DOSEN :
DINIYATI, M.KEB
OLEH
KELOMPOK 18 :
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdarahan pasca persalinan masih menjadi satu dari penyebab kematian ibu yang
paling banyak di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, negara-negara industri dan negara
berkembangpun, perdarahan pasca persalinan masih menempati urutan pertama dari tiga
etiologi kematian ibu, disamping emboli dan hipertensi. WHO memperkirakan bahwa
ada lebih dari 585.000 kasus kematian ibu pada tahun 1990 diseluruh dunia, dimana
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama (Dewi dan Sunarsih, 2011). Penyebab kematian ibu yaitu
karena perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, lain – lain 40,8 %
disebabkan karena endometriosis, mastitis, infeksi pada episiotomi atau laserasi, infeksi
Masa nifas (puerperinium) berasal dari bahasa latin yaitu puer yang artinya bayi
dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sudah melahirkan atau organ
reproduksi ibu berangsur-angsur akan pulih seperti keadaan sebeluh hamil (Andriyani,
2012). Masa nifas diperkirakan 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam setelah
persalinan, sehingga masa nifas sangat penting di pantau oleh bidan (Walyani, 2015)
Umumnya seperti semua luka baru, area episiotomi atau luka sayatan
membutuhkan waktu untuk sembuh 6 hingga 7 hari. Perawatan perineum yang tidak
benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea akan lembab dan
2
sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi
pada perineum. Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat
juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah
ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka (Marmi, 2014).
Target yang telah ditentukan oleh SDGs mengenai kematian ibu yaitu mengurangi
angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (SDGs, 2015).
Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000
jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara
16.000 jiwa (WHO, 2014). Untuk Angka Kematian ibu di indonesia pada tahun 2015
adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini menunjukan penurunan di bandingkan
pada tahun 2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (KeMenKes RI, 2016).
Kematian Ibu dan Angka Kematian Perinatal di Indonesia masih sangat tinggi
tahun 2017 AKI di Indonesia tercatat 305 per 100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia 38
ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Sekitar 15% dari kehamilan
dan persalinan mengalami komplikasi dan 85% normal. 75% dari kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan hebat, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan (pre-
eklampsia/eklampsia), partus lama (macet) dan abrsi tidak aman (Rikesdas, 2018).
Masa nifas terdapat 3 tahapan yaitu Puerperium dini suatu masa kepulihan ibu
kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu, remote
puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan
sempurna terutama bila ibu selama hamil atau persalinan mengalami komplikas
(Nugroho 2014).
seperti (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) (Nugroho, 2014). Kebersihan vagina
3
jika tidak terjaga dengan baik pada masa nifas maka dapat menimbulkan terjadinya
Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi masa nifas
merupakan peradangan yang terjadi pada organ reproduksi (Maritalia, 2012). Ibu
beresiko terjadinya infeksi post partum dikarenakan luka bekas pelepasan pasenta,
laserasi pada saluran genetalia termasuk episiotomi dan laserasi. Robekan jalan lahir
merupakan luka atau robekan yang jaringan yang tidak teratur (Walyani 2015).
Gejala umum infeksi dapat dilihat dari temperatur atau suhu pembengkakan
takikardi dan malaise (Nugroho 2014). Pelayanan dan penanganan komplikasi kebidanan
pada ibu nifas adalah memberikan perlindungan dan penanganan yang cepat, tanggap
dan akurat sesuai standar kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan. Pelayanan kesehatan ibu nifas juga termasuk kegiatan sweeping atau kunjungan
rumah bagi ibu nifas yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes RI,
2016).
Perawatan perineum yang benar merupakan indikator perilaku sehat yang sangat
diharapkan. Menjaga kebersihan perineum sangat penting karena ibu post partum sangat
rentan terhadap kejadian infeksi, ibu perlu menjaga kebersihan tubuhnya, pakaian yang
dipakai dan kebersihan perineum khususnya setiap habis BAK/BAB (Sujiatini, 2015).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
b. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
c. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa aktual dan diagnosa potensial serta
C. Manfaat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perawatan Perineum
1. Definisi
antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran
placenta sampai dengan kembalinya organ genetal seperti pada waktu sebelum hamil
(Prawirohardjo, 2015).
a. Siapkan alat-alat cuci seperti sabun yang lembut, air, baskom, waslap, kasa dan
d. Semprotkan atau cuci dengan betadin bagian perineum dari arah depan ke belakang.
6
f. Setelah selesai, rapikan alat-alat yang digunakan pada tempatnya.
i. Lakukan tidur dengan ketinggian sudut bantal tidak boleh lebih dari 30 derajat.
penyembuhan luka.
a. Saat mandi
Pada saat mandi, Ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung
pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil maka kemungkinan besar
terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan
7
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar
anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang
secara keseluruhan.
berikut ini:
a. Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangat menunjang
perineum.
b. Komplikasi
kemih ataupun pada jalan lahir yang dapatberakibat pada munculnya komplikasi
pada Ibu post partum mengingat kondisi fisik Ibu post partum masih lemah
(Suwiyoga, 2014).
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Perawatan Luka Perineum Terhadap
Ny. M
I. Pengkajian
Tanggal : 21 Mei 2018
Jam : 16.05 WIB
Tempat : BPS.
A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. M Tn. A
Umur : 25 Tahun 25 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Palembang/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jl.Hj.komaruddin kavlingan Jl.Hj.komaruddin Raja basa raya
no.5 kavlingan Raja basa Bandar lampung raya Bandar lampung
3. Keluhan Utama : Ibu mengatakan saat ini masih terasa nyeri pada luka perineum.
4. Riwayat Kesehatan
1) Sekarang : Ibu mengatakan saat ini dalam kondisi baik, ibu tidak sedang
mengalami sakit seperti DM.
2) Yang Lalu : ibu mengatakan tidak pernah menderita sakit
yang lama seperti DM.
3) Keluarga : Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita sakit baik
yang menular maupun menurun.
9
5. Riwayat Obstetric
a. Riwayat Haid :
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur / Tidak : Teratur
Lama : 4 – 5 hari
Volume : 3 kali ganti pembalut
Warna : merah segar
Dismenorhea : Ya
Bau : Khas Darah yaitu amis
Flour albus : Tidak pernah
6. Riwayat KB
Belum pernah
7. Pola kebutuhan sehari – hari
a. Nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3 kali sehari, 1 porsi dengan menu nasi, lauk, sayur.
Setiap hari ibu minum air putih 7 – 8 gelas ditambah dengan susu 2 gelas.
Selama Nifas : selama 6 jam post partum Ibu makan 1 posri dengan menu nasi,
lauk, sayur, buah. Yaitu dengan 2 centong nasi, lauknya tempe, tahu, dan daging-
dagingan saja, karna ibu mempunyai riwayat alergi, sayurnya sayur bening katuk,
10
bayam, dll, dan ibu makan buah-buhan seperti jeruk, apel dan lain-lain, dan ibu
menghabiskan 6 – 7 gelas air putih.
b. Pola eliminasi
Selama hamil: Ibu BAB 1 kali sehari dengan warna kuning kecoklatan, konsistensi
lembek, warna khas, setiap hari ibu BAK 5 – 6 kali dengan warna kuning jernih dan
berbau khas amoniak.
Selama Nifas :selama 6 jam post partum ini ibu belum BAB, selama pengkajian ini
ibu sudah BAK 2 kali dengan warna kuning jernih dan berbau khas.
c. Pola istirahat
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur malam 6 – 7 jam, tidur siang 1 – 2 jam.
Selama Nifas : selma 6 jam post partum Ibu mengatakan tidur selama 3 jam post
partum
d. Personal hygiene
Selama hamil : Ibu mandi 2 kali sehari, sering mengganti celana dalam saat lembab
Selama Nifas : selama 6 jam post partum Ibu belum mandi tapi ibu sering
mengganti pembalut sehabis BAB, atau saat pembalut ibu sudah penuh.
e. Pola sexsual
Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil jarang melakukan hubungan seksual,
minimal 1 kali seminggu.
Selama Nifas :selama 6 jam post partum ini ibu belum melakukan hungan seksual
karena ibu baru saja melahirkan.
8. Riwayat psikososial
a. Status perkawinan : Syah
b. Status emosional : Stabil
9. Riwayat spiritual
a. Selama hamil : Ibu mengatakan rajin beribadah setiap hari
b. Selama nifas : selama 6 jam post partum ibu tidak bisa beribadah karena
ibu masih dalam masa nifas
B. Data Objektif ( O )
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
11
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda – tanda vital
TD : 110 / 70 mmHg
Pernafasan : 22 kali / menit
Nadi : 84 kali / menit
Suhu : 36,80C
2. Pemeriksaan fisik kebidanan
a) Kepala
Warna rambut : Hitam Kemerahan
Ketombe : Tidak Ada ketombe
Benjolan : Tidak Ada Benjolan
b) Wajah
Hiperpigmentasi : tidak ada
Pucat : Tidak Pucat
Oedema : Tidak Oedema
c) Mata
Simetris : Ya
Kelopak Mata : Tidak Oedema
Konjunctiva : Merah Muda
Sklera : Putih
d) Hidung
Simetris : Ya
Polip : Tidak Ada Pembesaran Polip
Kebersihan : Bersih
e) Mulut & Gigi
Warna Bibir : Merah Muda
Pacah – Pacah : bibir pecah-pecah
Sariawan : Tidak Ada
Gigi : Tidak Ada Caries
f) Telinga
Simetris : Ya
Gangguan Pendengaran : Tidak Ada
12
g) Leher
Simetris : Ya
Kelenjar Tyroid : Tidak Ada Pembesaran Thyroid
Kelenjar Getah Bening : Tidak Ada Pembesaran Getah bening
h) Ketiak
Pembesaran Limfe : Tidak Ada
i) Dada
Retraksi : Tidak Ada
Bunyi Mengi / Ronchi : Tidak Ada
j) Payudara
Simetris : Ya
Pembesaran : Ada, Kanan Dan Kiri
Puting Susu : Menonjol
Benjolan : Tidak Ada
Rasa Nyeri : Tidak Ada
Hiperpigmentasi : Ada, Pada Putting Susu Dan Aerola
Konsistensi : Keras
Pengeluaran : Colostrum
k) Punggung Dan Pinggang
Simetris : Ya
Nyeri Ketuk : Tidak Ada
l) Abdomen
Pembesaran : Tidak Ada
Konsistensi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
Uterus : TFU : 2 Jari Dibawah Pusat
Kontraksi : Baik
m) Anogenital
Vulva : Tidak Oedema
Perineum : Ada Laserasi
Pengeluaran Pervaginam : Lochea Rubra
Anus : Tidak Ada Hemoroid
n) Ekstermitas Bawah
13
Oedema : Tidak Ada
Kemerahan : Tidak Ada
Varices : Tidak Ada
Refleks Patella : (+) Kanan Dan Kiri
C. Data Penunjang
a. Riwayat Persalinan Sekarang
1. Ibu
Tempat Melahirkan : BPS
Penolong : Bidan
Jenis Persalinan : Spontan Pervaginam
Lama Persalinan : 13 Jam 45 Menit
Catatan Waktu
Kala I :9 Jam 55 menit
Kala II : 1 jam 30 Menit
Kala III : 18 Menit
Kala IV :2 jam
Ketuban Pecah : 15 menit
Plasenta
Lahir Secara : Spontan
Berat : ± 450 Gram
Panjang Tali Pusat : 50 Cm
Perineum : Ada Laserasi Derajat III
2. Bayi
Lahir Tanggal / Pukul : 21 Mei 2018 / 10.05 WIB
Berat Badan : 3300 Gram
Panjang Badan : 50 Cm
Nillai APGAR : 9 / 10
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Cacat Bawaan : Tidak Ada
Masa Gestasi : 39 minggu 2 hari
14
C. ANALISA
o Pada kasus Ny.M berdasarkan hail pengkajian pada luka perineum tidak menunjukan
adanya tanda-tanda infeksi sehingga tidak ada masalah potensial yang mengandung.
o Pada kasus Ny.M tidak ada data yang menunjang perlunya tindakan segera.
D. Rencana Tindakan
E. Pelaksanaan
a. Menjelaskan keadaan ibu saat ini dalam keadaan baik sesuai dengan pemeriksaan
yang telah dilakukan
b. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mulas yang dialami adalah hal yang normal, hal ini
dikarenakan proses pengembalian rahim kebentuk semula dan sedangkan nyeri luka
jahitan adalah hal yang wajar karena pada perineum ibu baru saja dilakukan
penjahitan dan memberitahu ibu agar tidak usah takut untuk bergerak.
c. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu belajar miring kiri, miring kanan dan
belajar berjalan perlahan.
d. Menganjurkan ibu untuk selalu memberi ASI awal pada bayinya, karena manfaat
ASI begitu penting bagi imun/ kekebalan tubuh bayi.
e. Menganjurkan ibu untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisi seperti yang sudah di
ajarkan yaitu, makanan bergizi seperti yang mengandung karbohidrat untuk tenaga
seperti yang terdapat pada nasi, jagung, roti, dan kentang, lalu protein hewani dan
nabati yang terdapat pada telur, tahu, tempe, ikan, sayuran hijau yang banyak
mengandung zat besi seperti bayam, daun pepaya, kangkung, lalu buah yang banyak
15
mengandung vitamin dan serat seperti jeruk, pepaya, mangga dll, serta minum 8 gelas
perhari untuk memenuhi kebutuhan ibu dan proses menyusui, serta menjelaskan
bahwa anggapan ibu tentang mengkonsumsi telur akan mengakibatkan gatal pada luka
itu tidak benar kecuali ibu memang memiliki alergi telur dari sebelumnya, justru ibu
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung protein seperti telur
untuk mempercepat penyembuhan luka.
f. Menjelaskan kebutuhan istirahat yaitu: Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat
yang berkualitas untuk memulihkan kembali kondisi fisiknya,kebutuhan istirahat bagi
ibu menyusui minimasl 8 jam sehari,yang dapat dipenuhi melalui istirahat siang dan
malam.
g. Menganjurkan ibu untuk melakukan bounding attachment yaitu rawat gabung antara
ibu dan bayinya agar terjalin ikatan batin antara ibu dan bayi
h. Menjelaskan pada ibu tentang perawtan luka perineum yaitu
o Siapkan alat-alatnya : botol, baskom, dan gayung atau shower air hangat, handuk
bersih, air hangat, pembalut nifas.
o Periapan pasien : beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, jaga
privasi pasien, dan beri poisi dorsal recumbent.
o Tindakan yang dilakukan yaitu: mencuci tangan terlebih dahulu, mengii botol
plastic yang dimiliki dengan air hangat, buang pembalut yang telah penuh dengan
gerakan kebawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut kedalam
kantung plastic, berkemih dan BAB ketoilet, semprotkan ke seluruh perineum
dengan air, keringankan perineum dengan menggunakan tissue dari depan
kebelakanag, pasang pembalut dari depan ke belakang, dan cuci tangan kembali.
F. Evaluasi
Setelah dilakukanya asuhan pada Ny.M dapat di evaluasi dengan hasil sebagai
berikut :
1. Ibu mengerti keadaannya saat ini dalam keadaan baik
2. Ibu mengerti bahwa keluhan yang dialaminya adalah normal
3. Ibu telah melakukan mobilisasi dini
4. Ibu memberi ASI awal pada bayinya
5. Ibu berjanji akan selalu memenuhi kebutuhan nutrisinya
16
6. Ibu berjanji akan memenuhi kebutuhan istirahatnya
7. Telah dilakukan bounding attachment pada ibu dan bayinya
8. Telah dilakukan perawatan luka pada perineum ibu, dan ibu mengerti cara
perawatan perineum yang telah diajarkan.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prevalensi perineum utuh adalah 25,2%. Prediktif faktor untuk perineum utuh
adalah berat lahir, paritas, sebelumnya oes operasi caesar (tanpa kelahiran vagina
sebelumnya) dan posisi selama tahap kedua persalinan. Memahami-Lebih lanjut tentang
peran faktor-faktor ini dapat mendukung manajemen kelahiran vagina spontan untuk
fenomena ini.
Perawatan luka perineum sendiri secara benar yaitu dengan cara mengompres
dengan kassa betadine setiap selesai BAK maupun BAB. Asuhan yang diberikan efektif
dilihat dari observasi yang dilakukan pada hari ke-6 jahitan sudah kering, tidak nyeri,
dan tidak ada oedem. Sikap ibu nifas yang memiliki sikap positif akan menimbulkan rasa
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu seorang bidan atau tenaga kesehatan
lainnya harus lebih cepat mendiagnosa dan menegakkan diagnosa, agar kematian ibu bisa
Dapat menjadi sumber informasi kepada peneliti tentang asuhan kebidanan ibu
nifas pada Perawatan Luka Perineum. Dapat menjadi informasi dasar mengenai asuhan
kebidanan ibu nifas pada Perawatan Luka Perineum.Bagi lahan praktek hasil penulisan
ini
18
Dapat memberikan masukan pada tenaga kesehatan untuk lebih mempertahankan
dan meningkatkan pelaksanaan praktek layanan asuhan kebidanan khususnya ibu nifas
19
DAFTAR PUSTAKA
20