Anda di halaman 1dari 6

LO MANAJEMEN KESEHATAN

1. Tujuan manajemen praktek drg

Manajemen diperlukan dalam perkembangan kedokteran gigi agar dapat didayagunakan kemampuan
professional hingga mencapai tingkat produktifitas yang optimal. Manajemen merupakan suatu proses
untuk menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Fungsi
manajemen dijalankan untuk mengelola perangkat manajemen yang terdiri atas sumberdaya manusia,
dana, material, peralatan, metode dan pasar.1

Peran manajemen bagi kebanyakan dokter gigi adalah sebagai metode untuk meningkatkan pendapatan.
Pada dasarnya manajemen praktek kelompok harus dapat menciptakan praktik yang efektif agar timbul
suatu komunikasi yang terbuka dan baik antara personal yang terlibat dalam praktik dan pasien. Dengan
adanya keramahan, keharmonisan dan fasilitas yang memadai diharapkan dapat memberikan pelayanan
yang optimal terhadap pasien. (Itu dari jurnal manajemen praktek dokter gigi kelompok menurut bimo
rintoko 2012)

2. Bagaimana system manajemen yang ideal dalam praktek drg

3. Langkah-langkah dan Syarat dalam membuka praktek drg pribadi

A. Langkah2

B. Syarat2

a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi

bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) kepada dokter sesuai ketentuan
perundang-undangan. atau telah resmi menyandang profesi dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter
gigi spesialis.

b. Kewajiban mempunyai SIP tertuang pada Permenkes No.2052/MenKes/Per/X/2011 tentang Izin


Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran. Surat Izin Praktik (SIP)Setiap dokter yang telah
menyelesaikan pendidikan dan ingin menjalankan praktik kedokteran dipersyaratkan untuk memiliki izin.
Izin menjalankan praktik memiliki dua makna, yaitu:11

(1) Izin dalam arti pemberian kewenangan secara formil (formeele bevoegdheid).

(2) Izin dalam arti pemberian kewenangan secara materiil

4. Jelaskan standar pelayanan medic/SOP dalam praktek drg


5. Standar minimal praktek drg dan drg. Sp(perlengkapan)

6. Pertimbangan untuk memilih lokasi praktek

7. Bagaimana pengelolaan limbah dalam praktek drg

- Pengelolaan limbah kedokteran gigi yang baik dimulai dari pemisahan limbah dengan tepat
(segregating)Limbah medis dipilah berdasarkan jenisnya, Limbah medis dipisah penempatannya dengan
limbah non medis.

Septic tank untuk menampung limbah medis cair sebaiknya tidak bercampur dengan septic tank rumah
Tangga. Limbah cair yang mengandung bahan kimia dapat membunuh mikroorganisme yang diperlukan
untuk menguraikan limbah rumah tangga. Selain itu, dapat merusak tanah di daerah penyerapan limbah
dan mengkontaminasi air tanah

- limbah dikemas dan diberi label untuk memudahkan melakukan identifikasi limbah (packaging),
Limbah dikemas dengan cara mengikat kantong plastik. Namun tidak ada penanda garis horizontal pada
tempat limbah. Penanda tersebut diperlukan agar limbah tidak melebihi kapasitas.11Kantong plastik
sebaiknya diikat dengan metode “swan neck tie” dengan tahapan yaitu putar kantong plastik hingga
rapat, tekuk hingga menjadi dua bagian, pegang kantong plastik yang telah diputar tersebut kemudian
letakkan penutup pada “leher” kantong plastik, terakhir kencangkan penutup agar kantong plastik
tertutup rapat.

- menyimpan limbah dengan tepat dan aman pada tempat yang sesuai (storing),

Limbah medis disimpan dalam jangka waktu yang tidak menentu tergantung dari banyaknya jumlah
kunjungan pasien, karena dengan banyaknya jumlah kunjungan pasien maka limbah medis yang
dihasilkan semakin banyak. Sebaiknya dihindari menyimpan limbah medis dalam jangka waktu yang lama
agar dapat terhindar dari permasalahan seperti bau busuk yang dapat timbul dari limbah

- mentransfer limbah pada petugas yang berwenang (transporting)

limbah medis dibawa oleh dokter gigi secara langsung ke instansi yang diajak bekerjasama dengan
membuat MOU (Memorandum of Understanding) terlebih dahulu dengan instansi

- dan melakukan pemusnahan limbah medis (disposing).

Pemusnahan dilakukan pada instansi seperti rumah sakit dan puskesmas yang meiliki insinerator.
Penggunaan insinerator dapat mengurangi volume limbah dengan cara membakar limbah tersebut,
dapat memusnahkan limbah dalam jumlah yang banyak

8. Bagaimana untuk menentukan harga pelayanan praktek drg


9. Teamwork dalam system praktek drg

10. Cara marketing yang efektif dan efisien yang seusai dg hukum dan kode etik

11. Desain praktek yang ergonomis

Tata Letak Penempatan Alat

Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat kedokteran gigi adalah prinsip ergonomis, yaitu
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas
maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, baik fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik. Tata letak hanyalah salah satu faktor dalam
ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsure ergonomis seperti desain warna, pencahaaan,
suhu, kebisingan, dan kualitas udara ruangan, serta desain peralatan yang digunakan.

Ukuran minimal Ruang Perawatan untuk satu Dental Unit adalah 2,5 X 3,5 Meter, dalam ruangan ini
dapat dimasukan satu buah Dental Unit,Mobile Cabinet, serta dua buah Dental Stool. Unsur penunjang
lain dapat turut dimasukan seperti audio-video atau televisi untuk hiburan pasien yang sedang dirawat.

Perhatian pertama dalam mendesain penempatan peralatan adalah terhadap Dental Unit

Pada saat posisi rebah panjang Dental Unit adalah sekitar 1,8-2 Meter. Di belakang Dental Unit
diperlukan ruang sebesar 1 Meter untuk Operator’s Zone dan Static Zone, oleh karena itu jarak ideal
antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding belakang atau Dental Cabinet yang diletakkan di
belakang adalah 3 Meter; sementara jarak antara ujung bawah Dental Unit dengan dinding depan
minimal 0,5 Meter. Dental Unit umumnya memiliki lebar 0,9 Meter, bila Tray dalam kondisi terbuka
keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 Cm. Jarak dari tiap sisi minimal 0,8 Meter untuk
pergerakan di Operator’s Zone dan Asistant’s Zone

Mobile Cabinet sebagai tempat menyimpan bahan dan alat yang akan digunakan pada saat perawatan
diletakan di Static Zone. Zona ini tidak akan terlihat oleh pasien dan terletak dianatara Operator’s
Zone dan Assistant Zone sehingga baik Dokter Gigi maupun Perawat Gigi akan dengan mudah
mengambil bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan. Bila Mobile Cabinet lebih dari satu,
maka Mobile Cabinet kedua diletakan di Operator’s Zone.

Alat besar terakhir yang berada di Ruang Perawatan adalaDental Cabinet sebagai tempat
penyimpanan utama bahan maupun alat kedokteran gigi. Umumnya berbentuk buffet setengah badan
seperti Kitchen Cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 Meter. Bila hanya satu sisi, lemari ini ditempatkan di
Static Zone, sedangkan bilaberbentuk L, ditempatkan di Static Zone dan Assistant’s Zone. Keberadaan
Dental Cabinet akan menambah luas ruangan yang diperlukan untuk menempatkannya.
Jalur Kerja Dan Pergerakan

Dalam konsep Four Handed Dentistry dikenal konsep

pembagian zona kerja disekitar Dental Unit yang disebut Clock

Concept. Bila kepala pasien dijadikan pusat dan jam 12 terletak

tepat di belakang kepala pasien, maka arah jam 11 sampai jam 2

disebut Static Zone, arah jam 2 sampai jam 4 disebut Assisten’s

Zone, arah jam 4 sampai jam 8 disebut Transfer Zone, kemudian

dari arah jam 8 sampai jam 11 disebut Operator’s Zone sebagai

tempat pergerakan Dokter Gigi. Clock Concept (Nusanti, 2000)

- Static Zone adalah daerah tanpa pergerakan Dokter Gigi

Maupun Perawat Gigi serta tidak terlihat oleh pasien, zona ini untuk

menempatkan Meja Instrumen Bergerak (Mobile Cabinet) yang

berisi Instrumen Tangan serta peralatan yang dapat membuat takut

pasien.

- Assistant’s Zone adalah zona tempat pergerakan Perawat

Gigi, pada Dental Unit di sisi ini dilengkapi dengan Semprotan

Air/Angin dan Penghisap Ludah, serta Light Cure Unit pada Dental

Unit yang lengkap.

- Transfer Zone adalah daerah tempat alat dan

bahan dipertukarkan antara tangan dokter gigi dan tangan Perawat

Gigi.

- Operator’s Zone sebagai tempat pergerakan

Dokter Gigi.

(Kilpatrick, 1974)
Syarat Tata Ruang Dental Office :

1. Temperatur

 Temperatur ideal ruang receptionis sebaiknya 72° F

 Temperatur ideal untuk ruang klinisi lebih rendah yaitu 68°F sampai 70°F karena ruangb tersebut
tertutup dan memiliki penerangan yang hangat

 Pergantian udara sebaiknya konstan

2. Pencahayaan

Pada ruangan reseptionis pencahayaan yang lebih decorative dipilih, misalnya meja, floor lamps yang
cukup untuk membaca

 Ruang bisnis, laboratorium dan ruang sterilisasi sebaiknya menggunakan fluorescent lighting yang
memilki radiasi yang sedikit panas

 Pencahayaan tambahan dibutuhkan di ruang klinisi untuk prosedur dan di laboratorium

3. Wall dan floor covering

 Penggunaan warna yang menenangkan, relaxing, dan tidak terkesan terlalu ramai

 Wall covering termasuk cat wallpaper atau keduanya

 Pemilihan floor covering dengan karpet yang tahan lama

cocok untuk ruang reseptionis, administrative dan dentist’s private office

 Material untuk control infeksi seperti vinyl cocok untuk ruang sterilisasi

4. Traffic control

 Perabot ruangan sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga ketika pasien masuk ke dalam klinik akan
menimbulkan kesan yang nyaman

 Ruangan yang trepisah sebaiknya disediakan untuk pasien yang akan check in dan check out
 Di bagian belakang klinik sebaiknya didesain untuk kemudahan masuknya dan keluarnya dental team
tanpa timbul kekacauan

12. Bagaimana bunyi UUD kedokteran no 29 th 2004 (birokrasi mendapatkan SIP)

Pasal 38

(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36,

dokter atau dokter gigi harus :

a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter

gigi yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31,

dan Pasal 32;

b. mempunyai tempat praktik; dan

c. memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.

(Sumber UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK


KEDOKTERAN Pasal 38)

Anda mungkin juga menyukai