Anda di halaman 1dari 4

Kode etik

pengertian kode etik

Kode Etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal
suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan
bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. Menurut Mustika, 2001 dalam buku karangan
Rismalinda, 2011, Kode Etik adalah norma – norma yang harus dipatuhi oleh setiap profesi dalam
melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya dimasyarakat. Norma tersebut berisi petunjuk bagi
anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan larangan, yaitu
ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi,
tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan juga meyangkut tingkah laku pada umumnya
dalam pergaulan sehari – hari didalam masyarakat.

Kode Etik Kebidanan merupakan pernyataan komprehensif profesi yang menuntut bidan
melaksanakan praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, masyarakat,
teman sejawat, profesi dan dirinya. (Rismalinda, 2011).

Tujuan Kode Etik

Menurut Wayan Armini, 2013, Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan
anggota danorganisasi, meliputi

Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.

”Image’ pihak luar atau masyarakat terhadap suatu profesi perlu dijaga untuk mencegah pandangan
merendahkan profesi tersebut. Oleh karena itu, setiap kode etik profesi akan melarang berbagai bentuk
tindakan atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar
sehingga kode etik disebut juga ”kode kehormatan”.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota,

”Image’ pihak luar atau masyarakat terhadap suatu profesi perlu dijaga untuk mencegah pandangan
merendahkan profesi tersebut. Oleh karena itu, setiap kode etik profesi akan melarang berbagai bentuk
tindakan atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar
sehingga kode etik disebut juga ”kode kehormatan”.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi dapat dengan
mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.


Kode etik juga memuat norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha meningkatkan mutu
profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu, kode etik juga mengatur bagaimana cara
memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

Dasar Pembentukan Kode Etik Bidan

Menurut Wayan Armini, 2013, Kode etik bidan pertama kali disusun tahun 1986 dan disahkan dalam
konggres Nasional IBI X tahun 1988. Petunjuk pelaksanaan kode etik bidan disahkan dalam Rapat Kerja
Nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991. Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para
anggotanya. Kode etik suatu organisasi akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan
disiplin di kalangan profesi, jika semua individu yang menjalankan profesi yang sama tergabung dalam
suatu organisasi profesi. Jika setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis atau ikatan
profesi, barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena
setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik dan dikenai sanksi. Penetapan
kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI.

Kode etik bidan sebagai pedoman dalam berprilaku, disusun berdasarkan pada penekanan keselamatan
klien.Kode Etik Bidan berisi 7 ( Tujuh ) bab dan dibedakan menjadi beberapa bagian, antara lain :

Kewajiban bidan terhadap klien dan masyrakat (6 butir)

a. Setiap bidan senantiasa menjujung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumapah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung ringgi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memlihara citra bidan.

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada. Peran, tugas, dan tanggung
jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyrakat.

d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan kliery


menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.

Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan
masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.

f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya,
dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)

a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat
sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
b. Setiap berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan
dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.

C. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan kepadanya,
kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.

Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan (2 butir)

a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja
yang sesuai.

b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya
maupun tenaga kesehatan lainnya.

Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)

a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan menampilkan
kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan Kebidanan Komunitas meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

C. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang iapat
meningkatkan mutu dan citra profesinya.

Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)

a. Setiap bidan harus memeiihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan
baik.

b. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)

a. Setiap bidan dalam menjarankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan


pembrintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemeriniah
untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga.

Penutup (1 butir)

Sesuai dengan kewenangan dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan, kode etik merupakan
pedoman dalam tata cara keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan kebidanan profesional.

Pedoman Kode Etik Kebidanan


Menurut Rismalinda, 2011, Pedoman Kode Etik Kebidanan diantaranya:

Dimensi Kode Etik

a. Anggota Profesi dan Klien / Pasien

Melayani dengan baik menerapkan etika, Hak klien diberikan, kewajiban bidan dilaksanakan.

b. Anggota profesi dan sistem kesehatan

Bidan memberi pelayanan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

c. Anggota Profesi dan profesi kesehatan;

Menjalin dan menjaga hubungan yang baik. Bidan, Dokter, Dokter SpOG, Perawat gigi, perawat, petugas
gizi, Kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

d. Anggota profesi dan sesama profesi :

Saling menghargai, membantu, minta bantuan, saling melengkapi, jangan saling menjelekkan.

2. Prinsip Kode Etik

a. Menghargai Otonomi

b. Melakukan tindakan yang benar

c. Mencegah tindakan yang dapat merugikan

d. Memperlakukan manusia secara adil

e. Menjelaskan dengan benar

f. Menepati janji yang telah disepakati

g. Menjaga kerahasiaan

Anda mungkin juga menyukai