“PEMFIGUS VULGARIS”
Disusun Oleh :
1. Naufal Delvin Andriatama 20180720096
2. Nilam Sri Rahmawati 20180720097
3. Nitya Meilani S 20180720098
4. Nur Octavia 20180720099
5. Octa Devi Utami 20180720100
6. Phebe Fedora C 20180720101
7. Pius Alexander 20180720102
8. Priska Evita Setia D 20180720103
1.1 DEFINISI
1.2 EPIDEMOLOGI
2.3 Etiopatogenesis
Berbagai teori telah diajukan untuk memahami patoenesis pemfigus.
Diketahui bahwa autoantibodi memainkan peran penting dalam pathogenesis dan
berkembangnya PV (Zingande et al, 2018). Patogenesis PV melibatkan serangan
autoimun terhadap desmosome dan hemidesmosom yang bertanggung jawab atas
kepatuhan sel epitel. Desmogleins adalah protein yang reaktif terhadap antibodi
autoimun dalam PV. Teknik Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)
dapat menunjkkan sirkulasi antibodi yang melibatkan desmoglein.
Tiga jenis desmoglein dapat dibuktikan pada epitel skuamosa berlapis (tipe
1, 2, dan 3). Pada kulit dan mukosa, desmogelin tipe 1 teridentifikasi dalam
lapisan sel suprabasal, desmogelin tipe 2 terlihat di lapisan sel basal, dan
desmoglein tipe 3 muncul dilapisan basal dan lapisan suprabasal immediate. Pada
mucosal oral, Dsg1 diekspersikan dengan minimal (Hasan et al, 2019).
Keberadaan Dsg ini dapat menjaga integritas epidermis dan mukosa. Secara klins
tipe pemfigus ditentukan berdasarkan kedua distribusi antigenic diferensial dan
pembentukan antibodi.
Pada pemeriksaan intra oral terlihat erosi multipel dan daerah eritematus
pada mukosa labial, bukal, gingiva, lidah, dan palatum, terdapat Massa eksofitik
pada mukosa bukal kiri dan lidah, beberapa gigi goyang derajat 2 (Scully, 2002).
Ditemukan plak putih dapat diangkat, meninggalkan daerah kemerahan, sakit pada
mukosa bukal, lidah bagian dorsum. Pada rongga muut berupa erosi dan ulserasi
pada mukosa (Ahmed et al, 2006).
Gambaran khas secara histopatologis terlihat cleft intra epitel atau
akantolisis epitel suprabasal dengan sel membulat, disebut Tzanck cells. Bulla
dengan dasar non-inflamasi kemudian cepat pecah menjadi ulser ireguler,
terdapat sisa epitel di sekitarnya kemudian meluas hingga mencakup area yang
besar (Neville et al, 2002).
A. Penatalaksanaan Umum
• Tapering off disesuaikan dengan kondisi klinis dan kadar IgG dalam darah
sampai dosis pemeliharaan
C. Topikal
• Eksudatif : kompres
PROGNOSIS KASUS
5.1 Prognosis
Langlais RP, Miller CS, Nield-Gehrig JS, 2016. Atlas Berwarna Lesi Mulut Yang
Sering Ditemukan. Ed4. Jakarta:EGC. P 170
Mansjoer, Arief dkk. 2012. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Dalam Kapita
Selekta Kedokteran. 3 ed. Jakarta: FKUI: 86-92.
Nelis, Surya. 2016. Pemfigus Vulgaris Oral terkait Infeksi Virus Herpes Simpleks
(Laporan Kasus). Jurnal Kesehatan Gigi. 3(1).
Neville BW, Damm Dd, Allen CM et al. Oral & maxillofacial pathology, 2 ed.
Pennsylvania: Saunders, 2002.
Syuhar MA, 2014. A 56 Years Old Man With Pemphigus Vulgaris.J Medula
Unila. Vol 1 No 2. P 69
Wonjnrowska F., Venning V.A., Burge S.M. Immunobullous Diseases. In: Burns
T., Breathnach S. Cox N., Griffths C. Eds. Rook’s Textbook of
Dermatology. 8th ed. United Kingdom: Willey-Blackwell Ltd. 2010. p.
40.1-40.12.