Indikasi: Gigi sulung tanpa pulpitis atau dengan pulpitis reversible yang memiliki karies dalam
Teknik
Dapat dibagi menjadi:
a. Two-stage approach tidak direkomendasikan karena risiko terpaparnya pulpa lebih tinggi
jika restorasi sementara dibongkar dan sisa jaringan karies diambil
1. Penghilangan sebagian jaringan karies tanpa anestesi lokal
2. Restorasi sementara menggunakan reinforced ZOE atau GIC selama 1 – 3 bulan
3. Pada kunjungan berikutnya, bongkar restorasi sementara dan penghilangan sisa
jaringan karies
4. Restorasi definitive dengan anestesi lokal
b. Single-visit approach
1. Anestesi lokal
2. Isolasi menggunakan rubber dam
3. Penghilangan jaringan karies pada enamel-dentin junction dari kavitas
4. Penghilangan jaringan karies pada dentin dalam secara hati-hati menggunakan
round steel bur (#6 - #8) tanpa terjadinya pulp exposure
5. Aplikasi material lining seperti GIC atau calcium hydroxide
6. Restorasi definitive restorasi adhesive atau ssc
PULPOTOMI
Amputasi bagian affected atau infected dari coronal pulp dan mempertahankan vitalitas dan
fungsi sisa radicular pulp
Opsi jenis wound dressing dan teknik:
o Hemostasis dan maintenance jaringan vital (ex: ferric sulfat, electrosurgery, laser)
o Dentin bridge formation dan maintenance jaringan vital (ex: MTA)
o Superficial (partial) pulp tissue fixation dan maintenance jaringan vital (ex:
formocresol, glutaraldehyde)
Indikasi: Pulp exposure pada gigi sulung yang inflamasi/infeksinya terbatas hanya pada coronal pulp
Kontraindikasi:
Teknik
Kesuksesan perawatan bergantung pada:
Kontrol infeksi yang efektif
Pengambilan seluruh jaringan pulpa koronal
Medikamen yang baik
Coronal seal yang efektif saat dan setelah perawatan
Tahapan:
1. Setelah diagnosis, gigi dianestesi dan diisolasi
dengan rubber dam
2. Semua jaringan karies dihilangkan. Adanya
perdarahan menandakan jaringan pulpa
koronal vital (jika ada inflamasi)
3. Seluruh atap kamar pulpa dihilangkan
menggunakan high-speed non-end cutting
bur dan water spray
4. Seluruh pulpa koronal diamputasi dengan
slow-speed bur no. 6 atau 8 atau
menggunakan ekskavator. Buka atap kamar
pulpa dan ekstirpasi filamen pulpa koronal.
Jika ada sisa filamen, perdarahan akan sulit
dikontrol
5. Kamar pulpa dibilas dengan air atau saline
untuk menghilangkan semua debris.
Keringkan dengan cotton pellet
6. Perdarahan dikontrol dengan meletakkan
cotton pellet lembab pada stump of the pulp.
Letakkan cotton pellet kering diatas yang
lembab dan berikan tekanan. Perdarahan
akan terkontrol dalam 3 menit
7. Jika perdarahan tidak dapat dikontrol, periksa
ulang dan pastikan semua jaringan pulpa yang
terinfeksi sudah diambil dan situs amputasi
bersih
8. Jika hemostasis tetap tidak tercapai setelah 2-
3 menit, jaringan pulpa pada saluran akar
mungkin terdapat inflamasi sehingga harus
dilakukan pulpektomi atau gigi diekstraksi
9. Setelah hemostasis, aplikasi medikamen
sesuai dengan pilihan teknik pulpotomy:
a. Aplikasi formokresol selama 5 menit
b. Aplikasi ferric sulfate 15,5% selama
15 detik
c. Aplikasi MTA (permanen)
d. Electrosurgical manipulation
e. Laser manipulation
Formocresol Pulpotomy
1. Setelah amputasi pulpa koronal dan hemostasis telah tercapai, cotton pellet dilembabkan
dengan one-fifth dilution formocresol solution dan diletakkan pada pulp stump selama 5
menit. Formocresol menyebabkan tissue burn jika terkena gingiva
2. Setelah diberi formokresol, jaringan akan terlihat coklat dan tidak ada lagi perdarahan
3. Jika ada bagian pulpa yang tidak terkena medikamennya, ulangi pada jaringan tersebut
4. ZOE diaplikasikan diatas pulp stump dan tunggu hingga setting. Setelah itu, lakukan restorasi
permanen
5. Restorasi yang dipilih adalah SSC untuk molar sulung. Pada gigi anterior sulung, dipilih
restorasi komposit