Anda di halaman 1dari 8

Nilai-Nilai Dasar PNS (ANEKA)

Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN
yang profesional, kompeten dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA
yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti Korupsi. Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan
PNS dalam politik praktis
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan public
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.

Aspek-aspek akuntabilitas antara lain :


a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan(Accountability requires reporting)
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountabilityis meaningless without
consequences)
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:


a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi)
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional)
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar) Akuntabilitas
memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas
individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas
stakeholder.

Gambar 1.1 : tingkatan akuntabilitas

2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pemahaman mengenai nilai-nilai kebangsaan. Nasionalisme memiliki
pokok kekuatan dalam menilai kecintaan individu terhadap bangsanya. Salah satu cara
untuk menumbuhkan semangat nasionalisme adalah dengan menanamkan dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung
didalamnya oleh setiap penyelenggara negara, baik di pusat maupun di daerah.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang pada prinsip adil dan
netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta harus obyektif, jujur,
transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak kepada salah satu kelompok
atau golongan yang ada. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasnya,
PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan kerja
dan masyarakat sekitar.
3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi
c. Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

4. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) sudah
menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam implementasinya masih belum sesuai
dengan harapan. Penyelengaraan pemerintahan yang berorientasi pada layanan prima
sudah tidak bisa ditawar lagi ketika lembaga pemerintah ingin meningkatkan kepercayaan
publik.
Komitmen mutu merupakan pemahaman konsep mengenai efektivitas, efisiensi, inovasi,
dan mutu penyelenggaraan Pemerintah. Ekeftivitas merupakan sejauh mana sebuah
organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Sementara efisien merupakan jumlah
sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Efisien ditentukan oleh
berapa banyak bahan baku, biaya, dan tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah
tujuan. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakterisitik utama yang
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberikan kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan. Sementara inovasi, muncul karena
adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan
perubahan yang terjadi disekitarnya. Di sisi lain, mutu merupakan suatu kondisi dinamis
berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau bahkan
melebihi harapan konsumen atau pengguna.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti perbuatan yang tidak
baik, buruk, dapat disuap dan tidak bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi berarti
tindakan melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh
seseorang atau sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan oleh peraturan
perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Sedangkan pada UU No. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi antara
lain:
1) Kerugian Keuangan Negara,
2) suap-menyuap,
3) pemerasan,
4) perbuatan curang,
5) penggelapan dalam jabatan,
6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
7) gratifikasi.
Tabel 1.1
Nilai-nilai dasar ANEKA
NILAI-NILAI DASAR ANEKA
Akuntabilitas Nasionalisme Etika Komitmen Anti
Publik Mutu Korupsi
1. Kepemimpina 1. Rela 1. Jujur 1. Inovasi 1. Jujur
n berkorban 2. Tanggun 2. Kerjasama 2. Peduli
2. Transparansi 2. Ketuhanan g jawab 3. Kontrol 3. Mandiri
3. Integritas Yang Maha 3. Integrit 4. Responsif 4. Disiplin
4. Tanggung Esa as 5. Dapat 5. Tanggu
jawab 3. Kerjasama tinggi diperca ng
5. Keadilan 4. Tidak 4. Cermat
ya jawab
Kepercayaan memaksa 5. Disiplin 6. Kerjasama
6. 6. Efektif
kehendak 6. Hormat Sederhana
7. Keseimbangan 5. dan efisien 7.
Jujur 7. Sopan
8. Kejelasan 7. Nyaman 8. Disiplin
6. Amanah
9. Konsistensi 8. Taat 8. Aman 9. Adil
7. Adil 9. Menjag 9. Professional
8. Tidak a
diskrimina 10. Konsisten
rahasia 11. Cermat
si
9. Tenggang rasa 12. Teliti
10. Membela 13. Tepat
kebenaran
11. Disiplin
12. Tanggung
jawab
13. Kerja keras
14. Hidup
sederhana
15. Musyawarah

D. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Peran dan kedudukan ASN termasuk agenda yang masuk ke dalam rangkaian struktur
kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Mata diklat yang
diberikan dalam pelatihan dasar ini yang menyangkut peran dan kedudukan ASN antara
lain Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole of Government.

1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur
sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berikut beberapa konsep
yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut:
1) Pelaksana kebijakan publik;
2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa

2. Whole of Government
Whole-of-Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Definisi WoG yang dinyatakan dalam laporan APSC menunjukkan atau menjelaskan
bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai
tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu. Untuk
kasus Australia berfokus pada tiga hal yaitu pengembangan kebijakan, manajemen
program dan pemeberian layanan. Definisi lain yang juga mempunyai kesamaan fitur dari
United States Institute of Peace (USIP) menjelaskannya ditekankan pada pengintegrasian
upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-tujuan
bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah
dan sebaliknya.
Dalam Perry 6 (2004) menjelaskan mengenai perbedaan kategori hubungan kelembagaan
dalam sebuah kontinuum sebagai berikut:

Tabel 1.2
Kategori hubungan kelembagaan

1. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah “Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat (Lembaga Administrasi Negara: 1998). Sementara Departemen Dalam
Negeri menyebutkan bahwa Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang
lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal
tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk, baik berupa
barang dan jasa (Pengembangan Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004).
Dengan demikian, terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama,
adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima
layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan,
dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan (pelanggan). Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip
pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak Diskriminatif
5) Mudan dan Murah
6) Efisien dan efektif
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan
A. Deskripsi Organisasi
SDN Sampora adalah salah satu lembaga penyelenggara pendidikan yang beralamat di
Kp. Sampora RT. 01/01 Desa Cibadak kec. Tanjungsari, Kab. Bogor. Kepala SDN Sampora
bernama bapak HIDAYATULLOH, S.Pd, selain itu sekolah tersebut mempunyai 2 guru PNS,
5 guru honorer. 1 orang Operator merangkap sebagai guru kelas.
SDN Sampora mempunyai 6 buah gedung kelas yang terdiri dari 6 rombongan belajar
yang terdiri dari kelas I, II, III, IV, V, dan VI. Kemudian difasilitasi 1 buah kantor Kepala
Sekolah dan ruang guru serta ruang perpustakaan.

Anda mungkin juga menyukai