Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUTORIAL INSISIVUS 4

MODUL 3 BLOK 13
REHABILITASI RONGGA MULUT

Tutor: drg. Haria Fitri


Kelompok : Insisivus 4
Ketua : Khalisha Salsabila (1711412027)
Sekretaris Papan : Puan Maharani Mudia Putri (1711411009)
Sekretaris Meja : Elga Handayani (1711411017)
Anggota :
Mona Marhamah (1711412011)
Muhammad Ayarel disdenata (1711412005)
Adinda rizki amalia (1711413010)
Syahria suhdi (1711413002)
Nabilla ramadhanty (1711412022)
Nabilla dayuning harisman (1711411019)
Andina anggraini (1711411014)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
MODUL 3
PROSEDUR PERAWATAN DENGAN GTSL
SKENARIO 3

Kok cetak lagi......?


Ny. Elasti (56 tahun) datang ke tempat praktik drg. Alga untuk dibuatan
gigi tiruan karena sudah banyak gigi yang hilang sejak 15 tahun yang lalu.
Pemeriksaan intra oral menunjukkan kehilangan gigi
16,15,14,12,11,21,26,27,35,36,37,38,44,45,46,47,48, karies media di mesiodistal
gigi 17, radiks 34,35, mobility grade 1 gigi 21,41,42, grade 2 dan ekstrusi gigi 13.
Kalkulus terdapat hampir di semua regio sehigga oedema hampir di seluruh gusi.
Drg. Algi menjelaskan rencana perawatan yang akan dilakukan untuk
merawat seluruh masalah gigi Ny, Elasti dan beberapa alternative gigi tiruan yang
bisa dibuatkan. Setelah Ny, Elasti setuju untuk dibuatkan gigi tiruan lepasan
berbahan akrilik, drg. Algi mencatat warna gigi Ny. Elasti yang masih tersisa.
Drg. Algi lalu menetak Ny. Elasti dan menjelaskan akan dilakukan
pencetakan lagi setelahh perawatan pendahuluan selesai dilakukan. Ny. Elasti
bingung mengapa harus dicetak lagi. Akhirnya drg. Algi dengan sabar
menjelaskan semua prosedur klinis dan laboratoris yang harus dilakukan setelah
pencetakan awal.
Bagaimana saudara menjelaskan kasus diatas?

SEVEN JUMPS

1. Langkah pertama : Mengklarifikasi Terminologi


1) Oedema: pembengkakan karna ada jaringan dan benjolan disebabkan
kalkulus/plak
2) Ekstrusi : pergerakan gigi menjauhi soket karna kehilangan gigi
antagonisnya
2. Langkah kedua : menentukan masalah

1) Apa tujuan perawatan pendahuluan?


2) Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan perawatan gtsl?
3) Apa saja diagnosa dan perawatan pendahuluan pada gtsl?
4) Bagaimana langkah-langkah persiapan gigi dan mulut dalam gtsl?
5) Bagaimana prosedur rencana perawatan gtsl?
6) Bagaimana prosedur klinis pada gtsl?
7) Bagaimana prosedur laboratoris pada gtsl?
8) Apa tujuan dilakukan pencetakan gigi berapa kali dilakukan?
9) Bagaimana pemilihan warna anasir dari gtsl?

3. Langkah ketiga : Menganalisa masalah melalui brain stroming dengan


menggunakan prior knowledge.

1. Apa tujuan perawatan pendahuluan?


 Biar kita tahu apabila pasien sudah siap menerima gigi tiruan
yang dilihat dari kondisi rongga mulut
 Dapat menyingkirkan keadaan-keadaan
 Mengadakan sanitasi mulut dan menciptakan oklusi normal
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan perawatan gtsl?
 Dokter gigi : adalam anamnesa
 Tekniker gigi : dalam prosedur labor
 Pasien : harus menerima gigi tiruan
 Jaringan periodontal gigi dan prognosa
3. Apa saja diagnosa dan perawatan pendahuluan pada gtsl?
 Diagnosa klinis :
 Pemeriksaan intraoral dan ekstraoral
 radiography
4. Bagaimana langkah-langkah persiapan gigi dan mulut dalam gtsl?
 Penentuan dataran oklusal
 Pengonturan kembali permukaan posterior
 Pengonturan kembali proksimal posterior
 Pengonturan kembali facial dan lingual gigi
 Preparasi gigi sandaran
 Penghalusan dan pemolesan
 Konservasi : penambalan
 Perio : scaling
 Orthodonti
 Bedah mulut
5. Bagaimana prosedur rencana perawatan gtsl?
 Anamnesa dan edukasi dan studi model
 Working model dan cangkolan
 Try in basis gigi tiruan dan bite rim dan pemasangan
pada artikuator
 Melakukan insersi ke mulut pasien yang harus
diperhatikan retensinya
 Pemeriksaan subjektif dan objektif
6. Bagaimana prosedur klinis pada gtsl?
 Pencetakan anatomis
 Pencetakan fisiologis
 Penentuan hubungan rahang contohnya : DV x Relasi Sentrk
 Pemilihan warna
7. Bagaimana prosedur laboratoris pada gtsl?
 Persiapan model kerja
 Pemasangan model pada artikulator
 Pembuatan clamer
 Pembuatan model malam
 Pemilihan dan penyusunan gigi
 Dicobakan kepasien
 Membuat kontur gingiva
 Penanaman dalam kuvet/flasking
 Boiling out
 Packing acrylic
 Prosesing acrylic
 Deflaking
 Cek oklusi
 Finishing
8. Apa tujuan dilakukan pencetakan gigi berapa kali dilakukan?
Pencetakan 1 : model study untuk membantu dalam diagnosa
Pencetakan 2 : model kerja untuk surveying dan media pembuatan gigi
tiruan
Pencetakan fisiologis : untuk klas 1 dan kla 2 yang memerlukan
perluasan distal bahan : fisible/swapolimerisasi

9. Bagaimana pemilihan warna anasir dari gtsl?


 Disesuaikan dengan warna gigi yang masih ada
 Disesuaikan dengan umur pasien (jika tua lebih gelap warnanya
dibanding yang muda)
 Dengan bantuan shade guide dibawah cahaya matahari
4. Langkah keempat : Membuat skema atau diagram dari komponen-
kompenen permasalahan

Ny. Elasti (56 thn)

Ke drg. Algi

Pemeriksaan Intraoral

- Kehilangan gigi
16,15,14,12,11,21,26,27,35,36,37,38,44,45,46,47,4
8
- Karies media di mesiodistal 17
- Radix 34 35
- Mobility grade 1 gigi 21,41,42
- Mobility grade 2 dan ekstrusi gigi 31
- Kalkulus oedema

Prosedur perawatan

Perawatan Prosedur
pendahuluan laboratoris

Prosedur Rencana
klinis perawatan
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran

1. M4 PERAWATAN PENDAHULUAN GTSL


2. M4 RENCANA PERAWATAN
3. M4 PROSEDUR KLINIS
4. M4 PROSEDUR LABORATORIS

6. Mengumpulkan Informasi di Perpustakaan, Internet, dan lain-lain


7. Sintesa dan Uji Informasi yang Telah diperoleh

1. M4 PERAWATAN PENDAHULUAN GTSL


Perawatan pendahuluan adalah tindakan yang dilakukan terhadap gigi, jaringan lunak
maupun keras, dalam rangka mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan.
Keberhasilan atau gagalnya gigitiruan sebagian lepasan tergantung pada beberapa
faktor diantarnya meliputi:
1. Kondisi mulut pasien
2. Keadaan periodontal gigi tang dipilih
3. Prognosa gigi tersebut
Tujuan perawatan pendahuluan selain untuk mengadakan sanitasi mulut, juga untuk
menciptakan kondisi oklusi normal, yang menjamin kesehatan gigi dan jaringan
pendukungnya.
Dalam usaha mempersiapkan mulut untuk menerima gigitiruan ada 2(dua) hal penting
yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pemeriksaan mulut, gigi geligi dan jaringan mulut lainnya.
2. Usaha mempersiapkan gigi dan mulut dalam menerima gigitiruan.
Kedua hal tersebut merupakan tindakan dasar dengan mengembalikan kesehatan mulut dan
menyingkirkan

Langkah-langkah persiapan gigi dan mulut adalah sebagai berikut:


1. Penentuan dataran oklusal
2. Pengkonturan kembali permukaan proksimal posterior
3. Pengkonturan kembali permukaan proksimal anterior
4. pengkonturan kembali permukaan fasial dan lingual gigi
5. Pembuatan preparasi gigi sandaran
6. Pengahalusan preparasi gigi sandaran
7. Penghalusan dan pemolesan seluruh dasar permukaan

Perawatan ini meliputi:


1. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan bedah.
Umumnya pembedahan mencakup jaringan keras dan lunak yang memerlukan waktu
penyenbuhan yang cukup sebelum pembuatan gigitiruan. Makin lama jarak waktu
pembedahan dengan pencetakan makin sempurna penyembuhan sehingga gigitiruan
lebih stabil.
a. Pencabutan.
Gigi yang akan dicabut harus ditentukan dengan teliti. Setiapgigi diperiksa apakah cukup
penting dan masih dapat dipertahankan untuk keberhasilan gigitiruan yang akan dibuat atau
harus dicabut. Gigi yang cukup kuat yang akan dijadikan sandaran dapat dipertahankan
sebaliknya gigi yang dapat menimbulkan kesulitan dalam pembuatan gigitiruan sebaiknya
dicabut.
b. Penyingkiran sisa akar yang tinggal dan gigi impaksi
Pengambilan sisa akar yang terpenting dapat dilakukan dari permukaan labial/bukal, atau
palatal tanpa mengurangi tinggi alveolar ridge. Pengambilan gigi yang impaksi
dilakukan sedini mungkin agar dapat mencegah infeksi akut dan kronis.
c. Kista dan tumor odontogenik Semua gambaran radiolusen dan radiopak harus diselidiki.
Penderita harus diyakinkan tentang keadaan mulutnya yang mempunyai kelainan berdasarkan
laporan akhir patologis.
d. Penonjolan tulang
Penonjolan tulang yang menghalangi pemasangan gigitiruan harus disingkirkan.
Misalnya :
• Torus palatinus yang meluas sampai pada pertemuan palatum mole sehingga menghalangi
adanya posteror palatal seal
• Torus palatinus yang sangat besar sehingga memenuhi palatum dan akan menyebabkan
ketidakstabilan gigitiruan.
• Torus palatinus yang menyebabkan penumpukan
debris.
e. Bedah periodontal
Bedah periodontal dilakukan untuk mendapatkan keadaan jaringan yang sehat sebagai
pendukung gigitiruan. Penyingkiran saku gusi dapat dilakukan dengan cara kuretase
dan eksisi surgical.
Misalnya :
• Gingivectomy
• Reposisi flep

2. Tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perawatan jaringan pendukung.

Hal ini berguna untuk mendapatkan jaringan yang sehat pada gigi yang
ada sehingga dapat memberikan dukungan dan fungsi yang baik untuk
gigitiruan.
Antara lain :
• Menghilangkan kalkulus
• Menghilangkan pocket periodontal
• Melakukan splinting terhadap gigi-gigi yang mobiliti
• Memperbaiki tambalan yang tidak baik, seperti tambalan menggantung.
• Menghilangkan gangguan oklusal

3. Tindakan Konservasi
Sebelum merencanakan gigitiruan harus diketahui perbaikan yang akurat
terhadap gigi-gigi yang ada.
Antara lain :
• Penambalan
• Pembuatan inlay, dsb
• Kedudukan rest

4. Tindakan-tindakan ortodonti
Misalnya ada kasus diastema sentralis, sebaiknya dilakukan perawatan ortodonti terlebih
dahulu sebelum pembuatan gigitiruan.
2. M4 RENCANA PERAWATAN
MODEL DIAGNOSTIK
Tujuan :
 Tambahan pemeriksaan intraoral dalam hal oklusi bagian lingual dan besarnya
ruanginteroklusal
 Memberi gambaran gigi tiruan yang dibutuhkan
 Referensi pada persipan kerja, seperti tipe restorasi, lokasi rest daerah permukaan
yang dimodifikasi, arah pasang dan lepas, dll
GUNA MODEL DIAGNOSTIK
 Mengetahui lengkung rahang yang kehilangan gigi sebagian, seperti ruang edentulus
 Mengevaluasi dan menentukan tipe basis GT yang digunakan
 Mengetahui perluasan daerah pendukung GT
 Sebagai media edukasi bagi pasien
Tahap-tahap rencana peraatan
Tahap 1
 Pengumpulan dan evaluasi data diagnostik serta desain model diagnostik
 Peraatan imediate untuk mengendalikan nyeri atau infeksi
 Rujuk pasien kedokter gigi atau dokter spesialis (jika perlu)
 Pengembangan rencana peraatn
 Edukasi dan motivasi pasien
Tahap 2
 Peraatan lesi karies dan pemasangan restorasi sementara
 Peraatan endodontik
 Pencabutan gigi yang tidak dapat dipertahankan
 Terapi periodontal
 Penyesuaian oklusal
 Edukasi dan motivasi pasien
Tahap 3
 Prosedur bedah preprostetik
 Prosedur endodontik(tahap akhir)
 Pembuatan restorasi akhir
 Edukasi dan motivasi pasien
Tahap 4
 Pembuatan dan pemasangan GTSL
 Pemberian instruksi lisan dan tulisan tentang peraatan GTSL
Tahap 5
 Peraatan pasca pemasangan
 Kunjungan berkala
 Penguatan edukasi dan motivasi pasien

3. M4 PROSEDUR KLINIS
A. Kunjungan Pertama
1. Anamnesa Indikasi
2. Membuat Studi Model
a. Alat : Sendok cetak nomor dua
b. Bahan Cetak : Hyidrokoloid Irreversible (alginat)
c. Metode Mencetak : Mucostatik
Posisi operator : RB : di kanan depan pasien
Posisi pasien : RB : pasien duduk tegak dan bidang oklusal sejajar lantai posisi mulut
setinggi siku operator.
d. Cara mencetak
Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1, setelah dicapai
konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam sendok cetak dengan merata, kemudian
dimasukkan ke dalam mulut pasien dan tekan posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan
rahang yang dicetak. Di samping itu dilakukan muscle triming agar bahan cetak mencapai
lipatan mukosa. Posisi dipertahankan sampai setting, kemudian sendok dikeluarkan dari
mulut dan dibersihkan dari saliva. Hasil cetakan diisi dengan stone gips dan di-boxing.
B. Kunjungan Kedua
1. Membuat work model
a. Alat : sendok cetak fisiologis
b. Bahan cetak : hyidrokoloid irreversible (alginat)
c. Metode mencetak : mucocompresi
d. Cara mencetak
Rahang Atas :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam sendok
cetak. Posisi operator di samping kanan belakang. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak
ke dalam mulut, sehingga garis tengah sendok cetak berimpit dengan garis median wajah.
Setelah posisinya benar sendok cetak ditekan ke atas. Sebelumnya bibir dan pipi penderita
diangkat dengan jari telunjuk kiri, sedang jari manis, tengah dan kelingking turut menekan
sendok dari posterior ke anterior. Pasien disuruh mengucapkan huruf U dan dibantu dengan
trimming.
Rahang Bawah :
Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu dimasukkan ke dalam sendok
cetak. Pasien dianjurkan untuk membuang air ludah. Posisi operator di samping kanan depan.
Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, kemudian sendok ditekan ke
processus alveolaris. Pasien diinstruksikan untuk menjulur lidah dan mengucapkan huruf U.
dilakukan muscle trimming supaya bahan mencapai lipatan mucobuccal. Posisi dipertahankan
sampai setting.

2. Pembuatan cangkolan yang akan digunakan untuk retensi gigi tiruan dengan
melakukan survey model terlebih dahulu pada gigi yang akan dipakai sebagai tempat
cangkolan berada nantinya.
3. Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan malam merah yang dibuat sesuai
dengan desain gigi tiruan.
4. Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.

C. Kunjungan Ketiga
1. Try – in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannya.
2. Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan yang tepat dari
model RA dan RB sebelum dipasang di artikulator dengan cara : pada basis gigi tiruan yang
telah kita buat tadi ditambahkan dua lapis malam merah dimana ukurannya kita sesuaikan
dengan lengkung gigi pasien. Malam merah dilunakkan kemudian pasien diminta mengigit
malam tersebut.
3. Pemasangan model RA dan RB pada artikulator dengan memperhatikan relasi gigitan
kerja yang telah kita dapatkan tadi.
4. Penyusunan gigi tiruan dimana pada kasus ini akan dipasang gigi posterior maka perlu
diperhatikan bentuk dan ukuran gigi yang akan dipasang. Posisi gigi ditentukan oleh
kebutuhan untuk mendapatkan oklusi yang memuaskan dengan gigi asli atau gigi tiruan
antagonis untuk mendapatkan derajat oklusi yang seimbang. Malam dibentuk sesuai dengan
kontur alami prosesus alveolar dan tepi gingiva.
5. Proses flasking, wax elimination, packing, processing deflasking, finishing, polishing.
D. Kunjungan Keempat
Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain :
1. Part of insertion and part of removement
Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan dan
pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara pengasahan permukaan gigi tiruan
(hanya pada bagian yang perlu saja).
2. Retensi
Yaitu kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi
tiruan ke arah oklusal. Retensi gigi tiruan ujung bebas di dapat dengan cara :
a. Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara basis gigi tiruan dengan
membarana mukosa di bawahnya.
b. Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan dengan struktur
anatomi. Retensi mekanik terutama diperoleh dari lengan traumatic yang menempati undercut
gigi abutment.
3. Stabilisasi
Yaitu perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan perpindahan
tempat/gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada saat
mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian depan dan
belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran pada
saat tes ini.
4. Oklusi
Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan anteroposterior. caranya
dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di bawah gigi atas dan bawah, kemudian
pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi pasien diminta
melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan dilakukan
pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna yang tersebar secara merata
pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan
pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan
oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.
Selective grinding yaitu pengrindingan gigi-gigi menurut hukum MUDL (pengurangan
bagian mesial gigi RA dan distal RB) dan BULL (pengurangan bagian bukal RA dan lingual
RB).

Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien:


1. Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut, pasien diminta memakai gigi tiruan
tersebut terus menerus selama beberapa waktu agar pasien terbiasa.
2. Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus selalu dijaga. Sebelum dipakai
sebaiknya gigi tiruan disikat sampai bersih.
3. Pada malam hari atau bila tidak digunakan, protesa dilepas dan direndam dalam air
dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah ukurannya.
4. Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket.
5. Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan pasien harap segera kontrol.
6. Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi.

E. Kunjungan Kelima
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Tindakan yang perlu
dilakukan :
1. Pemeriksaan subjektif
Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat pemakaian gigi tiruan
tersebut.
2. Pemeriksaan objektif
a. Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut
b. Melihat keadaan GTS lepasan baik pada plat dasar gigi tiruannya maupun pada
mukosa di bawahnya.
c. Melihat posisi cangkolan.
d. Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.
e. Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan.

4. M4 PROSEDUR LABORATORIS

Prosedur di Laboratorium dalam pembuatan GTSL (Gunadi, 1995) :


1. Persiapan model kerja
a. Garis median
Garis vertical imajiner yang membagi model kerja menjadi dua sisi yang sama besar, caranya
: pada RA dimulai dari frenulum labialis, melewati midpalatal suturesampai ditengah-tengah
fovea palatine. Untuk RB dimulai dari frenulumlaialis dan melintas ke frenulumlingualis
kemudian di proyeksikan pada basis model
b. Tiga cekungan
Cekungan pada basis model ukuran kedalaman 5-7 pada daerah posterior dan 1-3 pada daerah
anterior
2. Pemasangan model pada articulator
Merupakan proses menempatkan model kerja RA dan RB yang sudah di fixir ke articulator
yang bertujuan untuk mendapatkan kesesuaian oklusipada model kerjaselama pembuatan gigi
tiruan
3. Pembuatan klamer
• Cengkram kawat dibentuk dengan tang
• Kontak cengkram dan permukaan gigi penyangga dibuat kontinu
• Lengan cengkram tidak boleh melewati garis survey atau diatas tepi gingival
• Sandaran yang dibuat tidak boleh menganggu oklusi maupun artikulasi
• Ujung lengan dibulatkan tidak boleh menyentuh gigi tetangga
4. Pembuatan model malam
Lempeng gigit
Tujuan : untuk tempat kedudukan galengan gigit.
Basis GTSL harus beradaptasi dengan baik pada permukaan model. Caranya
• Membuat outline sesuai dengan GTSL yang akan dibuat
• Model direndam dalam air, kemudian potong malam merah sesuai dengan lebar
rahang dan disesuaikan dengan outline
Galengan gigit
Bentukan malam menyerupai tapal kuda untuk sarana pengukuran tinggi gigit dan tempat
penyusunan gigi tiruan.
Tujuannya : untuk pedoman pengukuran tinggi gigit dan penyusunan gigi.
5. Pemilihan dan Penyusunan gigi
Suatu proses pemilihan dan penyusunan anasir gigi untuk ditempatkan di atas galengan gigit
sehingga menyerupai susunan normal gigi manusia.
Cara:
• Pemilihan anasir gigi ini disesuaikan berdasarkan bentuk,ukuran, warna, bahan dan
posisi.
• Untuk prosedur pemilihan disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Dicobakan ke pasien
7. Kontur gingival
Membentuk kontur gusi secara tidak langsung
• Fiksir pinggiran landasan geligi tiruan dengan malam pada model kerja sambil
disesuaikan.
• Lunakkan lempeng lilin diatas lampu spiritussampai lunak dan bisa dibentuk.

8. Penanaman dalam kuvet (flasking)


Tahap ini dilakukan setelah contouring dan model sudah dilepas dari articulator, jarak antara
model dan dinding kuvet diberi adonan gips, dan jarak antara permukaan oklusal gigi
terhadap atap bagian atas kuvet lawan sebesar 1 cm.
Tahap-tahap flasking :
• Dasar model diulasi separasi
• Model ditanam dalam kuvet awah setinggi basis dengan gips lunak
• Permukaan gips lunak dihaluskan dan dihindari adanya undercut
• Untuk Posisi model dalam kuvet anterior lebih tinggi dari posterior
• Untuk rahang bawah sejajar dengan lantai
• Setelah gips keras ulasi dengan bahan separasi kecuali permukaan malam dan gigi
• Kemudian seluruh permukaan di tutup dengan gips dengan hati-hati dan merata
• Permukaan oklusal gigi dibersihkan
• Setelah gips keras kuvet bagian atas dipasang lalu diisi gips lunak sampai penuh
• Tutup kuvet kemudian press
9. Boiling Out (buang malam)
Langkah-langkahnya:
• Siapkan air panas pada panci (kuvet dapat terendam semua).
• Kuvet dengan press dimasukkan air mendidih ± 10 menit, kemudian kuvet segera
dibuka.
• Malam model yang lunak dibuang, kemudian sisanya disiram dengan air mendidih
sampai benar-benar bersih.
10. Packing Akrilik
• Bagian gips yang akan mengenai akrilik diulas dengan bahan separasi (cms).
• Akrilik diaduk dalam gelas porcelain yang tidak tembus cahaya, kemudian bubuk
akrilik dituang perlahan sampai seluruh cairan terserap, diaduk hingga homogen dan
dibiarkan sampai mencapai dough stage (tidak lengket pada instrumen).
• Adonan akrilik diambil dengan spatula dan ditekankan diatas cellopahan.
• Diberi selapis plastic dan kuvet lawan dipasang kemudian press percobaan perlahan-
lahan. Buka kembali kuvet dan dipotong kelebihan akrilik.
• Lakukan press percobaan 2-3 kali.
• Lakukan press terakhir tanpa plastic dan kuvet dipindahkan ke press begel.
11. Processing Akrilik
Kuvet dibiarkan setengah jam dan dimasukkan air hangat sampai mendidih selama
setengah jam. Kemudian biarkan sampai air dingin kembali.

12. Deflasking (pengeluaran model dari kuvet)


• Secara perlahan lepaskan kuvet dengan hati-hati.
• Perhatikan model gips keras, jangan sampai rusak, seluruh permukaan akrilik dan gigi
harus bersih dari sisa gips.
• Gtsl yang sudah jadi harus tetap melekat pada model dan tidak boleh cacat.

13. Chek Oklusi


Mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis dari gtsl yang yang baru selesei
diproses
14. Finishing dan Polishing
Penyelesaian geligi tiruan terdiri dari penyempurnaan bentuk akhir geligi tiruan
dengan membuang sisa-sisa resin akrilik pada batas geligi tiruan, sisa-sisa resin akrilik yang
bukan bagian gtsl termasuk sisa gips dan tin foil yang melekat.
• Bersihkan sisa resin akrilik yang menonjol pada leher gigi menggunakan freezer
• Merekontour landasan gtsl dengan carbide bur kecil dengan handpice lurus.
• Penyelesaian akhir sebelum pemolesan pada bagian frenulum dan landasan gtsl.
• Permukaan fasial dipoles dengan brush wheel (hitam) dan pumice basah.
• Geligi tiruan dipoles dengan brush wheel (putih) dan kryt.
DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1960, Essentials of Removable Partial Denture Prothesis, 2nd edition, W.B.
Saunders Co. Philadelphia
Haryanto, A.G., 1995, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid II, Cetakan I,
Hipokrates, Jakarta
Itjiningsij, 1980, Dental Teknologi, cetakan I, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai