1810173
HERPES ZOSTER Reaktivasi dr latensi fase kedua replikasi pd kulit,
DEFINISI biasanya lesi pada dermatom yg dipersarafi o/ ganglion
Infeksi virus yg terjadi dengan pengaktifan kembali virus sensorik yang terkena
varicella-zoster, dengan munculnya ruam dermatom yg Cara Replikasi VZV : gatau bakal ditanya atau ga, di foto
nyeri tetapi sembuh sendiri yg ada di modul ada soalnya
EPIDEMIOLOGI Partikel VZV nempel di membran sel memadukan &
→ insidensi 2-3 kasus/1000 orang/thn melepaskan protein tegument kapsid nempel di pori”
→ insidensi & tingkat keparahan meningkat dgn ber+ usia inti, tempat DNA genom disuntikan ke dlm nukleus &
→ tidak ada predileksi gender beredar ekspresi gen nukleokapsid dirakit &
mengemas DNA genom yg baru disintesis pindah ke
FAKTOR RISIKO membran inti dlm dan bertunas melintasi membran inti
1. Usia dewasa/tua ketebalan kulit berkurang kapsid masuk sitoplasma glikoprotein virion yg matang
2. Imunosupresi, terapi imunosupresi & protein tegument berkumpul di vesikel kapsul jd
3. Infeksi VZV primer saat hamil / respon imun ↓ pembungkus sekunder dan diangkut ke permukaan sel,
4. Faktor nekrosis antitumor (TNF) dmn partikel virus yg baru berkumpul & dilepaskan
5. Sindrom inflamasi pemulihan kekebalan
6. Leukemia limfositik akut & keganasan PATOFISIOLOGI
Infeksi VZV menyebabkan 2 sindrom :
ETIOLOGI - Infeksi primer (cacar air) menular, jinak (sembuh)
Varicella Zoster Virus (VZV) virus berenvelop dgn - Partikel virus tetap pd akar dorsal/ganglia sensorik
nukleokapsid ikosahedral, genom linear double-stranded lain tdk aktif hingga bbrp dekade
DNA, hanya ada 1 serotipe Mekanisme host gagal menahan virus VZV aktif
Transmisi : varicella inhalasi, herpes zoster kembali, bisa terjadi viremia
reaktivasi virus laten VZV diaktifkan di akar tlg blkg / neuron saraf kranial
Patogenesis : infeksi awal di orofaring, menyebar ke bisa disertai nekrosis hemoragik sel saraf hilangnya
organ dlm melalui darah, ke kulit, setelah episode aku saraf & fibrosis
varisela, virus tetap laten di ganglion sensoris, dapat Ruam kulit : saat proliferasi sel T spesifik VZV yg
reaktivasi jd herpes zoster bbrp thn kemudian, mendalam produksi IFN-α pd px imunokompeten,
khususnya pd px tua & immunocompromised antibodi spesifik IgG, IgM, dan IgA muncul cepat dan
Diagnosis laboratorium : kultur sel, tzanck smear, mencapai titer tertinggi
serologi Lokasi anatomi dr dermatom yg terkena menentukan
Gambaran histopatologis : tampak vesikel intraepiteliat manifestasi spesifik
dgn inklusi intranuklear pd sel epitel di dasar vesikel Menular ke org yg tidak punya kekebalan thp VZV,
lewat kontak langsung dgn lesi/ jalur pernapasan
PREDILEKSI Infeksi virus herpes dpt terjadi bersamaan pd inang yg
Sesuai dermatom sama
1810173
QaV : ad bonam kulit pada liang telinga luar / membran timpani, disertai
QaF : ad bonam paresis fasialis, gangguan lakrimasi, gangguan pengecap
QaS : dubia ad bonam (bisa rekuren) 2/3 bagian depan lidah, tinnitus, vertigo, atau tuli.
Herpes zoster oftalmikus : penyakit menyerang cabang
pertama nervus trigeminus.
Hutchinson sign vesikel yg tampak pada ujung
TAMBAHAN GEJALA KLINIS DR MODUL 17 hidung, berarti mengenai percabangan nervus
nasosiliaris, dan kemungkinan terjadi kelainan mata
Herpes zoster dimulai dengan timbulnya gejala prodromal lebih besar.
selama beberapa hari, berupa : sensasi abnormal, mialgia
lokal, nyeri tulang, pegal, parestesia sepanjang dermatom, Manifestasi klinis berdasarkan waktu setelah muncul
gatal, rasa terbakar yang bervariasi tingkat keparahannya gejala awal :
dari ringan sampai berat. 0 hari : muncul gejala prodormal
3-7 hari : ruam dermatomal unilateral + eritema + papul
Gejala konstitusi yg menyertai : nyeri kepala, malaise dan
demam. 4-8 hari : vesikel
6-10 hari : pustul
Setelah masa prodromal, timbul kulit yang dapat terasa 10-14 hari : krusta
gatal atau nyeri terlokalisir. Lesi kulit berupa : makula 2 mgg hingga 4-6 minggu : sembuh
eritema, kemudian berkembang menjadi papula, lalu
menjadi vesikel jernih herpetiformis. Selanjutnya isi vesikel
menjadi keruh, dan akhirnya pecah menjadi krusta.
Variasi klinis HZ :
Zoster sine herpete : nyeri segmental tanpa erupsi kulit
Herpes zoster hemoragik : vesikel berisi darah
Herpes zoster abortif : eritema dengan / tanpa vesikel
yang langsung mengalami resolusi
Herpes zoster aberans : erupsi kulit melewati garis
tengah badan
Herpes zoster generalisata/diseminata : selain lesi
dermatomal, timbul erupsi kulit terluar dermatom
sehingga menyerupai varisela
Sindrom Ramsay Hunt : penyakit menyerang nervus
fasialis dan nervus auditorius, sehingga timbul erupsi
1810173