Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

MATA KULIAH EVIDENCE BASED


TENTANG
PERAWATAN PERINEUM PADA IBU NIFAS

DOSEN :

DINIYATI, M.KEB

OLEH

KELOMPOK 18 :

1. Sulastri Fitriani NIM PO71241190116


2. Sri Wulandari NIM PO71241190126

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI


DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdarahan pasca persalinan masih menjadi satu dari penyebab kematian ibu yang

paling banyak di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, negara-negara industri dan negara

berkembangpun, perdarahan pasca persalinan masih menempati urutan pertama dari tiga

etiologi kematian ibu, disamping emboli dan hipertensi. WHO memperkirakan bahwa

ada lebih dari 585.000 kasus kematian ibu pada tahun 1990 diseluruh dunia, dimana

25%-nya akibat perdarahan pasca persalinan.

Perawatan post partum harus benar-benar diperhatikan karena diperkirakan 60%

kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas

terjadi dalam 24 jam pertama (Dewi dan Sunarsih, 2011). Penyebab kematian ibu yaitu

karena perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, lain – lain 40,8 %

(KeMenKes RI 2016). Morbiditas pada minggu pertama postpartum biasanya

disebabkan karena endometriosis, mastitis, infeksi pada episiotomi atau laserasi, infeksi

traktus urinarius, dan penyakit lain (Riskesdas,2018).

Masa nifas (puerperinium) berasal dari bahasa latin yaitu puer yang artinya bayi

dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sudah melahirkan atau organ

reproduksi ibu berangsur-angsur akan pulih seperti keadaan sebeluh hamil (Andriyani,

2012). Masa nifas diperkirakan 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam setelah

persalinan, sehingga masa nifas sangat penting di pantau oleh bidan (Walyani, 2015)

Umumnya seperti semua luka baru, area episiotomi atau luka sayatan

membutuhkan waktu untuk sembuh 6 hingga 7 hari. Perawatan perineum yang tidak

benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea akan lembab dan

2
sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi

pada perineum. Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat

juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah

ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka (Marmi, 2014).

Target yang telah ditentukan oleh SDGs mengenai kematian ibu yaitu mengurangi

angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (SDGs, 2015).

Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000

jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara

16.000 jiwa (WHO, 2014). Untuk Angka Kematian ibu di indonesia pada tahun 2015

adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini menunjukan penurunan di bandingkan

pada tahun 2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (KeMenKes RI, 2016).

Kematian Ibu dan Angka Kematian Perinatal di Indonesia masih sangat tinggi

tahun 2017 AKI di Indonesia tercatat 305 per 100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia 38

ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Sekitar 15% dari kehamilan

dan persalinan mengalami komplikasi dan 85% normal. 75% dari kematian ibu

disebabkan oleh perdarahan hebat, infeksi, tekanan darah tinggi saat kehamilan (pre-

eklampsia/eklampsia), partus lama (macet) dan abrsi tidak aman (Rikesdas, 2018).

Masa nifas terdapat 3 tahapan yaitu Puerperium dini suatu masa kepulihan ibu

diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan, puerperium intermedia suatu masa

kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu, remote

puerperium waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan

sempurna terutama bila ibu selama hamil atau persalinan mengalami komplikas

(Nugroho 2014).

Perawatan perineum merupakan proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia

seperti (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) (Nugroho, 2014). Kebersihan vagina

3
jika tidak terjaga dengan baik pada masa nifas maka dapat menimbulkan terjadinya

infeksi pada vagina dan dapat meluas sampai ke rahim.

Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab tertinggi AKI. Infeksi masa nifas

merupakan peradangan yang terjadi pada organ reproduksi (Maritalia, 2012). Ibu

beresiko terjadinya infeksi post partum dikarenakan luka bekas pelepasan pasenta,

laserasi pada saluran genetalia termasuk episiotomi dan laserasi. Robekan jalan lahir

merupakan luka atau robekan yang jaringan yang tidak teratur (Walyani 2015).

Gejala umum infeksi dapat dilihat dari temperatur atau suhu pembengkakan

takikardi dan malaise (Nugroho 2014). Pelayanan dan penanganan komplikasi kebidanan

pada ibu nifas adalah memberikan perlindungan dan penanganan yang cepat, tanggap

dan akurat sesuai standar kesehatan yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan

rujukan. Pelayanan kesehatan ibu nifas juga termasuk kegiatan sweeping atau kunjungan

rumah bagi ibu nifas yang tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes RI,

2016).

Perawatan perineum yang benar merupakan indikator perilaku sehat yang sangat

diharapkan. Menjaga kebersihan perineum sangat penting karena ibu post partum sangat

rentan terhadap kejadian infeksi, ibu perlu menjaga kebersihan tubuhnya, pakaian yang

dipakai dan kebersihan perineum khususnya setiap habis BAK/BAB (Sujiatini, 2015).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan perawatan perineum pada masa nifas dan

dapat mendokumetasikannya dalam bentuk SOAP

2. Tujuan Khusus

a. Memahami konsep asuhan kebidanan dengan perawatan perineum

4
b. Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif

c. Menganalisa data untuk menentukan diagnosa aktual dan diagnosa potensial serta

masalah potensial yang mungkin timbul

d. Membuat rencana asuhan

e. Melakukan asuhan kebidanan sesai dengan rencana yang telah disusun

f. Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang dilaksanakan

C. Manfaat

1. Menambah pengetahuan mengenai perawatan perineum

2. Mengetahui pelaksanaan perawatran perineum

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perawatan Perineum

1. Definisi

Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah

antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran

placenta sampai dengan kembalinya organ genetal seperti pada waktu sebelum hamil

(Prawirohardjo, 2015).

2. Tujuan Perawatan Luka Perineum

Tujuan perawatan luka perineum menurut Sujiyatini, dkk (2015) adalah

mencegah terjadinya lnfeksi pada organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh

masuknya mikroorganisme melalui vulva yang terbuka atau akibat dari

perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut) serta

kontaminasi dari rektum. Perawatan perineum juga untuk meningkatkan kenyamanan

ibu nifas dengan menjaga kebersihannya dan meningkatkan penyembuhannya.

3. Cara membersihkan luka perineum

Menurut Kartika (2018) untuk menghindari terjadinya infeksi, maka cara

membersihkan luka perineum adalah sebagai berikut :

a. Siapkan alat-alat cuci seperti sabun yang lembut, air, baskom, waslap, kasa dan

pembalut wanita yang bersih.

b. Cuci tangan di kran atau air yang mengalir dengan sabun.

c. Lepas pembalut yang kotor dari depan ke belakang.

d. Semprotkan atau cuci dengan betadin bagian perineum dari arah depan ke belakang.

e. Keringkan dengan waslap atau handuk dari depan ke belakang.

6
f. Setelah selesai, rapikan alat-alat yang digunakan pada tempatnya.

g. Cuci tangan sampai bersih.

h. Catat jika ada perubahan-perubahan perineum, khususnya tanda infeksi.

i. Lakukan tidur dengan ketinggian sudut bantal tidak boleh lebih dari 30 derajat.

4. Perawatan Luka Perineum

Menurut Kemenkes RI (2016) adalah sebagai berikut:

a. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.

b. Menghindari pemberian obat trandisional.

c. Menghindari pemakaian air panas untuk berendam.

d. Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3 – 4 x sehari.

e. Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan

penyembuhan luka.

5. Waktu Perawatan Luka Perineum

Menurut Sujiyatini, dkk (2015) waktu perawatan lukaperineum adalah:

a. Saat mandi

Pada saat mandi, Ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka

maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung

pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian

pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

b. Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil maka kemungkinan besar

terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan

bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

c. Setelah buang air besar

7
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar

anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang

letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dari perineum

secara keseluruhan.

6. Dampak dari Perawatan Perineum

Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal

berikut ini:

a. Infeksi

Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangat menunjang

perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada

perineum.

b. Komplikasi

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung

kemih ataupun pada jalan lahir yang dapatberakibat pada munculnya komplikasi

infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.

c. Kematian Ibu post partum

Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian

pada Ibu post partum mengingat kondisi fisik Ibu post partum masih lemah

(Suwiyoga, 2014).

8
BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Perawatan Luka Perineum Terhadap
Ny. M

I. Pengkajian
Tanggal : 21 Mei 2018
Jam : 16.05 WIB
Tempat : BPS.

A. Data Subjektif
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny. M Tn. A
Umur : 25 Tahun 25 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Palembang/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jl.Hj.komaruddin kavlingan Jl.Hj.komaruddin Raja basa raya
no.5 kavlingan Raja basa Bandar lampung raya Bandar lampung

2. Alasan Datang : Melakukan Kunjungan 6 Jam Post Partum

3. Keluhan Utama : Ibu mengatakan saat ini masih terasa nyeri pada luka perineum.

4. Riwayat Kesehatan
1) Sekarang : Ibu mengatakan saat ini dalam kondisi baik, ibu tidak sedang
mengalami sakit seperti DM.
2) Yang Lalu : ibu mengatakan tidak pernah menderita sakit
yang lama seperti DM.
3) Keluarga : Ibu mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita sakit baik
yang menular maupun menurun.

9
5. Riwayat Obstetric
a. Riwayat Haid :
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Teratur / Tidak : Teratur
Lama : 4 – 5 hari
Volume : 3 kali ganti pembalut
Warna : merah segar
Dismenorhea : Ya
Bau : Khas Darah yaitu amis
Flour albus : Tidak pernah

b. Riwayat kehamilan sekarang ( data didapat dari KIA )


1) HPHT : 19 Agustus 2011
2) Taksiran Persalinan : 26 Mei 2013
3) Tanggal bersalin : 21 Mei 2012
4) Frekuensi ANC : 7 kali
5) Suntik TT : 2 kali
6) Penyuluhan yang sudah didapat :
- Gizi / nutrisi.
- Tanda – tanda persalinan.
- Tanda bahaya kehamilan.
- Personal higyene.

6. Riwayat KB
Belum pernah
7. Pola kebutuhan sehari – hari
a. Nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3 kali sehari, 1 porsi dengan menu nasi, lauk, sayur.
Setiap hari ibu minum air putih 7 – 8 gelas ditambah dengan susu 2 gelas.
Selama Nifas : selama 6 jam post partum Ibu makan 1 posri dengan menu nasi,
lauk, sayur, buah. Yaitu dengan 2 centong nasi, lauknya tempe, tahu, dan daging-
dagingan saja, karna ibu mempunyai riwayat alergi, sayurnya sayur bening katuk,

10
bayam, dll, dan ibu makan buah-buhan seperti jeruk, apel dan lain-lain, dan ibu
menghabiskan 6 – 7 gelas air putih.

b. Pola eliminasi
Selama hamil: Ibu BAB 1 kali sehari dengan warna kuning kecoklatan, konsistensi
lembek, warna khas, setiap hari ibu BAK 5 – 6 kali dengan warna kuning jernih dan
berbau khas amoniak.
Selama Nifas :selama 6 jam post partum ini ibu belum BAB, selama pengkajian ini
ibu sudah BAK 2 kali dengan warna kuning jernih dan berbau khas.
c. Pola istirahat
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur malam 6 – 7 jam, tidur siang 1 – 2 jam.
Selama Nifas : selma 6 jam post partum Ibu mengatakan tidur selama 3 jam post
partum
d. Personal hygiene
Selama hamil : Ibu mandi 2 kali sehari, sering mengganti celana dalam saat lembab
Selama Nifas : selama 6 jam post partum Ibu belum mandi tapi ibu sering
mengganti pembalut sehabis BAB, atau saat pembalut ibu sudah penuh.
e. Pola sexsual
Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil jarang melakukan hubungan seksual,
minimal 1 kali seminggu.
Selama Nifas :selama 6 jam post partum ini ibu belum melakukan hungan seksual
karena ibu baru saja melahirkan.
8. Riwayat psikososial
a. Status perkawinan : Syah
b. Status emosional : Stabil
9. Riwayat spiritual
a. Selama hamil : Ibu mengatakan rajin beribadah setiap hari
b. Selama nifas : selama 6 jam post partum ibu tidak bisa beribadah karena
ibu masih dalam masa nifas

B. Data Objektif ( O )
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik

11
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda – tanda vital
TD : 110 / 70 mmHg
Pernafasan : 22 kali / menit
Nadi : 84 kali / menit
Suhu : 36,80C
2. Pemeriksaan fisik kebidanan
a) Kepala
Warna rambut : Hitam Kemerahan
Ketombe : Tidak Ada ketombe
Benjolan : Tidak Ada Benjolan
b) Wajah
Hiperpigmentasi : tidak ada
Pucat : Tidak Pucat
Oedema : Tidak Oedema
c) Mata
Simetris : Ya
Kelopak Mata : Tidak Oedema
Konjunctiva : Merah Muda
Sklera : Putih
d) Hidung
Simetris : Ya
Polip : Tidak Ada Pembesaran Polip
Kebersihan : Bersih
e) Mulut & Gigi
Warna Bibir : Merah Muda
Pacah – Pacah : bibir pecah-pecah
Sariawan : Tidak Ada
Gigi : Tidak Ada Caries
f) Telinga
Simetris : Ya
Gangguan Pendengaran : Tidak Ada

12
g) Leher
Simetris : Ya
Kelenjar Tyroid : Tidak Ada Pembesaran Thyroid
Kelenjar Getah Bening : Tidak Ada Pembesaran Getah bening
h) Ketiak
Pembesaran Limfe : Tidak Ada
i) Dada
Retraksi : Tidak Ada
Bunyi Mengi / Ronchi : Tidak Ada
j) Payudara
Simetris : Ya
Pembesaran : Ada, Kanan Dan Kiri
Puting Susu : Menonjol
Benjolan : Tidak Ada
Rasa Nyeri : Tidak Ada
Hiperpigmentasi : Ada, Pada Putting Susu Dan Aerola
Konsistensi : Keras
Pengeluaran : Colostrum
k) Punggung Dan Pinggang
Simetris : Ya
Nyeri Ketuk : Tidak Ada
l) Abdomen
Pembesaran : Tidak Ada
Konsistensi : Keras
Kandung Kemih : Kosong
Uterus : TFU : 2 Jari Dibawah Pusat
Kontraksi : Baik
m) Anogenital
Vulva : Tidak Oedema
Perineum : Ada Laserasi
Pengeluaran Pervaginam : Lochea Rubra
Anus : Tidak Ada Hemoroid
n) Ekstermitas Bawah

13
Oedema : Tidak Ada
Kemerahan : Tidak Ada
Varices : Tidak Ada
Refleks Patella : (+) Kanan Dan Kiri

C. Data Penunjang
a. Riwayat Persalinan Sekarang
1. Ibu
Tempat Melahirkan : BPS
Penolong : Bidan
Jenis Persalinan : Spontan Pervaginam
Lama Persalinan : 13 Jam 45 Menit
Catatan Waktu
Kala I :9 Jam 55 menit
Kala II : 1 jam 30 Menit
Kala III : 18 Menit
Kala IV :2 jam
Ketuban Pecah : 15 menit
Plasenta
Lahir Secara : Spontan
Berat : ± 450 Gram
Panjang Tali Pusat : 50 Cm
Perineum : Ada Laserasi Derajat III
2. Bayi
Lahir Tanggal / Pukul : 21 Mei 2018 / 10.05 WIB
Berat Badan : 3300 Gram
Panjang Badan : 50 Cm
Nillai APGAR : 9 / 10
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Cacat Bawaan : Tidak Ada
Masa Gestasi : 39 minggu 2 hari

14
C. ANALISA

o Pada kasus Ny.M berdasarkan hail pengkajian pada luka perineum tidak menunjukan

adanya tanda-tanda infeksi sehingga tidak ada masalah potensial yang mengandung.
o Pada kasus Ny.M tidak ada data yang menunjang perlunya tindakan segera.

D. Rencana Tindakan

1. Jelaskan tentang kondisi ibu saat ini


2. Jelaskan tentang keluhan yang ibu rasakan
3. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini
4. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI awal pada bayinya

5. Anjurkan ibu untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisi


6. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan istirahat

7. Anjurkan ibu untuk melakukan bounding attachment


8. Ajarkan dan lakukan perawatan luka perineum pada ibu

E. Pelaksanaan

a. Menjelaskan keadaan ibu saat ini dalam keadaan baik sesuai dengan pemeriksaan
yang telah dilakukan
b. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa mulas yang dialami adalah hal yang normal, hal ini
dikarenakan proses pengembalian rahim kebentuk semula dan sedangkan nyeri luka
jahitan adalah hal yang wajar karena pada perineum ibu baru saja dilakukan
penjahitan dan memberitahu ibu agar tidak usah takut untuk bergerak.
c. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu belajar miring kiri, miring kanan dan
belajar berjalan perlahan.
d. Menganjurkan ibu untuk selalu memberi ASI awal pada bayinya, karena manfaat
ASI begitu penting bagi imun/ kekebalan tubuh bayi.
e. Menganjurkan ibu untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisi seperti yang sudah di
ajarkan yaitu, makanan bergizi seperti yang mengandung karbohidrat untuk tenaga
seperti yang terdapat pada nasi, jagung, roti, dan kentang, lalu protein hewani dan
nabati yang terdapat pada telur, tahu, tempe, ikan, sayuran hijau yang banyak
mengandung zat besi seperti bayam, daun pepaya, kangkung, lalu buah yang banyak

15
mengandung vitamin dan serat seperti jeruk, pepaya, mangga dll, serta minum 8 gelas
perhari untuk memenuhi kebutuhan ibu dan proses menyusui, serta menjelaskan
bahwa anggapan ibu tentang mengkonsumsi telur akan mengakibatkan gatal pada luka
itu tidak benar kecuali ibu memang memiliki alergi telur dari sebelumnya, justru ibu
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung protein seperti telur
untuk mempercepat penyembuhan luka.
f. Menjelaskan kebutuhan istirahat yaitu: Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat
yang berkualitas untuk memulihkan kembali kondisi fisiknya,kebutuhan istirahat bagi
ibu menyusui minimasl 8 jam sehari,yang dapat dipenuhi melalui istirahat siang dan
malam.
g. Menganjurkan ibu untuk melakukan bounding attachment yaitu rawat gabung antara
ibu dan bayinya agar terjalin ikatan batin antara ibu dan bayi
h. Menjelaskan pada ibu tentang perawtan luka perineum yaitu
o Siapkan alat-alatnya : botol, baskom, dan gayung atau shower air hangat, handuk
bersih, air hangat, pembalut nifas.
o Periapan pasien : beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan, jaga
privasi pasien, dan beri poisi dorsal recumbent.
o Tindakan yang dilakukan yaitu: mencuci tangan terlebih dahulu, mengii botol

plastic yang dimiliki dengan air hangat, buang pembalut yang telah penuh dengan
gerakan kebawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut kedalam
kantung plastic, berkemih dan BAB ketoilet, semprotkan ke seluruh perineum
dengan air, keringankan perineum dengan menggunakan tissue dari depan
kebelakanag, pasang pembalut dari depan ke belakang, dan cuci tangan kembali.

F. Evaluasi

Setelah dilakukanya asuhan pada Ny.M dapat di evaluasi dengan hasil sebagai
berikut :
1. Ibu mengerti keadaannya saat ini dalam keadaan baik
2. Ibu mengerti bahwa keluhan yang dialaminya adalah normal
3. Ibu telah melakukan mobilisasi dini
4. Ibu memberi ASI awal pada bayinya
5. Ibu berjanji akan selalu memenuhi kebutuhan nutrisinya

16
6. Ibu berjanji akan memenuhi kebutuhan istirahatnya
7. Telah dilakukan bounding attachment pada ibu dan bayinya
8. Telah dilakukan perawatan luka pada perineum ibu, dan ibu mengerti cara
perawatan perineum yang telah diajarkan.

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Prevalensi perineum utuh adalah 25,2%. Prediktif faktor untuk perineum utuh

adalah berat lahir, paritas, sebelumnya oes operasi caesar (tanpa kelahiran vagina

sebelumnya) dan posisi selama tahap kedua persalinan. Memahami-Lebih lanjut tentang

peran faktor-faktor ini dapat mendukung manajemen kelahiran vagina spontan untuk

mempromosikan perineum utuh. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami

fenomena ini.

Perawatan luka perineum sendiri secara benar yaitu dengan cara mengompres

dengan kassa betadine setiap selesai BAK maupun BAB. Asuhan yang diberikan efektif

dilihat dari observasi yang dilakukan pada hari ke-6 jahitan sudah kering, tidak nyeri,

dan tidak ada oedem. Sikap ibu nifas yang memiliki sikap positif akan menimbulkan rasa

yakin akan pentingnya perawatan luka perineum.

B. Saran

Saran yang dapat kami sampaikan yaitu seorang bidan atau tenaga kesehatan

lainnya harus lebih cepat mendiagnosa dan menegakkan diagnosa, agar kematian ibu bisa

berkurang di indonesia. Menjadi sumber wawasan dan bahan kepustakan dalam

memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada Perawatan Luka Perineum.

Dapat menjadi sumber informasi kepada peneliti tentang asuhan kebidanan ibu

nifas pada Perawatan Luka Perineum. Dapat menjadi informasi dasar mengenai asuhan

kebidanan ibu nifas pada Perawatan Luka Perineum.Bagi lahan praktek hasil penulisan

ini

18
Dapat memberikan masukan pada tenaga kesehatan untuk lebih mempertahankan

dan meningkatkan pelaksanaan praktek layanan asuhan kebidanan khususnya ibu nifas

pada Perawatan Luka Perineum.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan dasar; 2018.


2. Kartika. (2008). Sehat Setelah melahirkan. Klaten: kawan Kita.
3. Maritalia, 2012. “Hubungan Sikap Ibu Nifas Terhadap Makana Gizi Seimbang Dengan
Penyembuhan Luka Perineum Di Klinik Bersalin Khairunnisa Tahun 2012, Dalam
Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 2012. Riau.
4. Marmi. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas "Purperium Care". Yogyakarta: Pustaka
Pelajar; 2014. Notoatmodjo, S, Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta 2012
5. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo;
2015.
6. Walyani. 2015 ”Prilaku Merawat Luka Perineum Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja
Puskesmas Darma Rini Kabupaten Temanggung” Dalam Artikel Ilmiah Kebidanan,
Agustus 2015, Ungaran.
7. Sujiyatini, Dkk. Asuhan Ibu Nifas Askeb III. Yogyakarta: Cyrillus Publisher; 2015.
8. Yunita. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta: Trans Info Media;
2014.

20

Anda mungkin juga menyukai