2k17
#E&GASPOL
KUMPULAN SOAL UJIAN KELUAR PEDO
DRG. SARWORINI
1. Isinya tentang materi seminar teori pemeriksaan lengkap
2. Ada kasus disuruh bikin kaya PL nya pake diagnosis dan rencana perawatan
4. Apa saja yang termasuk ke dalam tindakan dental emergency dan bagaimana
penangannya pada anak (avulsi, fraktur)
1) Hilangkan rasa sakit
2) Cuci luka dengan air mengalir, debridement --. Bersihkan dengan saline dan aplikasi
antiseptic topical
3) Hentikan perdarahan dengan menekan luka dengan kasa kurang lebih 5 menit
4) Pertahankan airway
5) Jahit luka
6) Bila are trau berkontak dengan tanah rujuk ke dokter umum untuk injeksi anti
tetanus
7) Dokter gigi harus tetap tenang dan fokus
8) Penggantian cairan (infus) untuk menghindari syok hipovolemik
Ada yang bisa bantu jawab wkwk aku bingung soalnya yang di aku dental emergensi nya
gak dibahas banyak. Tambahin kalo kurang
5. Anak mau dipulpo, 8 tahun, menolak. Bagaimana manajemen tingkah lakunya?
- Kalau anaknya nakal dan berontak di HOME
- Kalau anaknya gak nakal banget coba di desensitisasi sambal di TSD pas penjelasan
tiap alat, setelah itu saat dilakukan pulpotomi lakukan pengerjaannya dengan
Distraksi
7. Tambalan apa saja yang digunakan untuk perawatan karies pada anak?
1) GIC
1) Banyak digunakan karena: aman secara biologis, ada efek fluoride relase,
potensi untuk berikatan dengan kalsium pada gigi
2) Liquid dari asam poliakrilik berpotensi untuk berikatan dengan kalsium
ikatan kimia untuk retensi pada gigi
3) Jangan lupa untuk menutup GIC dengan varnish melindungi dari cairan
rongga mulut dan dehidrasi selama beberapa jamberikutnya sementara reaksi
setting berlanjut
4) Kerugian: working time pendek (<3 menit dari pertama diaduk), sensitif terhadap
kelembaban, dehidrasi saat setting, dan kekuatan kohesi yang rendah
dibandingkan resin,
5) Teknik:
Dalam 25s, powder
Bagi powder jadi 2
Bersihkan jaringan dan liquid harus
bagian, campurkan
karie sudah tercampur
satu persatu
rata
Tumpat ke dalam
Aplikasikan dentin Bilas dan keringkan
kavitas dengan
conditioner 10-15s (lembab)
plastic filling
2) Resin komposit
1) Terdiri dari matriks resin organik (bis-GMA, TEGMA, UDMA), bahan pengisi
anorganik/filler (quartz, silica) dan coupling agent (silane) yang berfungsi untuk
mengikat filler ke matriks dan sebagai stress absorber
2) Kelebihan: memiliki kekuatan, kekerasan, modulus elastisitas yang tinggi,
konduktivitas termal yang rendah, sangat estetik, waktu setting dapat diatur
(menggunakan light cure), compressive dan tensile strength > dari GIC
3) Kekurangan: butuh isolasi terhadap saliva, butuh keahlian tinggi dari operator
dalam memanipulasi, harga lebih mahal dari GIC, dapat terjadi polymerization
shrinkage pengaruhi adaptasi margin
4) Kontraindikasi: area kavitas yang tidak dapat diisolasi, pasien alergi/sensitif
material komposit, restorasi kelas V (servikal) tidak butuh estetis
5) Teknik:
Jika sampai dentin,
Preparasi jaringan
Bevel cavosruface berikan basis CaOH
karies (minimal
margin (30-45°) dengan ketebalan
intervention)
0.5 mm
Aplikasikan etsa
Bersihkan kavitas, Bilas, keringkan
(asam fosforat 37%)
keringkan (lembab)
selama 15s
Aplikasikan
Tiup dengan angin,
bonding, tunggu Tumpat dengan RK
light cure 10s
20s
3) Amalgam
1) Kelebihan: mudah untuk dimanipulasi, murah, tahan lama, memiliki kekuatan
yang mampu mendukung struktur gigi yang lemah untuk menahan beban
oklusal, kecenderungan untuk terjaidna microleakage semakin berkurang seiring
durasi waktu lamanya di rongga mulut, kemungkinan mengalami perubahan
dimensi saat mengeras tidak banyak
2) Kekurangan: estetik kurang, konduktivitas termal tinggi
3) Indikasi: restorasi kavitas kelas I, II, pada daerah dengan beban kunyah besar,
restorasi yang tidak butuh estetik
4) Kontraindikasi: karies sudah sangat luas dan melibatkan cusp, adanya kebutuhan
estetik, dan bila gigi antagonis sudah direstorasi dengna menggunakan logam
yang tidak jelas (bisa bikin arus galvanic ngilu)
5) Teknik:
Ambil amalgam
Bentuk anatomis
dengan amalgam
Triturasi amalgam dengan amalgam
plugger untuk
carver
kondensasi
Haluskan
Pemolesan minimal permukaan Buang kelebihan
setelah 24 jam tumpatan dengan amalgam
burnisher
Tepi sebaiknya
Bukal lingual ga Pilih mahkota
halus karena akan
Haluskan tepi perlu diasah logam terkecil yang
masuk sulkus
tajam/bersudut hasilkan undercut dapat menutupi
gingiva sekitar 0.5-
retensi ↑ seluruh pemrukaan
1mm
Terlalu dalam?
Cek oklusi dengan
gingiva pucat
articulating paper
kurangi tepi
9. Perbedaan antara lesi karies dengan lesi hypoplasia email pada gigi sulung
Perbedaan Lesi Karies Lesi Hipoplasia
Definisi Penyakit jaringan keras gigi yang Defisiensi produksi matriks
disebabkan oleh aktivitas suatu Gangguan terjadi pada tahap
jasad renik dalam suatu morfodiferensiasi yang menyebabkan
karbohidrat kuantitas email berkurang
Warna Kuning kecoklatan Kekuningan seperti madu
Lokasi Ditempat dimana retensi plak dan Lebih sering pada labial (daerah yang
makanan mudah terjadi contoh sebenernya mudah dibersihkan, jd
oklusal dan proksimal faktor risiko kariesnya sebenernya
rendah)
10. Perbedaan antara penutupan pit dan fisur gigi 46, restorasi preventif glass ionomer gigi
46, dan restorasi glass ionomer/resin komposit gigi 46? Jelaskan dan lengkapi dengan
gambar!
Pit Fissure Sealant Restorasi Preventif Restorasi GIC/RK
1) Gigi M1 tetap erupsi 4) Karies di pit fissure 7) Kavitas sudah luas
umur 6 tahun (udah KE) tetapi tidak melebihi pit fissure
maturasi 3 tahun (9 melibatkan seluruh pit 8) Cth: kl ada karies di
tahun) makanya fissure bukal udh bukan
indikasi PFS maksimal 5) Kl masi anak2 belum respref disebutnya
umur 9 tahun kena stain dll 9) Preparasinya mengikuti
2) PFS di anak2 biasanya makanya kl ada item2 di kavitas yang ada
pit fissurenya bersih tapi pit fissure M1 langsung
waktu di sonde agak dianggap KE respref
nyangkut 6) Respref dipreparasinya
3) PFS ga perlu di dibagian pit fissure yang
preparasi, cukup di mengalami karies
dentin conditioner aja
(untuk hilangin smear
layer) abis itu
diaplikasikan GIC nya
krn ga di prep
makanya dia cuman
bertahan 6 bln – 1 tahun
PFS (anggap aja ga ada light cure nya)
11. Langkah-langkah tindakan ekstraksi gigi 71, pada anak usia 6 tahun, kategori Wright 4,
dengan diagnosis goyang derajat 3!
kalau menurutku dengan HOME jika anak bandel tapi kalo emang bener bener gakmau
banget harus disedasi deh
Koreksi dong dan bantu jawab wkwk
12. Kasus: seorang anak usia 8 tahun, gigi 75 sisa akar, gigi 74 pasca PSA, gigi 36 erupsi
mencapai oklusi, anak kooperatif, OH baik, gigi-gigi yang lain terawat dengan baik.
Tentukan rencana perawatan (jelaskan alasannya dan gambar desain dengan lengkap)!
Diberikan space maintainer pada region 75 setelah dilakukan ekstraksi. Jenis SM yang
digunakan fixed dengan desain band and loop (gatau bener apa engga). Letak band nya
pada gigi 36 dengan bar. Lebih dipilih band and loop dibandingkan crown and loop
dengan letak crown pada gigi 74 karna mengingat gigi 74 akan eksfoliasi lebih cepat.
Desainnya (gambar B) :
DRG. LEVI DAN PROF. SUHARSINI
1. Teknik pengelolaan tingkah laku non-farmako dan farmakokinetik (farmakologi kali
ya maksudnya?)
a) Non farmakologik
1) Tell-Show-Do
1) Menghilangkan rasa takut anak mengenai hal-hal yang tidak mereka ketahui
2) Tell dijelasin perawatan apa yang akan dilakukan dengan bahasa yang
mudah dimengerti anak. Dijelaskan perlahan dan berulang sampai anak
memahaminya
3) Show drg menunjukkan prosedur perawatan yang akan dilakukan kepada
anak dengan menggunakan dirinya sendiri atau suatu benda sbg model
4) Do drg lanjutin perawatan pada anak sesuai dengan yang tadi sudah
dijelaskan dan tidak boleh menyimpang dari situ
2) Desensitisasi
1) Prosedur modifikasi perilaku yang dilakukan dengan menanyakan pada anak
tentang hal yang paling ditakutkan – yang paling tidak ditakutkan (urutan tingkat
stress tertinggi – terendah)
2) Selama pasien dalam tahap relaksasi, ditunjukkan satu per satu tiap tahap dari
yang tingkat stress nya terendah – tertinggi, hingga tidak ada lagi ketakutan anak
pada taha-tahap tsb. Tiap tahap diperkenalkan dengan cara TSD.
3) Modelling
1) Didasarkan pada teori: pembelajaran terjadi sbg hasil pengalaman langsung atau
bisa dengan menyaksikan perilaku dan hasil perilaku tersebut dari orang lain
2) Dapat dilakukan dengan pemutaran film/video/dengan memperagakan tingkah
laku yang tepat untuk menggambarkan pengalaman dental
3) Syarat teknik modeling:
Perhatian terfokus pd model secara jelas, tidak sekilas
Perilaku yang dicontohkan pada model harus tetap diingat oleh anak hingga
saat proses modeling selesai
Bisa membuat anak melakukan perilaku yang sudah dicontohkan
Perilaku yang sudah tercapai harus tetap dijaga supaya bisa bertahan
4) Distraksi
1) Cara: mengabaikan atau mengalihkan perhatian dari suatu tingkah laku, pikiran,
atau perasaan yang menghalangi perawatan
2) Bisa dilakukan melalui berbagai macam aktivitas seperti main video
games/berbincang mengenai hal yang disukai anak
5) Retraining
1) Didesain untuk membentuk nilai positif pada anak yang sudah mengalami
pengalaman buruk dalam perawatan gigi.
2) Sebelum dilakukan retraining, perlu diketahui penyebab perilaku negative anak
3) Pendekatan dalam retraining dibagi menjadi 3 kategori:
Penghindaran drg menghindari melakukan perawatan yang bisa
menyebabkan trauma pada anak
Penekanan dan penggantian drg mengganti instrumen yang bisa
menimbulkan cemas pada anak. Jika ga mungkin dilakukan penggantian alat
kasih tau ke anak kalo alat akan dipake seminimal mungkin dan hati-hati
Pengalihan perhatian selama perawatan, drg akan melakukan selingan
(cerita/mengulang pernyataan yang membesarkan hati, dengan bantuan
penggunaan audio atau gambar) jika anak tidak tenang
6) Aversive conditioning
1) Disebut juga sebagai HOME (Hand-Over Mouth Exercise)
2) Dilakukan pada anak yang definitive negative intinya kl cara halus gagal
3) Syarat yang harus dipenuhi agar metode ini berhasil: 1) operator harus
mengontrol perilaku pasien, 2) operator harus mengontrol perilakunya sendiri,
3) im dental harus tau peran mereka saat prosedur ini diterapkan, 4) orang tua
harus lebih dahulu tau bahwa tipe pembentukan perilaku ini mungkin diterapkan
pada anaknya
4) Cara melakukan HOME:
Orang tua diminta meninggalkan ruangan dan sebelumnya diberitahu
mengenai tindakan yang akan dilakukan terhadap anak untuk menghindari
salah paham
Anak didudukkan di kursi dan tangan kiti dokter gigi menutup mulut anak,
namun hidung tetap dijaga supaya tidak tertutup
Tangan kanan dokter gigi memegang badan anak, lalu dengan kata-kata
lembut anak dibujuk agar berhenti menangis atau berteriak dan dijanjikan
setelah perawatan anak akan bertemu dengan orang tuanya kembali
Membisikkan kata-kata lembut dengan instruksi untuk diam dan meletakkan
tangan di pangkuan
Bila anak berhenti menangis, lepaskan genggaman dokter gigi pada anak dan
berikan pujian, lalu mulai lakukan perawatan.
b) Farmakologik
Dilakukan jika pendekatan non-farmakologik gagal diterapkan pada pasien anak
1) Sedasi
1) Teknik yang menggunakan obat-obatan tertentu untuk menciptakan perilaku
pasien anak yang kooperatif namun anak masih dalam keadaan sadar
2) Terdapat 3 level sedasi
Sedasi minimal: Keadaan dimana pasien merespon perintah verbal dengan
normal. Pada teknik ini, fungsi kognitif dan koordinasi terganggu, namun
fungsi ventilasi dan kardiovaskular tidak terpengaruhi.
Sedasi menengah: Keadaan dimana pasien masih bisa merespon perintah
verbal, tetapi mungkin disertai dengan tangisan. Fungsi kardiovaskular masih
terjaga.
Deep sedation: Keadaan dimana penurunan kesadaran di mana pasien tidak
bisa dibangunkan dengan mudah, tetapi bisa merespon perintah verbal yang
berulang atau dengan stimulasi sakit. Fungsi pernapasan tidak terjaga, karena
itu harus digunakan ventilasi bantuan.
3) Teknik:
Sedasi Oral
Teknik sedasi yang paling sederhana melalui mulut karena tidak
menimbulkan ketidaknyamanan. Namun, beberapa anak yang masih sangat
muda kadang merasa tidak nyaman dengan rasa obatnya. Contoh agen
sedatif yang digunakan dengan teknik oral adalah benzodiazepine,
diazepam.
Sedasi Nitrous Oxide dan oksigen
Teknik ini merupakan teknik yang paling sering digunakan untuk sedasi
pasien anak. Tujuan dari penggunaan sedasi nitrous oxide menurut AAPD
adalah:
a. Mengurangi kecemasan
b. Mengurangi gerakan atau reaksi yang bisa mengganggu perawatan
c. Meningkatkan komunikasi dan kekooperatifan pasien
d. Meningkatkan ambang nyeri
e. Meningkatkan toleransi untuk pertemuan selanjutnya
f. Membantu perawatan untuk pasien cacat mental atau fisik
g. Menurunkan reflek muntah
Sedasi intramuscular
Administrasi agen sedatif melalui parenteral memerlukan pelatihan dan
keterampilan tambahan. Biasanya teknik sedasi ini tidak dipilih karena ada
yang lebih sederhana dan tidak menyebabkan nyeri pada anak, misalnya
teknik oral.
Sedasi submucosa
Teknik ini melibatkan deposisi atau peletakan agen sedatif di bawah
mukosa, namun harus diperhatikan agar agen sedatif tidak diinjeksikan ke
otot wajah dan rahang karena akan menyebabkan efek yang timbul menjadi
terlalu lama.
Sedasi intravena
Metode ini bisa menjadi yang temudah, terefesien, dan teraman di
samping metode sedasi inhalasi. Onset agen yang diadministrasikan secara
intravena adalah 20-25 detik, tercepat dibanding teknik lainnya. Namun
penggunaan teknik pada pasien anak dibatasi pada usia tertentu karena
venipuncture cukup sulit untuk dilakukan pada anak yang masih sangat
muda dan melawan (ukuran vena sangat kecil dan cukup sulit untuk
membuat anak stabil)
2) Anastesi Umum
Anastesi umum adalah keadaan di mana pasien kehilangan refleks
protektifnya secara keseluruhan.Pada keadaan ini, pasien tidak bisa berinteraksi
dan tidak merespons stimulasi fisik atau instruksi verbal. Penggunaan anastesi
umum pada perawatan gigi anak dilakukan untuk menyediakan perawatan yang
aman, nyaman, serta efisien dan efektif. Untuk pasien anak dengan keterbatasan
fisik, mental, atau keadaan kompromis medis, jika prosedur anastesi lokal dapat
menyebabkan infeksi akut ataupun alergi. Anastesi umum juga bisa dilakukan
untuk pasien anak yang sangat takut atau sangat cemas sehingga tidak mampu
berkomunikasi dan tidak bisa berlaku kooperatif. INFORMED CONSENT WAJIB!
Setelah 4 menit,
Apliklasikan
bersihkan gigi yang
larutan/gel/varnish
telah diaplikasikan
pada gigi
larutan/gel fluor
Pemeriksaan intraoral
a) Jaringan keras :
1. Kegoyangan. Derajat kegoyangan gigi dinilai dalam arah horizontal maupun
vertikal.
2. Reaksi terhadap perkusi. Pemeriksaan reaksi terhadap perkusi dilakukan
dengan cara mengetuk gigi secara perlahan dengan gagang instrumen, baik
dalam arah horizontal maupun vertikal, dibandingkan dengan gigi
kontralateralnya. Jika (+) pada saat perkusi kerusakan pada ligamen
periodontal.
3. Warna gigi. Perubahan warna pada gigi biasanya terlihat segera setelah
trauma, biasanya pada 1/3 gingiva mahkota permukaan palatal.
4. Tes vitalitas. Tes yang paling umum digunakan ialah tes termal dengan gutta
percha panas atau klor etil. Tetapi jarang dilakukan pada anak
b) Jaringan lunak ada laserasi, hematoma (hemoragi submucosa)
Pemeriksaan radiograf
Pemeriksaan ini berguna untuk memberikan informasi:
1) Untuk melihat arah garis fraktur
2) Melihat perluasan fraktur mahkota
3) Adanya fraktur akar
4) Adanya kelainan dari jaringan periodontal
5) Tingkat perkembangan akar gigi resorpsi akar gigi sulung
6) Besarnya ruang pulpa dan perluasan fraktur
7) Adanya fraktur tulang alveolar
Macam-macam teknik foto rontgen yang biasa dilakukan pada kasus fraktur :
1. Periapikal, dapat memberikan gambaran terperinci untuk menentukan diagnosis
secara akurat pada trauma alveolar dan gigi.
2. Foto oklusal, mendeteksi fraktur akar, alveolaris dan gigi.
3. Panoramik, dapat memberikan informasi gambaran fraktur mandibular
keseluruhan. Foto panoramik juga dapat memberikan informasi mengenai
keadaan nasal, septum nasal, dan periorbital bawah.
4. Posteroanterior, Lateral oblique, Sefalometri lateral, dan Occipitomental lebih
disarankan untuk kasus yang khusus seperti fraktur maksilofasial.
DRG. IKE
1. Segitiga pedo
Perbedaan utama antara perawatan untuk anak-anak dan dewasa adalah pada
hubungannya.
Perawatan pada dewasa: one-to-one relationship hubungan dokter gigi-pasien
Perawatan pada anak: one-to-two relationship hubungan antara dokter gigi-pasien-
orangtua/wali
Segitiga pedo
o Anak berada di puncak karena merupakan pusat perhatian orangtua dan dokter
gigi
o Orangtua memberikan informasi kepada dokter gigi dan support kepada anak
o Dokter gigi mengarahkan ketiga komponen bisa bekerjasama dengan baik
o Lingkungan menentukan apakah metode yang digunakan diterima oleh
masyarakat. Pandangan masyarakat telah menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi modalitas pengobatan
o Panah yang terletak pada garis komunikasi menunjukkan bahwa komunikasi
bersifat timbal balik
2. Klasifikasi SM
Cara Pemasangan - Removable
o RSM tanpa klamer retensi
Seluruhnya terbuat dari akrilik
Retensi dari tepi-tepi servikal gigi
Kehilangan gigi bilateral simetris
o RSM dengan klamer retensi
Labial bow
Fungsi: retensi dan cegah gigi RA bergerak ke depan; pada
RB hanya untuk retensi agar alat tetap pada tempatnya
Occlusal rest
Untuk menghindari kemungkinan hambatan pertumbuhan
rahang ke arah lateral
Umumnya dipakai di RB terutama jika tidak menggunakan
labial bow
Interproximal spur/loop
Retensi tambahan, pada RA/RB karena anak sering
memainkan lidahnya
Klamer C
Klamer hampir mengelilingi gigi, meghasilkan retensi baik,
tapi dapat menghalangi pertumbuhan tulang rahang ke
arah lateral perlu kontrol teratur
Ada 2 jenis:
o Simple
Interproksimal: melewati embrassure oklusal dari
lingual akrilik dan berakhir pada tengah loop di
embrassure bukal
Wrap around: berakhri pada free end permukaan fasial
o Modified crazoat (sangat retentif)
- Semi fixed/Fixed
o Cast appliance (dicor)
o Band and crown
Gigi sudah karies crown
Gigi masih utuh band (perlu kontrol teratur, jika longgar
lepas dan semen kembali utk cegah proses karies)
Bar atau loop nanti disolderkan ke crown/band
o Lingual arch wire/palatal archwire
SM fixed pasif, non fungsional
Terdiri: crown/band pada sisi kiri dan kanan rahang. Yf
dihubungkan dengan kawat yang melalui permukaan lingual
gigi geligi
Syarat: gigi M1 sudah erupsi
Untuk kehilangan dini gigi C
o Distal shoe extension
Merupakan jenis semifixed space maintainer
Dipakai saat gigi dm2 hilang tp M1 belum erupsi namun
sudah hampir erupsi (masih tertutup gingiva)
Fungsi: cegah M1 gerak ke mesial, guiding eruption M1
Terdiri dari: crown/band pada dm1 dan distal extension
dibuat dari bar yang dipatrikan ke crown/band
Penggunaan band - Dengan band
- Tanpa band
Fungsi - Fungsional
o Ditujukan untuk fungsi pengunyahan
o Perlu diperhatikan waktu erupsi gigi pengganti jika tidak
kontrol ditakutkan dapat mengganggu erupsi gigi tetap karena
terhalang oleh plat
- Non fungsional
Kegunaan - Pasif
- Aktif
o Disebut juga space regainer
Kombinasi - Contoh: SM fungsional aktif menggunakan skrew ekspansi yang
ditambahkan elemen gigi
Klinis :
1) Reposisi gigi ke soketnya
2) Area dibersihkan dengan water spray, saline atau klorheksidin
3) Pastikan posisi gigi yang direplantasi dalam posisi yang tepat, baik secara klinis
maupun radiografis
4) Aplikasikan splinting fleksibel selama 2 minggu (Imobilisasi)
5) Resepkan antibiotik seperti penisilin atau amoxycilin dengan dosis yang tepat
6) Instruksikan kepada pasien :
3) tidak melakukan aktivitas olahraga berat
4) makan lunak selama 2 minggu
5) sikat gigi yang lembut dan pelan
6) berkumur dengan klorheksidin 0,1% 2x sehari selama 1 minggu
7) Setelah 7-10 hari sejak replantasi PSA!! Medikamen kasih Ca(OH)2 kurang lebih 1
bulan, setelah itu obturasi
8) Pelepasan splinting dan kontrol setelah 2 minggu
9) Kontrol berikutnya setelah 4 minggu, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun, kemudian setelah
itu per tahun.
2) Gigi ekstrusi
Perawatan :
Reposisi + immobilisasi
Ekstraksi fraktur akar
5) Fraktur mahkota
Fraktur email atau dentin
Perawatan pengasahan pada area yang tajam. Setelah itu, direstorasi
dengan GIC atau kompomer
Fraktur dengan ruang pulpa yang terbuka
Perawatan pulpotomi dengan formokresol. Selanjutnya, gigi direstorasi
dengan CC/MC.
6) Fraktur akar
Fraktur akar pada gigi sulung biasanya terjadi pada ⅓ servikal akar.
Perawatan yang tepat adalah dengan ekstraksi.
SOAL LAINNYA
1. Teknik pengelolaan tingkah laku untuk melakukan perawatan gigi anak
(sama kaya yang di atas)
2. A. Sebutkan bahan fluor yang sering digunakan dan apa yang paling menguntungkan
B. Teknik aplikasi TAF
(sama kaya yang di atas)
3. A. Sebutkan faktor yang dipertimbangkan dalam melakukan PSA pada gigi sulung
B. Sebutkan syarat bahan pengisi saluran akar pada gigi sulung
(sama kaya yang di atas)
B. Pembagian SM
(sama kaya yang di atas)