Anda di halaman 1dari 9

MANISFESTASI KLINIS PEMPHIGUS VULGARIS MENYERUPAI

CUTANEOUS LUPUS ERYTHEMATOSUS : SEBUAH LAPORAN


KASUS
Clinical Manifestations Of Pemphigus Vulgaris Resemble Cutaneous Lupus Erythematosus: A
Case Report
Ratih Pramuningtyas1, Yuni Prastyo Kurniati2
1
IK Kulit dan Kelamin FK Universitas Muhammadiyah Surakarta/RS PKU Muhammadiyah
Surakarta
2
Patologi Anatomi FK Universitas Muhammadiyah Surakarta/RS PKU Muhamadiyah
Surakarta
Korespondensi: Ratih Pramuningtyas : rp110@ums.ac.id

Latar Belakang dan tujuan :


Pemphigus vulgaris (PV) adalah penyakit autoimun yang melibatkan kulit dan mukosa, ditandai bula dinding
kendur terkait autoantibodi terhadap desmosome yang terlokalisasi pada permukaan sel keratinosit. Manifestasi
kulit sering terjadi dan kadang-kadang muncul seperti SLE bulosa. Beberapa laporan kasus menunjukkan
hubungan PV dengan SLE. Pada laporan kasus ini akan dilaporkan satu kasus PV yang menyerupai LE kutan,
bukan sebuah koinsidensi.
Kasus dan penanganan : Laki-laki, 48 tahun, pekerja bangunan, datang dengan kulit melepuh seluruh tubuh
sejak 3 bulan. Keluhan diawali dengan sariawan. Kulit merah di sekitar wajah menyerupai malar rash, dan
meluas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, compos mentis. Pemeriksaan tanda vital
tekanan darah 140/80 , nadi 90 x/menit, dan respirasi 16 kali/menit. Status dermatologi pada regio generalisata
tampak bula dinding kendur sebagian erosi tertutup krusta tebal pada wajah, kepala, tangan, badan. Hasil
pemeriksaan histopatologi ditemukan akantolisis pada lapisan suprabasal dan row of tombstone. Pasien
diterapi dengan Metil prednisolone, cetirizine, eritromisin, kompres Nacl, dan krim mupirosin.
Kesimpulan : dilaporkan satu kasus murni PV yang menyerupai LE kutan. Gambaran histopatologis membantu
penegakan diagnosis. Pasien diterapi dengan methyl prednisolone, cetirizine, kompres Nacl, dan mupirosin krim
dengan hasil baik.
Kata Kunci : Pemphigus vulgaris, penyakit autoimun, penegakan diagnosis

Background and objectives: Pemphigus vulgaris (PV) is an autoimmune disease involving the skin and mucosa,
characterized by flaccid bullae associated with autoantibodies againts desmosomes that are localized to the
surface of keratinocyte cells. Skin manifestations sometimes appear like bullous SLE. Several case reports show
the relationship between PV and SLE. In this case report will be reported one case of PV that mimicking
cutaneous LE, not a coincidence.
Case and treatment: Male, 48 years old, a construction worker, came with blistered skin all over the body since
3 months. Complaints begin with thrush. Erythematous skin around the face resembles malar rash, and
widespread. The general condition was good, compos mentis. Blood pressure 140/80, pulse 90 x / minute, and
respiratory rate 16 x/ minute. On Dermatology examination, there were flaccid bullous, some bullae become
eroded covered by thick crust on the face, head, hands, and body. Histopathological examination found
surabasal acantholysis and row of tombstone. Patients were treated with Methyl prednisolone, cetirizine,
erythromisin, NaCl dressing, and mupirosin cream.
Conclusion: One case of PV that mimicking cutaneous LE. Histopathological features help to confirm the
diagnosis. The patient was treated with methyl prednisolone, cetirizine, compress, and mupirosin cream with
good results.
Keywords : Pemphigus vulgaris, autoimmune disease, diagnosis

PENDAHULUAN pasien dengan riwayat penyakit autoimun


Penyakit imunobulosa ditandai lainnya. Kecenderungan untuk
dengan adanya autoantibodi patogen berkembangnya penyakit lain terjadi pada
terhadap sel target yang fungsinya adalah sekitar 25% kasus.2 Kejadian overlapping
adhesi sel pada epidermis atau adhesi sel sering terjadi, namun seringkali satu
ke dermis.1 Gangguan autoimun tersebut penyakit mirip dengan penyakit lainnya.3
mengalami peningkatan frekuensi pada

378 | ISSN: 2721-2882


Pemfigus vulgaris (PV) merupakan erythematosus (SLE), Manifestasi kulit
penyakit autoimun dengan manifestasi sering terjadi dan kadang dapat muncul
klinis berupa bula pada kulit dan mukosa.4 sebagai lesi bulosa atau lepuh, seperti SLE
Pemphigus vulgaris merupakan bentuk bulosa (BSLE). Terdapat laporan kasus
penyakit bulosa yang paling sering yang menunjukkan pada salah satu pasien,
ditemukan dengan insidensi 0,1 – 0,5 / pemfigus vulgaris berkembang sebelum
100.000 populasi. Rata-rata onset usia pada SLE, dan pada yang lain, SLE muncul
decade ke empat dan lima, tetapi mungkin sebelum pemfigus vulgaris.8
terjadi pada usia lebih tua maupun anak- Berikut dilaporkan satu kasus PV
anak.5 Etiologi PV tidak diketahui secara dengan bentuk kelainan kulit mirip dengan
pasti, PV dapat timbul sebagai hasil cutaneous lupus erythematosus.
interaksi antara faktor genetik penjamu dan Pembahasan ditekankan penegakan
faktor lingkungan seperti obat-obatan diagnosis untuk memastikan apakah
(captopril, penisilinamin), infeksi (virus sebuah koinsidensi atau kelainan yang
herpes simpleks, EBV, dll), pestisida, mirip.
radiasi ultraviolet, luka bakar, stress dan
diet pernah dilaporkan memicu munculnya KASUS
PV.6 Mekanisme terjadinya lesi pada PV, Seorang laki-laki, berusia 48 tahun,
akantolisis, dikaitkan dengan adanya menikah, dirujuk dari RS di Boyolali
antibodi IgG dan juga kerusakan dengan keluhan utama luka di wajah,
desmosom akibat antibodi tubuh bertindak kepala, tangan dan badan sejak 2 bulan
melawan desmoglein 3 yaitu sel yang yang lalu. Awalnya pasien mengeluh
berfungsi untuk melekatnya satu sel muncul sariawan yang tidak kunjung
dengan sel lain.7 Gambaran klinis PV sembuh sejak 3 bulan yang lalu. Kemudian
diawali bula di atas kulit normal yang 2 bulan sebelum masuk rumah sakit
berkembang menjadi bula di atas kulit keluhan muncul di kulit wajah berupa
yang eritema, bula yang timbul mudah plenting berair, keluhan makin luas
pecah menjadi erosi yang disertai krusta menyebar ke badan tangan dan kepala.
dan rasa nyeri.5 Plenting berair di kulit mudah pecah
Adanya penyakit autoimun meninggalkan luka yang kemudian tertutup
meningkatkan kemungkinan munculnya koreng tebal. 1 bulan sebelum masuk
penyakit autoimun tambahan lainnya. rumah sakit keluhan semakin luas disertai
Terjadinya koinsidensi penyakit autoimun sariawan dan luka diarea bibir. Lesi di kulit
menunjukkan perlunya pengawasan terasa nyeri. Pasien tidak mengeluh
lanjutan kemungkinan munculnya penyakit demam, sesak nafas, nyeri-nyeri pada
autoimun baru pada pasien yang memiliki sendi, maupun fotosensitif. Buang air
predisposisi.3 Pemphigus vulgaris dapat kecil dalam batas normal. Riwayat
muncul pada pasien dengan systemic lupus penyakit serupa sebelumnya disangkal,

379 | ISSN: 2721-2882


sariawan jangka lama juga disangkal. hemoragik. Teleangiektasi (-), skin atrofi (-
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat ).
penyakit serupa. Pasien memiliki riwayat Hasil pemeriksaan
rawat inap di RS sebelumnya selama 10 penunjang laboratorium darah rutin
hari kemudian dirujuk. Pasien memilikir ditemukan Hb 14.3 g/dL, AE 4.24, AL
riwayat berobat ke dokter sebelumnya 13.50, AT 333, dengan Netrofil 89.5%,
tetapi terapi tidak rutin dan lebih limfosit 7.3%, dan monosit 3.2%. GDS
mempercayai bahwa penyakitnya karena 140mg/dL, Hasil kimia darah SGOT 18
guna-guna. U/L, SGPT 38 U/L, Ureum 19 mg/dL,
Hasil pemeriksaan fisik keadaan kreatinin 0.90 mg/dL, total protein 6 g/dL,
umum tampak sakit sedang, gizi tampak albumin 3.9 g/dL, dan globulin 2.1 g/dL
baik. tanda vital dalam batas normal. hasil pemeriksaan histopatologi tampak
Pemeriksaan dermatologi pada wajah bula suprabasal dengan infiltrate sel
kepala, dada punggung dan tangan tampak neutrophil, akantolisis, dan gambaran row
bula dinding kendur, sebagian besar erosi of tomb stone. Dermis tampak sembab
tertutup krusta kekuningan tebal dan dengan sebukan sel limfosit. Gambaran
melekat. Mousy odour (+). Sariawan (+). histopatologis mendukung PV.
Bibir tampak erosi tertutup krusta

Gambar 2. Gambaran histopatologi

380 | ISSN: 2721-2882


Pasien diterapi dengan Methyl 2 x 15 menit, Mupirosin krim 2 x ue untuk
Prednisolon injeksi 125 mg/24 jam, Injeksi lesi membasah, betadin gurgle 2 x ue, dan
Omeprazol 1 ampul/hari, Cetirizin tablet 2 kenalog in oral based 2 x ue untuk bibir.
x 1, Eritromisin 4 x 500 mg, Kompres Nacl

Gambar 2. Bentuk kelainan kulit H + 14 hari

381 | ISSN: 2721-2882


Pada pengamatan hari ke 14, lesi diketahui. Hal tersebut disebabkan karena
baru tidak ada, erosi mongering, luka di tingginya prevalensi HLA klas II pada
bibir membaik. Keadaan umum baik, etnis tersebut. Sebagai tambahan HLA-
compos mentis, tanda vital dalam batas DRB1*0402 pada orang Yahudi dan HLA-
normal. Status dermatologis pada wajah, DQB1 * 0503 pada populasi non-Yahudi.
kepala, dada, punggung, dan lengan Pemfigus vulgaris juga dikaitkan dengan
tampak makula, patch, dan plak eritem HLA-G dan gen transporter TAP.10 Faktor
batas tegas, multiple sebagian konfluen, pemicu lainnya yaitu obat
erosi (-) (antihipertensi, NSAID, antibiotik,
kemoterapi), rebound phenomenon pada
PEMBAHASAN pasien yang tidak teratur mengkonsumsi

Pemfigus vulgaris adalah kortikosteroid, infeksi bakteri

penyakit bula intra-epidermal kronik (Staphylococcus aureus, Escherichia

yang berpotensi menyebabkan bula dan coli), virus HHV 8, radiasi, pembedahan,

erosi yang luas.9 Pemphigus vulgaris makanan yang mengandung komponen

disebabkan karena antibodi yang allyl (bawang) dan tannins (lada hitam,

menyerang desmoglein 1 dan desmoglein sambal merah, anggur merah) dan stres

3, yang bertanggung jawab menyebabkan emosional.9,11

gangguan ikatan adesi antar sel, sering Sebagian besar kasus PV (50-

disebut sebagai akantolisis.10 70% ) lesi di bagian oral dapat

Pemfigus vulgaris adalah varian dominan mendahului lesi di kulit. Lesi di

dari pemfigus yang secara klinis paling kulit dapat lokalisata maupun generalisata

sering ditemukan dengan kejadian 0,1-0,5 / berupa vesikel maupun bula berdinding

100.000 orang tanpa preferensi jenis kendor dengan ukuran dari <1 cm sampai

kelamin. Pemfigus vulgaris beberapa cm yang biasanya terdapat di atas

mempengaruhi orang dewasa dengan kulit yang normal. Bula yang timbul

angka kejadian tertinggi pada dekade ke-4- mudah pecah sehingga menjadi erosi dan

6, sedangkan anak-anak dan orang tua ulserasi yang nyeri disertai dengan tanda

jarang ditemukan.10 nikolsky yang positif. Permukaan mukosa

Etiologi PV sebagian besar tidak yang terkena antara lain mukosa oral,

diketahui. Beberapa faktor-faktor yang esofagus, okular, nasal, faring, laring dan

sering dibahas adalah agen lingkungan, anogenital. Lesi oral biasanya diawali

infeksi, obat-obatan dan tumor. Faktor dengan vesikel maupun bula, tanda lebih

perancu utama adalah hubungan yang lanjut dapat berupa deskuamasi atau erosi

signifikan antara PV dengan perbedaan alel pada pada gusi sementara pada bibir dapat

HLA kelas II. Secara spesifik, peningkatan ditutupi krusta hemoragik yang tebal.10

prevalensi PV pada etnis tertentu seperti Penyakit Lupus eritematosus (LE)

Yahudi, Irak, India, dan Iran sudah merupakan penyakit autoimun dengan

382 | ISSN: 2721-2882


kelainan kulit yang beragam. Manifestasi musculoskeletal utamanya atralgia muncul
kulit seringkali merupakan tanda adanya pada 90% kasus. Perikarditis ditemukan
penyakit LE, dan pada beberapa kasus pada seperempat pasien, seringkali muncul
subtype lupus eritematosus kulit, tanpa sebagai gejala nyeri dada. Kelainan pada
disertai tanda-tanda kelainan sistemik. paru, sistem saraf pusat dan ginjal juga
Lupus eritematosus kulit dua sampai tiga ditemukan pada 40%-60% kasus.14
kali lebih sering terjadi dibandingkan SLE. Karena banyak kasus SLE dengan
Sama dengan penyebab dari SLE, teori tanda awal kelainan di kulit, semua pasien
terbaru mengenai hubungan yang dengan kelainan LE kutan harus dievaluasi
multifactorial yang mengarah pada dengan komprehensif, dengan tinjauan
perkembangan lupus eritematosus kulit sistem yang berfokus pada sistem yang
termasuk, kerentanan genetik, induksi paling sering terlibat, serta pemeriksaan
penyakit autoimun, dan kerusakan sistem fisik lengkap untuk kulit dan manifestasi
imunitas.12 Lupus eritematosus kutan tipe ekstrakutan. Hitung darah lengkap, fungsi
akut seringkali muncul pada usia decade 3, hati dan khususnya, fungsi ginjal, dan
dan berhubungan dengan SLE aktif. profil autoantibodi akan sesuai untuk
Terdapat tipe yang generalisata dan sebagian besar pasien dengan LE kutan.14
terlokalisasi.12 Tipe terlokalisasi sering Pada kasus ini pasien berusia 48
muncul sebagai rash di malar, “butterfly tahun, Bekerj sebagai mandor bangunan
rash” dimana terdapat lesi kemerahan pada yang sering terpapar matahari. Keluhan
kedua pipi, meluas sampai ke nasal bridge, diawali dengan sariawan, kemudian
dan jarang ditemukan pada lipatan muncul plenting berair di daerah wajah
nasolabial. Lesi ini diinduksi oleh sinar terutama kedua pipi, hidung dan dahi,
matahari, tanpa jaringan parut, meskipun bentuk mirip butterfly rash, yang kemudian
dapat ditemukan hiperpigmentasi. Kedua menyebar ke kepala, lengan, dada dan
jenis LE kutan akut tersebut disertai punggung. Plenting berair cepat pecah
dengan fotosensitif dan transien, selama menimbulkan luka yang tertutup krusta
beberapa hari bahkan minggu. Lesi bulosa tebal. Usia dan gejala klinis serta hasil
dapat muncul sebagai cerminan inflamasi pemeriksaan dermatologis berupa plenting
kulit yang berat. Penelitian pada 600 berair di daerah pipi, dominan pada
pasien dengan SLE, LE spesifik pada kulit exposed area sesuai untuk PV maupun
muncul pada 59% kasus.13 lupus eritematosus kutan. Karena
Keluhan ekstrakutan juga sering manifestasi oral ulcer dan bula dinding
ditemukan pada kasus LE kutan akut. kendur di pipi dan dahi dapat ditemukan
Fatique dapat ditemukan dengan proporsi pada kedua penyakit tersebut. Menurut
yang cukup tinggi pada pasien dengan LE Hidalgo PV dapat muncul pada pasien
kutan akut. Demam dan penurunan berat dengan SLE, Manifestasi kulit sering
badan kadang ditemukan. Gejala pada terjadi dan kadang-kadang muncul lesi

383 | ISSN: 2721-2882


bulosa atau lepuh, seperti SLE bulosa limfosit. Hal tersebut cocok dengan
(BSLE). Terdapat beberapa laporan gambaran histopatologi dari PV yaitu
kejadian koeksistensi independen antara Secara histopatologi, ditandai dengan
SLE dengan PV. Meskipun, baik PV dan hilangnya adhesi seluler intraepidermal.
SLE termasuk dalam kelompok penyakit PV menunjukkan acantholysis sebagai
autoimun, mereka memiliki profil klinis konsekuensi dari hilangnya adhesi
dan imunopatologis yang berbeda. Dalam keratinosit epidermal suprabasal membentu
empat kasus PV yang dilaporkan terkait gambaran row of tombstone.10 infjltrasi
dengan SLE, tidak ada pola manifestasi intraepidermal dengan sebagian besar
klinis yang konstan dan PV dapat muncul neutrofil dan eosinophil.5 Histopatologi
mendahului maupun mengikuti timbulnya khas untuk CLE tidak ditemukan. Subtipe
SLE.8 CLE yang berbeda sering menunjukkan
Pada pemeriksaan fisik dan gambaran histologis yang serupa dengan
laboratorium, kriteria ARA untuk SLE infiltrat limfosit perivaskular dan
tidak terpenuhi, hanya ditemukan ulkus periadneksa superfisialis atau gmbaran
pada mulut dan ruam malar. Hal ini mirip interface dermatitis yaitu terdapat infiltrat
dengan literature review yang dilakukan limfositik di dermoepidermal junction.16
oleh Mohsin Malik, et al dimana 17 Tanda khas lain adalah degenerasi vacuolar
pasien dengan pemfigus, tetapi yang tidak pada dermoepidernal junction, dengan
memiliki diagnosis SLE yang jelas nekrosis sel keratinosit pada lapisan dasar
berdasarkan kriteria ARA / ACR, epidermis dan penebalan membrana
informasi klinis yang kurang lengkap. Tiga basalis.17
dari 17 pasien tidak memiliki gejala klinis Berdasarkan anamnesis,
SLE, dan 9 lainnya memiliki 2 atau lebih pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
sedikit gejala klinis.15 Maka kemungkinan penunjang, maka disimpulkan pasien
pasien adalah penderita PV menderita pemphigus vulgaris murni,
Pada kasus diatas, pemicu yang bukan koinsidensi dengan CLE. Pada
diduga dialami pasien adalah pasien tidak kasus, pasien rawat inap isolasi, diberikan
rutin mengkonsumsi obat sebelumnya, dan metilprednisolon 125 mg intravena setiap
stress karena merasa penyakit disebabkan 24 jam dengan dilanjutkan dengan dosis
guna-guna. tapperring off bertahap. Eritromisin tablet
Pemeriksaan penunjang sebagai sparing agent. Untuk terapi
histopatologi berfungsi untuk menunjang topikal digunakan dressing/kompres
diagnosis. Pada kasus hasil pemeriksaan menggunakan Nacl sehari dua kali selama
histopatologi tampak bula suprabasal 15 menit. Sebelum ditemukan terapi
dengan infiltrate sel neutrophil, akantolisis, kortikosteroid, prognosis pada 60% pasien
dan gambaran row of tomb stone. Dermis PV sering fatal dikarenakan luka yang
tampak sembab dengan sebukan sel luas pada kulit dan membran mukosa

384 | ISSN: 2721-2882


menyebabkan komplikasi terutama DAFTAR PUSTAKA

sepsis.18 Pemfigus vugaris juga fatal pada 1. Wojnarowska F. Immunobullous diseases. In:
Burns T, Breathnach Cox N, Griffiths C,
orang tua yang disertai dengan kondisi
editors. Rook's textbook of dermatology.
komorbid. Pada kasus prognosis dubia Singapore: Wiley-Blackwell; 2010:40.1.-40.62
2. Mohan MP, Ramesh TC. Multiple autoimmune
karena penanganan pada pasien telah syndrome. Indian J Dermatol Venereol Leprol
diberikan metilprednisolon, umur pasien 2003:298-9.
3. Ljubojevic S, Lipozenčić J,. Autoimmune
muda dan tanpa penyakit sistemik bullous diseases associations. Clinics in
penyerta. Dermatology. 2012:30,17–33
4. Stanley J.R. Pemphigus. In: Wolff K.,
Membandingkan pasien dengan Goldsmith L.A., Katz S.I., Gilchrest
B.A.,Paller A.S., Leffel D.J. Eds. Fitzpatrick’s
hanya pemfigus atau hanya SLE dengan
Dermatology In General Medicine. 8th ed.
mereka yang menderita keduanya dapat New York: McGraw Hill. 2012. p. 1100-22.
5. Killic A., Pemphigus: Subtypes, Clinical
memberikan wawasan yang signifikan Features, Diagnosis, and Treatment. In :
terhadap kecenderungan genetik terhadap Autoimmune Bullous Disease, 2017. p23 - 46
6. Ruocco V, Ruocco E, Lo Schiavo A, et al.
autoimunitas, proses yang memicu respons Pemphigus: Etiology, pathogenesis, and
autoimunitas dan proses yang dapat inducing or triggering factors: Facts and
controversies. Clinics in Dermatology.
menghentikannya. Serta bentuk terapi yang 2013;31:374-381.
7. Ali F.A, Ali J.A. Pemphigus vulgaris and
adekuat.
mucous membrane pemphigoid: Update on
Ethiopathogenesis, oral manifestations and
management. J Clin Exp Dent. 2011;3: 246-50.
KESIMPULAN 8. Tenorio HC, Sánchez SJM, Tercedor S J, et al.
Telah dilaporkan satu kasus pemfigus Pemphigus vulgaris and systemic lupus
erythematosus in a 46-y-old man. Lupus.
vulgaris seorang laki-laki berusia 48 tahun 2001;10:824-6
ditegakkan berdasarkan anamnesis, 9. Hasan S., Khan N. I., Sherwani O. A., Bhatt
V., Srivastava H. Pemphigus Vulgaris: An
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan Insight on Conventional and Emerging
Treatment Modalities. Int. Res. J. Pharm.
penunjang. Penatalaksanaan berupa rawat
2013;4: 8-12
inap isoloasi, pemberian cairan infus, 10. Pollmann R, Schmidt T, Eming R, Hertl M.
Pemphigus: a comprehensive review on
terapi steroid intravena, dosis awal
pathogenesis, clinical presentation and novel
metilpredmisolon 125 mg tiap 24 jam yang therapeutic approaches. Clin Rev Allergy
Immunol. 2018:54:1–25.
diturunkan dosisnya secara bertahap. 11. Chmurova N., Svecova D. Pemphigus
Eritromisin, cetirizine, dan perawatan luka Vulgaris: a 11-year review. Bratisl lek Listy.
2009;110(8): 500-03.
dengan respon terapi baik selama 12. Okon LG, Werth VP,. Cutaneous Lupus
perawatan 10 hari, sehingga pasien dirawat Erythematosus: Diagnosis and treatment. Best
Pract Res Clin Rheumatol. 2013: 27: 391–404
poliklinis. Prognosis pada pasien dubius 13. Walling HW, Sontheimer RD. Cutaneous
Lupus Erythematosus: Issues in Diagnosis and
ad bonam dimana adanya perbaikan lesi
Treatment. Am J Clin Dermatol. 2009; 10:365–
yang signifikan dan tidak adanya 381
14. Malik M, Ahmed AR,. Concurrence of
komplikasi sistemik maupun faktor Systemic Lupus Erythematosus and
komorbiditas pada pasien. Pemphigus: Coincidence or Correlation?.
Dermatology. 2007;214:231–239
15. Obermoser G, Sontheimer RD, Zelger B.
Overview of common, rare and atypical
manifestations of cutaneous lupus

385 | ISSN: 2721-2882


erythematosus and histopathological correlates. 17. Ali M.E., Wahab M.A., Khondker L., Khan
Lupus. 2010;19:1050e70 M.S.I. Safety of parenteral dexamethasone
16. Ackermann AB. Lupus erythematosus. In: vs oral prednisolone in the treatment of
Histologic diagnosis of inflammatory skin pemphigus vulgaris. Journal of Pakistan
diseases. Baltimore: Williams & Wilkins; Association of Dermatologist. 2013;23: 163-7
1997. pp. 525-46

386 | ISSN: 2721-2882

Anda mungkin juga menyukai