Oleh :
Penny Maharani
19100707360804043
1
MODUL 3
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PENGESAHAN
Modul 3.
(drg. Rifani)
2
“Oral Lichen Planus”
Ditulis oleh Penny Maharani*, Rifani, drg**
*Mahasiswa ** Staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Baiturrahmah
Jl. Raya By Pass KM 14 Aie Pacah, Padang
*) E-mail : pennymaharani@gmail.com
Abstrak
Latar belakang: Oral lichen planus merupakan penyakit mukokutaneus kronis
yang bersifat autoimun yang biasanya melibatkan mukosa rongga mulut yaitu
berupa inflamasi kronis yang mengenai epitel berlapis skuamosa. Penyebabnya
belum diketahui, tetapi bukti menunjukkan karena kelainan imunologi dengan
limfosit T tertarik ke antigen dalam epithelium. Tujuan : Untuk memberikan
informasi mengenai oral lichen planus dan mengetahui gambaran klinis oral
lichen planus. Sehingga dapat menentukan terapi yang tepat. Tinjaun Pustaka :
Lesi oral lichen planus biasanya berbentuk lesi putih seperti jala yang di sebut
”Wickham’s striae”, sedikit meninggi dan atau berupa papula. Bagian yang paling
umum muncul lesi adalah mukosa bukal, lidah (terutama pada dorsum), gingiva,
mukosa labial, dan tepi vermilion dari bibir bawah. Lichen planus oral secara
klinis dapat memberikan gambaran menjadi beberapa tipe yaitu retikular, plak,
papular, bulla, atropik, dan erosif. Kesimpulan : Pasien dengan keadaan umum
sehat yang datang untuk pemeriksaan rutin ataupun mengeluh sakit gigi yang
mungkin saja dijumpai adanya lesi lichen planus oral memiliki prognosis yang
baik. Dalam hal ini walaupun lesi tersebut dapat menjadi kanker mulut
kemungkinannya adalah sangat kecil.
Kata kunci : Oral Lichen Planus, Autoimun, Wichkam’s Striae
Abstract
Background: Oral lichen planus is a chronic mucocutaneous disease that is
autoimmune, which is a form of chronic inflammation of squamous-coated
epithelium. The cause is unknown, but the evidence shows because of
immunological abnormalities with T lymphocytes attracted to antigens in the
epithelium. Purpose: To provide information oral lichen planus and to recognice
the clinical appearances of the oral lichen planus, so the appropriate therapy can
be done. Review: Oral lichen planus lesions are usually shaped like white mesh
lesions called "Wickham’s striae", slightly elevated and or in the form of papules.
The most common part of the lesion is the buccal mucosa, tongue (especially in
the dorsum), gingiva, labial mucosa, and the vermilion edge of the lower lip. Oral
lichen planus clinically to provide an overview into several types: namely
3
reticular, plaque, papular, bull, atrophic, and erosive. Conclusion: Patients with
good general health who come for routine examinations or complain of
toothaches that may be found in the presence of oral lichen planus lesions have a
good prognosis. In this case even though the lesion can become oral cancer the
chances are very small.
4
PENDAHULUAN
berupa inflamasi kronis yang mengenai epitel berlapis skuamosa. Oral lichen
planus merupakan penyakit akibat rusaknya sel basal dengan latar belakang
keadaan yang abnormal dari respon imun sel T pada epitelium basal yang diduga
sebagai benda asing sehingga menyebabkan perubahan pada permukaan sel. Stres,
genetik, makanan, obat-obatan, plak gigi, penyakit sistemik dan higiene mulut
Prevalensi dari oral lichen planus pada populasi umum dari United States
dilaporkan meningkat menjadi sekitar 1%. Prevalensi oral lichen planus adalah
antara 0,1% dan 2,2%. Dalam studi pertama dari 100 kasus, umur dari individual
berkisar dari 13 sampai 78 tahun. Oral Lichen planus sering dijumpai pada umur
pertengahan atau paruh baya. Wanita lebih mendominasi pada kasus lichen planus
daripada laki-laki, biasanya dengan rasio 3 : 2. Studi lainnya dari 200 kasus,
paling banyak bersifat asimptomatik dan memerlukan perawatan rutin. Lesi erosif
bentuk manifestasi klinis dari OLP yaitu retikular, papula, bentuk plak, atropik,
erosif dan bula. Lesi-lesi ini biasanya terjadi bilateral pada mukosa bukal,
5
Tipe retikular merupakan bentuk umum dari OLP. Biasanya muncul
eritema. Bentuk plak dari OLP mulai dari bentuk rata, halus hingga irregular.
Biasanya ditemui pada lidah dan mukosa bukal. Tipe retikular dan plak biasanya
tidak menimbulkan rasa sakit. Bentuk erosif merupakan bentuk umum yang
ini biasanya menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien. Bentuk
atropik dari OLP biasanya difus, eritematus yang dikelilingi striae putih.
Sedangkan bentuk bula dari OLP biasanya muncul pada mukosa bukal dan
daerah lateral dari lidah. Bentuk bulla ini biasanya langsung pecah dan
Sebenarnya tidak perlu perawatan pada OLP terutama tipe retikular dan
plak. Perawatan hanya diberikan untuk mengurangi panjang dan keparahan dari
gejala simtomatis, terutama pada lesi atropik dan ulseratif. Menurut beberapa
6
TINJAUAN PUSTAKA
kuku, kulit, rambut, dan membran mukosa. Oral lichen planus (OLP)
biasanya melibatkan mukosa rongga mulut yaitu berupa inflamasi kronis yang
akibat rusaknya sel basal dengan latar belakang kondisi imunologis yang
imunologi dengan limfosit T tertarik ke antigen dalam epithelium. Baik sel CD4
dan subset sel CD8-T banyak ditemukan tersebar pada interfase jaringan ikat
epitel dari jaringan yang nekrosis. Peradangan kronis ini menimbulkan perubahan
epitel, jumlah deposit fibrinogen yang sangat kuat banyak di membran dasar, dan
pada akhirnya, kerusakan lapisan dasar epithelium yang bersangkutan. Mediasi sel
imun memegang peran penting dalam patogenesis dari lichen planus. Sel imun
yang berperan yaitu sel limfosit T yang dapat menyebabkan gangguan mediasi.
Faktor predisposisi dari lichen planus karena faktor genetik, stres telah
paling sering terjadi, lesi lichenoid antara lain karena bahan restorasi gigi
7
hipertensi dan diabetes, dapat terjadi dari manifestasi dari reaksi terhadap obat
yang digunakan. Penggunaan obat dan vaksin seperti obat antidiabetes, obat
produksi sitokin TH1 merupakan kunci dan penanda awal terjadinya lichen
planus, yang diinduksi secara genetik, dan adanya polimorfisme genetik dari
sitokin yang terlihat mendominasi, baik pada lesi yang berkembang hanya pada
teraktivasi kemudian akan tertarik dan bermigrasi melalui epitelium mulut, lebih
jauh akan tertarik oleh adhesi molekul interseluler (ICAM-1 dan VCAM), regulasi
kolagen tipe IV dan VII, laminin dan integrin, dan kemungkinan oleh jalur sinyal
CXCR3 dan CCR5. Sitokin disekresi oleh keratinosit misalnya TNF-α dan
interleukin (IL)-1, IL-8, IL-10, dan IL-12 yang juga kemotaktik untuk limfosit.
Sel T kemudian akan berikatan pada keratinosit dan IFN-γ, dan regulasi
proses kematian sel (apoptosis), yang akan menghancurkan sel basal epitelial11.
Perjalanan kronis dari oral lichen planus merupakan hasil dari aktivasi
faktor nuklear mediator inflamasi kappa B (NF), dan inhibisi dari jalur pengontrol
8
faktor pertumbuhan transformasi (TGF-beta) yang menyebabkan hiperproliferasi
Gambaran Klinis
Lesi biasanya berbentuk lesi putih seperti jala yang di sebut ”Wickham’s
striae”, sedikit meninggi dan atau berupa papula. Bagian yang paling umum
muncul lesi adalah mukosa bukal, lidah (terutama pada dorsum), gingiva, mukosa
labial, dan tepi vermilion dari bibir bawah. Oral lichen planus secara klinis dapat
memberikan gambaran menjadi beberapa tipe yaitu retikular, plak, papular, bulla,
1) Retikular
Berupa garis putih interlace halus yang tersusun dalam anyaman seperti
jala yang disebut “Wickham’s striae” (paling banyak ditemui dan mudah dikenali
dari OLP). Lesi ini biasanya tidak tetap berbentuk seperti lilin dan berkurang selama
beberapa minggu atau bulan. Lesi ini paling sering ditemukan bilateral pada
posterior mukosa bukal dan bersifat asimptomatik. Permukaan mukosa mulut lain
yang dapat terlibat bersamaan seperti lidah lateral dan dorsal, gingiva, palatum,
dan vermilion border. Pada dorsal lidah terlihat lebih seperti plak keratotik dengan
atropi papila. Plak putih halus menggantikan permukaan normal papila lidah8.
9
2) Plak
Plak berwarna putih yang padat atau bercak yang mempunyai permukaan
halus sampai sedikit tidak teratur dan konfigurasi asimetris. Lesi ini ditemukan
pada mukosa bukal atau lidah. Pasien bisa saja tidak menyadari keberadaan lesi
ini. Biasanya sulit dibedakan karena menyerupai leukoplakia. Lesi berwarna putih
dan dapat timbul terutama pada mukosa bukal posterior dan lidah9.
3) Papular
Lesi berwarna putih yang sedikit lebih tinggi dari sekitarnya dengan
diameter 0,5-1 mm, biasanya terlihat pada mukosa mulut yang berkeratin10.
10
4) Bulla
ditemui. Lesi terletak pada mukosa bukal khususnya pada posterior, bagian bawah
antara molar dua dan molar tiga, serta jarang ditemukan pada lidah, gingiva,
bibir10.
5) Atropik
ditutupi epitel tipis berwarna merah, kombinasi suatu perubahan keratosis dengan
stria dan eritema, disertai variasi retikular dan erosif. Tipe atropik akan
menimbulkan rasa sakit, terutama bila ada hal atau makanan yang merangsang10.
6) Erosif
ini bersifat simptomatik dan terjadi jika epitelium permukaan sama sekali hilang
11
dan terjadi erosi. Mukosa bukal dan lidah merupakan daerah yang umumnya
terkena. Vesikel atau bula pada awalnya akan terbentuk, pecah, dan menimbulkan
erosi. Lesi yang matang mempunyai tepi merah yang tidak teratur,
pseudomembran sentral yang nekrotik dan kekuningan, serat bercak putih anular,
sering kali ditemukan di bagian tepi. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri terus
menerus dan dapat berkembang dengan cepat. Erosif kadang - kadang terdapat
atrofi dan ulserasi yang dibatasi mukosa gingiva menghasilkan pola reaksi yang
disebut gingivitis deskuamatif , dapat menghasilkan eritema gingiva dan nyeri saat
ditekan10.
1) Leukoplakia
Lesi putih berupa bercak atau plak pada mukosa mulut dengan epitel
Gambar 7. Leukoplakia
12
2) Kandidiasis pseudomembran (Thrush).
palatum lunak. Tampat sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal. Secara
klinis, plak-plak putih tersebut yang dapat dikerok dan meninggalkan dasar yang
berwarna merah. Bercak tersebut terdiri dari epitel deskuamasi, keratin, fibrin,
jaringan nekrotik, sisa makanan, sel radang dan kuman yang terinfiltrasi oleh
hifa12.
White sponge nevus merupakan lesi keratotik pada mukosa yang tanpa
gejala, putih, berkerut dan seperti busa. Seringkali lesinya memperlihatkan pola
gelombang yang simetris. Lokasi yang paling sering terjadi pada epitel mukosa
yang tidak berkeratin seperti mukosa pipi, bilateral, dan selanjutnya di mukosa
13
Gambar 9. White Sponge Nevus
4) Cheek Chewing
Lesi putih pada rongga mulut yang disebabkan oleh iritasi kronis dari
mengeluhkan kasar pada mulut seperti jaringan parut dan terkadang menyebabkan
rasa sakit.
Prognosis
Pasien dengan keadaan umum sehat yang datang untuk pemeriksaan rutin
ataupun mengeluh sakit gigi yang mungkin saja dijumpai adanya lesi oral lichen
planus memiliki prognosis yang baik. Dalam hal ini walaupun lesi tersebut dapat
menjadi kanker mulut kemungkinannya adalah sangat kecil. Oleh karena itu
14
tidak mengandung sel-sel premalignan, sehingga pasien tidak cemas ataupun
panik akan keadaan mulutnya. Hal ini perlu dijaga sebab umumnya lesi lichen
sampai 2 kali per tahun terjadi pada lichen planus oral bentuk retikular, plak, dan
papular.
biopsi dan histologi disarankan pada beberapa lesi lichen planus oral. Jika terdapat
candidiasis dilakukan smear dan diberikan terapi antifungi, terjadi pada lichen
betametason, gel clobetasol yang dioleskan ke area yang paling bergejala biasanya
digunakan untuk kasus yang parah. Siklosporin memiliki efek samping yang
signifikan.
hari adalah andalan perawatan parah, gejala lichen planus oral, terutama bentuk
erosif. Terapi lesi lichen planus tipe erosif yang meluas pada gingiva dapat
dirawat dengan menggunakan splint pada oklusal. Studi yang telah dilaporkan
bahwa pasien dengan lichen planus mungkin dapat terjadi peningkatan resiko
15
berkembangnya displasia epitel oral, karsinoma sel skuamosa, dan lesi reaktif
oral.
Penggantian bahan restorasi seperti amalgam dan emas dekat lesi oral
harus diganti dengan bahan lain, karena dapat menghasilkan reaksi lichenoid atau
memperburuk lesi lichen planus. Berhenti konsumsi tembakau dan alkohol, serta
16
Kesimpulan
limfosit T tertarik ke antigen dalam epithelium. Lesi oral lichen planus biasanya
berbentuk lesi putih seperti jala yang di sebut ”Wickham’s striae”, sedikit
meninggi dan atau berupa papula. Bagian yang paling umum muncul lesi adalah
mukosa bukal, lidah (terutama pada dorsum), gingiva, mukosa labial, dan tepi
vermilion dari bibir bawah. Lichen planus oral secara klinis dapat memberikan
gambaran menjadi beberapa tipe yaitu retikular, plak, papular, bulla, atropik, dan
erosif.
Pasien dengan keadaan umum sehat yang datang untuk pemeriksaan rutin
ataupun mengeluh sakit gigi yang mungkin saja dijumpai adanya lesi lichen
planus oral memiliki prognosis yang baik. Dalam hal ini walaupun lesi tersebut
dapat menjadi kanker mulut kemungkinannya adalah sangat kecil. Terapi pada
ulserative, erosif, dan atropik merupakan problem pada pengobatan oral lichen
17
DAFTAR PUSTAKA
18