Anda di halaman 1dari 28

Teknik Anastesi Lokal

Teknik Ekstraksi closed


method

Mutia Oktori Yelfitri 21414120


Brilianti Vica Dewi A.S 2141412029
Anastesi Lokal
Your Picture Here And Send To Back

Pengertian
Anastesi Lokal
Suatu obat yang dapat menghambat
penghantaran sinyal-sinyal sepanjang
pembuluh saraf agar tercapai efek analgesia
dan paralisis
Indikasi dan Kontraindikasi
Kontraindikasi
Indikasi • Pasien
-Penolakan
• Prosedur Ekstraksi Gigi - Ketidakmampuan pasien untuk berkolaborasi dengan
pengobatan (cacat mental atau fisik, <7 tahun) atau
• Prosedur insisi abses gangguan kecemasan yang parah
• Pengambilan Impacted teeth
• Bedah
-Prosedur bedah lebuh dari 1-2 jam
-Tindakan sebelumnya yang gagal di bawah anastesi lokal

• Medis
-Diskrasia perdarahan yang menyebabkan perdarahan
tambahan dan komplikasi
-Hipovolemia dapat meningkatkan toksisitas anastesi lokal
- Adanya sepsis atau bakterikimia
- Kondisi dan penyakit neurologis tertentu
Komposisi
Anastesi Lokal
Garam Natrium Methyl
lidokain bisulfat paraben
hidroklorida

Epinefrin Natrium
klorida
Vasokonstriktor
Manfaat :
Meningkatkan kualitas penanganan nyeri dan
penurunan toksisitas anastesi lokal
Memberikan keadaan teranastesi yang lama dan
dalam

Memfasilitasi hemostatis yang baik selama dan


sesudah perawatan

Absorpsi anastetik lokal diperlambat dan sedikit di


dalam darah

Epinefrin, Noreepinephirin, dan


Levonordefrin
Mekanisme
kerja
Memblok konduksi saraf
dengan menurunkan
permeabilitas serabut saraf
terhadap ion Natrium

Berinteferensi dengan
Natrium dan menghambat
penghantaran impuls
sepanjang serabut saraf
Jenis Bahan
Anastesi Lokal
Lidokain 2% dengan
adrenalin (Epinefrin) 1: Bupivakaine 5% dengan
50.000 atau 1: 100.000 adrenalin 1 : 200.000

Mepivikain 3% dengan Etidokain 1,5% dengan


levonordefrin 1 : 20.000 adrenalin 1 : 200.000

Artikain Hidroklorida
Prilokain 4% dengan adrenalin 1 :
100.000
Persiapan sebelum
Anastesi
Alat dan Bahan

• Disposable Injection Syringe Persiapan Pasien


• Cartridges
• Kaca Mulut • Pastikan pasien sudah makan
• Pinset Dental atau tidak sedang dalam keadaan
• Cotton bud berpuasa sebelum tindakan
• Handscoon anastesi
• Larutan antiseptik (povidone • Dudukan pasien pada posisi semi
iodine 10%) supine
• Anastesi lokal (lidokaine 2%)
dalam ampul 2 cc
Teknik Anastesi
Rongga Mulut
Your Picture Her

Anastesi
Topikal
a. Keringkan mukosa
b. Oleskan anastetikum dengan gulungan
kapas atau cotton bud
c. Biarkan selama 2-3 menit (atau sesuai
petunjuk penggunaan) sebelum injeksi
anastesi lokal
d.
Your Picture Her

Anastesi
Infiltrasi
a. Posisikan pasien dalam keadaan supine atau semisupine untuk mengurangi kemungkinan hipotensi dan
terjadinya sinkop.
b. Pastikan pasien merasa nyaman dan posisi duduk operator sudah benar
c. Bersihkan lokasi insersi jarum dan dilakukan asepsis dengan cara mengaplikasikan antiseptik lokal
d. Jarum diposisikan agar bevel menghadap ke tulang dan syringe dipegang agar sejajar dengan aksis dari
gigi
e. Insersikan jarum setinggi mucobuccal fold pada gigi kemudian masukkan perlahan hingga bevel jarum
berada pada atau di atas daerah apikal gigi
f. Aspirasi dilakukan untuk memastikan jarum tidak berada pada pembuluh darah
g. Deponir larutan anastesi dapat dilakukan apabila aspirasi negatif. Larutan anastesi dideponir kurang lebih
0,6 ml dengan perlahan selama 20 detik
h. Jarum ditarik keluar perlahan untuk meminimalkan ketidaknyamanan pasien, setelah tunggu selama 3-5
menit sebelum melakukan tindakan
Your Picture Her

Anastesi Blok
Mandibula
Teknik Fischer Teknik Akinosi

Teknik Gow Gates


Your Picture Here And Send To Back

Teknik Fischer
POSISI I
a. Posisikan duduk pasien dengan setengah terlentang
b. Aplikasikan antiseptik di daerah trigenom retromolar
c. Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi terakhir mandibula, geser ke lateral untuk meraba line oblique
eksterna, ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna dan permukaan samping jari berada
dibidang oklusal rahang bawah
Your Picture Here And Send To Back

Teknik Fischer
POSISI II

Spuit digeser kesisi yang akan di anastesi, sejajar dengan bidang oklusal dan jarum ditusukkan sedalam 5
mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anastetikum sebanyak 0,5 mm untuk menganastesi N.
Lingualis
Your Picture Here And Send To Back

Teknik Fischer
POSISI III

Spuit digeser ke daerah contralateral, kemudian dilakukan injeksi sampai sejauh 10-15 mm. Lakukan
aspirasi dan bila hasilnya negatif keluarkan anastetikum sebanyak 1 ml untuk menganastesi N. Alveolaris
Inferior. Setelah selesai, spuit ditarik kembali
Your Picture Here And Send To Back

Teknik Akinosi
a. Pasien duduk supine atau semi supine
b. Posisi operator untuk rahang kanan atau kiri adalah posisi jam delapan berhadapan dengan pasien
c. Letakkan jari teunjuk atau ibu jari pada tonjolan koronoid
d. Daerah insersi jarum diberi antiseptik atau jika dibutuhkan berikan anastesi topikal
e. Pasien diminta untuk mengoklusikan rahang sementara otot pipi dan pengunyahan dalam keadaan rileks
f. Jarum suntik diletakkan sejajar dengan bidak oklusal maksila, jarum diinsersikan posterior dan sedikit
lateral dari mucogingival junction M2 dan M3
g. Arahkan jarum menjauhi ramus mandibula
h. Kedalaman jarum sekitar 25 mm diukur dari tuberositas maksila
i. Aspirasi, bila negatif depositkan anastetikum sebanyak 1,5-1,8 ml secara perlahan-lahan
j. Setelah selesai, tarik spuit
Your Picture Here And Send To Back

Teknik Gow
a. Pasien duduk supine atau semi supine
Gates
b. Pasien diminta untuk membuka mulut lebar dan ekstensi leher
c. Posisi operator :
- Untuk mandibula sebelah kanan, operator berdiri pada posisi jam 8 menghadap pasien
- Untuk mandibula sebelah kiri, operator berdiri pada posisi jam 10 menghadap dalam arah yang sama dengan pasien
d. Tentukan patokan ekstraoral : intertragic notch dan sudut mulut. Daerah sasaran : daerah medial leher kondilus, sedikit dibawah insersi
otot pterygoideus eksternus
e. Jari telunjuk diletakkan pada coronoid notch untuk membantu meregangkan jaringan
f. Operator menentukan ketinggian penyuntikan dengan patokan intraoral berdasarkan sudut mulut pada sisi berlawanan dan tonjolan
mesiopalatinal M2 maksila
g. Daerah insersi jarum diberi anastesi topikal
h. Spuit diarahkan ke sisi penyuntikan melalui sudut mulut pada sisi berlawanan dengan tonjolan mesiopalatinal M2 maksila,
i. Jarum diluruskan ke bidang perpanjangan garis melalui sudut mulut ke intertragic notch pada sisi penyuntikan
j. Jarum ditusukkan perlahan sampai berkontak dengan tulang leher kondilus sampai kedalaman kira-kira 25 mm
k. Jarum ditarik 1 mm, kemudian aspirasi, jika negatif depositkan anastetikum sebanyak 1,8-2 ml secara perlahan
l. Spuit ditarik dan pasien tetap membuka mulut nya 1-2 menit
m. Setelah 3-5 menit pasien akan merasakan sensasi baal dan perawatan boleh dilakukan
Teknik Anastesi Lokal
Gigi Rahang Atas

Teknik Anastesi Lokal Rongga


Mulut

Teknik Anastesi Lokal


Gigi Rahang Bawah
Teknik Anastesi Lokal Gigi Rahang Atas
Teknik Supraperiosteal Blok n. Maksilaris

01 05 Blok n. Nasopalatinus

Blok n. Alveolaris Superior


Anterior
Menganastesi gigi insisifus,
kaninus, premolar, dan 02 04 Blok n. Palatinus Greater
akar mesio bukal molar pertama

Blok n. Alveolaris
03 Blok n. Alveolaris
Superior Tengah Superior Posterior
Menganastesi molar pertama, Menganastesi gigi M3, M2,
premolar kedua, dan akar mesiobukal molar dan M1.
pertama
Teknik Anastesi Lokal Gigi Rahang Bawah
Blok n. Alveolaris Inferior
Gigi rahang bawah, inferior ramus mandibula, mukosa
bukal sampai Molar pertama, 2/3 anterior lidah, jaringan
lunak bagian lingual dan dasar mulut

Blok n. Bukal
Anastesi mukosa bukal molar rahang bawah

Blok n. Mandibular
Terdiri dari gow gates technique dan extra oral
approach

Vazirani- Akinosi Closed Mouth


Menganastesi n. Alveolaris Inferior

Blok n. Mental
Menganastesikan bagian anterior mukosa bukal
foramen mentale hingga ke garis tengah rahang
Komplikasi
Reaksi Alergi
Toksisitas Obat
Anastesi Lokal
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai