil analisis ketiga
Adapun kelebihan perangkat sehingga
instrumen tersebut.
dapat memenuhi aspek kepraktisan
adalah sebagai berikut.
Tabel 6 Rangkuman hasil analisis
Buku siswa sudah dirancang agar
lembar pengamatan keterlaksanaan
menarik dan sederhana sehingga
Pengamat Pengamat
membuat siswa tidak bosan dalam
I II
membaca. Buku siswa dibuat
Rata-rata 3,43 3,39 menarik dengan adanya ilustrasi
Rata-Rata 3,41 gambar dan warna, dibuat
Total sederhana dengan penggunaan
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa bahasa yang mudah dipahami oleh
rata-rata skor akhir pengamatan siswa dan susunan materi yang
terletak pada interval 2,5 SR 3,5 , sistematis. Susunan yang demikian
sehingga dapat dikatakan bahwa ternyata mendapat respons positif
produk sudah memenuhi aspek dari siswa. Hal ini dapat dilihat dari
kepraktisan dari segi keterlaksanaan. antusias siswa dalam membaca
buku siswa dan tidak adanya siswa
Tabel 7 Rangkuman hasil analisis yang bertanya tentan bahasa-
respons siswa bahasa yang sulit dipahami.
Kategori Banya % Buku petunjuk guru sudah
k dirancang dengan sederhana dan
siswa lengkap. Sederhana, karena sudah
Sangat praktis 6 26% dibuat dalam dua sisi dengan
( Skor 3,50 ) gambar halaman buku siswa di sisi
Praktis 17 74% sebelah kiri dan petunjuk guru di
( 3,00 Skor 3,50 ) sisi sebalah kanan. Hal ini
memudahkan guru dalam melihat
Rata-rata skor akhir pengamatan
isi buku yang dihadapi siswa, tanpa
adalah 3,12 terletak pada interval
harus melihat buku yang dipegang
2,5 SR 3,5 , sehingga dapat oleh siswa. Lengkap, karena
dikatakan bahwa produk sudah disusun dengan langkah-langkah
memenuhi aspek kepraktisan dari segi petunjuk yang harus dilaksanakan
respons siswa. oleh guru. Buku ini juga sudah diisi
dengan contoh-contoh kalimat
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

apersepsi sehingga memudahkan Dengan rangkuman hasil analisis dua


guru dalam memberikan apersepsi tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepada siswa. perangkat pembelajaran yang
Media pembelajaran sudah disusun dikembangkan berkategori baik untuk
sesederhana mungkin namun mampu aktivitas dan hasil belajar siswa.
membantu siswa memahami konsep Adapun beberapa keunggulan
geometri. Media wingeom yang pengembangan pembelajaran yang
dikembangkan sudah disesuaikan sudah dilaksanakan sehingga efektif
dengan kegiatan aktivitas belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang ada pada buku siswa dan dibuat adalah sebagai berikut.
dengan tampilan yang sederhana Pertama, pengembangan desain
sehingga mudah dipahami siswa. pembelajaran telah didasarkan pada
3) Aspek Efektivitas tingkat berpikir siswa sesuai teori Van
Aspek efektifitas dinilai dari aktivitas Hiele, yaitu melalui tahap information,
belajar siswa dan nilai tes hasl belajar guided orientation, explicitation, free
siswa. Aktivitas belajar siswa dinilai orientation, dan integration.
secara perorangan oleh dua orang 1) Tahap information dilaksanakan
pengamat selama delapan kali dengan pemberian secara visual
pertemuan. Tes hasil belajar diberikan kedudukan komponen-komponen
setelah uji coba lapangan II selesai dalam ruang dimensi tiga melalui
dilaksanakan. Adapun rangkuman media pembelajaran wingeom
analisis data aktivitas belajar siswa sehingga siswa lebih terbantu
dan tes hasil belajar siswa adalah dalam hal visualisasi. Hal ini sangat
sebagai berikut. membantu siswa, karena visualisai
dalam media dapat digerakkan dan
Tabel 9 Rangkuman hasil analisis diputar sehingga lebih bagus dari
aktivitas belajar siswa pada media gambar di buku tulis
Pengamat Pengamat yang hanya berupa gambar pasif.
I II 2) Tahap guided orientation, siswa
Rata-rata 17,94 17,98 berusaha menganalisis perbedaan
Rata-Rata 17,96 kedudukan komponen dalam ruang
Total dimensi tiga, proyeksi, jarak, dan
Berdasarkan skor tersebut, dapat sudut antar komponen. Dengan
disimpulkan bahwa aktivitas belajar bantuan media pembelajaran
siswa tergolong aktif karena terletak wingeom, siswa diarahkan untuk
pada interval 14 A 18 . menganalisis kedudukan, konsep
jarak, dan konsep sudut dalam
ruang dimensi tiga secara terurut
Tabel 10 Rangkuman hasil analisis tes
berdasarkan langkah-langkah pada
hasil belajar siswa
kegiatan aktivitas belajar siswa.
No Jumlah nilai Rata-rata
3) Tahap explicitation, siswa
Soal siswa
diarahkan untuk menemukan ciri-
Total 1688 73,39
ciri dan konsep dalam materi
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat geometri dengan bantuan kegiatan
bahwa rata-rata tes hasil belajar aktivitas belajar siswa dan media
tergolong baik karena terletak pada wingeom.
interval 58,33 H 75 . 4) Tahap free orientation, siswa
diajak berdiskusi untuk
memberikan contoh-contoh lain
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

berdasarkan ciri ataupun konsep dari pada hanya mendengar ataupun


yang sudah didapat dari proses melihat suatu kejadian.
deduksi informal. Hal ini sangat Berdasarkan hasil uji coba lapangan I
membantu, karena akan dan uji coba lapangan II, dilakukan kajian
memperdalam pemahaman siswa. mengenai proses pelaksanaan
5) Tahap integration, siswa diarahkan pembelajaran geometri SMA berdasarkan
untuk membuat rangkuman teori Van Hiele berbantuan wingeom.
terhadap simpulan hasil diskusi. Berikut adalah karakteristik pembelajaran
Tahap ini berperan dalam menata yang didapat berdasarkan hasil penelitian
konsep-konsep yang sudah yang sudah dilaksanakan.
diperoleh dari keempat langkah 1) Pembelajaran dimulai dengan proses
sebelumnya. information melalui visualisasi gambar
Dengan desain pembelajaran yang pada media.
sudah dirancang secara hierarkis Melalui media, siswa terbantu dalam
tersebut, siswa mampu memahami memvisualisasikan ruang dalam
konsep-konsep geometri secara geometri. Gambar yang bisa
sistematis. digerakkan pada media, membantu
Kedua, media pembelajaran yang siswa melihat bangun ruang dari
dikembangkan mampu meningkatkan berbagai sisi. Proses visualisasi inilah
minat dan motivasi belajar siswa. yang membantu siswa dapat
Dengan adanya media yang dapat memahami kedudukan, jarak, dan
dimanipulatif, siswa merasa lebih sudut antar komponen dalam ruang
tertantang dalam melakukan eksplorasi dimensi tiga.
media pembelajaran sehingga mampu
meningkatkan minat dan motivasi
belajarnya. Adanya minat dan motivasi 2) Melalui tahap guided orientation, siswa
belajar siswa tentu akan berpengaruh bereksplorasi menemukan konsep
positif terhadap pemahaman konsep dalam geometri.
geometri oleh siswa. Setelah melalui proses visualisasi,
Ketiga, adanya buku petunjuk guru siswa selanjutnya bereksplorasi dengan
yang sudah dikembangkan orinetasi terarah dari guru untuk
memudahkan guru dalam menerapkan menemukan konsep kedudukan, jarak,
langkah-langkah pembelajaran sesuai dan sudut komponen dalam ruang
dengan desain pembelajaran yang dimensi tiga. Proses ini dimulai dengan
sudah dirancang. Dengan adanya menentukan beberapa kedudukan
arahan-arahan dari guru secara dalam ruang dimensi tiga, menentukan
sistematis, memudahkan siswa belajar proyeksi titik terhadap garis dan
dalam memahami konsep-konsep terhadap bidang, menentukan jarak dan
geometri. sudut antar komponen dalam ruang
dimensi tiga.
Dengan pembelajaran yang dirancang 3) Melalui tahap explicitation, siswa
demikian, pembelajaran akan lebih mengungkapkan ide hasil eksplorasi.
konstruktivis. Melalui konstruksi, materi Setelah siswa dapat menentukan
geometri dapat dipahami siswa sendiri kedudukan, proyeksi, jarak dan sudut
dengan arahan guru. Hal ini penting sebab dalam ruang dimensi tiga, selanjutnya
melalui proses konstruktivis, pembelajaran melalui tahap explicitation siswa
akan lebih bermakna bagi siswa, seperti diarahkan mengungkapkan ide-idenya
halnya seseorang yang mengalami kejadian untuk menentukan ciri-ciri kedudukan
secara langsung akan lebih lama diingat antar komponen, konsep jarak, dan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

konsep sudut antar komponen dalam lima langkah pembelajaran dalam


ruang dimensi tiga. teori Van Hiele berbantuan
4) Pemberian contoh oleh siswa dalam Wingeom. Adapun kelima langkah
tahap free orientation bertujuan untuk tersebut adalah sebagai berikut.
memperdalam pemahamannya. Proses information, dengan berisi
Setelah siswa memahami dan mampu arahan kepada siswa untuk
menentukan ciri-ciri kedudukan, jarak, membuka media pembelajaran
dan sudut dalam ruang dimensi tiga, dalam bentuk wingeom. Dengan
siswa diarahkan untuk mendiskusikan bantuan media ini, siswa terbantu
contoh-contoh lain. Melalui proses ini, dalam proses visualisasi ruang
siswa mampu menentukan beberapa dimensi tiga.
contoh kedudukan antar komponen Proses guided orientation,
dalam ruang dimensi tiga, mampu dengan berisi arahan kepada
menentukan jarak titik dengan garis siswa untuk mengeksplorasi
dan dengan bidang, dan mampu media pembelajaran. Dengan
menentukan besar sudut garis dengan proses eksplorasi ini, siswa
bidang dan antara dua buah bidang terbantu dalam memahami materi
dalam ruang dimensi tiga. Dengan ruang dimensi tiga.
demikian, pemahaman konsep siswa Proses explicitation, dengan
lebih diperdalam melalui proses ini. berisi arahan untuk menentukan
5) Proses integration bertujuan untuk ciri-ciri kedudukan, jarak, dan
merangkum seluruh pengalaman sudut dalam ruang dimensi tiga.
belajar siswa. Proses free orientation, dengan
Setelah siswa memahami konsep dan berisi arahan untuk menentukan
mampu memberikan contoh dalam contoh lain kedudukan, jarak, dan
konsep geometri, selanjutnya pada sudut dalam ruang dimensi tiga.
akhir tiap pertemuan siswa diarahkan Proses integration, dengan berisi
untuk mengintegrasikan seluruh arahan untuk merangkum
pengalaman belajarnya melalui sebuah simpulan yang didapat melalui
rangkuman. Melalui pembuatan proses-proses sebelumnya.
rangkuman ini, siswa akan lebih 2) Aktivitas belajar siswa didukung
mempertegas konsep yang mereka media wingeom.
dapat melalui pengalaman belajarnya. Langkah pembelajaran teori Van
Berdasarkan hasil uji coba lapangan I Hiele dalam kegiatan aktivitas
dan uji coba lapangan II, dilakukan kajian belajar siswa didukung oleh media
mengenai karakteristik perangkat pembelajaran yang dibuat dengan
pembelajaran geometri SMA berdasarkan wingeom. Pada tiap aktivitas belajar
teori Van Hiele berbantuan wingeom. siswa, media ini membantu siswa
Berikut adalah karakteristik perangkat dalam visualisasi dan eksplorasi
pembelajaran yang didapat berdasarkan ruang dimensi tiga sehingga mampu
hasil penelitian yang sudah dilaksanakan. memahami materi geometri sesuai
a) Buku siswa dengan tujuan pembelajaran.
Adapun karakteristik buku siswa yang b) Buku Petunjuk Guru
diperoleh adalah sebagai berikut. Buku petunjuk guru disusun untuk
1) Berisi langkah pembelajaran teori memudahkan guru dalam
Van Hiele dalam bentuk aktivitas melaksanakan pembelajaran, sehingga
belajar siswa. didalamnya berisi langkah-langkah
Kegiatan Aktivitas Belajar dalam yang harus dilaksanakan oleh guru.
buku siswa merupakan bentuk dari
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

Berikut adalah karaktersitik buku langkah pembelajaran aktivitas


petunjuk guru yang diperoleh. belajar dalam buku siswa, sehingga
1) Berisi petunjuk langkah pelaksanaan sesuai dengan media wingeom.
pembelajaran berdasarkan teori Van Pada tiap pertemuan dalam langkah
Hiele. pelaksanaan pembelajaran dibantu
Buku guru yang disusun juga oleh media wingeom dalam
dilengkapi dengan petunjuk langkah visualisasi dan eksplorasi yang
pelaksanaan pembelajaran sesuai dilakukan siswa.
dengan kegiatan dalam buku siswa. c) Media Pembelajaran
Adapun petunjuk langkah Media pembelajaran dibuat dengan
pelaksanaan pembelajaran dalam program wingeom. Adapun karaktersitik
buku guru adalah sebagai berikut. media pembelajaran berdasarkan hasil
Tahap information, dengan berisi penelitian adalah sebagai berikut.
langkah mengarahkan siswa 1) Berkaitan dengan langkah teori Van
memahami visualisasi ruang Hiele dalam buku siswa.
dimensi tiga melalui wingeom. Media wingeom yang dibuat
Tahap guided orientation, dengan disesuaikan dengan kegiatan
berisi langkah mengarahkan Aktivitas Belajar dalam buku siswa,
siswa untuk mengeksplorasi Berdasarkan uraian sebelumnya,
media wingeom untuk memahami sudah disampaikan bahwa kegiatan
kedudukan, jarak, dan sudut tersebut sesuai proses dalam teori
dalam ruang dimensi tiga. Van Hiele, yaitu proses information,
Tahap explicitation, dengan berisi guided orientation, explicitation, free
langkah mengarahkan siswa orientation, dan integration. Dengan
mengungkapkan ide-idenya susunan yang demikian, guru dan
berdasarkan eksplorasinya untuk siswa menyatakan bahwa media
menentukan ciri-ciri kedudukan, sangat membantu dalam proses
jarak, dan sudut dalam ruang pembelajaran.
dimensi tiga. 2) Sesuai kemampuan siswa
Beradasarkan media pembelajaran
Tahap free orientation, dengan yang sudah diuji coba, siswa
berisi langkah mengarahkan menyatakan tidak kesulitan dalam
siswa untuk memberikan contoh penggunaannya. Media sangat
lain mengenai kedudukan, jarak, mudah digunakan, tinggal
dan sudut dalam ruang dimensi menggunakan arah panah keyboard
tiga. untuk menggerakkan gambar yang
Tahap integration, dengan berisi ada. Selain itu, adanya
langkah mengarahkan siswa pembelajaran mengenai wingeom
membuat simpulan dan pada awal pertemuan sangat
rangkuman hasil diskusi memudahkan siswa dalam proses
mengenai kedudukan, jarak, dan eksplorasi berikutnya, seperti
sudut dalam ruang dimensi tiga. membuat proyeksi, menentukan
2) Petunjuk pelaksanaan pembelajaran ukuran, dan menentukan sudut.
berkaitan dengan media wingeom. 3) Dapat menjadi bahan eksplorasi
Kegiatan aktivitas belajar pada buku oleh siswa
siswa didukung oleh wingeom Media wingeom yang dibuat,
sebagai media pembelajaran. bertujuan untuk membantu siswa
Petunjuk pelaksanaan pembelajaran memahami konsep dalam geometri.
pada buku guru disesuaikan dengan Media ini dapat dieksplorasi oleh
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

siswa, dengan menggerakkan Karakteristik media pembelajaran yang


gambar bangun ruang, membuat diperoleh adalah (1) bersesuaian
proyeksi, menentukan panjang, dan dengan langkah teori Van Hiele dalam
menentukan besar sudut. Dengan buku siswa; (2) sesuai kemampuan
adanya proses eksplorasi oleh siswa; dan (3) dapat menjadi bahan
siswa, siswa mampu menemukan eksplorasi oleh siswa.
konsep kedudukan, jarak, dan sudut 3) Berdasarkan karakteristik pembelajaran
dalam ruang dimensi tiga. dan karakteristik perangkat
pembelajaran geometri SMA yang
SIMPULAN DAN SARAN diperoleh, dapat dikembangkan
Berdasarkan hasil penelitian yang perangkat pembelajaran berdasarkan
sudah dilaksanakan, dapat ditarik beberapa teori Van Hiele berbantuan Wingeom
simpulan sebagai berikut. yang valid, praktis, dan efektif
1) Karakteristik pembelajaran geometri meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
SMA berdasarkan teori Van Hiele geometri siswa
berbantuan wingeom yang diperoleh
adalah (1) pembelajaran dimulai Adapun beberapa saran yang dapat
dengan proses information melalui penulis sampaikan berkaitan dengan
visualisasi gambar pada media; (2) penelitian ini adalah sebagai berikut.
melalui proses guided orientation, 1) Materi pembelajaran yang
siswa bereksplorasi menemukan dikembangkan dalam penelitian ini
konsep dalam geometri; (3) melalui hanya sebatas materi geometri SMA
proses explicitation, siswa diarahkan kelas X, sehingga bagi praktisi
mengungkapkan ide hasil eksplorasi; pendidikan dan guru yang berminat
(4) pemberian contoh oleh siswa dalam dapat mengambangkan pembelajaran
proses free orientation bertujuan untuk dengan teori dan media yang sama
memperdalam pemahamannya; dan (5) pada topik materi geometri yang lain
proses integration bertujuan untuk misalnya materi geometri tingkat SD
merangkum seluruh pengalaman maupun SMP.
belajar siswa. 2) Praktisi dan guru yang berminat
2) Perangkat pembelajaran yang mengembangkan pembelajaran dengan
dihasilkan adalah buku siswa, buku teori Van Hiele dan berbantuan
petunjuk guru, dan media wingeom, dapat menjadikan tulisan ini
pembelajaran. Karakteristik buku siswa sebagai kajian sehingga segala
adalah (1) berisi langkah pembelajaran kekurangan dan kendala yang sama
teori Van Hiele dalam bentuk aktivitas pada penelitian ini tidak terjadi lagi.
belajar siswa; (2) aktivitas belajar siswa DAFTAR PUSTAKA
didukung media wingeom. Karakteristik Buhari, Bustang. 2011. Teori Level Van
buku petunjuk guru adalah (1) berisi Hiele dalam Pembelajaran Geometri.
petunjuk langkah pelaksanaan Tersedia pada
pembelajaran berdasarkan teori Van http://bustangbuhari.wordpress.com.
Hiele, sehingga guru memperoleh Diakses tanggal 28 Juni 2012.
gambaran tentang langkah Harjanto, Petrus. 2011. Pembelajaran
pembelajaran geometri berdasarkan dengan Pendekatan Kontekstual
teori Van Hiele; (2) petunjuk Berbantuan Program Wingeom untuk
pelaksanaan pembelajaran berkaitan Membangun Pemahaman Konsep Jarak
dengan media wingeom sehingga Siswa Kelas X SMAK Kolese Santo
dapat mengarahkan siswa Yusup Malang. Tesis (tidak diterbitkan).
bereksplorasi dengan bantuan tersebut. Perpustakaan Digital Universitas Negeri
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Matematika
(Volume 3 Tahun 2014)

Malang. Tersedia pada


http://library.um.ac.id. Diakses tanggal 11
Juli 2012.
Ismail, Raharjo. 2010. Geometri dan Teori
Belajar Van Hiele. Tersedia pada
http://id-id.facebook.com/people/Raharjo-
Ismail/ diakses tanggal 28 Juni 2012.
Madja. 1992. Perancangan dan
Implementasi Perangkat Ajar Geometri
SMTA. Tesis (tidak diterbitkan). Jakarta:
PPS UI.
Nurkancana, I Wayan. & Sunartana. 1992.
Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha
Nasional.
Plomp. 2010. Educational Design
Research : An Introduction, dalam An
Introduction to Educational Research.
Enschede, Netherland:National Institute
for Curriculum Development.
Purnomo, Joko. 2011. Membuat File
Pembelajaran Dinamis dengan
Wingeom. Widyaiswara PPPPTK.
Suharta, I Gusti Putu. 2012. Penelitian
Desain dalam Pendidikan. Materi Ajar
disajikan dalam Kuliah Metodologi
Penelitian Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha.
Usiskin, Zalman. 1982. Van Hiele Levels
and Achievement in Secondary School
Geometry. Final report of the Cognitive
Development and Achievement in
Secondary School Geometry Project.
Chicago: University of Chicago. (ERIC
Document Reproduction Service No. ED
220 288).

Anda mungkin juga menyukai