Oleh :
Ida Bagus Bianta Indra Karang
1906122010034
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan..................................................................3
2.2 Desain Gigi Tiruan....................................................................................3
2.3 Fonetik.......................................................................................................5
2.4 Klasifikasi Suara........................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
3.1 Pengucapan Yang Terpengaruhi...............................................................8
3.2 Etologi kelainan gigi geligi.......................................................................8
3.3 Pengaruh Desain GTSL Terhadap Fungsi Fonetik....................................9
3.4 Tahapan Desain GTSL..............................................................................9
BAB IV..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara adalah salah satu cara berkomunikasi, termasuk melalui tulisan,
gerakan tangan, dan bahasa tubuh lainnya. Atribut bicara meliputi nada vokal,
volume dan kualitas suara, pelafalan huruf vokal dan konsonan, diftong dan
campuran semua ini dalam kurikulum kata, kecepatan bicara, aksen kata dan
ritme.
Proses bicara dan perkembangan bahasa pada bayi dan anak tidak dapat terjadi
dengan sendirinya. Perlu ada proses pembelajaran, seperti mengajak bayi dan
anak-anak berbicara, agar anak bisa berbicara, meski terdengar tidak begitu jelas.
Akibatnya, anak tunarungu umumnya tidak dapat berbicara. Proses berbicara
merupakan kegiatan yang terkoordinasi antara kontraksi otot-otot pernafasan,
laring, palatum, palatum, lidah, bibir dan gigi serta dipersarafi oleh susunan saraf
pusat.
Komponen-komponen berbicara tersebut sanggatlah penting. Jika ada salah
satu yang terganggu akan menyebabkan seseorang untuk susah berbicara, bahkan
sampai tidak bisa berbicara. Namun kasus kehilangan gigi geligi sering terjadi
sehingga menyebabkan seseorang susah untuk berbicara. Maka dari itu
dibutuhkan gigi tiruan desain yang tepat untuk mengembalikan fungsi bicara
tersebut.
Pemakaian gigi tiruan mampu meningkatkan fungsi fonetik, tetapi di lain
pihak pemakaian gigi tiruan ini dapat mengakibatkan kelainan bicara. Pemakaian
gigi tiruan dengan basis yang menutupi seluruh permukaan palatum keras, akan
mengalami kegagalan fonetik. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi organ
fonetik pemakai gigi tiruan sebagian adalah posisi konektor utama.
Konektor utama merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang
menghubungkan bagian protesa yang terletak pada salah satu sisi rahang dengan
yang ada pada sisi lainnya. Konektor utama dapat terbuat dari metal atau resin
akrilik. Penutupan palatum oleh basis erat kaitannya dengan perubahan kualitas
suara bicara karena akan terjadi perubahan dan penyempitan ruang resonator.
1
2
3
4
9
10
lamanya proses interaksi antar faktor tersebut. Karies gigi yang tidak diobati
dapat menjadi lebih buruk, menyebabkan rasa sakit, dan mungkin
menyebabkan kehilangan gigi (Anshary, et al., 2014).
Penyakit periodontal
Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi pada jaringan yang
mengelilingi dan menopang gigi. Penyakit periodontal adalah penyebab
kehilangan gigi (Anshary, et al., 2014). Penyakit periodontal mempengaruhi
kehilangan gigi yang disebabkan oleh infeksi jaringan pendukung gigi yang
jika tidak ditangani akan menyebabkan resorpsi tulang alveolar dan resesi
gusi, yang mengakibatkan kehilangan gigi (Maulana, et al., 2016). Penyakit
periodontal dibagi menjadi dua kelompok, yaitu gingivitis dan periodontitis.
Gingivitis adalah iritasi atau peradangan pada gusi yang disebabkan oleh plak
bakteri yang menumpuk di antara gigi dan gusi. Gingivitis yang tidak diobati
akan berkembang dan mempengaruhi tulang alveolar, ligamen periodontal,
dan sementum, kondisi ini dikenal sebagai periodontitis. Selama proses
periodontitis, semakin banyak terjadi resorpsi tulang yang jika tidak dirawat
dengan benar dapat menyebabkan kehilangan gigi (Notohartojo & Sihombing,
2015).
3.3 Pengaruh Desain GTSL Terhadap Fungsi Fonetik
Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi
suara pasien, misalnya pada pasien yang kehilangan gigi depan atas dan bawah.
Kesulitan berbicara mungkin timbul, meskipun hanya sementara. Dalam hal ini,
gigi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan berbahasa, terutama
pengucapan huruf-huruf konsonan. Yang berarti dapat mengucapkan kata-kata
kembali dan berbicara dengan jelas, terutama dengan lawan bicara (Gunadi &
Margo, 1991).
3.4 Tahapan Desain GTSL
Untuk mendesain GTSL yang tepat sehingga dapat memulihkan kemampuan
berbahasa pasien, harus disesuaikan dengan kondisi rongga mulut pasien.
Tahapannya sebagai berikut :
1) Pemeriksaan intraoral dan ekstra oral dilakukan terlebih dahulu untuk
menentukan diagnosis serta desain gigi tiruan yang tepat. Perlu diketahui juga
11
riwayat yang berhubungan dengan gigi. Seperti : sudah berapa lama tak
bergigi, kapan terakhir cabut gigi, sebab pencabutan gigi jika ada, dan
penggunaan riwayat gigi tiruan sebelumnya.
2) Setelah itu dapat dilakukan diagnosis klinis terkait missing teeth. Kemudian
menentukan Klasifikasi GTSL beserta indikasi perawatannya.
3) Tahap selanjutnya adalah melakukan cetak pendahuluan sebagai model study
baik itu rahang atas maupun rahang bawah sesuai dengan klasifikasi.
4) Kemudian dilakukan tahapan surveyor. Ini merupakan langkah penting dalam
fabrikasi prostetik, yang merupakan prosedur diagnostik yang dapat
menganalisis hubungan dimensional antara jaringan lunak dan keras mulut.
Penting untuk menentukan gigi mana yang akan digunakan sebagai
penyangga, di mana cengkeram akan ditempatkan, dan lain-lain. Setelah
analisis ini, rute penyisipan terbaik untuk protesa yang akan dibuat ditentukan.
Pengukuran memungkinkan pembuatan gigi palsu yang mudah dipasang dan
dilepas oleh pengguna, enak dipandang dan dapat menahan kekuatan yang
cenderung menarik protesa keluar dari tempatnya. Penggunaan surveyor
dimaksudkan untuk menentukan batas dan bentuk pola malam, mengukur
kedalaman gerong, membuat restorasi tuang, serta menyigi dan menutupi
model kerja.
5) Melakukan uji coba bite rim pada pasien untuk menentukan gigitan. Proses ini
dilakukan dengan cara menggigitkan galangan gigit sampai gigitan tepat,
kemudian di fiksasi agar gigitan tidak berubah.
6) Dilakukan pengukuran Dimensi Vertikal, Relasi Sentrik dan Fiksasi Bite Rim.
Pada pasien yang telah hilang semua gigi baik di salah satu rahang saja
ataupun semua, dimensi vertikalnya telah hilang, sehingga harus dilakukan
pencarian kembali. Relasi sentrik merupakan hubungan rahang atas dan
rahang bawah ketika kondilus mandibula berada pada posisi paling posterior
dari fossa glenoidalis.
7) Menentukan bentuk, ukuran, warna elemen gigi tiruan dan desain gigi tiruan.
Dilakukan Try In untuk gigi Anterior dan Posterior dengan memperhatikan
hal-hal berikut:
Cek garis median
12
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Anshary, M. F., Cholil & Arya, I. W., 2014. Gambaran Pola Kehilangan Gigi
Sebagian pada Masyarakat Desa Guntung Ujung Kabupaten Banjar. Dentino
Jurnal Kedokteran Gigi, pp. 138-143.
Gunadi, H. A. & Margo, A., 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian
Lepasan Jilid 1. Jakarta: Hipokrates .
Hidayat, R. & Tandiari, A., 2016. kesehatan Gigi dan Mulut-Apa yang Sebaiknya
Anda Tahu?. Yogyakarta: Andi Offset.
Kenstowicz, M. & Kisseberth, C., 1979. Generative Phonology: Description and
Theory. New York: Academic Press.
Lengkong, P. E., Pangemanan, D. H. C. & Mariati, N. W., 2015. Gambaran
Perilaku Dan Cara Merawat Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Pada Lansia Di Panti
Werda Minahasa Induk. Jurnal e-GiGi, p. 8.
Maulana, E. G. S., Adhani, R. & Heriyani, F., 2016. FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEHILANGAN GIGI PADA USIA 35-44 TAHUN DI
KECAMATAN JUAI KABUPATEN BALANGAN TAHUN 2014. DENTINO
JURNAL KEDOKTERAN GIGI, pp. 98-103.
Notohartojo, I. T. & Sihombing, M., 2015. FAKTOR RISIKO PADA
PENYAKIT JARINGAN PERIODONTAL GIGI DI INDONESIA (RISKESDAS
2013). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, pp. 87-94.
Satrio, R., Djati, F. K. & Zahra, A. F., 2019. Dimensi vertikal oklusal, posisi
kondilus mandibula terhadap fossa glenoidalis, dan kurva Spee sebelum dan
sesudah insersi gigi tiruan lengkap. Repository Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jenderal Soedirman, pp. 120-127.
Septommy, C., 2017. KARAKTERISTIK SUARA LINGUO PALATAL /C/
PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN KENNEDY KELAS
II MODIFIKASI 1 DENGAN KONEKTOR BERBEDA. Jurnal Wiyata, pp. 8-12.
Siagian, K. V., 2016. Kehilangan sebagian gigi pada rongga mulut. Jurnal e-
Clinic, pp. 1-6.
Siagian, K. V. & Anindita, P., 2015. BUKU AJAR GIGI TIRUAN SEBAGIAN
LEPASAN. Manado: UNIVERSITAS SAM RATULANGI.
Soesetijo, F. A., 2016. Pertimbangan Laboratoris Dan Klinis Nilon Termoplastis
Sebagai Basis Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Repository universitas Jember, p.
65.
16
Tulandi, J. D. G., Tendean, L. & Siagian, K. V., 2017. Persepsi pengguna gigi
tiruan lepasan terhadap fungsi estetik dan fonetik di komunitas lansia Gereja
International Full Gospel Fellowship Manado. Jurnal e-GiGi, pp. 1-9.